Anda di halaman 1dari 15

ASKEP FRAKTUR

OLIVIANI SENAEN
15 061 066
DEFINISI FRAKTUR

• Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan


tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa. (Kapita Selekta
Kedokteran; 2000)
• Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa (R. Sjamsuhidayat dan Wim de
Jong,1998).
Berbagai jenis khusus fraktur:
– Fraktur komplet: patah pada seluruh garis
tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran.
– Fraktur tidak komplet: patah hanya pada
sebagian dari garis tengah tulang
– Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak
menyebabkan robeknya kulit
– Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit
atau membran mukosa sampai ke patahan
tulang.
– Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi
tulang patah, sedang sisi lainnya membengkak.
 Transversal: fraktur sepanjang garis tengah
tulang
 Kominutif: fraktur dengan tulang pecah
menjadi beberapa fragmen
 Depresi: fraktur dengan fragmen patahan
terdorong ke dalam
 Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami
kompresi (terjadi pada tulang belakang)
 Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah
tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah
perlekatanya
Etiologi
• Trauma
• Gaya meremuk
• Gerakan puntir mendadak
• Kontraksi otot ekstrem
• Keadaan patologis: osteoporosis, neoplasma
• Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada
kulit
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis umum pada fraktur meliputi:
• Luka pada daerah yang terkena membengkak dan
disertai rasa sakit
• Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya
sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma,
dan edema
• Deformitas karena adanya pergeseran fragmen
tulang yang patah
• Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur
• Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu
Patofisiologi

Fraktur terjadi ketika tulang mendapatkan energi


kinetik yang lebih besar dari yang dapat tulang serap.
Fraktur itu sendiri dapat muncul sebagai akibat dari
berbagai peristiwa diantaranya pukulan langsung,
penekanan yang sangat kuat, puntiran, kontraksi otot
yang keras atau karena berbagai penyakit lain yang
dapat melemahkan otot.
Pada dasarnya ada dua tipe dasar yang dapat
menyebabkan terjadinya fraktur, kedua mekanisme
tersebut adalah: Yang pertama mekanisme direct force
dimana energi kinetik akan menekan langsung pada
atau daerah dekat fraktur. Dan yang kedua adalah
dengan mekanisme indirect force, dimana energi
kinetik akan disalurkan dari tempat tejadinya
tubrukan ke tempat dimana tulang mengalami
kelemahan.
Komplikasi

1. Komplikasi awal: Shock


Hipovolemik/traumatik, Emboli lemak,
Sindrom kompartemen, Kerusakan arteri,
Injuri saraf, Infeksi.
2. Komplikasi lambat : Delayed union, Non
union, Mal union, Nekrosis avaskuler tulang,
Kekakuan sendi lutut, Gangguan saraf perifer
akibat traksi yang berlebihan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur:
menentukan lokasi, luasnya fraktur/trauma
2. Scan tulang: menidentifikasi kerusakan jaringan
lunak
3. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
4. Arteriografi: dilakukan bila kerusakan vaskuler
dicurigai
5. Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban
kreatinin untuk klirens ginjal
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah atau cedera hati
Penatalaksanaan umum
• Atasi syok dan perdarahan, serta dijaganya lapang
jalan nafas
• Sebelum penderita diangkut, pasang bidai untuk
mengurangi nyeri, mencegah bertambahnya
kerusakan jaringan lunak dan makin buruknya
kedudukan fraktur.
 Fraktur tertutup:
 Reposisi, diperlukan anestesi. Kedudukan fragmen
distal dikembalikan pada alligment dengan
menggunakan traksi.
 Fiksasi atau imobilisasi
 Sendi-sendi di atas dan di bawah garis fraktur
biasanya di imobilisasi. Pada fraktur yang sudah di
imobilisasi maka gips berbantal cukup untuk
imobilisasi.
 Restorasi (pengembalian fungsi)
 Setelah imobilisasi akan terjadi kelemahan otot dan
kekakuan sendi, dimana hal ini diatasi dengan
fisioterapi.
2. Fraktur terbuka:
• Tindakan pada saat pembidaian diikuti dengan
menutupi daerah fraktur dengan kain steril (jangan
• Dalam anestesi, dilakukan pembersihan luka dengan
aquadest steril atau garam fisiologis
• Eksisi jaringan yang mati
• Reposisi
• Penutupan luka
• Fiksasi
• Restorasi
ASUHAN KEPERAWATAN
TERIMAH KASIH
“GOD BLESS”

Anda mungkin juga menyukai