Anda di halaman 1dari 20

Pelaksanaan Kegiatan Manajemen di

Ruang Rawat

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Indah Wulandari Berutu 1814301007
Gita Metavia 1814301009
Kholisatul Muawanah 1814301025
M. Agung Prasetia 1814301027
Susi Susanti 1814303036
 
A. Operan Jaga

Operan jaga merupakan komunikasi yang dilakukan antar


perawat dalam menyampaikan kondisi pasien secara jelas
dan lengkap dalam pergantian shift saat penyerahan
tanggung jawab dari perawatan kesatu ahli perawatan
kesehatan kelainnya (JCAHO, 2007).
Tujuan dan fungsi operan jaga

Tujuan dari operan jaga menurut nursalam (2011) :


Tujuan umum
Melakukan komunikasi mengenai keadaan pasien dan menyampaikan
informasi.
Tujuan khusus
Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien
Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam hal asuhan
keperawatan kepada pasien.
Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat.
Menyusun rencana kerja.
Operan jaga (handoff) bertujuan memperbaiki kembali tugas yang
diberikan saat perpindahan informasi dalam keselamatan pasien dan
keefektifan bekerja.
Manfaat Operan Jaga

 Bagi Perawat
Meningkatkan kemampuan komunikasi perawat.
Menjalin hubungan kerjasama dan tanggung jawab antar
perawat.
Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.

 Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan klien secara komperhenshif.
B. Pre Conference

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana


setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka Pre
conference ditiadakan. Isi Pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim dan
PJ tim (Modul MPKP, 2006). Pre conference merupakan
tahapan sebelum melakukan conference yang akan dilakukan
oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan
dilakukan sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Tujuan pre conference

 Tujuan pre conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :


Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan
Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien
Bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk
pembelajaran pada setting klinik.
Menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik
Menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik
Syarat Pre Confrence

Syarat pre confrence menurut Modul MPKP (2006) yaitu :


Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan.
Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit.
Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang
keadaan pasien, perencanaan tindakan dan data-data yang
perlu ditambahkan
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim.
C. Bed Side Teaching

Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan


langsung di depan pasien. Dengan metode bedside teaching
mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan,
melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik
dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan,
mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter
kepada pasien.
 Tujuan Bedside Teaching
Peserta didik mampu menguasai
keterampilan prosedural.
Menumbuhkan sikap profesional.
Mempelajari perkembangan biologis/fisik.
Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.
 Prinsip Dasar Bedside Teaching

Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari pembimbing


klinik peserta didik dan klien.
Jumlah peserta didik dibatasi idealnya5-6 orang.
Lanjutkan dengan redemonstrasi.
Kaji permasalahan peserta didik sesegera mungkin terhadap
apa yang dilakukan.
Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum
pernah diperoleh peserta didik sebelumnya,atau
apabila peserta didik menghadapi kesulitan penerapannya.
D. Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk


mengatasi masalah keperawatan pasien yang
dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat
primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2002).
 Tujuan

 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.

 Tujuan Khusus
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.
Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis.
Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
 Manfaat
Masalah pasien dapat teratasi.
Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional.
Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan
dengan tepat dan benar.
E. Post conference

adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang


hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada
shift berikut. Isi Post conference adalah hasil askep tiap
perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference adalah fase dimana dari hasil pembahasan dibuat
evaluasi. Setiap perawat harus mampun melakukan evaluasi
dari setiap conference yang sudah dilaksanakan sehingga
tahu apa yang harus dilakukan berikutnya.
 Tujuan Post Conference
Tujuan post conference menurut Modul MPKP (2006)
yaitu :
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah
Membandingkan masalah yang dijumpai
Mendiskusikan askep atau tindakan yang belum
dilaksanakan
F. Studi Kasus

Studi kasus dalam keperawatan merupakan riset kualitas yang


bertujuan untuk mengungkap suatu fenomena nyata yang dialami
oleh klien (sasaran individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat).
 manfaat studi kasus keperawatan yaitu:
mempelajari kehidupan klien secara nyata (evidence based);
mewakili pandangan dan perspekf subjek dalam suatu riset;
menjelaskan kondisi kontekstual klien
menyumbangkan wawasan ke dalam konsep keperawatan yang
ada agar dapat membantu menjelaskan perilaku sosial klien dan
menggunakan berbagai sumber buku daripada hanya satu sumber.
Studi kasus dalam keperawatan sebagai riset kualitas
memiliki tujuan untuk membangun kepercayaan dan
kredibilitas, yaitu:
Transparan.
Metodis.
Fakta (evidence).
G. Pendokumentasian Asuhan

Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik


atau semua warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan
bukti dalam persoalan hukum, sedangkan dokumentasi
keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang
dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan
tanggung jawab perawat (Hidayat, 2002).
 Tujuan Dokumentasi Keperawatan

Menurut Isti (2009), tujuan utama dokumentasi


keperawatan adalah:
 Sebagai sarana komunikasi.
 Sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat.
 Sebagai informasi statistik.
 Sebagai sarana pendidikan.
 Sebagai sumber data penelitian.
 Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan.
 Sebagai sumber data perencanaan asuhan keperawatan berkelanjutan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai