EVAPRO
EVAPRO
• Kemenkes 2015 menetapkan target 90% persalinan dibantu oleh tenaga medis.
• Data ditjen Kesehatan Masyarakat : persalinan dengan nakes 79,2% dan diluar
nakes 8,83%
• AKI dan AKB masih menjadi masalah yang actual di Jawa tengah. (AKI :
116,34/100.000 KH; AKB: 10,75/1.000 KH)
• Meningkatnya KIA merupakan tujuan dan sasaran jangka menengah dinas
kesehatan Jawa Tengah tahun 2018
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menyebabkan terkendalanya pencapaian target cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes di Puskesmas Bangsri Jepara Jawa Tengah 2018?
2. 2. Bagaimana cara untuk mencapai target cakupan pertolongan persalinan oleh
nakes di Puskesmas Bangsri Jepara Jawa Tengah 2018?
EPIDEMIOLOGI AKI
529.000 / tahun wanita di dunia meninggal karena komplikasi dari
kehamilan dan persalinan.
Berdasarkan SDKI 2016 AKI di Indonesia : 359 per 100.000
kelahiran hidup
ETIOLOGI AKI
Faktor langsung : perdarahan, eclampsia dan infeksi
Faktor tidak langsung : terlambat mengenali tanda bahaya,
terlambat merujuk, terlambat mendapat pelanan yang optimal.
PENGERTIAN ANC
ANC : pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental ibu hamil. ANC dilakukan minimal 4
kali. ANC mencakup 10 T.
TUJUAN ANC
TUJUAN PERSALINAN
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajad
kesehatan ang tinggi bagi ibu dan bayinya.
KLASIFIKASI PERSALINAN
Persalinan
Persalinan Persalinan
Normal
Buatan Anjuran
(Spontan)
KOMPLIKASI PERSALINAN
Tenaga Tenaga
Tenaga teknik
kesehatan kesehatan
biomedika
tradisional lainnya.
PENGERTIAN SISTEM RUJUKAN
4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
5. Ketentuan di atas tidak berlaku pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis
USIA PERKAWINAN DI INDONESIA
Jumlah
Luas
No Kelurahan RW RT Penduduk
Wilayah (km2)
(Jiwa)
1 Guyangan 7,53 41 11 11,347
2 Kepuk 7,41 32 8 6,002
3 Papasan 8,63 13 3 2,001
4 Srikandang 8,59 28 10 6,233
5 Tengguli 9,37 68 15 12,753
6 Bangsri 7,49 73 18 18,253
7 Banjaran 5,10 48 13 8,883
8 Wedelan 2,00 30 11 8,122
9 Jerukwangi 10,11 33 10 8,052
10 Kedungleper 3,09 21 6 5,543
11 Bondo 11,47 30 9 11,642
12 Banjar Agung 4,56 77 6 6,622
JUMLAH 85,35 444 120 105.453
DATA PENDUDUK
75+ Data Penduduk
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
Laki-laki Perempuan
PRESENTASE WANITA UMUR 10 TAHUN PERNAH KAWIN
MENURUT USIA PERKAWINAN PERTAMA
DI KABUPATEN JEPARA
DATA PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Jepara mengalami peningkatan. Terlihat dari semakin
sedikit penduduk yang tidak tamat SD. Dari data diatas juga didapatkan hasil bahwa penduduk dengan
tingkat pendidikan tamatan SD adalah yang terbanyak, sekitar 29,39% pada tahun 2018 dan 28,92%
pada tahun 2019.
DATA PEKERJAAN
Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
Lapangan pekerjaan yang paling banyak dikerjakan oleh masyarakat Kecamatan Bangsri
adalah perorangan, perdagangan, pertanian, dan jasa transportasi
VISI PUSKESMAS
IKS 0,11
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT (UKM)
Target Pencapaian
No Indikator
(%) (%)
1 Cakupan kunjungan bumil K4 100 93,48
2 Cakupan komplikasi kebidanan 100 100
yang ditangani
3 Cakupan pertolongan persalinan 100 94,98
oleh Nakes
4 Cakupan pelayanan Nifas 100 92,4
5 Cakupan peserta KB aktif 80 73,03
UPAYA 7
6 Jumlah kematian ibu
Cakupan neonatal dengan
0
80
0
85,06
KESEHATAN 8
komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi 90 100.8
9 Cakupan pelayanan anak balita 90 100.31
IBU DAN ANAK 10 Cakupan kunjungan neonatal 95 98.56
pertama
11 Angka kelahiran remaja perempuan 0.6 0.9
(15-19th)
12 Jumlah kematian bayi 125 0
13 Jumlah kematian balita 140 0
Target (%) Pencapaian (%)
No. Indikator
LINGKUNGAN
Masyarakat
UPAYA 7
8
Desa siaga aktif mandiri
PKD dengan hari buka 6 jam
5,55
100
0
0
PROMOSI 9
10
Posyandu mandiri
Pembinaan poskestren
25,22
100
0
100
KESEHATAN 12
13
Pembinaan SBH
Pembinaan post Lansia
100
100
166,67
100
Promosi Kesehatan
14 SD/sederajat yang mempromosikan kesehatan 100 100
15 SD/sederajat yang mempromosikan kesehatan 100 100
16 SMA/sederajat yang mempromosikan kesehatan 100 100
17 SMA/sederajat dilakukan kegiatan ABAT 100 100
HIV/AIDS
18 SMP dilakukan kegiatan penyuluhan bahaya rokok 100 100
dan narkoba
Target Cakupa
No Indikator (%) n (%)
1 Imunisasi BCG 95 95,5
2 Imunisasi DPT 1 95 96,0
3 Imunisasi DPT 2 93 94,5
UPAYA 4 Imunisasi DPT 3 92 96,3
5 Imunisasi Polio 1 95 96,3
IMUNISASI 6 Imunisasi Polio 2 95 96,1
7 Imunisasi Polio 3 93 94,4
8 Imunisasi Polio 4 92 93,0
9 Imunisasi Campak 92 93,9
10 Imunisasi Hb 0 95 96,0
11 Desa dengan UCI 100 100
12 Desa dengan UMI (tercapainya TT sd TT5) 100 80
Target
No Indikator Cakupan (%)
(%)
1 Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) 80 72,9
2 Balita Ditimbang Berat Badannya (N/D) 80 79
3 Balita Ditimbang Berat Badannya (K/S) 90 100
4 Balita Gizi Buruk Yang ditangani <3 0,06
UPAYA 5
6
Balita Gizi Kurang Yang ditangani
Balita di bawah garis merah
<12
<15
3,9
1,8
PERBAIKAN 8 Anak balita dapat kapsul Vitamin A (merah) 90 97,7
GIZI 9
10
Anak balita dapat kapsul Vitamin A (biru)
Penggunaan garam beryodium tingkat rumah 90
90 100
22,5
tangga
11 Bumil mendapatkan 90 tablet Fe 95 87,7
12 Asi ekslusif Bufas 80 76
13 Strata Posyandu Purnama 52 32,5
14 Strata Posyandu Mandiri 35 45
15 Puskesmas melaksanakan surveilans gizi 90 92.4
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
(UKBM)
1 Bangsri 7 40 2
Jumlah 7 40 2
Bangsri memiliki 4 jenis UKBM yang tersedia berupa 7 buah Pos binaan terpadu
penyakit tidak menular (Posbindu), 40 buah posyandu, 2 buah posyandu lansia.
EVALUASI PROGRAM
ALUR PEMECAHAN MASALAH
Identifikasi masalah
Penentuan prioritas
Monitoring dan evaluasi
masalah
Menentukan alternatif
pemecahan masalah
Penentuan prioritas masalah berdasarkan
Hanlon Kuantitatif
Kriteria C :
Kriteria A : Kriteria B : Kemudahan Kriteria D :
Besarnya Kegawatan dalam Faktor
masalah masalah penanggulan PEARL
gan
KRITERIA A : BESARNYA MASALAH
No Program Indikator Target (%) Pencapaian (%) Kesenjangan (%)
1 Kesehatan Ibu dan Anak Cakupan kunjungan Bumil K4 100 93.48 6,52
2 Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes 100 94,98 5,02
K = 1 + 3,3 log n
Langkah 2 :
Menentukan
kelas/kolom dengan
rumus Sturgess
Keterangan : K = k = 1 + 3,3 log n
k = jumlah kolom/kelas k = 1 + 3,3 log 19
n = jumlah masalah k = 5,21 dibulatkan 5
Kriteria A : Besarnya Masalah
15 Posyandu Mandiri 2
8 Purnama 1 1 1 1 1 1
15 Posyandu Mandiri 1 1 1 1 1 1
Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon kuantitatif, didapatkan prioritas
masalah upaya program yang dinilai di Puskesmas Kecamatan Bangsri, sehingga kami mengangkat
tema mengenai KIA yaitu pertolongan persalinan oleh Nakes.
1. Hanya 94,98% persalinan yang ditolong oleh nakes dari target 100% yang ditetapkan
2. Terdapat sejumlah 5,02% persalinan yang tidak ditolong oleh Nakes dari target 100% yang
ditetapkan.
KERANGKA PIKIR MASALAH
Process
Output
• P1: Perencanaan
Input • Cakupan
• Man: SDM mekanisme kegiatan oleh
pemegang program. pertolongan
• Money: Pendanaan
• • P2: Pelaksanaan kegiatan. persalinan oleh
Material:Media
• P3: Evaluasi data,
informasi nakes memenuhi
• Method: Metode pelaporan, dan
monitoring.
target
yang digunakan
Lingkungan
ANALISIS PENYEBAB MASALAH : input
Input Kelebihan Kekurangan
Man (Tenaga Sudah terdapat petugas penanggung jawab pelayanan Keterbatasan jumlah SDM dalam menjalankan program
Kerja) KIA KIA di wilayah kerja Puskesmas Bangsri II
Method - Terdapat program pembinaan KIA berupa “Depan Lan Tidak adanya tim koordinasi, dan pelaporan
(Metode) Gemilang” (Deteksi dan Pantau Kehamilan melalui keberhasilan program.
Gerakan Senam Ibu Hamil Srikandang).
- Program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi)
Material Adanya program promosi KIA berupa pembinaan - Media promosi mengenai KIA belum cukup
dan penyuluhan. tersosialisasi.
Promosi kesehatan yang dilakukan belum spesifik
mengenai ibu dan anak.
ANALISIS PENYEBAB MASALAH : proses dan lingkungan
Proses Kelebihan Kekurangan
P1 Terdapat acuan pelayanan ibu bersalin pada PMK No.43 tahun Program belum menjadi prioritas.
2016
P2 - Terdapat PONED dan sudah adanya program pelayanan Kelangsungan program belum optimal dan kunjungan belum
KIA. menyeluruh.
- Terdapat pembinaan untuk KIA.
P3 Sudah ada penanggung jawab kegiatan pelayanan KIA. - Tidak adanya tim khusus dalam monitoring dan evaluasi.
- Tidak tercantum program PWS-KIA dan pencatatan di database.
Lingkungan - Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat masih rendah.
- Wilayah kerja puskesmas yang cukup besar menyebabkan tidak
optimalnya pengawasan dengan SDM yang terbatas.
Diagram fish bone berdasarkan pendekatan sistem
ALTERNATIF PENYEBAB MASALAH
Aspek Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Man Keterbatasan jumlah SDM dalam menjalankan program KIA di wilayah kerja Menambah tenaga kerja pendamping dan pelayanan khusus untuk pelayanan
Puskesmas Bangsri II program KIA
Material - Media promosi mengenai KIA belum cukup tersosialisasi - Memperbanyak media promosi tentang KIA yang menarik dan informatif untuk
dibagikan ke penduduk.
- Promosi kesehatan belum spesifik mengenai ibu dan anak - Memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak
dengan jadwal sosialisasi yang rutin dan berkala.
Method Tidak adanya tim koordinasi dan pelaporan keberhasilan program Membentuk tim koordinasi dengan kader kesehatan untuk pelaporan keberhasilan
dari program yang dijalankan.
P2 Kelangsungan program belum optimal dan kunjungan belum menyeluruh. Kerjasama dengan lintas sektor dan dilakukan pelatihan untuk memberdayakan kader
P3 - Tidak adanya tim khusus dalam monitoring dan evaluasi. - Melakukan kerjasama dengan kader kesehatan terkait pelaporan dan evaluasi.
- Tidak tercantum program PWS-KIA dan pencatatan di database.
- Menambah tenaga kesehatan untuk program kunjungan ke rumah penduduk
pemantauan program KIA.
- Mengadakan pelaporan berbasis digital dan online
Lingkungan - Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat masih rendah. - Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya KIA yang bertujuan untuk
- Wilayah kerja puskesmas yang cukup besar menyebabkan tidak optimalnya meningkatkan kesadaran dan dukungan keluarga terhadap ibu hamil.
pengawasan dengan SDM yang terbatas. - Pemberdayaan kader kesehatan yang berasal dari masyarakat dan tokoh
setempat.
Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Penentuan priroritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks
dengan rumus (M x I x V) / C. Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
1. Magnitude: besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
• Dengan nilai 1-5, dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5
2. Importancy: pentingnya cara penyelesaian masalah
• Dengan nilai 1-5, dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5
3. Vulnerability: sensitifitas cara penyelesaian masalah
• Dengan nilai 1-5, dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka nilainya mendekati angka 5
4. Cost: biaya (sumber daya) yang digunakan
• Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati angka 5.
Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah :Kriteria Matrix
6. Menambah tenaga kerja Bertambahnya jumlah Pemilihan beberapa orang Kecukupan SDM Puskesmas Petugas Puskesmas Januari 2021 Puskesmas
pendamping dan pelayanan tenaga kesehatan yang untuk menjadi tenaga diharapkan dapat puskesmas,
khusus untuk pelayanan khusus menangani kerja pendamping. menjalankan program masyarakat
program KIA program KIA. Pemberian edukasi dan lebih terarah dan
pelatihan. optimal
7. Memberikan Penduduk Membagikan Meningkatkan Puskesmas Tenaga kerja Petugas Puskesmas Januari 2021 dan Puskesmas dan
penyuluhan mengenai mendapatkan brosur/leaflet di pemahaman puskesmas seterusnya rumah penduduk
pentingnya KIA yang brosur/leaflet dan Puskesmas dan penduduk tentang
bertujuan untuk timbulnya partisipasi rumah-rumah persalinan
meningkatkan dari masyarakat. penduduk
kesadaran dan
dukungan keluarga
terhadap ibu hamil.
8. Memperbanyak media Penambahan jumlah Mendesain poster, Diharapkan dapat Puskesmas Masyarakat Petugas Puskesmas Januari 2021 dan Puskesmas
promosi tentang KIA media promosi. leaflet untuk ditempel. merubah perilaku seterusnya dan rumah
yang menarik dan Membuat video dan meningkatkan penduduk
informatif untuk mengenai KIA untuk minat terhadap
dibagikan ke rumah ditayangkan manfaat program
penduduk. KIA
9. Membentuk tim Kader kesehatan dapat Membentuk susunan tim Evaluasi program Puskesmas Tenaga Petugas Puskesmas Januari Puskesmas
koordinasi dengan kader berpartisipasi dalam koordinasi program KIA lebih baik sehingga kesehatan, kader 2021
kesehatan untuk jalannya program penerapan jalannya kesehatan
pelaporan keberhasilan program terlaksana
dari program yang
dijalankan
10. Pemberdayaan kader Pengawasan jalannya Pembentukan tim untuk Mempermudah alur Puskesmas Petugas Petugas Puskesmas Januari Puskesmas
kesehatan yang berasal program lebih mudah menjangkau daerah pendelegasian Puskesmas 2021
dari masyarakat dan dilakukan yang belum menerapkan pekerjaan Masyarakat,
tokoh setempat. upaya KIA kader kesehatan
11. Mengadakan pelaporan Data laporan tersimpan Kader memberikan data Meningkatkan dan Puskesmas Petugas Petugas Puskesmas Januari Puskesmas
berbasis digital dan di database lebih cepat hasil monitor, memudahkan Puskesmas 2021
online dan terstruktur pelaporan, dan pelaporan data
pencatatan program via
online
DAFTAR PUSTAKA
6. Respati SH, Sulistyowati S, Nababan R. Analisis Faktor Determinan Kematian Ibu di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Indonesia. Jurnal
Kesehatan Reproduksi.;2019. 6(2):52-9.
7. Jayanti KD, Wibowo A. Faktor yang Memengaruhi Kematian Ibu (Studi Kasus di Kota Surabaya). Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan
Kesehatan. 2017 May 25;3(1):46-53
8. Handayani S, Mubarokah K. Kondisi Demografi Ibu dan Suami pada Kasus Kematian Ibu. HIGEIA (Journal of Public Health Research and
Development). 2019 Jan 31;3(1):99-108.
9. Andini RM, Sondakh J, Laihad BJ. Gambaran Angka Kematian Ibu di RSUP. Prof. Dr. RD. Kandou Manado Periode Januari 2014-September 2015.
E-Clinic. 2016;4(1).
DAFTAR PUSTAKA
10.https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2019/06/Renstra-Perubahan-2018.pdf
11.Marniyati L, Saleh I, Soebyakto BB. Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu
Hamil oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang. Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2016 Apr 26;3(1):355-62.
12.KEMENKES. Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Fasilitas Kesehatan. Available at.
https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kehamilan-anc-di-fasilitas-kesehatan
13.A. Alrubaee M. Risk Factors and Labour Outcome in Parous Women With Pre - Eclampsia. Med J Basrah Univ.
2016;24(1):23–7
14.Kurniawan B, Sjahriani T. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Kecamatan
Pademangan Jakarta Utara Tahun 2010 - 2014. J Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 2014;1(4)
15.UU no 34 tahun 2016/ Keswara UR, Wahyudi DA, Sari WE. Pengetahuan Sikap Dan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap
Penerapan Pola Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga. Holistik Jurnal Kesehatan. 2019 Mar 25;13(1):37-47.
16.Silviana S, Darmawan ES. Analisis Standar Kompetensi Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok Tahun 2017.
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia. 2019 Jul 18;4(1).
17.https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/Sistem-Pelayanan-Rujukan.pdf
18.Ratnasari D. Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Bagi Peserta JKN di Puskesmas X Kota Surabaya. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia. 2017;5(2):145-54.
19.Heryana A. Sistem Rujukan Berjenjang pada Pelayanan Kesehatan.Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Esa
Unggul. Jakarta. 2020
20.https://jeparakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve