Age Roles On FKNTK 16 Okt
Age Roles On FKNTK 16 Okt
FARMAKOKINETIK OBAT
Sifat lipofilik obat yang mendrong pelintasannya melewati membrane biologis dan kemudian
masuk ke tempat kerja, merintang eksresi obat dari dalam tubuh
Secara umum, reaksi biotransformasi menjadikan metabolit lebih polar, inaktif dan siap dieksresi ke
luar tubuh
Reaksi biotransformasi obat dapat di klasifikasikan menjadi reaksi fungsionalisasi fase I dan reaksi
biosintesis (konjugasi) fase II
Reasi fase I merupakan pemasukan gugus fungsi pada molekul induk.
Reasi fase ini biasanya berakibat pada hilangnya aktiftas farmakologis obat, namun ada juga yang tetap
memperlihatkan berlangsungnya aktivitas atau peningkatan aktivitas
Reaksi konjugasi fase II menyebabkan pembentukan ikatan kovalen antara gugus fungsi pada senyawa
induk atau metabolit fase I dengan turunan endogen asam glukoronat, sulfat, glutation, asam-asam amino
atau asetat. Konjugat yang sangat polar ini umumnya tidak aktif dan cepat dieksresi melalui urin dan fese.
Contoh konjugat aktif adalah metabolit morfin yaitu 6-glukoronida yang memilki efek analgesic yang lebih
kuat dibandingkan dengan sneyawa induknya.
Konversi metabolic obat umumnya bersifat enzimatik. Sistem enzim yang terlibat
dalam biotrasnformasi obat terletak di hati, walaupun setiap jaringan yang
diperiksa uga mempunyai aktifitas metabolism
Organ lain yang mempunyai kapasitas metabolism signifikan meliputi saluran
gastrointestinal, ginjal dan paru-paru
Ensim sitokrom p450 adalah kelompok besar protein hemetiolat yang
terdistribusi luas di semua makhluk hidup
Enzim ini biasanya berfungsi sebagai oksidase terminal di dalam rantai transfer
electron mutikomponen yang memberikan satu atom oksigen molecular ke dalam
substrat sementara atom oksigen lain menjadi bagian air.
Isoform sitokrom p450 fungsional dan dalam tingkat yang lebih kecil enzim
pematabolisme obat fase II berkembang lebih awal dalam perkembangan janin,
tapi kadarnya, bahkan pada saat lahir, lebih rendah dibandingkan dengan setelah
lahir
Enzim fase I dan II mulai matang secara bertahap mulai dari minggu kedua sampai
keempat setelah kelahiran, meskipun pola perkembanganya berbeda untuk setiap
enzim bayi dan neonates mampu melakukan metabolism obat realtif lebih
efisien dan lebih lambat dibandingkan orang dewasa