Anda di halaman 1dari 15

PIRL

WEEK 4
?? ??
??

??
??
??
PENGERTIAN LIMBAH B3
• Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 1 ayat 21 bahan berbahaya
dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
• Limbah B3 menurut PP No. 101 Tahun 2014 “Limbah B3 adalah sisa suatu
usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan
atau merusakkan lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain”.
Peraturan dalam Pengelolaan Limbah B3

Peraturan Tentang
UU RI No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP No. 101 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Permen LH No. 02 Tahun 2008 Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (Kegiatan
pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun seperi reuse,
recycle, dan recovery)
Permen LH No. 18 Tahun 2009 Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3.
Permen LH No. 33 Tahun 2009 Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
Permen LH No. No. 14 Tahun 2013 Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
PP 27 Tahun 2020 Pengelolaan Sampah Spesifik
Bagaimana menganalisis suatu Limbah B3 ?

• Identifikasi bahan yang digunakan dalam proses produksinya


• Lampiran PP No. 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan B3

• mencocokkan limbah yang diidentifikasi dengan melihat lampiran I PP No. 101 Tahun 2014
• tabel 1 = sumber tidak spesifik, tabel 2 = B3 kadaluwarsa, tumpah, tidak memenuhi spesifikasi
produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3, tabel 3 = sumber spesifik umum ,dan tabel 4 =
sumber spesifik khusus

• Uji karakteristik limbah B3


• Lampiran II PP No. 101 Tahun 2014

• Uji Toksikologi (TCLP, LD50, Sub-Kronis)


Karakteristik Limbah B3
Konsep Pengelolaan Limbah B3

Reduksi

Pewadahan, Pengemasan, Pelabelan dan


Pemberian Simbol

Pengumpulan Limbah B3

Penyimpanan Limbah B3

Pengangkutan Limbah B3
Reduksi Limbah B3
Mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya
dan/atau racun dari Limbah B3 sebelum dihasilkan dari
suatu usaha dan/atau kegiatan

• Substitusi Bahan
Pemilihan bahan baku dan/atau bahan penolong yang
semula mengandung B3 digantikan dengan bahan baku dan/atau
bahan penolong yang tidak mengandung B3
• Modifikasi Proses
Pemilihan dan penerapan proses produksi yang lebih
efisien
• Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan
Pewadahan Limbah B3

• Dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan serta kebocoran
• Bentuk, ukuran, dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah B3
yang akan dikemasnya dengan mempertimbangkan segi keamanan dan kemudahan dalam
penanganannya
• Kemasan dapat terbuat dari bahan plastic (HDPE, PP, atau PVC) atau bahan logam (Teflon,
baja karbon, SS304, SS316, atau SS440) dengan syarat bahan kemasan yang dipergunakan
tersebut tidak bereaksi dengan limbah B3 yang disimpannya.
Pelabelan dan Pemberian Simbol Limbah B3
Pengumpulan Limbah B3

• Mengumpulkan limbah B3 sesuai dengan nama dan karakteristik limbah B3.


• Memfungsikan tempat penyimpanan limbah B3 sebagai tempat penyimanan limbah B3.
• Menyimpan limbah B3 yang dikumpulkan ke dalam tempat penyimpanan limbah B3.
• Melakukan pengemasan limbah B3 sesuai dengan karakteristik limbah B3.
• Melekatkan label dan simbol limbah B3 pada kemasan limbah B3.
• Konstruksi dan bahan bangunan disesuaikan dengan karakteristik limbah B3.
• Lokasi tempat pengumpulan yang bebas banjir, secara geologi dinyatakan stabil, jauh dari
sumber air, tidak merupakan daerah tangkapan air dan jauh dari pemukiman atau fasilitas
umum lainnya.
• Pengumpul limbah B3 juga wajib untuk membuat catatan sebagaimana yang dilakukan oleh
penghasil limbah B3 dan wajib menyampaikan catatan ini sekurang-kurangnya sekali
dalam enam bulan sekali kepada Bapedal.
• Pengumpul limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dikumpulkannya selama sembilan
puluh hari dan bertanggung jawab terhadap limbah tersebut sebelum diserahkan kepada
pengolah limbah B3
Penyimpanan Limbah B3

• Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok


• Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya.
• Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan kestabilan tumpukan
kemasan
Persyaratan Bangunan Penyimpanan Limbah B3

• Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis,
karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan;
• Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung;
• Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai Memiliki
sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk operasional
penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka lampu
penerangan harus dipasang minimal 1 meter di atas kemasan denqan sakelar
(stop contact) harus terpasang di sisi luar bangunan;
• Dilengkapi dengan sistem penangkal petir;
• Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan
tata cara yang berlaku.
Pengangkutan Limbah B3

Pengangkutan Internal Pengangkutan Eksternal


Pengangkutan internal adalah pengangkutan Pengangkutan eksternal adalah pengangkutan limbah
limbah B3 dari departemen asal limbah B3 B3 oleh pihak ke-3 yang berizin karena produsen tidak
dihasilkan menuju ke TPS Limbah B3 dapat mengolah limbah B3 sendiri

• Pengangkutan limbah B3 wajib disertai dokumen limbah B3.


• Pengangkutan limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan alat
angkut yang tertutup untuk limbah B3 kategori 1, dan terbuka untuk
limbah B3 kategori 2.

Anda mungkin juga menyukai