Anda di halaman 1dari 36

T h e Soul of Pharmacist

Oleh: Septa Pratama


Pengett ahuan apa yang
diperlukan untuk bersaing
di dunia global dan di dunia
virtual yang memasuki era
I N D U S T R Y 4.O ?
1 0 Keerampilan Uttama ya n g
re l e va n pada era Industt ry 4 .0
Educatti ng the M i n d
for Industt ry 4 . 0

Thinking Skills
&
Learning Skills
5 M i n d s for tthe Futt ure
• The D I S C I P L I N E D mind
• The S Y N T H E S I Z I N G mind
• The C R E AT I N G m i n d
• The R E S P E C T F U L mind
• The E T H I C A L mind
1 0 Attributt Apotteker
1. Re n d a h hatti
2. Empatti tti nggi
3. B e r s i k a p s ab a r
4. B a i k hatti
5. M e m i l i k i pengettahuan l u a s
6. M e n j a d i pemberi l aya n a n e d u ka s i tterdepan
7. M a m p u m e n j a l a n ka n b i s n i s
8. M a m p u m e r i n c i ( dett ail-orientt ed ) d is p e n s i n g
9. Intterprettasi resep de n gan ttepatt
10. D aya ingatt ya n g kuatt
Sepuluh Attributt Apoteker
1 0 . D aya Ingat y a n g Kuatt
Praktik sangat efektif, bila Apoteker mampu
mengingat dengan baik nama obat, efek samping, dan
interaksi antar-obat sebagai faktor yang menentukan
‘hidup- mati’-nya pelayanan kefarmasian.
0 9 . Intrepretasi Resep d e n ga n Tepatt
Apoteker melayani pasien dengan menuliskan secara
jelas dan rinci informasi yang dibaca dari resep
dokter dan/atau informasi dari perawat ( nurse ). Di
USA, apoteker selalu menempati ranking sebagai
profesi paling terpercaya ketelitian membaca-
menulisnya.
0 8 . M a m p u M e r i n c i ( dettail-orientted ) D i s p e n s i n g
Sesungguhnya pasien menghendaki pencampuran
dan pemberian obat dilakukan langsung oleh
Apoteker.
Hendaknya (jiwa profesi) Apoteker selalu hadir
mendampingi pasien, menjelaskan setiap kondisi
yang beresiko menimbulkan efek samping, terutama
saat pasien pertama kali menggunakan obat.
07. M a m p u M e n j a l a n k a n B i s n i s
Seorang Apoteker perlu memahami bisnis retailing
untuk mendukung praktik profesinya; terutama jika ia
adalah pemilik apotek atau penanggungjawab
pengelola.
0 6 . M e n j a d i Pe m b e r i L a y a n a n E d u k a s i Te rd e p a n
Sebagai tetangga yang baik, kepada masyarakat
sekitar apotik berikan kesan: Apott ekerlah o ra n g
y a n g perttama d i j u m p a i j i k a d i p e r l u k a n i n f o r m a s i
ttenttang obatt. Apoteker adalah pemberi edukasi
informasi mutakhir tentang obat, bagaimana harus
digunakan, dan bagaimana harus menjaga kondisi
tubuh di saat menggunakan obat.
0 5 . M e m i l i k i Pengett ahuan L u a s
Apoteker harus memiliki komitmen kuat untuk
terus belajar, berupaya memahami tentang obat
baru, manfaat, efek samping dan interaksinya,
sehingga lebih efektif menjalankan pekerjaan
profesinya.
0 4 . B a i k Hatti
Sifat baik hati ditampilkan lebih dari sifat lainnya,
karena dua alasan:
1)Seringkali pasien menemui Apoteker setelah tahu
kondisi penyakitnya dari dokter;
2)Mayoritas pasien datang ke apotik untuk menerima
obat setelah dalam kondisi lanjut atau parah.
‘ Kebaikhatian Apoteker saat melayani resep adalah sikap
profesional yang meningkatkan efektivitas
penyembuhan ’.
03. Bersikap Sabar
Menghadapi pasien yang pertamakali berurusan dengan
pihak asuransi, misalnya mengambil obat sebelum
mengurus asuransi, Apoteker perlu sabar, pahami
masalah dan berikan bantuan untuk kedua belah pihak.
0 2 . Empati T i n g g i
Sejalan dengan sabar dan baik hati, rasa empati yang
tulus membantu Apoteker mengembangkan tingkat
kesabaran dan kebaikhatian. Memahami apa yang
dialami pasien, dimungkinkan jika Apoteker mampu
berkomunikasi dengan pasien, mengajukan
pertanyaan yang tepat dan mengklarifikasi masalah.
01. R e n d a h Hatti
Keberadaannya di apotik menunjukkan kerendahhatian
Apoteker. Kecuali mengambil obat untuk pertama kali,
biasanya pasien hanya berinteraksi dengan kasir,
asisten apoteker, atau pegawai lain. Berikan kesan
kepada pasien bahwa Apoteker setiap saat siap
dihubungi.
Arti pentti ng K i m i a bagi F a r m a s i
Kimia adalah jantung ilmu farmasi, tanpa kimia
pekerjaan kefarmasian tidak berkembang. Di
setiap sisi kehidupan modern,
diperlukan ekspertis kimia.
Kimia berperan besar pada pengembangan
obat baru, sains forensik, pertanian modern,
dsb.
Penyakit dan proses penyembuhan adalah
bagian
dari kehidupan manusia; dengan ilmu kimia
bisa
dipahami kondisi dan proses penyakit, serta
cara
penyembuhannya, yakni dengan obat.
Demikian
pula, ilmu kedokteran modern yang saat ini
berkembang sangat pesat, tidak terlepas
Obat dan bahan baku obat adalah senyawa
kimia organik (mayoritas) ataupun anorganik.
Di beberapa negara, tidak melibatkan ahli
kimia
dalam pengajaran dan riset farmasi. Meskipun
ada
dekan fakultas yang bukan orang farmasi, praktik
Apoteker jangan mengabaikan basis
pemahaman kimia.
Let u s take as pi ri n as an example. It is probably t h e m o s t
popular and widely used analgesic drug because of its structural
simplicity and low cost. Aspirin is chemically k n o w n as
acetyl salicylic acid, an organic molecule. The precursor of
aspirin iswhich is found in w i l l o w ttree bark. However, aspirin can
salicin,
easily be synthesized from phenol using t h e Kolbe reaction, and
medicinal chemistry, and instrumental analysis all c he mi s tr y
origin (and their properties).
Bertanya ke m a s a d epan?
Di Eropa, Apoteker adalah tenaga profesi yang
berfungsi menjamin keamanan setiap bahan kimia
yang digunakan pada tubuh manusia dan hewan,
berupa obat, kosmetik, makanan, tapal gigi, dll.
Di Jepang, sains farmasi nampak kehilangan filosofi
farmasi, saintis farmasi kehilangan identitas riset
keilmuan farmasinya dan sulit dibedakan dengan
saintis ilmu dasar yang bukan lulusan pendidikan
farmasi. Iptek farmasi Jepang berada pada level
tinggi, berkembang mengikuti model riset barat.
Isu penting saat ini di Jepang adalah melakukan
perubahan mendasar pada komunitt as fa rm a s i ,
seiring dengan isu intt ernasionalisasi tteknologi yang
juga makin berkembang.
Di bidang pengembangan obat baru, perubahan
fi losofi f a r m a s i diperlukan untuk melakukan
lompatan dengan menggunakan ko n s ep baru.

Berdasarkan filosofi farmasi, dirumuskan seven sttar


pharmacistts (2000 FIP Statement of Policy: Good Pharmacy
Education Practice ):
( 1 ) care giver ; ( 2 ) decision maker ; ( 3 ) communicator ;
( 4 ) leader ; ( 5 ) manager ; ( 6 ) life-long learner ; ( 7 )
teacher . Plus ( 8 ) researcher .
The “ soul of pharmacy ” disosialisasikan
pada Kongres FIP 2017 dengan tema
wacana:
• precision pharmacottherapy;
• pharmacy ser vices & value-added services;
• smartt pharmacy and how ttechnologies
improve pharmacy;
• propertti es of nattural medicines and ttheir
regulatti on.
P h a r m a c y S er vi ce s
& Value-added S e r v i ce s

F a r m a s i S o si a l sebagai
Kompett ensi S p e s i fi k Apotteker
d i Pe l aya n a n K e f a r m a s i a n
P h a r m ac is
is not just a Healtt hcare Wo r ke r
tt
but also is a S o c i al Wo r ke r
S o s o k Apotteker ( T h e Profi le of a Pharmacistt )
d i c e r m i n k a n oleh 8 penampilan s i ka p d a l a m m e n j a l a n ka n profesinya:
1. P E D U L I & S A N T U N D A L A M M E L AYA N I (care-giver)
2. P E M B U A T K E P U T U S A N YA N G T E P A T & C E P A T ( d e c i s i o n - m a k e r )
3. P E N C E R A H K E P E N T I N G A N M U L T I P I H A K ( c o m m u n i c a tt o r )
4. P E N G E L O L A H A N D A L YA N G S A N G AT T E L I T I ( m a n a g e r )
5. P E M B E L A J A R S E P A N J A N G H A Y A T ( l i fe - l o n g l e a r n e r )
6. P R I B A D I YA N G S I G A P M E N G A J A R K A N (tt ea ch e r )
7. P E M I M P I N A R A H & T U J UA N (leader)
8. P E N C A R I & P E N E M U C A R A B A R U (researcher)

Apotteker M a s a Depan p e r l u b a n y a k kesempatt an berlatti h d a l a m a s p e k y a n g


berkaitt an d e n ga n F a r m a s i So s i al ; membentt uk ke m a m p u a n d i r i ( capacitt y b u i l d i n g ) untt uk
m e m b e r i p e l ay a n a n tterbaik bagi p a s i e n / p e l a n g ga n / p e n g g u n a tterkaitt d i settiap f u n g s i profesi.
Mewujudkan Pe ra n F a r m a s i S o s i a l

F a r m a s i Sosial: bidang interdisiplin yang


memampukan Apoteker bertanggungjawab
atas keputt usan profesional terkait ihwal
penggunaan obat oleh masyarakatt .

D i s i p l i n I l m u F a r m a s i Sosia l berkembang pesat


dan diperkirakan akan menempati posisi
senttral pada kurikulum pendidikan farmasi.
Pe ra n Apotteker d i M a s a Dattang
ttunttuttan a rea kompett ensi y a n g c e n d e r u n g m e l u a s
1. Sisttem muttu mengatasi kesalahan penulisan resep dan dispensing
obat
2. Ottomattisasi penulisan resep, dispensing obat, dokumentasi pelayanan
3. Pe r l u a s a n p eran untuk menulis resep
4. Kett erdidikan dan h a ra p a n pasien makin tinggi
5. Penelitti an berpusatt pada pasien perlu diajarkan sejak di
pendidikan sarjana farmasi/apoteker
6. Pe n ge m b an gan l aya n a n p r i m e r akan diikuti dengan meningkatnya
aksesibilitas pasien untuk menerima saran/nasehatt ke fa r m a s i a n
7. Peran-inttegratti f Apotteker Kesehatt an Masyarakatt ( p u b l i c healtth
pharmacistt ) yang strategis untuk menangani pencegahan dan
penyembuhan penyakit.
Risett /kajian praktti k fa r m a s i
m a k i n d i p e r l u ka n
Tantangan masa depan pelayanan farmasi:
F a r m a s i S o s i a l & M a n a j e m e n Penyakitt K r o n i s

Layanan apotek/klinik yang terintegrasi dengan perguruan


tinggi mendorong penelitti an berbasis praktti k. Pendidikan
beradaptasi dengan filosofi praktik apoteker ‘berpusatt pada
pasien’ membentuk kompetensi praktik ‘berbasis h a s i l risett’.

Ke l o m p o k risett p e rg u r u a n tti nggi bekerjasama dengan


apotteker r u m a h sakitt menjalankan program pascasarjana
yang sinergis dengan penelitian praktik, mengembangkan
cara-cara baru pelayanan pasien.
T i d a k h a nya be rba s is ka n pusttaka ‘baratt’
Ed u ka s i Perilaku
Menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk
membekalkan kiatt praktti s kepada calon
Apoteker supaya mampu memberikan
informasi , d u k u n ga n dan banttuan profesional
kepada tenaga kesehatan (NAKES) lain,
dilandasi ‘panggilan jiwa’ yang
memprioritaskan keselamatt an pasien ( patient
safety ).
Profesi F a r m a s i d a l a m
Mattra S o s i a l
Fa r m a s i Sosial

"Upaya untuk mengintegrasikan obat ke


dalam perspektif yang lebih luas
mencakup aspek h u ku m , ettika, ekonomi,
politti k, sosial, ko m u n i ka s i , dan
psikologi, dalam sisttem e va l u a s i untuk
penggunaan obat yang aman dan
rasional".
Berkembang sejak 1970-an, F a r m a s i Sosia l
telah banyak memberi kontribusi terhadap
pengetahuan tentang kebutt uhan pasien &
masyarakatt , yang memiliki kepentingan
bersama untuk mendapatkan obat yang
paling efektif, paling aman, dan harga
terjangkau.

Farmasi Sosial menyuarakan kebutuhan


pengguna ( u s e r ) kepada produsen obat
( practician ) dan pemerintt ah ( regulator ).
Dalam konteks F a r m a s i Sosial, tidak ada model
pembelajaran yang dapat berlaku ( fit-in ) di semua
negara, namun ada ko n s e p umum , p r i n s i p dan
praktti k yang menjadi dasar penentu kebijakan
pendidikan; implementasinya diselaraskan dengan
kebutuhan masyarakat lokal, regional ataupun
global.

D a l a m E r a F a r m a s i S o s i al
institusi pendidikan farmasi saling berbagi
( s h a re ) pengett ahuan dan s u m b e rd aya
pendidikan dengan kolega pendidik antar-negara.
• Pemahaman tentang isu-isu yang berkaitan dengan
Farmasi Sosial akan memajukan profesi apotteker,
sekaligus peningkatan u p aya kesehatt an masyarakatt .
• Farmasi Sosial: studi transdisiplin perilaku manusia
(individu atau kelompok) terkait dengan disiplin ilmu
farmasi yang berhubungan dengan psikologi,
sosiologi, anttropologi.

Sebagai disiplin yang relatif baru, basis riset teoritis


Farmasi Sosial masih berada di awal perkembangan;
masih membutuhkan sttudi b a n d i n g antt ar-disiplin i l m u
dari berbagai institusi yang menangani aspek-aspek
Farmasi Sosial, pada berbagai pelosok di seluruh dunia.
Pembelajaran Farmasi Sosial membutuhkan sintt esis
pengett ahuan f a r m a s i yang wajib dilatihkan secara
transdisiplin:
1. Pembelajaran sains fundamental konvensional
seperti kimia, farmakologi, fisiologi, hukum; dan
pengetahuan tentang perundang-undangan
2. Pembelajaran farmasi klinik
3. Pembelajaran sosiohumaniora dan
kemampuan komunikasi
Tu j u a n instt ruksional F a r m a s i S os i al d a l a m K u r i k u l u m Fa r m a s i :
1) Mengidentti fi kasi matta a j a r d a l a m re n ca n a p rog ra m sttudi fa r m a s i
tterkaitt de ngan aspek fa r m a s i sosial d a l a m l i n g k u p luas.
2) Pe r b a n d i n ga n representt asi matta a j a r ya n g sesuai de ngan tt radisi d a n
budaya masyarakatt d aerah d a n w i l aya h .
L e v e l i n g O r ga n i s a s i & D i s i p l i n I l m u K e f a r m a s i a n

B i o s fi r
M a s y ar ak att/ B a n gs
Sains Sosial a
& Fa r m a s i Sosial
Humaniora Budaya/Subkultt ur
Komunitt as
Ke l o m p o k K e c i l / K e l u a r g a Farmasi K l i ni k

Manusia
S a i n s Natt ural
Organ
K i m i a & B i ol ogi
[ I PA } Sel
M o lek u l
Attom
K a j i a n intti Farmasi Sosial mencakup perilaku &
perspektif berbagai pihak: pemerintah, otoritas
kesehatan setempat, pembayar pihak ketiga (a.l.
asuransi), tenaga profesi kesehatan, dan
industri farmasi; dikaitkan dengan perilaku &
perspektif pasien dan masyarakat umum
pengguna obat.

To p i k k u n c i Farmasi Sosial mencakup pemasaran,


ekonomi, distribusi, komunikasi, kepatuhan
(pasien mengikuti instruksi yang disepakati),
pemantauan (kendali dan pengawasan), dan
individualisasi penggunaan obat.
M A K N A P RO F ES I FA R M A S I
bagi eksistt ensi B A N G S A
Profesi farmasi memberikan j a m i n a n ke a m anan , khasiatt
muttu
dan serta p e l aya na n bagi setiap penggunaan
farmasi, ataupun bahan eksogenik lain, yang dimanfaatkan
produk
untuk tujuan modifikasi/eksplorasi kondisi normofisiologi
ataupun patofisiologi tubuh manusia (dan
hewan/tumbuhan).
Oleh karena itu, profesi farmasi memberi kontribusi besar
kett
bagi ahanan suattu bang s a dari ancaman bahaya penggunaan
produk eksogenik yang dsalah ataupun
disalahgunakan.
-Tutus
Gusdinar-
42
Cattattan Penuttup
• Apoteker dituntut menjadi anggotta ttim kesehatt an yang
aktif, bertanggungjawab atas hasil pengobatan pasien,
dan menjamin keamanan penggunaan obat secara
rasional.
• peran
Asuhan & kesehatan
tanggungjawab ( pharmaceutical care ) membutuhkan
Apoteker terkait
ko nse p & risett f a r m a s i sosial.
penerapan
• Tidak ada model pendidikan dan pelatihan terbaik yang
dapat menjadi rujukan dunia. Tapi konsep, p r i n s i p , dan
praktti k yang bersifat umum dapat digunakan oleh para
penentu kebijakan pendidikan sebagai acuan umum
sesuai kebutuhan masyarakat lokal, regional, global.
• Civitas academica farmasi perlu berbagi p e n ga l a m a n ,
pengett ahuan d a n s u m b e rd aya p e n d i d i k a n antar-kolega di
seluruh dunia.
43
Te r i m a k a s i h

Anda mungkin juga menyukai