Thinking Skills
&
Learning Skills
5 M i n d s for tthe Futt ure
• The D I S C I P L I N E D mind
• The S Y N T H E S I Z I N G mind
• The C R E AT I N G m i n d
• The R E S P E C T F U L mind
• The E T H I C A L mind
1 0 Attributt Apotteker
1. Re n d a h hatti
2. Empatti tti nggi
3. B e r s i k a p s ab a r
4. B a i k hatti
5. M e m i l i k i pengettahuan l u a s
6. M e n j a d i pemberi l aya n a n e d u ka s i tterdepan
7. M a m p u m e n j a l a n ka n b i s n i s
8. M a m p u m e r i n c i ( dett ail-orientt ed ) d is p e n s i n g
9. Intterprettasi resep de n gan ttepatt
10. D aya ingatt ya n g kuatt
Sepuluh Attributt Apoteker
1 0 . D aya Ingat y a n g Kuatt
Praktik sangat efektif, bila Apoteker mampu
mengingat dengan baik nama obat, efek samping, dan
interaksi antar-obat sebagai faktor yang menentukan
‘hidup- mati’-nya pelayanan kefarmasian.
0 9 . Intrepretasi Resep d e n ga n Tepatt
Apoteker melayani pasien dengan menuliskan secara
jelas dan rinci informasi yang dibaca dari resep
dokter dan/atau informasi dari perawat ( nurse ). Di
USA, apoteker selalu menempati ranking sebagai
profesi paling terpercaya ketelitian membaca-
menulisnya.
0 8 . M a m p u M e r i n c i ( dettail-orientted ) D i s p e n s i n g
Sesungguhnya pasien menghendaki pencampuran
dan pemberian obat dilakukan langsung oleh
Apoteker.
Hendaknya (jiwa profesi) Apoteker selalu hadir
mendampingi pasien, menjelaskan setiap kondisi
yang beresiko menimbulkan efek samping, terutama
saat pasien pertama kali menggunakan obat.
07. M a m p u M e n j a l a n k a n B i s n i s
Seorang Apoteker perlu memahami bisnis retailing
untuk mendukung praktik profesinya; terutama jika ia
adalah pemilik apotek atau penanggungjawab
pengelola.
0 6 . M e n j a d i Pe m b e r i L a y a n a n E d u k a s i Te rd e p a n
Sebagai tetangga yang baik, kepada masyarakat
sekitar apotik berikan kesan: Apott ekerlah o ra n g
y a n g perttama d i j u m p a i j i k a d i p e r l u k a n i n f o r m a s i
ttenttang obatt. Apoteker adalah pemberi edukasi
informasi mutakhir tentang obat, bagaimana harus
digunakan, dan bagaimana harus menjaga kondisi
tubuh di saat menggunakan obat.
0 5 . M e m i l i k i Pengett ahuan L u a s
Apoteker harus memiliki komitmen kuat untuk
terus belajar, berupaya memahami tentang obat
baru, manfaat, efek samping dan interaksinya,
sehingga lebih efektif menjalankan pekerjaan
profesinya.
0 4 . B a i k Hatti
Sifat baik hati ditampilkan lebih dari sifat lainnya,
karena dua alasan:
1)Seringkali pasien menemui Apoteker setelah tahu
kondisi penyakitnya dari dokter;
2)Mayoritas pasien datang ke apotik untuk menerima
obat setelah dalam kondisi lanjut atau parah.
‘ Kebaikhatian Apoteker saat melayani resep adalah sikap
profesional yang meningkatkan efektivitas
penyembuhan ’.
03. Bersikap Sabar
Menghadapi pasien yang pertamakali berurusan dengan
pihak asuransi, misalnya mengambil obat sebelum
mengurus asuransi, Apoteker perlu sabar, pahami
masalah dan berikan bantuan untuk kedua belah pihak.
0 2 . Empati T i n g g i
Sejalan dengan sabar dan baik hati, rasa empati yang
tulus membantu Apoteker mengembangkan tingkat
kesabaran dan kebaikhatian. Memahami apa yang
dialami pasien, dimungkinkan jika Apoteker mampu
berkomunikasi dengan pasien, mengajukan
pertanyaan yang tepat dan mengklarifikasi masalah.
01. R e n d a h Hatti
Keberadaannya di apotik menunjukkan kerendahhatian
Apoteker. Kecuali mengambil obat untuk pertama kali,
biasanya pasien hanya berinteraksi dengan kasir,
asisten apoteker, atau pegawai lain. Berikan kesan
kepada pasien bahwa Apoteker setiap saat siap
dihubungi.
Arti pentti ng K i m i a bagi F a r m a s i
Kimia adalah jantung ilmu farmasi, tanpa kimia
pekerjaan kefarmasian tidak berkembang. Di
setiap sisi kehidupan modern,
diperlukan ekspertis kimia.
Kimia berperan besar pada pengembangan
obat baru, sains forensik, pertanian modern,
dsb.
Penyakit dan proses penyembuhan adalah
bagian
dari kehidupan manusia; dengan ilmu kimia
bisa
dipahami kondisi dan proses penyakit, serta
cara
penyembuhannya, yakni dengan obat.
Demikian
pula, ilmu kedokteran modern yang saat ini
berkembang sangat pesat, tidak terlepas
Obat dan bahan baku obat adalah senyawa
kimia organik (mayoritas) ataupun anorganik.
Di beberapa negara, tidak melibatkan ahli
kimia
dalam pengajaran dan riset farmasi. Meskipun
ada
dekan fakultas yang bukan orang farmasi, praktik
Apoteker jangan mengabaikan basis
pemahaman kimia.
Let u s take as pi ri n as an example. It is probably t h e m o s t
popular and widely used analgesic drug because of its structural
simplicity and low cost. Aspirin is chemically k n o w n as
acetyl salicylic acid, an organic molecule. The precursor of
aspirin iswhich is found in w i l l o w ttree bark. However, aspirin can
salicin,
easily be synthesized from phenol using t h e Kolbe reaction, and
medicinal chemistry, and instrumental analysis all c he mi s tr y
origin (and their properties).
Bertanya ke m a s a d epan?
Di Eropa, Apoteker adalah tenaga profesi yang
berfungsi menjamin keamanan setiap bahan kimia
yang digunakan pada tubuh manusia dan hewan,
berupa obat, kosmetik, makanan, tapal gigi, dll.
Di Jepang, sains farmasi nampak kehilangan filosofi
farmasi, saintis farmasi kehilangan identitas riset
keilmuan farmasinya dan sulit dibedakan dengan
saintis ilmu dasar yang bukan lulusan pendidikan
farmasi. Iptek farmasi Jepang berada pada level
tinggi, berkembang mengikuti model riset barat.
Isu penting saat ini di Jepang adalah melakukan
perubahan mendasar pada komunitt as fa rm a s i ,
seiring dengan isu intt ernasionalisasi tteknologi yang
juga makin berkembang.
Di bidang pengembangan obat baru, perubahan
fi losofi f a r m a s i diperlukan untuk melakukan
lompatan dengan menggunakan ko n s ep baru.
F a r m a s i S o si a l sebagai
Kompett ensi S p e s i fi k Apotteker
d i Pe l aya n a n K e f a r m a s i a n
P h a r m ac is
is not just a Healtt hcare Wo r ke r
tt
but also is a S o c i al Wo r ke r
S o s o k Apotteker ( T h e Profi le of a Pharmacistt )
d i c e r m i n k a n oleh 8 penampilan s i ka p d a l a m m e n j a l a n ka n profesinya:
1. P E D U L I & S A N T U N D A L A M M E L AYA N I (care-giver)
2. P E M B U A T K E P U T U S A N YA N G T E P A T & C E P A T ( d e c i s i o n - m a k e r )
3. P E N C E R A H K E P E N T I N G A N M U L T I P I H A K ( c o m m u n i c a tt o r )
4. P E N G E L O L A H A N D A L YA N G S A N G AT T E L I T I ( m a n a g e r )
5. P E M B E L A J A R S E P A N J A N G H A Y A T ( l i fe - l o n g l e a r n e r )
6. P R I B A D I YA N G S I G A P M E N G A J A R K A N (tt ea ch e r )
7. P E M I M P I N A R A H & T U J UA N (leader)
8. P E N C A R I & P E N E M U C A R A B A R U (researcher)
D a l a m E r a F a r m a s i S o s i al
institusi pendidikan farmasi saling berbagi
( s h a re ) pengett ahuan dan s u m b e rd aya
pendidikan dengan kolega pendidik antar-negara.
• Pemahaman tentang isu-isu yang berkaitan dengan
Farmasi Sosial akan memajukan profesi apotteker,
sekaligus peningkatan u p aya kesehatt an masyarakatt .
• Farmasi Sosial: studi transdisiplin perilaku manusia
(individu atau kelompok) terkait dengan disiplin ilmu
farmasi yang berhubungan dengan psikologi,
sosiologi, anttropologi.
B i o s fi r
M a s y ar ak att/ B a n gs
Sains Sosial a
& Fa r m a s i Sosial
Humaniora Budaya/Subkultt ur
Komunitt as
Ke l o m p o k K e c i l / K e l u a r g a Farmasi K l i ni k
Manusia
S a i n s Natt ural
Organ
K i m i a & B i ol ogi
[ I PA } Sel
M o lek u l
Attom
K a j i a n intti Farmasi Sosial mencakup perilaku &
perspektif berbagai pihak: pemerintah, otoritas
kesehatan setempat, pembayar pihak ketiga (a.l.
asuransi), tenaga profesi kesehatan, dan
industri farmasi; dikaitkan dengan perilaku &
perspektif pasien dan masyarakat umum
pengguna obat.