Anda di halaman 1dari 23

BANGUN SISTEM INTEGRITAS

KELOMPOK 8
dr. Umi Hani
Robiyati, S.Pd
Selvy Dayta, S.Pd
Samsudinor, S.Pd
Sugeng Riyanto, S.Pd
C. SISTEM INTEGRITAS ORGANISASI

Seorang pegawai negeri sipil diharapkan memiliki integritas


yang terinternalisasi (tertanam dalam tataran bawah sadar)
dan menciptakan integritas dalam kehidupan sehari-hari yang
dilakukan secara simultan sebagai perwujudan pencegahan
korupsi secara terintegrasi
Alur Pikir Penyebab Korupsi
Upaya
pencegahan
korupsi Administrasi Sistem Orang/Perilaku Kultur

II. Fraud Control


Masalah Reengineering
Operasional
Akhlaq/Moral Reframing Culture
Pengendalian Strategi

Proses Proses - Values


Intervensi Intervensi - Local Wisdom

-Manusia
Berintegritas Tunas Proses
(profesional) Keluarga
Integritas Intervensi
-Sistem Pengendalian
-Corporate Culture
Leadership
Risk
Memiliki pimpinan yang berintegritas tinggi menjadi daya
dukung pencegahan korupsi di lingkungan kerja. tidak akan
ada tekanan dari mereka yang memiliki kekuasaan kepada
mereka yang lemah, sehingga terbebas dari risiko
kepemimpinan (leadership risk)

Pimpinan yang berintegritas tinggi mengimplementasikan


Penyelarasan dan Pengendalian sebagai sistem integritas
dalam bentuk keikhlasan dan kebijaksanaan
PENGENDALIAN DAN PENYELARASAN
ORGANISASI

Sistem integritas dimulai dengan terciptanya iklim etika yang


kuat, yaitu kondisi organisasi dimana kode etiknya telah
terinternalisasi dengan kuat pada individu. Sehingga
penyelarasan dan pengendalian organisasi dapat dijalankan
dengan baik. Sistem integritas yang kuat akan berjalan secara
efektif ketika diikuti kesediaan seluruh elemen organisasi untuk
membuka mata lahir dan batinnya yang didasari kejujuran dan
penerimaan secara sepenuhnya atau utuh.

5
Organisasi harus memiliki kekuatan yang proporsional,
dilengkapi dengan adanya pengendalian serta adanya
penyelarasan untuk menjadi kesatuan yang berintegritas.

Pengendalian pada penggunaan kapasitas (SDM, dana,


teknologi, informasi dan komunikasi) akan berjalan secara efektif
pada organisasi yang sudah terintegrasi dan selaras pada semua
aspek.

6
Pengendalian terhadap organisasi secara proporsional
menyesuaikan dengan tingkat kompleksitas operasional
organisasi, untuk memetakan berdasarkan kelompok
pengendalian seperti berikut :
 Pengendalian internal
 Pengendalian korupsi
 Pengendalian strategis

7
Dalam operasionalisasi setidaknya organisasi mempunyai
kapasitas :
 Sumber Daya Manusia
 Keuangan (Pendanaan)
 Teknologi
 Informasi dan Komunikasi

Dalam rangka memastikan semua kapasitas organisasi diutilisasi


secara berintegritas, maka diperlukan sistem – sistem khusus
untuk menciptakan integritas organisasi.

8
KEMATANGAN
SISTEM
INTEGRITAS

Sistem Integritas harus dijadikan sebagai system


formal dalam organisasi. Diperlukan juga upaya
evaluasi terhadap kematangan pelaksanaan program
Tahap pelaksanaan program
1. Not Performance (belumadaKinjerja)
2. Adhoc(Sementara, reaktif, mendadak)
3. Planned (terencana)
4. Institutionalized (Menyatu)
5. Evaluated( Dapatdievaluasi)
6. Optimized (dapatdioptimalkan)

9
Komponen
sistem
Integritas

Sistem khusus pembentuk integritas organisasi :


1. Sistem operasional organisasi
2. Sistem-sistem khusus untuk mengendalikan korupsi

10
Komponen
sistem
Integritas

Sistem operasional organisasi adalah sistem yang


mengelola kapasitas atau sumber daya organisasi
terkait SDM, Teknologi, Dana dan Informasi
Komunikasi. Contohnya : manajemen SDM,
Akuntabilitas keuangan dan kinerja, pengelolaan aset,
pengadaan barang dan jasa sesuai kebutuhan,
keterbukaan informasi publik dan kehandalan SOP.

11
Komponen
Sistem
Integritas

Sistem-sistem khusus untuk pengendalian korupsi,


contohnya: peningkatan peran pengawasan internal,
post employment, integrity checking, pengungkapan isu
integritas, pengendalian gratifikasi, pelaporan harta
kekayaan, analisis resiko terhadap integritas,
revitalisasi kode etik dan pedoman perilaku, seleksi
dan keteladanan pimpinan puncak, evaluasi eksternal
integritas.
JUJUR

13
Jujur merupakan sebuah sifat yang membutuhkan
kesesuaian sikap antara perkataan yang diucapkan dan
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
Seseorang dapat dikatakan jujur jika ia mengucapkan
sesuatu yang sesuai dengan sebenarnya, disertai tindakan
yang seharusnya.

JUJUR
14
Seseorang yang menanamkan sifat jujur akan mendapatkan
manfaat :
 Membentuk karakteristik pribadi yang lebih
bertanggungjawab, amanah, serta dapat dipercaya untuk
hal – hal yang besar.
 Akan lebih mudah untuk memperoleh empati serta
simpati dari pihak lain dan memiliki banyak teman.

Manfaat
Jujur
15
CARA/KIAT BERLAKU
JUJUR
 Menempatkan diri sebagai orang yg di bohongi
 Jujur pada diri sendiri
 Memahami diri sendiri, apa yg membuat ingin
berbohong
 Menyadari akibat/ jika tidak berbuat jujur
 Berani mengakui kesalahan
 Jangan takut salah
 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

16
 Mempunyai perasaan yang lebih tenang serta lebih
bahagia ketika menjalani hidupnya.
 Menjauhkan diri dari beragam tindakan yang melanggar
norma serta hukum negara. Contoh: Korupsi, kolusi, dan
juga nepotisme.
 Mempunyai integritas serta bisa dipercaya oleh orang
lain.

Manfaat
Jujur
17
1. Di Lingkungan Sekolah
Mengerjakan ujian dengan jujur tanpa mencontek.
 Mengembalikan buku yang sudah dipinjam dari
perpustakaan tepat dengan tanggal pengembalian.
 Berkata jujur terhadap guru serta teman – teman.

Contoh
Perilaku
Jujur
18
2. Di Lingkungan Keluarga
 Berterus terang terhadap orang tua/ suami/ istri pada
saat melakukan suatu kesalahan.
 Berterus terang mengenai nominal gaji yang diterima
 Memberitahukan tujuan berpergian ke tempat yang
sebenarnya

Contoh
Perilaku
Jujur
19
3. Di Lingkungan Masyarakat
 Mematuhi peraturan rambu – rambu lalu lintas ketika
sedang berkendara.
 Tidak berusaha untuk menyuap petugas polisi pada
saat ditilang.
 Memberikan informasi yang sebetulnya terhadap
orang lain di lingkungan masyarakat.
 Tidak mengikuti kegiatan gotong royong dengan izin
yang mengada ngada.
Contoh
Perilaku
Jujur
20
4. Di lingkungan kerja
Melaksanakan tugas sebaik mungkin.
 Tidak bermalas – malasan, dan giat cuma pada saat
atasan datang.
 Tidak memfitnah orang lain.
 Tidak menerima suap menyuap.

Contoh
Perilaku
Jujur
21
BERLAKU JUJUR
MENJADI INDIVIDU YANG
BERINTEGRITAS
TUMBUHKAN BUDAYA ANTI
KORUPSI

Jens
Jens Martensson
Martensson
SEKIAN
& KELOMPOK 8
TERIMA KASIH

23

Anda mungkin juga menyukai