Akustik untuk Penelitian Ekosistem :

Pelajaran dan Perspektif dari

Program Ilmiah yang Berfokus pada
Hubungan Tuna - Lingkungan

OLEH :
NUR ALIMAH AKHMAD
UUN LESTARI
 mewakili satu-satunya alat yang memungkinkan
Akustik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif

mulai dari plankton hingga predator besar dan juga

parameter abiotik, seperti karakteristik substrat

Pengamatan acoustic memungkinkan pengguna dalam menyelidiki hubungan

ekologi scara langsung.
 Tujuan Penulisan

Untuk mempromosikan penggunaan acoustic dalam mempelajari

ekosistem akuatik dan untuk mendorong munculnya model
ekosistem terbaru.

Contoh penelitian :
Berdasarkan data acoustic, kami akan menyajikan sebuah pendekatan dan hasil
program ilmiah (ECOTAP; studi perilaku tuna menggunakan acoustic dan
penangkapan) dilakukan untuk mempelajari ekosistem pelagis tuna di Polynesia
Perancis.
 Contoh dari pendekatan ekosistemn : Program ECOTAP

Tujuan program ECOTAP adalah pengamatan langsung dan simultan tuna (i.e. albacore,
Thunnus alalunga; bigeye, Thunnus obesus and yellowfin tuna, Thunnus albacares) mangsa
tuna dan lingkungan hidrologi menggunakan acoustic, persiapan dokumen CTD probes,
pelacakan ultrasonik, intrusmen penangkapan dengan longline , pelagic trawling dan analisis
isi lambung
 Bahan dan Metode

Penelitian dilakukan antara 4 and 20°S and 134 and 154°W di sekitar masyarakat
tuamotu dan kepulauan marquesas dari oktober 1995 hinggal agustus 1997.

Data dikumpulkan di board IRD R/V “Alis” (Panjang 28 m) selama percobaan ECOTAP
dilakukan di Zona ekonomi eksklusif Polinesia Perancis.

Data acoustic yang dikumpulkan dengan EK500 SIMRAD yang terhubung dengan 38
kHz split beam transducer, terekam untuk mengamati tuna (dengan echo counting atau
echo-integration) dan mangsanya (dengan echointegration)
Observasi Tuna
Observasi Mangsa Tuna
Hubungan Tuna - Lingkungan
 Permodelan Perilaku Tuna

Pemodelan distribusi dan perilaku tuna adalah pekerjaan multi-parameter.

Contohnya, dalam rencana vertikal, dalam jangkauan habitat abiotik mereka,
distribusi tuna terkait dengan distribusi mangsa. Posisi vertikal mangsa
dikendalikan oleh radiasi (e.g. Widder and Frank, 2001; Frank and Widder,
2002), tetapi juga oleh kehadiran deoxygenated waters di kedalaman atau
struktur jaring makanan (Bertrand et al., 1999b, 2002a, b). Sehingga akustik,
merupakan alat utama yang memungkinkan pembangunan skema teoritis
juga diperlukan untuk memvalidasi model potensial pada distribusi tuna
sesuai dengan struktur ekosistem.
 Acoustics For Ecosystem Research :
Lessons And Perspectives

Studi ekosistem yang ideal anda memerlukan satu atau beberapa tempat penelitian,
multifrequency echosounder agar species dapat diakui/dikenal,
 sonar multibeam untuk pengamatan kebiasaan bergerombol (school)
 sensor vertikan bergelombang TAPS™acoustical zooplankton untuk memaksimalkan
pengamatan plankton,
 kinerja tinggi software untuk pengolahan data acoustik (misalnya Movies + atau
echoview),
 sebuah kendaraan bawah air, serta persiapan dokumen penyelidikan CTD,
 micronekton dan plankton trawl pelagis (dan/atau pursein atau longline, dsb) remote
sensing data SST, klorofil, dan banyak lagi.
Sistem yang ideal untuk perikanan acoustik bisa terdiri dari :

 “180ᵒ multi-beam acho sounder” dimana pusat beams yang menghitung

nilai-nilai TS menggunakan metode standar,

 lateral beams digunakan untuk menentukan struktur 3D dan melakukan

pengukuran biomassa;

 dan jarak lateral beams yang pajang digunakan dalam menghitung dan

menganalisis cluster (fig. 5).

Tekhnik pengaplikasian acoustik, memungkinkan pemantauan secara langsung di

ekosistem yang berbeda yang berskala spatiotemporal, dan metode permodelan

baru yang lebih kuat harus mengarah pada kemajuan yang lebih besar dalam

bidang pengetahuan dan pengelolaan ekosistem, tetapi akan bergantung pada ahli

acoustik, ahli ekologi dan ahli permodelan yang harus saling bergandengan. Jika

tantangan ini dilakukan, acoustik ini pasti akan menjadi paling penting digunakan

sebagai alat pengamatan ekosistem akuatik dimasa akan datang.