Anda di halaman 1dari 41

BAB 2.

IMUNOLOGI :
EVOLUSI DAN KOMPARATIF
I. TAKSONOMI & HUBUNGAN FILOGENETIK

 Taksonomi: sistem klasifikasi kelompok


organisme menurut hubungan alamiah
 Filogeni: studi hub alamiah atau sejarah evolusi
organisme
 Pengelompokan taksonomi berdasarkan hub
keturunan atau evolusi
 Sistem taksonomi digambarkan dlm pohon
filogeni dgn percabangan yg lebih jauh dari
leluhur sesuai dgn perbedaan keturunan
 Teknik modern menentukan urutan prot & asam
nukleat  hub filogeni diantara prokariosit
 Taksonomi sdh menggunakan dasar perbedaan &
kesamaan rRNA dmn RNA dlm berbagai
konfigurasi membawa bbg fungsi dlm sel
 2 keluarga prokariosit:
– Eubakteri (bakteri sejati)
– Arkabakteri
 Eukariot dibagi 4 keluarga:
– Protista: jamur air, jamur berlendir,
protozoa, alga eukariot primitif
– Fungi: ragi, kapang multiseluler
– Tumbuhan
– Hewan
II. EVOLUSI IMUNOLOGI
 Keberadaan organisme dihadapkan bahaya dari
dunia luar. Keberadaan bahaya bertujuan:
– Kompetisi utk hidup  kompetisi utk ruang &
makanan, terbatas dilingkungannya sendiri
– Melindungi diri dari asimilasi: pd kembar siam
satu bayi lbh dominan thd yg lain  kembar
satu berusaha mengasimilasi yg lain &
mengahalaunya sedang yg lain akan mjd
lemah
 Melindungi kerusakan organ & membantu
perbaikan, misal luka krn benda tajam
 Melindungi diri dari invasi bakteri & parasit yg
mgkn mrp ancaman terbesar utk manusia

 Regulasi integritas. Varian/mutan dpt tjd oleh


kontaminasi virus & modifikasi oleh bahan kimia.
Sel membagi diri tdk sempurna  duplikasi DNA.
Sel varian mungkin hanya mengambil ruang &
makanan ttp dpt berproliferasi tanpa kontrol 
neoplasma & mengancam integritas pejamu
 Evolusi filogeni imunitas tda 3 tahap:
1. Tahap quasiimmunorecognition ciri
invertebrata & vertebrata, khas pd
coleenterades (enidariaan), tunicate &
mamalia, dlm arti luas sbg inkompatibilitas
alogenik

2. Tahap imunitas seluler premodial, tjd mll sel


primordial (mis: invertebrata yg berkembang)
sbg inkompatibilitas alograft. Dpt ditemukan
imunitas spesifik dgn komponen memori utk
waktu pendek
3. Tahap imunitas humoral & humoral
terintegrasi, ditemukan hanya pd
vertebrata: ikan, amfibi, reptil, burung &
mamalia
III. IMUNOLOGI TUMBUHAN
 Tdd imunitas didapat sistemik sbg respon thd
infeksi lokal mikroorganisme patogen

A. FITOIMUNITAS
 Meliputi fenomena serupa imunitas, aktif maupun
pasif
 Bhn tumbuhan yg aktif dlm fitoimunitas antara lain:
fitonisida & fitoaleksin
 Fitonisida: bhn yg diprod tumbuhan yg mengalami
trauma / non trauma. Menujukkan efek
bakterisidal, fungisidal & parasitidal
 Tanaman resisten thd byk peny disebabkan
adanya bahan spt antibiotik dlm jaringannya
B. FITOHEMAGLUTININ (PHA)
 Adalah lektin /KH yg dpt diikat reseptor sel T
manusia dpt memacu aktivasi poliklonal sel T
atau aglutinasi
 Dlm lab digunakan utk menentukan fungsi sel T
pd penderita atau menginduksi mitosis sel T dlm
mengumpulkan data kariotipik
IV. IMUNOLOGI INVERTEBRATA

A. Analisa Imnitas nonspesifik pada invertebrata


 Ada sejumlah alasan menganalisa imunitas non spesifik
pd invertebrata:
– Dpt lebih banyak belajar dari invertebrata mengenai
ekspansi, evolusi imunitas yg melindungi jutaan
metazoa
– Produk humoral asal organisme tsb biasanya mrp
antibakterial poten  dpt lebih mamahami mekanisme
imunitas alamiah yg menguntungkan spt bahan
makanan & obat
 Invertebrata memiliki bbg mekanisme utk mengenal &
memberikan respon thd bahan nonself meski tdk
memiliki sistem limfoid
 Respon imun internal invertebrata tda
enkapsulasi & pbt nodul
 Bbrp fc yg berperan pd pengenalan molekul yi:
alfa 2 mikroglobulin, CRP, peptida antibakterial,
proteinase serin, inhibitor proteinase, lektin tipe
C, komplemen & prot yg mengikat glikan.

 Jg ada ekuivalen sitokin spt IL 1 dan IL 6 dan


reseptor pd sel fagosit. Peptida opioid, alkaloid
opioid & neuropeptida lainya dpt memodulasi
kemotaksis & adhesi sel.
 Jg ada Ig spt molekul adhesi & reseptor utk
thirosine kinase.
 Sel-sel invertebrata diduga memiliki reseptor,
sifatnya blm byk diketahui, spt reseptor pd
vertebrata berupa antibodi pd sel B & reseptor
sel T
 Invertebrata dibagi 2 golongan, dengan dan
tanpa rongga badan
 Leukosit invertebrata diduga mrpk prekursor
evolusi dari semua imunosit vertebrata
B. Prokariosit - bakteri
 Bbg bahan antimikrobial yg diproduksi & dilepas
bakteri keluar sel menunjukkan efek spesifik
 Protozoa: organisme kecil, sel tunggal ukuran 1-
10 um. Jns terpenting menimb peny pd manusia:
amuba, flagelata, sporozoa & mikrospora

 Adalah organisme mikroskopis yg hrs mengenal


obyek & makan  mekanisme genetik intrinsik
mengontrol prot permukaan
C. Spons
 Mrp invertebrata paling primitif.
 Spons laut dpt membedakan self dari nonself,
dpt menolak koloni parabiosed finger yg berbeda
dlm 7-9 hari
 Glikoprotein sel spons yg spesies spesifik
digunakan dlm identifikasi self & mencegah pbt
koloni hibrid. Koloni spons non identik 
nekrotik di tpt kontak. Kontak kedua lebih cepat
ditolak
D. Cacing
 Ada 4 jns sel dlm rongga bahan cacing tanah,
semuanya fagositik
 Beberapa sel berperan dlm penolakan alograft,
sedang yg lain memprod bahan bakterial

 Keulomosit: leukosit fagositik yg


bersirkulasi/menetap berpartisipasi dlm
pertahanan invertebrata yg memiliki rongga badan
mll fagositosis & enkapsulasi
E. Serangga
 Antropod memiliki eksoskeleton kuat, tdd kitin
perlindungan thd bahaya
 Toll receptor serangga memacu pembentukan
prot antibakterial sbg respon permukaan
serangga thd patogen & polisakarida jamur

 Imunitas thd virus irido tdd respon seluler


(fagositosis, enkapsulasi, pbt nodul, atau
koagulasi)
 Enkapsulasi mrp Rx lekosit thd bahan asing yg
tdk bisa dimakan krn ukuran besar
V. IMUNOLOGI VERTEBRATA
 Sejumlah pertanyaan tdk dpt dijawab utk
menerangkan hub evolusi imunologi intervertebrata
& vertebrata, dari intervertebrata yg sgt sederhana
 mendadak menemukan susunan sistem imun
vertebrata yg sgt berkembang
 Mekanisme imun intervertebrata umumnya:
fagositosis bakteri atau penggunaan enzim dlm
sekresi
 Fagositosis mrp hal penting pd semua hewan yg
dibantu aglutinin & bakterisidin  mengikat molekul
patogen pd permukaan
A. Ikan
 Jar limfoid primer & sekunder ikan dlm timus,
ginjal & limpa
 Sistem imun ditemukan juga pd kulit & membran
mukosa
 Memiliki sel sejenis sel T & B, monosit,
makrofag & granulosit
 Ditemukan jg IFN-γ, IL-1, IL-2, CSF, TGF-β &
TNF, namun sel mast tdk ada
 Tersedia vaksin utk melindungi thd inf & virus
 IgW: isotipe imunoglobulin pd hiu
1.Siklostoma

 Vertebrata yg pernah diteliti, spt hangfish


(California) tdk memiliki limfosit sejati, sel T
adaptif & respon sel B
 Tdk memiliki timus, limpa eritropoetik atau sel
serupa limfosit di sirkulasi

 Lamprey memp timus primitif, limfa limfopoetik,


famili limfosit & gama globulin
 Memp agregat sel limfoid di faring & lokasi lain
2. Ikan Bertulang Rawan

 Hiu: memiliki timus, respon Ab anamnestik


(sekunder), sel plasma yg mbt IgM

3. Ikan Bertulang (teleost)


 Memiliki sel T & B, sel NK, sitokin (IL-2 &
IFN)
 Molekul MHC ditemukan pd ikan zebra
B. Reptil
 Kondisi lingkungan mempengaruhi struktur & fs
organ reptil tms sistem imun
 Timus berkembang baik dgn molekul permukaan
menyerupai Ig, diduga mrp prekursor reseptor
sel T, IgG & IgM

 Limpa mrp organ limfoid primer terpenting


 GALT berkembang baik pd kadal & ular
 Memiliki molekul MHC produksi sedikitnya 2
jns Ig menyerupai IgM
C. Burung & ayam

 Memprod sel B dlm bursa fabricius di sal cerna dkt


kloaka
 Ditemukan IgG, IgM & IgA
 Timus tda 6-7 lobus
 Banyak kesamaan sistem imun avian & mamalia
terutama dlm struktur organ limfoid, pbtk Ab & susunan
Ig & gen MHC
 Ayam pembentuk Ab yg baik, mbt IgM sebelum IgG
 Sel hematopoetik nonlimfoid, kelas Ig (IgM, IgA, IgG =
IgY berkembang baik
 Permukaan sel T sama spt pd sel T mamalia, mis: TCR,
CD3, CD4, CD5, CD8, CD28, CD45 & IL-2R
D. Mamalia
 Mbt IgD & IgG dan subklasnya disamping Ig
lainnya & menunjukkan MHC yg berbeda
 Ab pd selB, reseptor sel T & MHC
berkembang dari leluhur yg sama
 Ada kesamaan sistem imun tikus & manusia
tikus transgenik banyak digunakan dlm
penelitian
1. Kelinci

 Imunitasnya hampir = manusia


 GALT kelinci tda apendiks, plak peyer & nodul
limfatik difus
 Limpa & timus berkembang baik
 Limfopoesis tjd di sutul & sel matang
menempati organ & jaringan
 Sitokin: MIF, faktor kemotaktik, MSF, IL-1, IL-2
& TNF-α
 Sel T, sel B, mikrofag & sel PMN, IgG, IgE,
IgA, regio MHC-1 & MHC-II telah banyak
digambarkan
2. Anjing
 Struktur & fs sistem imun serupa dgn tikus &
manusia
 Memilik bbg mekanisme resistensi utk mencegah
penyakit
 Kulit & memb mukosa sama, tp imunitas seluler
berbada dari manusia
 MHC anjing dikenal sbg DLA, menyandi DLA-1,
DLA-II
 Sel NK, sel K, sel Ts telah diketahui
 Ditemukan bbrp peny defisiensi imun herediter
 Telah digambarkan bbrp peny defis imun didapat yg
berhub dgn defis vit & mineral dan LES yg berhub
MHC DLA-A7
3. Kucing

 Sistem imun = mamalia lainnya


 Pd kucing ditemukan populasi makrofag
intravaskular pulmoner rentan thd renjatan
septik peran TNF asal makrofag
 40-45% limfosit darah perifer adalah sel B, 32-
41% sel T, 20% sel null yg dianggap sel NK
 Diketahui aktivitas Th, Ts, IL-1, IL-2, IL-6 dan
IgAs
 IgE dan IgD blm diidentifikasi secara formal
 Respon lambat kurang kuat dibanding
spesies lain
 MHC kucing disebul FLA yg tidak
polimorfik  memudahkan keberhasilan
transplantasi sutul
 Memiliki semua komponen utama
komplemen, kadar=mamalia lain
 Organ sasaran utama anafilaksis: paru 
ditimbulkan penglepasan serotonin dari sel
mast sbg mediator utama
 Dermatitis akb gigitan kutu: peny alergi kulit
tersering
 Gol darah: A,B
 Dpt ditemukan peny autoimun spontan: an
hemolitik, hipertiroidisme, purpura
trombositopenia, pemfigus vulgaris, pemfigus
foliaseus, miastenia gravis, LES, AR

 Imunodefisiensi sekunder dpt disebabkan virus


(Feline immunodeficiency virus/FIV)
penurunan CD4+, menyerupai AIDS
4. Kuda
 Timus & sutul mrp sumber pembentukan sel T &
sel B
 Perkembangan sel B di plak peyer, mrp struktur
tunggal di ileum terminal
 Ig tda IgG1, IgG2, igM, IgA (serum & sekretori)
dan IgE

 Kolostrum mgd IgG1 sgt tinggi, sedikit IgA


 Anak kuda yg dilahirkan tdk membawa Ig dari
induk, dilahirkan dgn agamaglobulinemia, namun
IgG dlm jml besar byk ditemukan dlm air susu
5. Babi

 Imunitas berbeda dgn tikus & manusia


 Memiliki 4 jenis plak peyer & papila tonsil
kecil yg mengeluarkan limfosit dari kel limfoid
langsung ke sirkulasi (tdk ke eferen limfe)
 Memiliki IgA, IgG, IgE, IgM & lekosit perifer
 Memiliki sel NK, molekul adhesi berupa
e-selektin, faktor kemotaktik dan sitokin (Il-2,
IL-4, IL-5, IL-10, IL-12, GM-CSF dan GCSF)
6. Kambing/domba
 Memiliki subset sel T utama, terbanyak CD4+
atau CD8+, MHC-I dan MHC-II

7. Primata selain manusia


 Kesamaan sistem imun mrp model terbaik
penelitian banyak penyakit manusia
 Subset limfosit, MHC & gen TCR = manusia
 Plak peyer ileum mrp organ limfoid primer utk
limfopoesis sel B
 Kadar IgG serum lebih tinggi pd domba drpd
manusia
 Tiga subset sel T utama adalah sel CD4+,
CD8+ dan sel T3.
SIMPULAN EVOLUSI SISTEM IMUN

 Semua tumbuhan dan makhluk hidup memerlukan


perlindungan terhadap invasi mikroorganisme,
dimana pada umumnya invertebrata menyandarkan
diri hanya pada mekanisme imun non spesifik.

 Imunitas nonspesifik timbul lebih dahulu dalam


evolusi organisme multiseluler dan ditemukan pada
semua tumbuhan dan hewan multiseluler. Imunitas
spesifik hanya ditemukan pada vertebrata.
 Ciri imunitas vertebrata yang khas memiliki
campuran lektin yang kompleks  mengikat
hidrat arang mikroba  mengopsonisasi
dan meningkatkan destruksi melalui sel
fagosit.
 Vertebrae berbeda banyak dalam sel
jaringan, organ limfoid.
 TLR menyalurkan jalur tranduksi sinyal
pada tumbuhan dan hewan
 Hewan pertama yang memiliki sistem imun
spesifik dan molekul MHC  presentasi
antigen, Ag, Ig dan reseptor T sel  ikan
dgn tulang rawan.
 Diduga perubahan besar evolusi imunitas
perlu untuk menyesuaikan thd tantangan
imun, melindungi janin dan anaknya.
Mekanisme yang efektif & efisien diperlukan
 tekanan berat sepeerti invasi mikroba.

Anda mungkin juga menyukai