Anda di halaman 1dari 19

Deteksi dini ketidaknormalan dalam

Masa Nifas
dan sistem rujukannya

DR. TITI AMALIA, M.KED(OG),SP.OG


Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas

1. Metritis
2. Abses Pelvis

3. Infeksi Luka Perineum dan Luka Abdominal


4. Tetanus

5. Mastitis
6. Bendungan Payudara
7. Retraksi Puting
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
1. Metritis

Definisi

Metritis ialah infeksi pada uterus setelah persalinan. Keterlambatan terapi akan menyebabkan abses,
peritonitis, syok, trombosis vena, emboli paru, infeksi panggul kronik, sumbatan tuba, infertilitas.

Faktor Predisposisi
kurangnya tindakan aseptik saat melakukan tindakan kurangnya higien pasien

kurangnya nutrisi

Tanda dan Gejala

▪ Demam >380C dapat disertai menggigil

▪ Nyeri perut bawah


▪ Lokia berbau dan purulen
▪ Nyeri tekan uterus

▪ Subinvolusi uterus
▪ Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
1. Metritis

Tatalaksana
a. Tata Laksana Umum
Berikan antibiotika sampai dengan 48 jam bebas demam:

• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam


• Ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam
• Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis dan tatalaksana

Cegah dehidrasi. Berikan minum atau infus cairan kristaloid.

Pertimbangkan pemberian vaksin tetanus toksoid (TT) bila ibu dicurigai terpapar tetanus (misalnya ibu memasukkan jamu-jamuan ke dalam vaginanya).

Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan bekuan serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau kuret tumpul besar bila perlu
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
1. Metritis

Jika tidak ada kemajuan dan ada peritonitis (demam, nyeri lepas dan nyeri abdomen), lakukan laparotomi dan drainaseabdomen bila terdapat pus.

Jikauterusterinfeksidannekrotik,lakukanhisterektomisubtotal.

Lakukan pemeriksaan penunjang:

Pemeriksaan darah perifer lengkap termasuk hitung jenis leukosit

Golongan darah ABO dan jenis Rh


Gula Darah Sewaktu (GDS)

Analisis urin

Kultur (cairan vagina, darah, dan urin sesuai indikasi)

Ultrasonografi (USG) untuk menyingkirkan kemungkinan adanya sisa plasenta dalam rongga uterus atau massa intra

abdomen-pelvik
 Periksa suhu pada grafik (pengukuran suhu setiap 4 jam) yang digantungkan pada tempat tidur pasien.
 Periksa kondisi umum: tanda vital, malaise, nyeri perut dan cairan per vaginam setiap 4 jam.
 Lakukan tindaklanjut jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit per48jam.
Terima, catat dan tindak lanjuti hasil kultur.

Perbolehkan pasien pulang jika suhu < 37,50 C selama minimal 48 jam dan hasil pemeriksaan leukosit < 11.000/mm3.

b. Tata Laksana Khusus : -


Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
2. Abses Pelvis

Definisi
Abses pelvis adalah abses pada regio pelvis Faktor Predisposisi

Metritis (infeksi dinding uterus) pasca kehamilan

Diagnosis

▪ Nyeri perut bawah dan kembung


▪ Demam tinggi-menggigil
▪ Nyeri tekan uterus
▪ Respon buruk terhadap antibiotika
▪ Pembengkakan pada adneksa atau kavum Douglas

▪ Pungsi kavum Douglas berupa pus


Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
2. Abses Pelvis

Tatalaksana
• Tatalaksana umum : -
• Tatalaksana Khusus

Berikan antibiotika kombinasi sebelum pungsi dan drain abses sampai 48 jam bebas demam:

• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam


• Ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam
• Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam

Jika kavum Douglas menonjol, lakukan drain abses, jika demam tetap tinggi, lakukan laparotomi.
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
3. Infeksi luka perineum dan luka abdominal

Definisi

Infeksi luka perineum dan luka abdominal adalah peradangan karena masuknya kuman-
kuman ke dalam luka episotomi atau abdomen pada waktu persalinan dan nifas, dengan
tanda-tanda infeksi jaringan sekitar.

Faktor Predisposisi
kurangnya tindakan aseptik saat melakukan penjahitan kurangnya higien pasien

kurangnya nutrisi
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
3. Infeksi luka perineum dan luka abdominal

3.1 Abses, seroma dan hematoma pada luka


Diagnosis

▪ Nyeri tekan pada luka disertai keluarnya cairan atau darah ▪ Eritema ringan di luar tepi insisi

Tatalaksana

a. Tatalaksana umum
Kompres luka dengan kasa lembab dan minta pasien mengganti kompres sendiri setiap 24 jam.

Jaga kebersihan ibu, minta ibu untuk selalu mengenakan baju dan pembalut yang bersih.

b. Tatalaksana khusus
Jikaterdapatpusataucairan,bukalahlukadanlakukandrainase.

Angkat kulit yang nekrotik, jahitan subkutis dan buat jahitan situasi.

Jikaterdapatabsestanpaselulitis,tidakperludiberikanantibiotika.

Bila infeksi relatif superfisial, berikan ampisilin 500 mg per oral selama 6 jam dan metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5 hari.
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
3. Infeksi luka perineum dan luka abdominal

3.2 selulitis dan fasiitis nekrotikan


Diagnosis
▪ Luka terasa nyeri
▪ Eritema dan edema di luar tepi insisi
▪ Luka mengeras
▪ Keluar cairan bernanah ▪ Merah di sekitar luka
Tatalaksana
• Tatalaksana Umum : -
• Tatalaksana Khusus
Jikat erdapat pus atau cairan,bukalah luka dan lakukan drainase.

Angkat kulit yang nekrotik, jahitan subkutis dan lakukan debridemen.

Jika infeksi hanya superfisial dant idak meliputi jaringan dalam, pantau timbulnya abses dan berikan antibiotika:

• Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari.


• Ditambah metronidazol 500 mg per oral 3 kali sehari selama 5 hari.
Jika infeksi cukup dalam, meliputi otot, dan menimbulkan nekrotik (fasiitis nekrotikan), siapkan laparotomi dan berikan kombinasi antibiotika sampai jaringan nekrotik telah diangkat dan 48 jam bebas demam:

• Penisillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam


• Ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam
• Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika sudah 48 jam bebas demam, berikan:

o Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari


o Ditambah metronidazol 500 mg per oral 3 kali sehari selama 5 hari o Catatan : Fasiitis nekrotikan membutuhkan debridemen dan jahitan situasi. Lakukan jahitan reparasi 2-4 minggu kemudian, bila
luka sudah bersih.
• Jika infeksi parah pada fasiitis nekrotikan, rawat pasien di rumah sakit untuk tatalaksana dan ganti kasa penutup luka 2 kali sehari.
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
4. Tetanus

Definisi
Tetanus merupakan penyakit yang langka dan fatal yang mempengaruhi susunan saraf pusat
dan menyebabkan kontraksi otot yang nyeri.
Diagnosis
▪ Trismus
▪ Kaku kuduk, wajah
▪ Punggung melengkung
▪ Perut kaku seperti papan
▪ Spasme spontan
Faktor Predisposisi
• Imuniasasi tidak lengkap / tidak imunisasi
• Luka tusuk
• Sisa paku atau kayu yang menusuk tertinggal di dalam
• Adanya infeksi bakteri lainnya
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
4. Tetanus

Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Rujuk ibu ke rumah sakit

b. Tatalaksana Khusus
Selama mempersiapkan rujukan:

o Miringkan ibu ke samping agar tidak terjadi aspirasi.

o Jaga jalan napas tetap terbuka.

o Atasi kejang dengan diazepam 10 mg IV selama 2 menit. Jauhkan ibu dari kebisingan dan cahaya.

o Pasang jalur intravena untuk memberikan cairan. Jangan berikan cairan lewat mulut.

o Berikan antibiotika benzil penisilin 2 juta unit IV setiap 4 jam selama 48 jam. Lalu, lanjutkan dengan ampisilin 500 mg 3 kali sehari selama 10 hari.

o Berikan antitoksin tetanus 3000 unit IM

Di fasilitas kesehatan yang leibih lengkap, cari tahu dan singkirkan penyebab infeksi (misalnya jaringan yang terinfeksi)

Ventilasi mekanik mungkin diperlukan.


Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
5. Mastitis

Definisi
Inflamasi atau infeksi payudara

Diagnosis
• Payudara (biasanya unilateral) keras, memerah, dan nyeri
• Dapat disertai demam >380 C
Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan ke-4 postpartum, namun dapat terjadi kapan saja selama
menyusui

Faktor Predisposisi
• Menyusui selama beberapa minggu setelah melahirkan
• Puting yang lecet
• Menyusui hanya pada satu posisi, sehingga drainase payudara tidak sempurna
• Menggunakan bra yang ketat dan menghambat aliran ASI
• Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
5. Mastitis

Tatalaksana

a. Tatalaksana Umum
Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak.

Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.

b. Tatalaksana Khusus
Berikan antibiotika :

• Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari


• ATAU eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10-14 hari

Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudara yang tidak sakit. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah menyusui, pompa payudara untuk mengeluarkan isinya.

Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri.

Berikan parasetamol 3x500mg peroral.

Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.

Lakukan evaluasi setelah 3 hari.


Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
6. Bendungan Payudara

Definisi

Bendungan payudara adalah bendungan yang terjadi pada kelenjar payudara oleh karena ekspansi dan tekanan dari produksi dan
penampungan ASI.

Diagnosis

▪ Payudara bengkak dan keras


▪ Nyeri pada payudara
▪ Terjadi 3 – 5 hari setelah persalinan

▪ Kedua payudara terkena

Faktor Predisposisi
• Posisi menyusui yang tidak baik
• Membatasi menyusui
• Membatasi waktu bayi dengan payudara
• Memberikan suplemen susu formula untuk bayi
• Menggunakan pompa payudara tanpa indikasi sehingga menyebabkan suplai berlebih
• Implan payudara
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
6. Bendungan Payudara

Tatalaksana

a. Tatalaksana Umum
Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.

Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat selama 5 menit.

Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.

Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting menjadi lunak.

Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand feeding) dan pastikan bahwa perlekatan bayi dan payudara ibu sudah benar.

Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu tidak mampu mengosongkan payudara, mungkin diperlukan pompa atau pengeluaran ASI secara manual dari payudara.

Letakkan kain dingin/kompres dingin dengan es pada payudara setelah menyusui atau setelah payudara dipompa.

Bila perlu,berikan parasetamol 3x500 mg peroral untuk mengurangi nyeri.

Lakukan evaluasi setelah 3 hari.

b. Tatalaksana Khusus :-
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
7. Retraksi Puting

Definisi
Suatu kondisi dimana putting tertarik ke dalam payudara. Pada beberapa kasus, puting dapat muncul keluar bila di stimulasi, namun pada kasus- kasus lain,
retraksi ini menetap.
Faktor Predisposisi : -
Diagnosis
Grade 1
Puting tampak datar atau masuk ke dalam

Puting dapat dikeluarkan dengan mudah dengan tekanan jari pada atau sekitar areola.

Terkadang dapat keluar sendiri tanpa manipulasi

Saluran ASI tidak bermasalah, dan dapat menyusui dengan biasa.

Grade 2
Dapat dikeluarkan dengan menekan areola, namun kembali masuk saat tekanan dilepas

Terdapat kesulitan menyusui.

Terdapat fibrosis derajat sedang.

Saluran ASI dapat mengalami retraksi namun pembedahan tidak diperlukan.

Pada pemeriksaan histologi ditemukan stromata yang kaya kolagen dan otot polos.

Grade 3
Puting sulit untuk dikeluarkan pada pemeriksaan fisik dan membutuhkan pembedahan untuk dikeluarkan.

Saluran ASI terkonstriksi dan tidak memungkinkan untuk menyusui

Dapat terjadi infeksi, ruam, atau masalah kebersihan

Secara histologis ditemukan atrofi unit lobuler duktus terminal dan fibrosis yang parah
Deteksi dini ketidaknormalan dalam Masa Nifas
7. Retraksi Puting

Tatalaksana

a. Tatalaksana Umum

Jka retraksi tidak dalam, susu dapat diperoleh dengan menggunakan pompa payudara.
Jika puting masuk sangat dalam, suatu usaha harus dilakukan untuk mengeluarkan
puting dengan jari pada beberapa bulan sebelum melahirkan.

b. Tatalaksana Khusus : -
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai