Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH ORAL HYGIENE MENGGUNAKAN


CETYLPYRIDINUM CHLORIDE 0,05%
TERHADAP PENCEGAHAN VENTILATOR
ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUD
KOTA MATARAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perawatan di Rahman (2011) dikutip dari Saanin (2006)
Instalasi Perawatan Intensif (IPI) rumah menyatakan, meskipun belum ada penelitian
sakit-rumah sakit baik di dunia dan di mengenai jumlah kejadian VAP di Indonesia,
Indonesia sangat cepat untuk mengatasi namun berdasarkan kepustakaan luar negeri
masalah keperawatan yang dihadapi kejadian VAP cukup tinggi, bervariasi antara 9-
oleh pasien kritis (Atmaja, 2014). 27%. Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan
Infeksi jalan napas yang berhubungan Budiono (2013) di ICU RSUP Dr. Kariadi
dengan pemakaian ventilator dikenal Semarang menunjukkan sebesar 36,8%.
dengan Ventilator Associated Penelitian yang dilakukan Rahmawati (2014) di
Pneumonia (VAP) (PDPI, 2003 dalam ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang juga
Atmaja, 2014). menyebutkan kejadian pneumonia pada pasien
Ventilator Associated Pneumonia ICU sebesar 42%, dan dari jumlah tersebut
(VAP) merupakan penyebab ke-2 ditemukan pasien meninggal 86,8% dan 13,2%
infeksi didapat di rumah sakit dan hidup. Angka VAP di RSUP Sanglah Denpasar
penyebab utama kematian akibat infeksi tahun 2012 adalah sebesar 15,48 per 1000 hari
nosokomial di Amerika Serikat. Angka pemakaian masih melebihi standar nasional 10
kejadian VAP adalah 6-20 kasus per per 1000 hari pemakaian (Azis, 2012). Studi
1000 pasien yang masuk rumah sakit pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah
dan angka kematian berkisar 20-50% NTB dan RSUD Kota Mataram belum pernah
(Hudak, 2016). dilakukan survey terkait dengan jumlah
pneumonia yang diakibatkan oleh pemasangan
ventilator mekanik..
Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) terjadi melalui aspirasi bakteri
Novita (2014), menyatakan bahwa oral
yang hidup di mulut, belakang
hygiene dengan menggunakan
tenggorokan (orofaring) dan lambung
Cetylpyridinum chloride (CPC) dapat
melalui intubasi yang menjadi tempat
dijadikan alternatif untuk mengurangi koloni
bakteri untuk berkolonisasi pada trakea
bakteri dalam mulut.
(Edward, 2012). VAP dapat pula
Berdasarkan fenomena tersebut maka
menyebabkan bakteremia (Hudak,
penulis tertarik melakukan penelitian
2016). VAP dapat didiagnosis dengan
lebih lanjut tentang “Pengaruh Oral
Clinical Pulmonary Infection Score
Hygiene Menggunakan Cetylpyridinum
(CPIS) (Luna, 2003 dalam Atmaja,
chloride 0,05% Terhadap Kejadian
2014).
Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
World Health Organization (WHO)
di ICU RSUD Kota Mataram Tahun
merekomendasikan oral hygiene
2019”.
sebagai langkah terbaik dalam
mencegah pneumonia dibandingkan
penggunaan antibiotik (Plianbang,
2011 dalam Hiller, 2013).
B. Rumusan Masalah
“ Apakah ada pengaruh oral hygiene menggunakan Cetylpyridinum
chloride 0,05% terhadap kejadian Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) di ICU RSUD Kota Mataram tahun 2019”?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Keluarga Pasien
b. Bagi Rumah Sakit
c. Bagi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram
d. Bagi Peneliti Lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Konsep Ventilator Associated Pnemonia (VAP)
a. Definisi
Pneumonia terkait ventilator adalah pneumonia yang berkembang 48 jam atau
lebih setelah ventilasi mekanis diberikan melalui tabung endotrakeal atau
trakeostomi (Amanullah, 2015).

b. Indikasi Pemasangan Ventilator Mekanik


1). Gagal Pernapasan (Hudak, 2016).
2). Pasien yang mengalami penurunan kesadaran (Hudak, 2010).

c. Etiologi
1) Sebagian besar kasus VAP disebabkan oleh patogen yang terdapat di orofaring
dan saluran cerna, dari petugas, pasien lain, dan lingkungan (Sudoyo, 2009).
2) Penelitian oleh Yunita (2015), menyatakan bahwa Acinetobacter baumannii
menjadi salah satu organisme dominan penyebab VAP. Sekitar 48% penyebab
VAP adalah Acinetobacter baumannii.
d. Patofisiologi
1) Kolonisasi pada saluran pernapasan.
2) Kolonisasi pada lambung.
.
e. Faktor Risiko (Andini, 2012) .
1) Faktor yang berhubungan dengan host.
2) Faktor yang berhubungan dengan alat.
3) Faktor yang berhubungan dengan staf kesehatan.

f. Diagnosis
Menurut Linda (2004), menyebutkan bahwa diagnosis VAP dapat
ditegakkan berdasarkan tiga komponen infeksi sistemik, yaitu :
1) Demam lebih dari 38,0°C
2) Takikardi dan leukositosis disertai gambaran infiltrat baru ataupun
perburukan di foto thorak.
3) Adanya sekret trakea.
Modifikasi Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS)

Komponen Nilai Skor


Temperatur >36,5 dan <38,0 0
>38,1 dan <38,9 1
>39,0 dan <36,5 2
Leukosit per mm3 >4000 dan < 11000 0
<4000 dan >11000 2
Sekret trakea Tidak ada sekret 0
Ada, tapi sedikit 1
Purulent 2
Oksigenasi PaO2/FiO2 >240/ARDS 0
<240 dan tidak ARDS 2

Tabel Modifikasi Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS)


(Sumber : PubMed Central, 2010)

Bila dari hasil pemeriksaan komponen tersebut didapatkan nilai 1-4 maka
dinyatakan belum terjadi Ventilator Associated Pneumonia (VAP) dan apabila 5-8
maka dapat dinyatakan sebagai diagnosis VAP (Luna, 2007).
i. Pencegahan
Andini (2012), menyatakan bahwa pencegahan terhadap VAP dibagi menjadi dua
kategori, yaitu :
1) Intervensi dengan tujuan mencegah kolonisasi.
2) Intervensi dengan tujuan mencegah aspirasi.

2. Konsep Oral Hygiene

a. Definisi
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan
mulut, gigi dan gusi (Annama, 2014).

b. Tujuan Oral Hygiene

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Oral Hygiene


d. Cara Pelaksanaan Oral Hygiene
1) Sikat gigi.
2) Dental flos atau benang gigi.
3) Pembersih lidah
4) Kumur-kumur antiseptik
a) NaCl 0,9%
b) Larutan Povidone Iodine 1%
c) Chlorhexedine gluconate 0,2% e. Bahaya Perawatan Mulut Yang
d) Chlorbutanol hemihydrates Buruk Terhadap Penyakit
e) Methylsalicylate Sistemik (Brunnert&Suddarth,
f) Cetylpiridinium chloride 0,05% (CPC) 2002) :
1) Penyakit Kadiovaskuler.
2) Pneumonia
f. Hasil Penelitian Terkait Oral Hygiene 3) Komplikasi Diabetes

g. Pelaksanaan Oral Hygiene dilakukan setiap 12


jam sekali atau pada pagi dan sore hari
(Mariyam, 2014).
3. Konsep Cetylpyridinium Chloride 0,05%

a. Definisi b. Kegunaan
Cetylpyridinium chloride
1) Dalam dosis kecil, Cetylpyridinium
(CPC) adalah bahan kimia
yang digunakan untuk
chloride (CPC) bersama dengan
membunuh bakteri berbahaya beberapa bahan kimia lainnya,
dari permukaan organik mampu membunuh bakteri
(Amazine, 2018). berbahaya tanpa menyebabkan
kerusakan permanen pada jaringan
tubuh (Amazine, 2018).
c. Efek samping 2) FDA Plaque Subcommitee , (20111)
Dosis yang fatal sekitar 1-3 g mengatakan Cetylpyridinium
dapat menyebabkan gejala chloride (CPC) adalah agen
keracunan. antimokroba yang aman untuk
pencegahan pembentukan biofilm.
d. Hasil Penelitian Terkait
Cetylpyridinium Choride
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian
2. Waktu Penyusunan Proposal Skripsi

1. Penelitian ini menggunakan pra-


eksperimen dengan rancangan (one
group pre-post test design)
B. Desain Penelitian
2. Waktu penelitian, penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian
“Cross sectional”

C. Populasi, Sampel, dan Sampling

E. Data Yang Dikumpulkan, Cara


D. Variabel Penelitian Mengumpulkan Data dan Cara Pengolahan
Data

F. Analisa Data Menggunakan Uji Wilcoxon Match Pairs Test


Definisi Operasional

N Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Data


o. Penelitian
1. Variabel Oral hygiene pada Panduan - -
independent: pasien yang terpasang Cheklist
Terapi oral hygiene ventilator dengan
menggunakan menggunakan cairan
Cetylpyridinium antiseptik yang
chloride 0,05% mengandung
Cetylpyridinium
chloride 0,05%
sebanyak 10 ml dalam 2
kali sehari.
2. Variabel dependent Infeksi nosokomial Lembar 1. Skor CPIS Ordinal
: yang menyebabkan Observasi Skor 1-4: belum
Ventilator mortalitas pada pasien CPIS terjadi VAP
Associated yang terpasang 2. Skor CPIS
Pneumonia (VAP) ventilator mekanik >48 5-8:
jam di ruang ICU diagnosis
RSUD Kota Mataram VAP
 
 
Kerangka Kerja Pasien Terpasang
Ventilator
Purposive Sample
Sampel

Pengukuran CPIS (Pretest)

Perlakuan Oral Hygiene menggunakan Cetylpiridinium chloride 0,05%

Pengukuran CPIS (Postest)

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa Data

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai