Anda di halaman 1dari 18

TEKNOLOGI DALAM EKONOMI GLOBAL DAN

PENGELOLAAN DALAM TANTANGAN


TEKNOLOGI

KELOMPOK 1
NADYA ARINDINI PRATIWI (1910247690)
NURHAMIDAH (1910247691)
Pendahuluan
Era “Globalisasi” yang ditandai dengan semakin
meningkatnya jalur interkoneksi dan interdependensi
dunia, berperan memfasilitasi pertumbuhan perdagangan,
investasi dan keuangan yang lebih cepat dari pendapatan
nasioal berbagai negara.

Perubahan kondisi lingkungan menjadi salah satu faktor


penting dalam berbagai pertimbangan bisnis.
Bagaimanapun, sebuah perusahaan dituntut untuk selalu
siap menghadapi perubahan jika ingin tetap eksis di dunia
bisnis. Ini dikarenakan tuntutan pasar yang juga akan
berubah dari waktu ke waktu seiring berubahnya kondisi
lingkungan.
Apa itu Teknologi dan Globalisasi?
TEKNOLOGI GLOBALISASI
Istilah “teknologi” berasal dari Globalisasi adalah suatu proses
“techne “ atau cara dan  “logos” atau penyebaran unsur-unsur baru
pengetahuan. Jadi secara harfiah yang menyangkut informasi
teknologi dapat diartikan secara mendunia melalui media
pengetahuan tentang cara. cetak dan elektronik. Sceara
Pengertian teknologisendiri terbatas globalisasi dibentuk
menurutnya adalah cara melakukan untuk kemajuan teknologi di
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan bidang komunikasi dunia.
manusia dengan bantuan akal dan
alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau
membuat lebih ampuh anggota
tubuh, pancaindra dan otak
manusia.
Hubungan Teknologi dengan Organisasi
Bisnis
Teknologi dewasa ini berkembang begitu pesat dan beragam. Keberadaannya pun kini
telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Teknologi menawarkan kehidupan yang
lebih mudah, efisien, dan nyaman.
Sukanto Reksohadiprodjo (2000) menjelaskan pada hakikatnya, perubahan teknologi
dapat dikelompokkan dalam 4 bidang, meliputi:
• Bidang komputer;
• Bidang transportasi dan Komunikasi;
• Bidang energi dan sumber daya alam;
• Bidang proses produksi baru.

Menurut Sukanto Reksohadiprodjo (2000), usaha-usaha untuk mempertahankan


keseimbangan anara penggunaan serta tersedianya sumber daya dalam menghadapi
berbagai persoalan yang sifatnya teknis dan ekonomis. Kemungkinan saling mengganti
antara sumber-sumber yang satu dengan yang lain sejatinya amat terbatas, namun
perkembangan teknologi memungkin hal itu, walau terkadang dibutuhkan biaya yang
amat tinggi.
Pendorong Pertumbuhan Teknologi

Dinamika ledakan pertumbuhan teknologi didokumentasikan dalam bagaimana


bisnis beroperasi dan tetap bertahan, yang didasari oleh factor pertumbuhan
ekonomi dan produktivitas pekerja serta penelitian dan pengembangan investasi
1. Teknologi Internet
2. Teknologi dan E-Commerce
3. Kekuatan Teknologi
4. Munculnya Partisipasi Internet Global
Infrastruktur teknologi informasi merupakan isu sentral dalam
beberapa tahun terakhir baik dalam bisnis maupun dalam
manajemen sistem informasi. Infrastruktur teknologi informasi telah
menjadi alat yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk mencapai keunggulan bersaing sehingga menjadikan
penggunaan infrastruktur teknologi informasi sebagai kebutuhan
strategi yang merupakan kunci yang memungkinkan implementasi
dari sistem inovasi, mengurangi biaya, meningkatkan pelayanan
bargaining power, mendefinisikan kembali dan meningkatkan
pelayanan dan memungkinkan perusahaan untuk menawarkan
produk-produk baru.
Empat Dimensi Infrastruktur Teknologi Aspek
Manusia
Ducan Et Al (1995)

mengemukakan ada empat dimensi infrastruktur teknologi aspek


manusia yaitu :

1. Pengetahuan dan Keahlian Manajemen tentang Teknologi Informasi


2. Pengetahuan dan Keahlian Fungsional tentang Bisnis
3. Keahlian Interpersonal dan Manajemen
4. Pengetahuan dan Keahlian Teknikal
Mengelola Sistem Informasi dalam Organisasi Bisnis

Sistem Informasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah menjadi


komponen penting dalam organisasi bisnis modern yang sukses menjalankan
usahanya, karena mampu membantu dalam pengembangan bisnis dan
mengelola keunggulan kompetitif. Sistem dan teknologi informasi juga
diandalkan untuk meningkatkan efiektivitas dan efisiensi proses-proses
bisnis yang ada di organisasi, sehingga menjadi proses bisnis unggulan (best
practice), juga mampu memfasilitasi jajaran manajer dalam pengambilan
putusan dan kolaborasi antar bagian.
Sistem Informasi pada sebuah organisasi, dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu sistem pendukung operasional (misalnya untuk mengefisienkan
transaksi bisnis, mengendalikan proses industri, mendukung komunikasi dan
kolaborasi) dan sistem pendukung manajemen (misalnya untuk menyediakan
laporan dan tampilan, dukungan langsung pada proses pengambilan
putusan).
Dalam mengelola system informasi dalam organisasi bisnis dapat
dilakukan beberapa hal yaitu :

a. Melindungi privasi bisnis


Dalam menanggapi keluhan karyawan tentang praktek inovasi privasi
mereka maka banyak perusahaan telah mengembangkan kebijakan
privasi yang memperbolehkan untuk penggunaan teknologi
perusahaan untuk memonitor aktivitas karyawan.
b. Upaya Mengelola Sistem Informasi dalam Organisasi Bisnis
Bisnis membuat berbagai upaya untuk mengelola privasi stakeholder dalam
bentuk Platform untuk Privacy Preferences Proyek (P3P), memungkinkan
website untuk mengekspresikan praktik privasi mereka dalam format standar
yang dapat diambil secara otomatis dan ditafsirkan dengan mudah oleh agen
pengguna.

c. Keamanan Manajemen Informasi


Cara terbaik untuk mengelola keamanan informasi masih merupakan tantangan
besar bagi bisnis terutama pihak manajemen, namun salah satu caranya yakni
dengan server.Server merupakan sebuah perangkat/mesin dengan sistem
komputer untuk memberikan fasilitas layanan tertentu di dalam jaringan
komputer.Aspek keamanan menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan
pada sebuah server dikarenakan berbagai serangan dari luar sering
diluncurkan dengan memanfaatkan vulnerability yang ada pada server.
d.Tanggapan Bisnis Mengenai Keamanan Informasi
Masalah yang timbul dalam keamanan informasi berteknologi
tinggi yakni munculnya para hacker pada bisnis.Untuk mengatasi
jumlah tingkat serangan hacker pada bisnis, perusahaan mulai
melihat perlunya investasi lebih banyak kedalam sumber daya yang
melindungi data informasi mereka.

e.Chief Information Officer


Tanggung jawab pengelolaan teknologi dengan masalah privasi dan
keamanan bagi organisasi bisnis dipercayakan kepada kepala
petugas informasi (Cl0). CIO diharapkan dapat mengurangi biaya
melalui efisiensi dan produktivitas, mengaktifkan atau mendorong
inovasi bisnis, dan menciptakan atau memungkinkan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan
Melindungi Kekayaan Intelektual dalam Organisasi Bisnis

Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan


intelektual manusia yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Karya ini dihasilkan atas kemampuan
intelektual melalui pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan
curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh “produk” baru
dengan landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis.
Kekayaan intelektual membutuhkan perlindungan dari pesaing bagi
perusahaan untuk tetap menguntungkan. Dengan kemajuan teknologi,
melindungi kepemilikan hak cipta telah menjadi lebih menantang dari
sebelumnya. Ide-ide, konsep, dan kreasi simbolik lainnya dari pikiran
manusia sering disebut sebagai kekayaan intelektual
Berikut beberapa langkah Pencurian informasi rahasia dan rahasia
yang dilakukan dalam dagang dapat merusak bisnis Anda
sama halnya dengan penggelapan
melindungi kekayaan
atau perbuatan curang lain oleh
intelektual dalam organisasi karyawan. Perkuat perlindungan
bisnis yaitu : keunggulan kompetitif Anda dengan
a. Melindungi hak cipta musik beberapa petunjuk ini :
b. Melindungi dari pembajakan a. Belilah beberapa mesin pencabik kertas,
Film di CD dan DVD dan manfaatkanlah
b. Susunlah rencana untuk karyawan yang
diberhentikan
c. Manfaatkan kata sandi komputer
d. Wajibkan semua karyawan
menandatangani perjanjian anti
penyingkapan
e. Berikan lebel ke pada semua dokumen
Anda
f. Jangan menggoda pengintai
HAK PARA STAKEHOLDER DAN MENGELOLA
KEANEKARAGAMAN TENAGA KERJA DALAM
ORGANISASI BISNIS
Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang
terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat.
Misalnya isu perikanan, maka stakeholder dalam hal ini adalah
pihak-pihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan,
masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan,
pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di
bidang perikanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam hal ini dapat
juga dinamakan pemangku kepentingan.
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder
terhadap suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam
beberapa kelompok ODA (1995) mengelompokkan stakeholder
kedalam stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci.
Hak Stakeholder Pemegang Saham
 Pemegang Saham, salah satunya yaitu Menghadiri dan memberikan
suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan satu saham memberi hak
kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara.
 Pelanggan dan Konsumen salah satunya yaitu Hak untuk memilih
barang serta mendapatkan barang tersebut sesuai dengan nilai tukar
dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
 Pesaing salah satunya yaitu Hak mendapat perlakuan dalam
persaingan sesuai dengan aturan dan cara kompetisi yang baik dan
adil.
 Mitra Dagang salah satunya yaitu Hak mendapat perlakuan yang
merata, adil, dan berdasarkan hasil yang adil dapat diterima kedua
belah pihak.
Mengelola keanekaragaman tenaga kerja
dalam organisasi bisnis
• Keanekaragaman tenaga kerja (workforce diversity) merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perbedaan tenaga kerja secara demografis
terutama yang berkaitan dengan umur, jenis kelamin, ras, asal negara, dan
karakteristik fisik.Semakin meningkatnya keanekaragaman tenaga kerja membuat
semua organisasi harus menyadari arti penting praktik pemberian kerja yang adil.
• Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman tenaga kerja akan
meningkatkan kemampuan karyawan terkait dengan inovasi, problem solving
maupun menciptakan peluang bisnis baru.
Beberapa program strategik yang dapat dilakukan organisasi bisnis untuk menghadapi
semakin meningkatnya keanekaragaman tenaga kerja, antara lain:
• mengembangkan budaya kinerja dengan memperhatikan kondisi keanekaragaman,
• mendukung implementasi program seperti worklife balance dan komunikasi lintas
budaya,
• merekrut tenaga kerja dengan memperhatikan nilai keanekaragaman untuk menarik
dan mempertahankan tenaga kerja.
ISU DALAM MEMBERIKAN KOMPENSASI UNTUK
PARA EKSEKUTIF
Kompensasi untuk Para Eksekutif
Kompensasi eksekutif merupakan fasilitas yang diberikan bagi eksekutifdan jajaran
pengambil keputusan sebagai insentif atas segala upaya kerja yangtelah dilakukannya.
Secara umum tujuan dari disusunnya sebuah rencanakompensasi eksekutif adalah
untuk memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja, mempertahankan eksekutif
perusahaan dan untuk mengurangi adanyakonflik kepentingan antara pihak manajemen
perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan.
Bentuk-bentuk Kompensasi Eksekutif
Selain itu bentuk kompensasi juga dapat berbentuk finansial maupunnon-
finansial.Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, upah,komisi,
asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan
dansebagainya.Sedangkan dalam bentuk non-finansial kompensasi
dapatberbentuk tugas-tugas yang menarik, fasilitas kerja yang mewah dan
memadai,posisi kcrja, pengakuan, pencapaian tujuan, serta lingkungan kerja
yangmendukung.
KESIMPULAN
• Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi
akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja
tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun
keseluruhan institusi.
• Tantangan utama pengelolaan tenaga kerja yang beraneka ragam ini adalah
bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menciptakan kinerja yang tinggi dari
semua karyawan melalui pemanfaatan keterampilan dan talenta karyawan yang
beragam tersebut. Di satu sisi, karyawan dituntut untuk kompeten dan terlatih, tetapi
di sisi lain lingkungan kerja juga harus inklusif dan suportif untuk menciptakan
praktik kerja yang adil.
• Keanekaragaman tenaga kerja yang tinggi juga membutuhkan pemimpin yang
mampu menginspirasi karyawan, bahwa siapa pun mereka harus memaksimalkan
kontribusinya untuk mencapai tujuan organisasi. Praktik kepemimpinan ini
seringkali ditunjukkan dalam bentuk pemberdayaan karyawan sehingga
memunculkan percaya diri tinggi bahwa mereka pasti mampu mencapai kinerja
terbaiknya

Anda mungkin juga menyukai