TORCH
MM DEAH Hapsari
Helmia Farida
Nahwa Arkhaesi
INFEKSI CMV
KONGENITAL
Asimptomatik
SIMPTOMATIK
Simptomatik
KLASIFIKASI
Berdasarkan Temuan Klinis
Kategorisasi ini memiliki implikasi prognostik yang penting karena bayi
dengan infeksi simtomatik memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk
sekuel perkembangan saraf yang merugikan
Gejala Klinis CMV Neonatus
- Petechie ( 54-76%)
- Ikterik saat lahir (38-67 % )
- Hepatosplenomegali (39-60%)
- SGA (39-50%)
- Mikrosefal ( 36-53%)
- SNHL ( 34 % )
- Chorioretinitis ( 11-14 % )
- Kejang ( 4-11 %)
- Pneumonia ( 8 % )
- Anemia hemolitik ( 11 % )
LABORATORIUM RADIOGRAFI
• Peningkatan SGOT/SGPT (50- • Kalsifikasi intrakranial ,
83%) biasanya periventrikular (34-70
• Trombositopenia (44-77%) %)
PRENATAL POSTNATAL
• Bergantung pada ada tidaknya virus dari pemeriksaan isolasi virus melalui urin,
identifikasi DNA CMV dengan pemeriksaan PCR melalui urin, darah (termasuk
darah kering), ludah dan cairan serebrospinal yang diambil dalam usia 3 minggu
• Mendeteksi IgM pada darah pertama pasca lahir, serta deteksi antigen atau IgM CMV dalam darah
• Pemeriksaan yang dilakukan harus mudah dan memberikan hasil yang cepat dan terpercaya, berkaitan
dengan perlunya mengetahui infeksi primer sejak dini agar dapat memantau perkembangan penyakit CMV
Life saving / tidak bisa
peroral
Toxoplasmosis
Pasien Pasien
Imunodefisiens Mata Kongenital
Imunokompeten
i
Isolasi parasit
CT- Scan
X Ray
USG MRI
POSTNATAL
• Untuk mengobati infeksi dan untuk
mencegah gejala sisa
TATALAKSANA
PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAN
Hindari kontak
dengan kucing
Pada Bumil Cuci tangan
dgn
sabun
setelah Masak
memegang daging yang
Mencuci sayur daging akan di
dan buah mentah konsumsi
Gunakan sarung tangan
saat berkebun
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
Pre-natal Post-natal
(mencegah transmisi infeksi (mengobati infeksi
maternal ke fetus) pada bayi yang positif)
03
• Tidak ada pengobatan khusus dan hanya dapat dicegah dengan imunisasi
04
• Makula merah muda • Peningkatan sel plasma • Diagnosis pasti dengan• Titer antibodi mulai meningkat
• Isolasi Virus. Virus bisa
yang menyatu menjadi 5-20% merupakan tanda pemeriksaan serologik yaitu 24-48 jam setelah permulaan diisolasi dari faring 1
eritema difus pada yang khas, terdapat adanya peningkatan titer erupsi dan mencapai minggu sebelum dan
leukopenia pada awal antibodi 4 kali pada puncaknya pada hari ke 6-12.
muka dan badan serta hingga 2 minggu
penyakit, dan limfositosis selain pada infeksi primer,
artralgia pada tangan hemaglutination inhibition sesudah timbul ruam.
relatif. Sering terjadi antibodi Ig M spesifik rubela
penderita dewasa test (HAIR) atau Virus bisa ditemukan
penurunan ringan jumlah dapat ditemukan pula pada
merupakan petunjuk ditemukannya antibodi Ig M dari contoh darah, urin
trombosit reinfeksi
diagnosis rubela yang spesifik untuk rubela dan tinja.
DIAGNOSIS
Rubela merupakan penyakit yang epidemik sehingga bila diselidiki dengan cermat, dapat
ditemukan kasus kontak atau kasus lain di dalam lingkungan penderita.sifat demam dapat
membantu dalam menegakkan diagnosis
• Diagnosa dari CRS pada • Melalui isolasi • Virus juga bisa • Diagnosis prenatal • Konfirmasi infeksi
bayi baru lahir dipastikan virus yang dilakukan dengan fetus pada
dengan ditemukan adanya
dideteksi dari
mungkin memeriksa adanya trimester I
antibodi IgM spesifik, katarak
berkembang biak IgM dari darah dilakukan dengan
dengan titer antibodi kongenital janin melalui CVS
spesifik terhadap rubella pada tenggorokan menemukan
hingga bayi (chorionoc villus adanya antigen
diluar waktu yang dan urin paling
diperkirakan titer antibodi berumur 3 sampling) atau spesifik rubella
tidak selama kordosentesis
maternal IgG masih ada tahun dan RNA pada
• 1 tahun CVS
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala klinik dan temuan serologi
CRS COMPATIBLE
Terdapat defek tetapi konfirmasi
CRS CONFIRMED
laboratorium tidak lengkap. Didapatkan
Defek dan satu atau lebih
2 defek dari item a, atau masing-masing
tanda/ gejala berikut :
satu dari item a dan b.
•Virus rubella yang dapat
a.Katarak dan/ atau glaukoma
diisolasi.
kongenital, penyakit jantung
•Adanya IgM spesifik rubella
kongenital, tuli, retinopati
•Menetapnya IgG spesifik
b.Purpura, splenomegali, kuning,
rubella
mikrosefali, retardasi mental, meningo
ensefalitis, penyakit tulang radiolusen
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala klinik dan temuan serologi
CRS POSSIBLE
Defek klinis yang tidak CRI (Congenital Rubella Infection)
memenuhi kriteria untuk Temuan serologi tanpa defek
CRS compatible
BUKAN CRS
STILLBIRTHS Temuan hasil laboratorium tidak sesuai
Stillbirth yang disebabkan dengan CRS: tidak adanya antibodi rubella
pada anak umur <24 bulan dan pada ibu dan
rubella maternal
terdapat kecepatan penurunan antibody
sesuai penurunan pasif dari antibodi didapat
MMR
2017
PENCEGAHAN
• Pemeriksaan status imun terhadap infeksi rubella seharusnya merupakan bagian rutin dari pemeriksaan
antenatal pada wanita hamil. Setiap wanita pada masa reproduksi harus memeriksakan titer antibody rubella.
Perlu dilakukan vaksinasi pada wanita pasca pubertas dengan seronegatif untuk mengurangi morbiditas
SEKIAN - TERIMAKASIH