Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

Herpes Zoster
Ophthalmicus
A.Muh.Akbar Jaya
(70700119008)

SUPERVISOR :
dr. Soraya Taufik, Sp. M, M. Kes

DEPERTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


PROGRAM PROFESI DOKTER
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020
JOURNAL DATA
01 03
AUTHOR PUBLISH
1
Darren Shu Jeng
Ting, BMJ  January,
2
Niru Ghosh, 2019
3
Saurabh Ghosh

02
DEPARTEMENT
1
Sunderland Eye Infirmary, Sunderland, UK;
2
Academic Ophthalmology, Division of Clinical Neuroscience,
School of Medicine, University of Nottingham, Nottingham, UK;
3
Mayfield Medical Group, Jarrow, UK
HERPES ZOSTER
Gejala Klinis

• Herpes zoster atau shingles Konjungtivitis


merupakan infeksi yang
disebabkan oleh reaktivasi
oleh virus varisella zoster Keratitis
yang mengalami HERPESdormant
padaNyeri
area ganglionZOSTER
posterior
kepala nyeri seperti parestesi yang hiperestesia rasa gatal-gatal
OPHTHALMICUS
medula spinalis. rasa terbakar dapat disertai yang yang tidak
denganUveitis
rasa merupakan tertahankan
• Angka kejadian Herpes zoster sakit (disestesi) respon nyeri
 10-20 % kasus berlebihan
terhadap
stimulus, atau
Iritis nyeri seperti
terkena/
tersetrum
VZV berpindah dari lesi di
kulit dan mukosa mendekati
reaktivasi virus yang laten Virus membentuk infeksi
ujung saraf sensoris dan
yang terdapat pada ganglion latent yang dapat bertahan
ditransport secara
dorsalis (sensory ganglia) seumur hidup Imun menurun
sentripetal sampai jaras
atau nervus kranialis. sampai tingkat kritis
sensoris di ganglia
sensoris

Virus bermutlipikasi dan


menyebar ke dalam
reaktivitas virus tidak dapat ganglion nekrosis
lagi teratasi neuronal dan Inflamasi
What you should cover ?

••• Kontak
Onset (mencegah
Penyakit dengankomplikasi
sistemik pasien
tatalaksana awal)
chickenpox atau herpes
••• Penggunaan
Chickenpox
Nyeri yang obatmempengaruhi
Riwayat
Riwayat
Riwayat zoster imunosupresif
Keluahan
pengobatan • mata
HIV atau kulit zoster
periokular
sosial
penyakit ••• Vaksin
Kontak herpes
dengan orang
• Keluahan
Tranplantasi penyerta
yang mengalami
• (fotofobia,
malignan gangguan visus,
imunosupresif
silau atau diplopia.
PEMERIKSAAN FISIS
Pola ruam
• Visus
Pemeriksaan • Hutchinson
Segmen sign
anterior
Mata • Fluorescein
• Kultur virus dan bakteri
Infeksi sekunder

Keadaan umum ( bingung  ensefalitis)


• Gejala Klinis
• Histo PA
DIAGNOSIS
• Tzanck smear
• direct imunofluorescence assay
TATALAKSANA
Lini Pertama (72
jam setelah Lini kedua Edukasi
timbul ruam)
• Acyclovir 800 • Famcyclovir • (hindari kontak
mg 7-10 hari • Valacyclovir dengan anak –
• Antibiotik anak, ibu hamil
• Anastesi lokal dan individu
lain)
TATALAKSANA
Bila ada infeksi
Analgetika : Lokal :
sekunder :
• Metampiron • Erytromycin 250- • Bila basah :
sehari 4 x 1 500 mg sehari 3 kompres larutan
tablet x 1 tablet garam faali
• Dicloxacillin 125- • Bila erosi :
250 mg sehari 3 salep sodium
x 1 tablet fusidate
• Bila kering :
bedak salycil 2%
WHEN TO REFER ?

• Nyeri, Penglihatan menuru, Mata


merah, dan fluorescein (+)
• Pasien Lansia
RUJUK • Pasien imunosupresif
• Pasien yang tidak dapat minum
obat oral
• Nekrosis retina akut
PREVENTIF
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai