S dengan Asma di
ruang penyakit dalam
Nurleni C.0105.20.136
Etiologi
Asma bronkial dapat terjadi pada semua umur
Definisi namun sering dijumpai pada awal kehidupan.
Sekitar setengah dari seluruh kasus diawali
Asma adalah penyakit inflamasi sebelum berumur 10 tahun dan sepertiga bagian
(peradangan) kronik saluran napas yang lainnya terjadi sebelum umur 40 tahun. Pada usia
ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan anak-anak, terdapat perbandingan 2:1 untuk laki-
rasa sesak di dada yang berulang dan laki dibandingkan wanita, namun perbandingan ini
timbul terutama pada malam atau menjadi sama pada umur 30 tahun. Angka ini
menjelang pagi akibat penyumbatan dapat berbeda antara satu kota dengan kota yang
saluran pernapasan. (Infodatin, 2017). lain dalam negara yang sama.
Asthma bronchial adalah suatu penyakit Asma merupakan gangguan kompleks yang
melibatkaan faktor autonom, imunologis, infeksi,
dengan ciri meningkatnya respon trakea
endokrin dan psikologis dalam berbagai tingkat
dan bronkus terhadap berbagai rangsangan pada berbagai individu. Pengendalian diameter
dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas dapat dipandang sebagai suatu
jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat keseimbangan gaya neural dan humoral
berubah-ubah baik secara spontan maupun 1. Faktor imunologis
hasil dari pengobatan (The American 2. Faktor endokrin
Thoracic Society).
3. Faktor psikologis
Manifestasi Klinis Klasifikasi
Biasanya pada penderita asma • Pembagian asma
bronkial yang sedang bebas serangan 1. Asma episode yang jarang.
tidak ditemukan gejala klinis, tapi 2. Asma episode yang sering.
pada saat serangan penderita tampak 3. Asma kronik atau persisten
bernafas cepat dan dalam, gelisah,
duduk dengan menyangga ke depan, Sedangkan Berdasarkan penyebabnya,
serta tanpa otot-otot bantu pernafasan asma bronkhial dapat diklasifikasikan
bekerja dengan keras. Gejala klasik: menjadi 3 tipe, yaitu:
sesak nafas, mengi (wheezing), 1. Ekstrinsik (alergik)
batuk, dan pada sebagian penderita 2. Intrinsik (non alergik)
ada yang merasa nyeri di dada. 3. Asma gabungan
Patofisiologi
Proses inflamasi saluran nafas pasien asma tidak saja ditemukan pada pasien asma berat, tetapi juga pasien asma ringan,
dan reaksi inflamasi ini dapat terjadi lewat jalur imunologi maupun nonimunologi. Dalam hal ini banyak sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil, limfosit T, netrofil dan sel epitel. Gambaran khas inflamasi ini adalah peningkatan sejumlah
eosinofil teraktifasi, sel mast, makrofag dan limfosit T. Sel limfosit berperan penting dalam respon inflamasi melalui
pelepasan sitokin-sitokin multifungsional. Limfosit T subset T helper-2 (Th-2) yang berperan dalam patgenesis asma akan
mensekresi sitokin IL3,IL-4,IL-5,IL-9,IL-13,IL-16 dan Granulocyte Monocyte Colony Stimulating Factor (GMCSF).
Respon inflamasi tipe cepat dan lambat berperan terhadap munculnya manifestasi klinis asma. Pada fase cepat, sel-sel mast
mengeluarkan mediatormediator, seperti histamin, leukotrien, prostaglandin dan tromboksan yang menimbulkan
bronkokonstriksi. Pada fase lambat, sitokin-sitokin dikeluarkan sehingga memperlama inflamasi dan mengaktivasi eosinofil,
basofil, limfosit dan sel-sel mast. Sitokin bersama sel inflamasi yang lain akan saling berinteraksi sehingga terjadi proses
inflamasi yang kompleks yang akan merusak epitel saluran nafas. Hiperplasia otot polos dan hiperresponsif bronkial akibat
proses inflamasi kronis menyebabkan menyempitnya saluran udara, hal ini menimbulkan gejalagejala mengi, batuk, sesak
Diagnosa
Pengkajian Analisa Data Intervensi
Keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), asuhan keperawatan dengan asma meliputi:
1. Pengkajian
Biodata Asma bronchial dapat meyerang segala usia tetapi lebih sering dijumpai pada usia dini.
Separuh kasus timbul sebelum 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum usia 40
tahun. Predisposisi lakilaki dan perempuan diusia sebesar 2 : 1 yang kemudian sama pada usia
30 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma dalah dispnea (sampai bisa berhari-hari
atau berbulan-bulan), batuk, dan mengi (pada beberapa kasus lebih banyak paroksimal).
Riwayat kesehatan dahulu
Terdapat data yang menyatakan adanya faktor predisposisi timbulnya penyakit ini, di antaranya
adalah riwayat alergi dan riwayat penyakit saluran nafas bagian bawah (rhinitis, urtikaria, dan
eskrim).
Riwayat kesehatan keluarga
Klien dengan asma bronkial sering kali didapatkan adanya riwayat penyakit keturunan, tetapi
pada beberapa klien lainnya tidak ditemukan adanya penyakit yang sama pada anggota
keluarganya.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pemeriksaan dada dimulai dari torak posterior, klien pada posisi duduk.
Dada diobservasi dengan membandikan satu sisi dengan yang lainnya.
Tindakan dilakukan dari atas (apeks) sampai kebawah.
Ispeksi torak posterior, meliputi warna kulit dan kondisinya, skar, lesi,
massa, dan gangguan tulang belakang, seperti kifosis, skoliosis, dan
lordosis.
Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan
dada.
Observasi tipe pernapsan, seperti pernapasan hidung pernapasan
diafragma, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Kelainan pada bentuk dada. Observasi kesemetrian pergerakan dada.
Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnya ekspansi dada
mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.
Observasi trakea obnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat
mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
Auskultasi
Palpasi
• Merupakan pengkajian yang sangat
• Dilakukan untuk mengkaji
bermakna, mencakup mendengarkan
kesimetrisan pergerakan dada dan
bunyi nafas normal, bunyi nafas
mengobservasi abnormalitas,
tambahan (abnormal), dan suara.
mengidentifikasikan keaadaan kulit,
• Suara nafas abnormal dihasilkan dari
dan mengetahui vocal/tactile
getaran udara ketika melalui jalan nafas
premitus (vibrasi).
dari laring ke alveoli, dengan sifat
• Palpasi toraks untuk mengetahui
bersih.
abnormalitas yang terkaji saat
• Suara nafas normal meliputi bronkial,
inspeksi seperti : mata, lesi, bengkak.
bronkovesikular dan vesikular.
• Vocal premitus, yaitu gerakan dinding
• Suara nafas tambahan meliputi
dada yang dihasilkan ketika berbicara
wheezing, , pleural friction rub, dan
crackles
Perkusi, Suara perkusi normal
Resonan (Sonor) : bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru normal.
Dullness : bunyi yang pendek serta lemah, ditemukan diatas bagian jantung, mamae, dan
hati.
Timpani : musical, bernada tinggi dihasilkan di atas perut yang berisi udara. Suara perkusi
abnormal :
Hiperrsonan (hipersonor) : berngaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan
timbul pada bagian paru yang berisi darah.
Flatness : sangat dullness. Oleh karena itu, nadanya lebih tinggi. Dapat didengar pada
perkusi daerah hati, di mana areanya seluruhnya berisi jaringan.
Diagnosa Keperawatan Asma Bronkial
LAPORAN KASUS
TERLAMPIR DI
WORD
Bab V
Kesimpulan Saran
Asma merupakan salah satu penyakit 1. Perawat
saluran pernafasan yang banyak dijumpai
2. Rumah sakit ( bidang pelayanan )
pada anak-anak maupun dewasa.
Menurut global initiative for asthma 3. Institusi pendidikan
(GINA) tahun 2015, asma didefinisikan
sebagai “ suatu penyakit yang heterogen,
yang dikarakteristik oleh adanya
inflamasi kronis pada saluran pernafasan.
Hal ini ditentukan oleh adanya riwayat
gejala gangguan pernafasan seperti
mengi, nafas terengah-engah, dada terasa
berat/tertekan, dan batuk, yang bervariasi
waktu dan intensitasnya, diikuti dengan
keterbatasan aliran udara ekspirasi yang
bervariasi”, (Kementrian Kesehatan RI,
2017).
LAMPIRAN
JURNAL PENELITIAN
ANALISA
Dan Penkes
Terlampir