Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK MENYUSUN KARYA

TULIS ILMIAH

Oleh: Sari Hernawati


TOPIK
 topik merupakan landasan yang dapat
dipergunakan oleh seorang pengarang untuk
menyampaikan maksudnya
SYARAT-SYARAT MERUMUSKAN
TOPIK

 Topik harus menarik perhatian penulis


 Topik harus diketahui oleh penulis

 Topik yang dipilih sebaiknya:

a. Tidak terlalu baru;


b. Tidak terlalu teknis; Karangan yang terlalu teknis
kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.
c. Tidak terlalu kontroversial; Suatu tulisan yang
mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal
di luar “persoalan” yang menjadi pendapat umum.
MENYUSUN KARYA ILMIAH

 Bagian Muka
1. Dalam penyusunan sebuah karya tulis ilmiah, bagian muka terdiri dari:
2. Halaman Judul
3. Halaman Persembahan
4. Kata pengantar
5. Daftar isi
 Bagian Isi Karangan
1. Pendahuluan
2. Tubuh karangan
3. Penutup/Simpulan (dan saran)
4. Bagian Pelengkap/ Penutup
 Sedangkan bagian penutup dalam karya tulis berisi:
1. Daftar pustaka
2. Indeks
3. Lampiran
TEKNIK PENULISAN
 Ukuran kertas
 Margin (batas pinggir pengetikan)
 Pemisahan/pemenggalan kata
 Spasi/kait
Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-
7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan
menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, maka jarak antar alinea tetap dengan spasi
ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
 Nomor halaman
Halaman muka, dalam penulisan sebuah karya tulis biasanya ditandai dengan angka Romawi
kecil, sedangkan pada halaman isi bertuliskan angka Arab. Nomor halaman dapat
dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas.
 Judul
 Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau
tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik.
 Margin (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4
cm untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm
dari tepi atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
 Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata
sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang
dipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau
akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.
 Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).
Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih
dari empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).
 Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok
masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal
alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, maka
jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara
judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
 Nomor halaman
Halaman muka, dalam penulisan sebuah karya tulis biasanya ditandai dengan
angka Romawi kecil, sedangkan pada halaman isi bertuliskan angka Arab.
Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau
sudut kanan atas.
 Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris
bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri
dengan tanda titik.
 Huruf miring, miring berfungsi menggantikan garis bawah. Huruf miring biasanya digunakan
untuk:
1. Penekanan sebuah kata atau kalimat
2. Menyatakan judul buku atau majalah
3. Menyatakan kata atau frasa asing.
4. Penulisan angka
 Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai
berikut:
1. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan seratus dan
kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf
2. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka
3. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf, kecuali pecahan dari bilangan yang besar
4. Persentase tetap ditulis dengan angka
5. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan angka
6. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.
PENULISAN KUTIPAN
 Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip.
Kalaupun perlu mengadakan pengubahan, maka seorang
penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut
telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal,
atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat.
 Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat
memberikan tanda (sic!) langsung di belakang kata yang
salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan ada pada naskah asli
dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut
 Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan
titik dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis
(yaitu dengan tiga titik).
Cara mengutip:
 Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang
 Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris, adalah
sebagai berikut:
1. kutipan diintegrasikan dengan naskah
2. jarak antara baris dengan baris dua spasi
3. kutipan diapit dengan tanda kutip
4. akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas.
5. Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris
 Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut:
1. kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi
2. jarak antara baris dengan baris satu spasi
3. kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak
4. akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas
5. seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan
Kutipan tidak langsung

 Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip


naskah sebagaimana adanya, melainkan mengambil
sari dari tulisan yang dikutip. Cara menulis kutipan
seperti ini adalah sebagai berikut:
 kutipan diintegrasikan dengan naskah
 jarak antara baris dua spasi
 kutipan tidak diapit dengan tanda kutip
 akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang
diketik setengah spasi ke atas
 Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:
1. American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulisdalam tanda kurung.
Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23).
2. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya
diakhir bab, pada lembar khusus yang disebut"Catatan" Cara menuliskan sumber kutipan
sama seperti menulis pada Catatan Kaki.
Contoh :
 Catata n
 Didik Tri Atmadja, Manajemen dan Motivasi, (Jakarta: Balai Aksara, 1979), hal. 27.
 Sari Hernawati, Manajemen Pendidikan Kontemporer, (Jakarta: Erlangga, 1977), hal. 21.
 Ibid.
 CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia (Jakarta: Badan
Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kehakiman, 1982), hal. 148.
 Atmaja, op.cit.,hal. 45.
 DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka bermaksud mentabulasi atau mendaftarlcan semua sumber
bacaan baik yang sudah dipublikasikan seperti buku, majalah, surat kabar,
maupun yang belum dipublikasikan seperti paper, skripsi, tesis, dan
disertasi. Melalui daftar pustaka ini pembaca dapat mengetahui sumber-
sumber apa saja yang dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah itu
tanpa membaca seluruh tulisan terlebih dahulu. Berdasarkan daftar pustaka
itu pembaca yang berpengalaman akan dapat mengira mutu pembahasan
tulisan tersebut, karena tujuan utama dari daftar pustaka adalah untuk
mengidentifikasikan karya ilmiah itu sendiri.

 Daftar Bacaan: 
 Moleong, Lexy J., 2002. Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya
 Neuschel, Rrobert P., 2008. Pemimpin yang Melayani, Jakarta: Akademia
 
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai