Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK I :

Ahmad Faiq
Ahmad Falih
Aini Hidayah
Ana Lestari
Anis Windari
Aprilia Kurnianti
Aprilina Tri L
Diana Dwi
Diana Tristiyaningrum
Edi Wiyono
Ellia Agustina
Endah Susianawati
 
PENGERTIAN

Nyeri adalah sensori yang bersifat emosional dan


subyektif berupa keadaan yang tidak menyenangkan
yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan yang benar
– benar telah rusak ataupun yang berpotensi untuk
rusak (IASP – International Association for study of
pain).
KLASIFIKASI NYERI

a. Nyeri berdasarkan tempatnya :


1. Pheriperal pain
2. Deep pain
3. Refered pain
4. Centrai pain

b. Nyeri berdasarkan sifatnya :


1. Incidental pain
2. Steady pain
3. Paroxymal pain
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1. Nyeri ringan
2. Nyeri sedang
3. Nyeri berat

d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan


1. Nyeri akut
2. Nyeri kronis
ETIOLOGI NYERI

a. Trauma
b. Neoplasma (jinak, ganas)
c. Peradangan.
d. Gangguan sirkulasi darah dan
kelainan pembuluh darah
e. Trauma psikologis
MANIFESTASI KLINIS

a. Nyeri Akut

Mayor :
Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan tentang
kualitas nyeri dan intensitasnya
Minor :
1. Tekanan darah meningkat
2. Nadi meningkat
3. Pernafasan meningkat
4. Diaphoresis
5. Pupil dilatasi
6. Posisi berhati-hati
7. Raut wajah kesakitan
8. Menangis, merintih
b. Nyeri Kronis
Mayor :
Individu melaporkan bahwa nyeri telah ada lebih dari 6 bulan.
Minor :
1. Gangguan hubungan social dan keluarga.
2. Peka rangsangan
3. Ketidakaktifan fisik dan imobilitas
4. Depresi
5. Menggosok kebagian yang nyeri.
6. Ansietas
7. Tampak lunglai
8. Berfokus pada diri sendiri
9. Tegangan otot rangka
10. Agitasi
11. Keletihan
12. Penurunan libido
13. Gelisah
 
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
1. USIA
2. JENIS KELAMIN
3. KULTUR
4. MAKNA NYERI
5. PERHATIAN
6. ANSIETAS
7. PENGALAMAN MASA LALU
8. POLA KOPING
9. SUPPORT KELUARGA DAN SOSIAL
PATOFISIOLOGI
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka
terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan
enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan
merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut
akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden.
Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga
individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke
hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap
reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat
juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin,
N.Mubarak, 2007).
 
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan laboratorium klinik


b. Sinar – X (Rontgen)
c. CT-Scan
d. MRI

KOMPLIKASI

Oedema Pulmonal
Kejang
Masalah Mobilisasi
Hipertensi
Hipertermi
Gangguan pola istirahat dan tidur
PENATALAKSAAN
A. Penatalaksanaan Keperawatan
- Monitor TTV
- Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
- Manajemen nyeri non farmakologik
1. Mengajarkan teknik distraksi
2. Kompres hangat dan kompres
3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. Pemijatan

B. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian anlgesik
2. Plasebo
PENGKAJIAN
1. Perilaku non Verbal
2. Kualitas
3. Faktor Persepsi
4. Intensitas

5. Waktu dan Lama


6. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik
nyeri (PQRST)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. NYERI AKUT

Batasan karakteristik
- Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman
nyaman, mual, keram otot)
- Menyeringai
- Rentang perhatian terbatas
- Pucat
- Menarik diri
Faktor yang berhubungan :
- Biologis
- Kimia
- Fisik
- Psikologis
2. Nyeri Kronis
Batasan karakteristik :
Subyektif
- Depresi, keletihan, takut kembali cidera

Obyektif
- Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas
sebelumnya,anoreksia, perubahan pola tidur, perilaku
melindungi, iritabilitas, perilaku protektif yang dapat diamati,
penutupan interaksi dengan orang lain, gelisah, berfokus pada
diri sendiri, respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu,
dingin, perubahan posisi tubuh, perubahan berat badan.

Faktor yang berhubungan


- Kanker metastasis, cidera, neurologi, arthritis
INTERVENSI
1. Nyeri Akut 
berhubungan dengan:
- Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
DS: Laporan secara verbal
DO:
-    Posisi untuk menahan nyeri, tingkah laku berhati-hati,
gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai), terfokus pada diri sendiri, fokus menyempit
(penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan
interaksi dengan orang dan lingkungan), tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang), respon autonom (seperti diaphoresis,
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi
pupil), perubahan autonomic dalam tonus otot
Tujuan dan kriteria hasil :
NOC :
- Pain Level,
- pain control,
- comfort level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami
nyeri, dengan
kriteria hasil:
-    Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
-    Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
-    Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
-    Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
-    Tanda vital dalam rentang normal
-    Tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi :

NIC :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
- Kolab medis pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
- Tingkatkan istirahat
-  Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
2. Nyeri Kronis 

berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial kronis (metastase kanker,


injuri neurologis, artritis)
DS:
-    Kelelahan, takut untuk injuri ulang
DO:
-    Atropi otot, gangguan aktifitas, anoreksia, perubahan pola tidur, respon
simpatis (suhu dingin, perubahan posisi tubuh , hipersensitif, perubahan berat
badan)

Tujuan dan kriteria hasil


NOC:
- Comfort level
- Pain control
- Pain level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. nyeri kronis pasien berkurang
dengan kriteria hasil:
- Tidak ada gangguan tidur
- Tidak ada gangguan konsentrasi
- Tidak ada gangguan hubungan interpersonal
- Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan ungkapan secara verbal
- Tidak ada tegangan otot

Intervensi
NIC :
-     Pain Manajemen
-     Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri
-     Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
-     Kelola anti analgetik ...........
-     Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
-     Lakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung).
Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai