Anda di halaman 1dari 43

MODUL PEDIATRIK

SOSIAL
AUTISME
Dr. Erli Meichory Viorika
Definisi

Gangguan perkembangan  komplek  komunikasi,


Gangguan
interaksi sosial, perilaku dan 
perkembangan aktifitas 
jugakomplek komunikasi,
imajinasi 
interaksi
timbul sosial, perilaku
dari disfungsi dan juga
pada maturasi dan fungsi 
aktifitas imajinasi
neurobiologis
SSPtimbul dari disfungsi
atau kerusakan sarafpada maturasibagian
di beberapa neurobiologis
otak. dan fungsi
SSP atau kerusakan saraf di beberapa bagian otak.

Autisme berasal dari kata ‘autos’ = diri sendiri dan ‘isme’ =


suatu aliran/
Autisme paham
berasal  ‘autos’
dari kata suatu =paham ketertarikan
diri sendiri pada
dan ‘isme’ =
dunianya sendiri.
suatu aliran/ paham  suatu paham ketertarikan pada
dunianya sendiri.
Autisme

Autisme Ditandai  Perkembangan


golongan distorsi keterampilan sosial
gangguan perkembanga dan bahasa ;
perkembanga n fungsi perhatian, persepsi,
n pervasif psikologis daya nilai terhadap
dalam DSM- dasar realitas, dan
IV majemuk motorik.
Epidemiologi

Anak laki-laki : perempuan = 4:1

Penelitian di Kanada (1980)  1 kasus autisme dalam


1000 anak

Penelitian di Swedia (1980)  20 per 10.000 anak


(1:500).

Penelitian di Jepang (1994)  21,1 per 10.000 anak


Etiologi
Parentally Induced
Teori Neurokimia
Autism
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya
autisme masih sedikit
dipahami.

Klinis autisme diawali Pemeriksaan pencitraan 


pada 2 fase kelainan pertumbuhan otak
pertumbuhan otak  berlebihan pada area lobus
kecilnya ukuran kepala frontal, serebelum dan
saat lahir dan secara tiba- limbik pada usia 2-4 tahun,
tiba terjadi peningkatan dan kemudian diikuti
yang menyolok pada usia dengan perlambatan
1-2 bulan dan 6-14 bulan. pertumbuhan otak.
Patofisiologi

Lingkar kepala > p75 dihubungkan dg gangguan adaptasi


perilaku, motorik, verbal serta rendahnya intelektual.

Pembesaran volume otak  meningkatnya white matter


subkortikal lobus frontal dan abnormalitas pembentukan
kortek serebri, amigdala dan hipokampus.

Volume white matter serebri menandakan gangguan


konektif inter regional yang menyebabkan terjadinya
gangguan perilaku
Patofisiologi
Perubahan
Abnormalitas Pengurangan ukuran dan
neuron pada jumlah sel jumlah neuron
sistem limbik purkinye pada nukleus
dan amigdala serebri area broka dan
nukleus
serebri.

Gangguan kognitif, persepsi dan bahasa

Kemper TL, Bauman M. Neuropathology of infantile autism.


J Neuropathol Exp Neurol. 1998;57:645-52
Adanya hipoperfusi kedua lobus temporal
pada 76% penderita autisme

Penyebab hipoperfusi pada autisme masih belum jelas,


namun dari beberapa penelitian ditemukan adanya
keterlibatan proses inflamasi di otak.

Zilbovicius M, Boddaert N, Belin P, Poline JB, Remy P. Temporal lobe


dysfunction in childhood autism. Am J Psychiatry. 2000;157:1988-93.
Pada Autisme dapat Polimorfiisme dalam
ditemukan kadar transporter promotor
serotonin (5-HT) pada serotonin (5-HTT) adalah
trombosit yang penyebab autism 
meningkat. masih kontroversi

Terdapat bukti transmisi alel


polimorfik 5-HTT yang
dapat bergantung pada
pengembangan dari defisit
sosial dan komunikasi pada
autisme
Gejala Klinis

Muncul sebelum usia 3 tahun.

Chris W dan Barry W  usia 18 bulan


:
• Tidak melakukan kontak mata.
• Tidak merespon segera jika dipanggil nama.
• Tampak berada “didunianya sendiri”.
• Mengalami hambatan perkembangan bahasa.
• Kehilangan kemampuan berbahasa.
• Tidak menggunakan sikap tubuh, dll
Diagnosis

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder


edisi IV (DSM-IV)

Salah satu dari lima Pervasive Development


Disorder (PDDs)

Ditandai adanya kerusakan 3 domain 


interaksi sosial, komunikasi dan tingkah
laku.
Deteksi autisme: Red flags
1. Tidak ada babbling, tidak menunjuk, tidak
menunjukkan mimik yang baik pada umur 12 bulan
2. Tidak ada satu kata yang berarti pada umur 16 bulan
3. Tidak ada kalimat berarti terdiri dari 2 kata (bukan
sekedar meniru) pada umur 24 bulan
4. Kehilangan kemampuan berbahasa atau sosial pada
setiap umur.
Deteksi autisme: Skrining
CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)
M-CHAT (Modified-CHAT)
PDDST-II (Pervasive Developmental Disorder
Screening Test)

Semua uji tersebut mempunyai sensitivitas dan


spesifisitas baik
Diagnosis autisme
Diagnostic and Statistical Manual - IV (DSM-IV)
Gangguan interaksi sosial
Gangguan komunikasi
Cara bermain yang stereotipik (minatnya terbatas) dan
repetitif (dilakukan berulangkali).
Gejala lain
Gangguan sensoris
Perilaku maladaptif, destruktif
Gangguan interaksi sosial
Merupakan gejala paling penting
Cuek bila dipanggil namanya
Tidak bermain dengan teman
Tidak menunjuk
Kontak mata kurang adekuat
Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain
Tidak bermain pura-pura
Gangguan komunikasi
Terlambat atau tidak bicara
Bisa bicara lalu hilang
Suara-suara aneh, babbling
Bahasa planet
Bicara tetapi tidak adekuat
dll.
Perilaku stereotipik (itu2 saja) dan
repetitif (di-ulang2)
Memutar roda
Menderetkan benda
Melihat dekat
Bermain dengan jarinya sendiri
Hanya bermain dengan benda tertentu
Cara bermain itu2 saja
dll.
Gangguan sensoris
Memasukkan benda yang bukan makanan ke mulut
Berputar-putar
Mencium sesuatu
Tidak senang mendengar suara tertentu
Tidak senang keramaian
Berjinjit
Perilaku maladaptif
Tantrum
Menyakiti diri sendiri atau orang lain
Hiperaktif
Autisme v.s. ADHD

Autisme ADHD

Interaksi sosial • Inatensi


Komunikasi • Hiperaktivitas-impulsivitas
Perilaku, minat,
aktivitas terbatas, • Hiperaktivitas tidak stereotipik
berulang, stereotipiK • Tidak ada gangguan interaksi dan
komunikasi
Gejala mulai <3 th
• Biasanya terdiagnosis umur5-6 tahun
Terapi autisme
Medis-psikologis
Berbagai spesialisasi
Dokter anak, saraf anak, THT, rehabilitasi medis,
psikiater
Dokter gigi anak
Psikolog anak
Medis-psikologis
 Menegakkan diagnosis
 Gangguan pendengaran
 Gangguan tidur
 Gangguan gizi
 Gangguan gigi
 Kejang
 Memberi pengobatan yang berdasar bukti ilmiah bila perlu
 Memantau perkembangan anak setelah terapi dan sekolah
 Kemampuan bersekolah.
Terapi obat

Sebagian besar anak autisme tidak memerlukan


obat
Indikasi obat hanya:
Hiperaktif terutama anak yg sudah sekolah
Destruktif
Menyakiti diri sendiri
Sult sekali berkonsentrasi
dll.
Terapi
Sebelum terapi harus dilakukan asesmen
mencari gangguan fungsi, kelebihan dan kekurangan
anak
menyusun program terapi yang cocok untuk masing-
masing anak.
Melakukan berbagai jenis terapi sekaligus bersama-
sama tidak akan memberi hasil yang lebih baik
ketimbang melakukan terapi satu per satu sesuai
dengan hasil asesmen.
Terapi
Pemantauan kemajuan harus rinci dan
berkesinambungan.
Anak dengan terapi yang berhasil akan menunjukkan
kemajuan, yang terlihat dalam waktu 3 bulan.
Bila terapi dimulai sejak umur 2-3 tahun, keberhasilan
berkisar sekitar 60-80%, artinya anak dapat bersekolah
di sekolah biasa atau sekolah inklusi.
Hanya sebagian kecil yang tetap menunjukkan gejala
yang berat walaupun sudah dilakukan berbagai jenis
terapi.
Sensory Integration

Dilakukan oleh terapis okupasi

Stimulus
Modulasi Respons
panca
di otak perilaku
indera

Sensory dysfunction
Sensory integration

Gangguan pemrosesan sensoris ditemukan pada 80-


90% anak autisme
Terapi SI
Bukti ilmiah belum terlalu jelas, karena di luar negeri
anak mulai terapi pada umur 5-6 tahun
Di Indonesia, umur diagnosis 2-3 tahun. SI
bermanfaat:
 Memperbaiki disfungsi sensoris, sehingga perilaku menjadi
lebih baik
 Memperbaiki interaksi
Ditujukan untuk
Memperbaiki ambang rangsang terhadap stimulus
Mudah terangsang
Sulit terangsang
Memperbaiki modulasi oleh otak
Memperbaiki respons perilaku
Terlalu aktif
Terlalu pasif
Okupasi - table top
Memperbaiki fungsi gerak halus
Mencoret, menulis, manggambar
Persiapan sekolah
Melatih kemandirian
Pergi ke toilet, menyikat gigi
Terapi wicara
Memperbaiki artikulasi
Memperbaiki fungsi motor mulut
dll.
Applied behavioral analysis
“Lingkungan mampu merubah
dan membentuk perilaku
manusia.”
“Autisme dan IQ dapat
diperbaiki dengan terapi yang
tepat.”

O Ivar Loovas
1927-2010
Terapi perilaku
Bukti ilmiah paling • Berbagai program dan teknik
nyata • Antecedent PackageDiscrete Trial
Berdasar teori TrainingVerbal BehaviorJoint
applied behavioral Attention InterventionNaturalistic
analysis Teaching StrategiesPivotal
Response TreatmentSelf-
Menghilangkan management
perilaku negatif • Story-based Intervention Package
Menimbulkan
perilaku positif
Perlaksanaan terapi perilaku
Semua harus dicatat rinci
Harus ada Individualized educational program
Harus ada lesson plan
Harus ada pelaporan, evaluasi dan partisipasi orang tua
Prinsip ABC

Antecedent Behavior Cosequences


Hal yang Perilaku apa Konsekuensi apa
menyebabkan yang terlihat yang terjadi pada
munculnya suatu Dapat berupa anak atau
behavior behavior positif lingkungan karena
(b+) atau munculnya
behavior negatif behavior tersebut
(b-)
ABC
Tenang
setelah
Melihat Nangis
dibawa
badut ketakutan
menyingki
r

Mendenga
Menutup Blender
r suara
telinga dimatikan
blender
ABC

A
C/R
B
Ke mall
Minta Dibelikan
Tantrum
mobi mobil
Tidak
diberi
Reinforcement
Sesuatu yang menyebabkan anak mengerjakan B
kembali
R=Reinforcement
= reward = imbalan
Paling penting !!
Imbalan yg didapat anak karena melakukan b+ atau tidak
melakukan b-
R menjelaskan hubungan antara B dan C.
 Mengapa anak selalu tantrum bila melihat mobil-mobilan di mall (B)?
 Oh … ia melakukannya karena dengan tantrum ia mendapat hadiah
mobil agar ia diam (R)
R sebenarnya merupakan suatu C
Berbeda dengan C, R menyebabkan B sejenis muncul
berulangkali atau menetap
Sekolah
Sekolah transisi: Mempersiapkan anak masuk
sekolah inklusi/ sekolah biasa
Sekolah khusus: Untuk anak yang tidak dapat
sekolah inklusi
Menggunakan kurikulum, IEP, lesson plan, prinsip
ABC

Syarat masuk sekolah


Akademis baik, IQ > 70
Perilaku cukup baik
Kesimpulan
Autisme merupakan suatu spektrum, gejala sangat
bervariasi
Autisme dapat dideteksi umur 18 bulan dengan
instrumen yang baik
Diagnosis harus memenuhi kriteria DSM-IV
Dengan diagnosis, pengobatan, terapi dan edukasi
yang baik, sebagian besar anak autisme dapat
berfungsi sangat baik, bahkan normal

Anda mungkin juga menyukai