Pembimbing : dr. Toton suryotono Sp.PD Latar belakang Efek dari hipertensi berhubungan dengan penyakit ginjal kronik dan ESRD terutama pada pasien-pasien kulit hitam.beberapa percobaan telah dilakukan apakah kontrol tekanan darah yang intensif itu memperlambat progresifitas dari penyakit ginjal kronik diantara pasien- pasien kulit hitam Metode Dipilih pasien secar acak sebanyak 1094 pasien kulit hitam dengan hipertensi dan penyakit ginjal kronik untuk menerima terapi yang intensif atau terapi standar untuk pengontrolan tekanan darah. Setelah menyelesaikan tahap fase trial, pasien tersebut dilanjutkan pada tahap cohort yang mana tekanan darahnya kurang dari 130/80 mmHg. Tanda klinis yang dianggap sebagai progresifitas dalam panyakit ginjal akut adalah ditemukan level serum kratinin yang meningkat dua kali lipat dari nilai normal, didiagnosis sebagai ESRD, atau kemaatian. Follow up yang dilakukan yakni mulai dari 8.8 sampai 12.2 tahun Objek penelitian Pasien seluruhnya berkulit hitam dan berusia antara 18 hingga 70 tahun. Dan seluruhnya mengalami hipertensi penyakit ginjal kronik. Yang mana dengan gambaran tekanan diastoliknya lebih dari 95 mmHg dan GFR 20 sampai 60 ml/menit, yang diukur oleh i-iothalamate clearence. Prinsip dari kriteria eksklusi adalah diabetes yang mana dengan glukosa puasa lebih dari 140 mg/dL. Dan glukosa sewaktunya lebih dari 200 mg/dL.atau dengan pasien yang sedang pengobatan untuk diabetes.; rasio proteine urine kreatinin lebih dari 2.5;malignant hipertensi selama lebih dari 6 bulan kebelakang; secondary hipertensi, penyakit sistemik yang serius, atau gagal jantung. Trial & cohort Trial phase Cohort phase phases Kesimpulan Secara keseluruhan dapat dianalisis, kontrol tekanan darah intensif tidak mempunyai pengaruh terhadap yang progresif terhadaap penyakit ginjal. Akan tetapi, mungkin ada pengaruh yang berbeda pada pasien dengan kontrol tekanan darah yang intensif dengan atau tanpa proteinuria. Terima kasih