PERSAMPAHAN DI
PERKOTAAN TASIKMALAYA
ANGKUT BUANG 2
3
MAKSUD DAN TUJUAN
4
5
BAB V
6
Skenario Pelayanan
7
Skenario Pelayanan
Skenario B : skenario moderat
Tidak terdapat kegiatan 3-R di sumber atau di
kawasan dimana sampah berasal
Sampah yang terlayani, dari TPS diangkut
seluruhnya ke TPA
Sebagian sampah yang diangkut ke TPA kemudian
diolah menjadi kompos dan kegiatan 3-R lainnya,
sebagian sampah bersama residu pengomposan
dibawa ke area pengurugan untuk diurug/ditimbun.
Persen sampah yang diangkut ke TPA, dan kemudian
diolah menjadi kompos diasumsi pada tahun 2008
sebesar 5%, dan meningkat menjadi 10% pada tahun
2017. 8
Skenario Pelayanan
Skenario C : skenario ideal
Kegiatan 3-R dimulai di sumber sampah atau di TPS atau
di kawasan di daerah pelayanan. Asumsi pada tahun 2008
sebanyak sampah yang terlayani, mengalami proses 3-R
sebesar 5%, dan pada tahun 2017 menjadi 10%
Sampah yang lain serta residu kegiatan 3-R, diangkut
dari TPS ke lokasi TPA
Sebagian sampah yang diangkut ke TPA kemudian diolah
menjadi kompos dan kegiatan 3-R lainnya, sebagian
sampah bersama residu pengomposan dibawa ke area
pengurugan untuk diurug/ditimbun. Persen sampah yang
diangkut ke TPA, dan kemudian diolah menjadi kompos
diasumsi pada tahun 2008 sebesar 5%, dan meningkat
menjadi 10% pada tahun 2017. 9
Peningkatan Persen Pelayanan
Tahun Proyeksi Penduduk (Jiwa) % Dilayani
1.000.000,00
Grafik
900.000,00
Perbandingan
800.000,00 Nilai Timbulan
Sampah (skenario
/tahun)
700.000,00
optimum)
3
600.000,00
Timbulan Sampah (m
500.000,00
400.000,00
300.000,00
200.000,00
100.000,00
0,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
12
Alternatif
Sub Sistem
Pengumpulan
Sampah
Rumah
Tangga
13
Mekanisme
Pengumpulan
Sampah
Pasar
TPA
CIANGIR
14
Arah Pengembangan
Sistem Penyapuan Sampah Jalan
15
Arah Pengembangan Pola Operasi Pelayanan Kebersihan
Daerah Komersial dan Fasilitas Umum
16
Rencana Operasi Pengelolaan Sampah Daerah
Komersil dan Fasilitas Umum Tahun 2008-2017
17
SISTEM PEMINDAHAN
LOKASI
TPA
CIANGIR
22
FOTO LOKASI DAN KEGIATAN DI
TPA CIANGIR KOTA TASIKMALAYA
23
BAB Vi
RENCANA PENGEMBANGAN
ASPEK KELEMBAGAAN,
PERATURAN DAN PERAN
SERTA MASYARAKAT
24
ASPEK KELEMBAGAAN
ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT
– UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah membawa
harapan bagi usaha untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
– Untuk melaksanakannya ditetapkan kewenangan pemerintah
yakni melalui PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
termasuk didalamnya bahwa pengelolaan kebersihan/sampah
kota merupakan kewenangan daerah dan sebagai bagian dari
bidang pekerjaan umum.
– Berdasarkan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, bidang Pekerjaan Umum
merupakan salah satu urusan wajib bagi pemerintah daerah.
– Sebagai tindak lanjut dari penyerahan kewenangan ini,
dikeluarkan PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, sebagai pedoman bagi daerah dalam membentuk
organisasi perangkat daerah untuk melaksanakan kewenangan
tersebut. 25
Perhitungan Besaran Organisasi
26
Perhitungan Besaran Organisasi kota
tasikmalaya
27
Perhitungan Besaran Organisasi kota
tasikmalaya
30
ANALISIS KEBUTUHAN
Kebutuhan Kapasitas Kelembagaan
yang Memadai
Kebutuhan Struktur Organisasi
Kebutuhan Koordinasi
Kebutuhan Kerjasama antar
Stakeholder
Kebutuhan Kapasitas Sumber Daya
Manusia
Kebutuhan Kerjasama Antar Daerah
31
RENCANA PENGEMBANGAN
Bentuk Lembaga
– Tahap Penyempurnaan Dinas
– Tahap Pembentukan Dinas Pengelola
Sampah Kota
– Tahap Pembentukan Badan Usaha Milik
Daerah Persampahan
– Penguatan Kelembagaan Non Pemerintah
dan Swasta Formal
32
Tahapan Pengembangan Bentuk Lembaga
Pengelola Kebersihan Kota Tasikmalaya
Penyempurnaan Dinas
Lingkungan Hidup dan Dinas Pengelola Sampah BUMD Pengelola Sampah
Pelayanan Kebersihan Kota Kota
(DLHPK)
33
Struktur organisasi
Peningkatan kapasitas dinas dengan
mengoptimalkan kewenangan, tugas pokok
dan fungsi
Melakukan sosialisasi dekskripsi tugas baik
kepada instansi terkait,pihak swasta dan
masyarakat
Penyusunan dan penetapan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang
memberikan kewenangan yang lebih luas
dalam hal pelayanan kebersihan.
Perencanaan Pembentukan Dinas Pengelola
Sampah Kota.
34
BIDANG KOORDINASI KELEMBAGAAN
Koordinasi Perencanaan
Konsep kebijakan pengelolaan sampah Walikota, DPRD, Ormas, LSM
Penggunaan ruang fasilitas kebersihan Bapeda, Dinas Pekerjaan Umum
Konsep Teknik Operasional Pakar Persampahan, Akademisi dan Praktisi
Konsep Kelembagaan Bagian Organisasi
Konsep Pembiayaan Bagian Keuangan
Konsep Peraturan Bagian Hukum
Konsep Peran Serta masyarakat Bagian Humas, Tokoh Masyarakat, Ormas, LSM
Koordinasi dalam pelaksanaan pelayanan
Pengelolaan Kebersihan Pemukiman RT, RW, Lurah dan Camat, Ormas, LSM
Pengelolaan Kebersihan Jalan, saluran Dinas Pekerjaan Umum
Pengelolaan Kebersihan Pasar Dinas Pengelola Pasar/Industri dan Perdagangan
Pengelolaan Kebersihan Rumah Sakit Dinas Kesehatan
Pengelolaan Kebersihan Terminal/ Stasiun Dinas Perhubungan
Pengelolaan TPA Pengelola sampah Kota Tasikmalaya
Koordinasi dalam pengawasan pelayanan
Pengelolaan Kebersihan Pemukiman RT, RW, Lurah dan Camat, Ormas, LSM
Pengelolaan Kebersihan Jalan, saluran Dinas Pekerjaan Umum
Pengelolaan Kebersihan Pasar Dinas Pengelola Pasar/Industri dan Perdagangan
Pengelolaan Kebersihan Rumah Sakit Dinas Kesehatan
Pengelolaan Kebersihan Terminal dan Stasiun Dinas Perhubungan
Pengelolaan TPA Pengelola sampah Kota Tasikmalaya
Penerapan Peraturan Daerah Sat. Polisi Pamong Praja, PPNS 35
ASPEK PERATURAN
Keputusan Walikota yang perlu segera
dikeluarkan adalah menyangkut :
– Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
– Tata cara Pemungutan dan Penyetoran
Retribusi Kebersihan, yang merupakan
penyempurnaan dari yang telah dikeluarkan.
Tata Cara dan Syarat-syarat Pemberian Ijin
Pengelola Sampah Selain Seksi Kebersihan.
– Tata Cara Pengelolaan Sampah di
Pemukiman, Jalan, Pasar, Fasos dan Fasum.
– Standar Pelayanan Minimal dan Standar
Operasional Prosedur Pelayanan Kebersihan
dan Pengelolaan Sampah
36
ASPEK PERATURAN
Dalam jangka menengah perlu
dipersiapkan Peraturan Daerah yang
mengatur tentang :
– Pembentukan Dinas Pengelola
Kebersihan Kota/Pengelola Sampah
Kota Tasikmalaya.
– Tarif Penyelenggaraan Pengelolaan
Kebersihan Kota Tasikmalaya.
– Penyelenggaraan Pengelolaan
Sampah Kota Tasikmalaya.
– Kerjasama dengan Pihak Ketiga
dalam pengelolaan Sampah Kota.
37
ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT
Perilaku yang diharapkan terbentuk adalah :
– Masyarakat mengerti dan memahami masalah
kebersihan lingkungan.
– Masyarakat turut serta aktif baik secara individu
atau berkelompok dalam mewujudkan kebersihan
lingkungan, tindakan nyata yang diharapkan
adalah :
– Masyarakat dapat memahami dan melaksanakan
tata cara pengelolaan sampah sesuai dengan yang
ditetapkan di Kota Tasikmalaya untuk
lingkungannya. Atau masyarakat diberi
keleluasaan untuk menentukan cara pengelolaan
sampah yang sesuia dengan wilayahnya, tetapi
tidak menyalahi aturan yang ditetapkan.
– Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan
kewajibannya membayar retribusi.
38
METODE PERAN SERTA
MASYARAKAT
Pendidikan lingkungan di masyarakat sekolah
dasar yang memaparkan perilaku positif
terhadap sampah.
Pendidikan masyarakat dewasa melalui
media masyarakat.
Memunculkan lokasi atau daerah
bersih/bebas sampah sebagai percontohan
dan bukti nyata bagi masyarakat.
Mengangkat para inisiator untuk menjadi
media duplikasi dan penularan kebiasaan.
Transparansi sistem pengelolaan kepada
masyarakat kota.
39
TAHAPAN PERAN SERTA
MASYARAKAT
Menentukan wilayah target.
Pembentukan kelompok penggerak dari
dalam wilayah.
Identifikasi Potensi Wilayah.
Proses pemaparan pengetahuan untuk
pembangkitan kesadaran warga.
Participatory Planning on Solid Waste
Management.
Operasional sistem.
40
BAB ViI
RENCANA PEMBIAYAAN
41
STRATEGI PEMBIAYAAN
Masih rendahnya pelayanan pengelolaan
sampah, antara lain disebabkan oleh
kurangnya dana untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari.
Kegiatan operasional selama ini dibiayai dari
retribusi kebersihan dan subsidi pemerintah
kota (APBD).
Rendahnya pendapatan yang berasal dari
retribusi disebabkan oleh masih melekatnya
anggapan bahwa pengelolaan sampah sebagai
pelayanan umum adalah tugas pemerintah
yang dibiayai dari berbagai pajak yang telah
dibayar masyarakat.
42
STRATEGI PEMBIAYAAN
Upaya meningkatkan pendapatan untuk
membiayai pengelolaan sampah:
Pemutakhiran (Up Dating) Data Wajib
Bayar Retribusi Kebersihan
Penambahan Jumlah Petugas Pemungut
Retribusi Kebersihan
Sistem Pemungutan Retribusi
Sistem Kemitraan
43
Pemungutan Retribusi
Pengelolaan Sampah
Pelaksana
Rumah Tangga:
Penagihan/Pemungutan
•Pendapatan Tinggi
Retribusi Pengelolaan
•Pendapatan
Sampah :
Menengah
1. Bersatu dengan
•Pendapatan Sedang
rekening listrik PLN
•Pendapatan KAS
2 Bersatu dengan
Rendah DAERAH
rekening air PDAM
Komersial dan
3 Langsung oleh
Kantor:
pengelola sampah kota
•Pasar
4 Bekerjasama dengan
•Kegiatan Usaha
Kantor Pos
•Kantor pelayanan
5 Membayar kepada
RT/RW
44
Alur Hubungan Kemitraan Pembiayaan
Pengelolaan Sampah
Unit Usaha
Pengelola
Sampah
45
Alur Proses Daur Ulang Unit Usaha
Pengelolaan Sampah
46
Skenario Penerapan Unit Usaha Pengelolaan
Sampah
Berkaitan dengan wilayah operasional Unit
Usaha (Koperasi)
Berkaitan dengan teknologi produksi unit
usaha koperasi
Berkaitan dengan organisasi dan manajemen
Berkitan dengan keuangan
Berkaitan dengan strategi
pengimplementasian unit usaha koperasi
47
PERHITUNGAN
PEMBIAYAAN
1. Biaya Investasi
Investasi untuk sarana dan prasarana
penyapuan : 20% – 30%
Investasi untuk sarana dan prasarana
pengumpulan dan pengangkutan : 30% - 40%
Investasi untuk sarana dan prasarana
pembuangan akhir : 50% - 55%
2. Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Penyapuan : 10% - 20%
Pengumpulan dan pengangkutan : 30% - 45%
Pembuangan akhir : 30% - 35%
48
PERHITUNGAN
PEMBIAYAAN
Perbandingan biaya operasional dan pemeliharaan
untuk kegiatan penyapuan, pengumpulan,
pengangkutan dan pembuangan akhir adalah:
Penyapuan : 10% - 20%
Pengumpulan & pengangkutan : 30% - 45%
Pembuangan akhir : 30% - 45%
Kisaran biaya satuan pengelolaan sampah adalah :
Biaya penyapuan : Rp. 51.000 s.d. Rp. 100.000 per m3
Biaya pengangkutan : Rp. 35.000 s.d. 65.000 per m3
Biaya pemindahan : Rp. 15.000 s.d. 20.000 per m3
Biaya pembuangan Rp. 8000 s.d. 15.000 per m3
49
Sumber-sumber Pendapatan Pengelolaan Sampah
dan Alokasi/Penggunaannya
50
Tarif Jasa Pelayanan/Retribusi Pengelolaan
Sampah
Tarif retribusi dikenakan kepada:
Pengguna jasa atau yang menikmati penyelenggaraan jasa
pelayanan di pemukiman dengan wajib bayar adalah setiap
rumah tangga.
Pengguna jasa atau yang menikmati penyelenggaraan jasa
pelayanan di daerah komersil dengan wajib bayar setiap
pengusaha (hotel, restoran, took, super market, tempat
hiburan dan lain-lain.
Pengguna jasa atau yang menikmati penyelenggaraan jasa
pelayanan di daerah perkantoran baik pemerintah maupun
swasta.
Tariff jasa pelayanan dikenakan dengan prinsip
yang mengotori wajib membayar atau polluters pay
principle dan yang menikmati wajib membayar atau
beneficiary pay principle.
51
Perhitungan Kebutuhan Biaya Pengelolaan Sampah
Kota
Dasar perhitungan:
Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya tahun 2008 – 2017
Timbulan sampah kota (pemukiman & komersial) 2
liter/orang/hari x jumlah penduduk = …m3
Timbulan sampah di jalan = 0.15 liter/orang/hari x jumlah
penduduk = …m3
Asumsi timbulan sampah untuk pemukiman & komersial
sebesar 2 liter/orang/hari dan jalan sebesar 0.15
liter/orang/hari sama selama periode 2008-2017.
Tingkat pelayanan …%
Sampah terkelola ; pemukiman & komersial = % pelayanan
x timbulan sampah = …m3/hari
Jalan = % pelayanan x timbulan sampah = ….m3/hari
Dengan menggunakan satuan biaya minimal untuk masing-
masing kegiatan pelayanan.
52
Timbulan Sampah
Proyeksi
Tahun Penduduk Pemukima Pemukima Pemukima
Jalan
(Jiwa) n& Jalan n& Jalan n&
% Dilayani m3/tahu
komersial m3/hari komersial m3/hari komersial
n
(m3/hari) (m3/hari) (m3/thn)
2,224,700,000.0
2009 m3 22247 51000 100000 1,134,597,000.00 0
2,348,300,000.0
2010 m3 23483 51000 100000 1,197,633,000.00 0
2,476,000,000.0
2011 m3 24760 51000 100000 1,262,760,000.00 0
2,607,600,000.0
2012 m3 26076 51000 100000 1,329,876,000.00 0
2,743,400,000.0
2013 m3 27434 51000 100000 1,399,134,000.00 0
54
2,883,500,000.0
Kebutuhan Biaya Pengelolaan Sampah Kota
Tasikmalaya Tahun 2008 - 2017
Satuan Biaya (Rp) Jumlah Kebutuhan Biaya/tahun (Rp)
Komponen
Tahun Satuan Volume
Pelayanan
Minimal Maksimal Minimal Maksimal
1 2 3 4 5 6 7 = (4 x 5) 8 = (4 x6)
2. Pengumpulan dan Pengangkutan
Volume
Sampah 2008 m3 280,639 35000 65000 9,822,377,600.00 18,241,558,400.00
55
Satuan Biaya (Rp) Jumlah Kebutuhan Biaya/tahun (Rp)
Komponen
Tahun Satuan Volume
Pelayanan
Minimal Maksimal Minimal Maksimal
1 2 3 4 5 6 7 = (4 x 5) 8 = (4 x6)
3. Pembuangan Akhir
56
Satuan Biaya (Rp) Jumlah Kebutuhan Biaya/tahun (Rp)
Komponen
Tahun Satuan Volume
Pelayanan
Minimal Maksimal Minimal Maksimal
1 2 3 4 5 6 7 = (4 x 5) 8 = (4 x6)
Total
Kebutuhan Vol smph + vol pengumpulan +
Biaya/tahun 2008 pembuangan akhir thn 2008 13,140,940,480.00 24,555,948,800.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2009 pembuangan akhir thn 2009 13,889,308,170.00 25,954,395,200.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2010 pembuangan akhir thn 2010 14,661,504,900.00 27,397,364,000.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2011 pembuangan akhir thn 2011 15,458,322,480.00 28,886,348,800.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2012 pembuangan akhir thn 2012 16,280,260,480.00 30,422,268,800.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2013 pembuangan akhir thn 2013 17,128,110,450.00 32,006,612,000.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2014 pembuangan akhir thn 2014 18,002,526,250.00 33,640,600,000.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2015 pembuangan akhir thn 2015 18,904,146,860.00 35,325,421,600.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2016 pembuangan akhir thn 2016 19,833,807,430.00 37,062,640,800.00
Vol smph + vol pengumpulan +
2017 pembuangan akhir thn 2017 20,792,173,860.00 38,853,501,600.00
57
BAB ViIi
PENUTUP:
REKOMENDASI
58
Langkah penyelesaian persampahan
60
PRIORITAS 2007
Penataan struktur organisasi Bidang Penanganan dan Pelayanan
Kebersihan di bawah DLHPK, beserta penguatan lembaga
tersebut khususnya dalam manajemen penarikan retribusi
Pendataan swakelola RT/RW dan pengelola swasta, untuk
menghimpun basis data potensi retribusi, sekaligus membuat
perjanjian atau kontrak kerja sama pengelola dan penarikan
retribusi
Perbaikan Perda untuk penataan struktur organisasi Bidang
Penanganan dan Pelayanan Kebersihan di bawah Dinas PU
Perbaikan Perda untuk penataan perangkat pengelolaan sampah
Kota Tasikmalaya
Sosialisasi Perda mengenai retribusi beserta mekanisme
penarikan retribusi.
Persiapan program pengomposan.
Penelusuran lokasi contoh “kawasan bersih”.
Persiapan ke arah terbentuknya kerjasama penataan TPA
Ciangir.
61
PRIORITAS 2008
Persiapan pembentukan Dinas Kebersihan, meliputi:
penyusunan Perda pembentukan lembaga, dan
pembentukan SOTK, penguatan kelembagaan dan
sumber daya manusia
Pemantauan kinerja sistem penarikan retribusi
Monitoring kinerja swakelola RT/RW dan pengelola
swasta
Pelaksanaan operasi pengomposan
Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat
sebagai suatu program rutin Bidang Penanganan dan
Pelayanan Kebersihan Kota Tasikmalaya, bekerja
sama dengan LSM dan atau LPM.
62
PRIORITAS 2011
Sosialisasi bentuk lembaga hingga ke struktur
terbawah, menunjukkan tugas dan
kewenangan Pemerintah di tingkat
Kecamatan bahkan Kelurahan dalam
pengelolaan sampah.
Pelaksanaan pengelolaan TPA bersama,
dengan monitoring sistem operasi dan
manajemen pengelola TPA.
63
PRIORITAS 2012
Penarikan retribusi
Efektifitas pengelolaan, ditinjau dari
perkembangan jumlah swakelola RT/RW,
pengelola swasta dan keterangkutan sampah
ke TPA oleh Dinas
Kinerja mekanisme minimasi sampah
terangkut, yaitu terhadap pengomposan dan
perberdayaan SIDUS
Pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat dalam kerangka menciptakan
Kawasan Bersih.
64
PRIORITAS 2013
Monitoring terhadap seluruh
aktivitas yang telah ditetapkan
sejak tahun 2008.
65
66