Disusun Oleh:
Cindy Putri (1811060468)
Laeli Lutfiana (1811060204)
Rena Tri Andini (1811060344)
Tri Padzila Ulya (1811060203)
Wasiyah Sugiyati (1811060352)
Penegasan Judul
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN
IPA KELAS VII SMP N 2 GADINGREJO
Adapun uraian pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam judul proposal ini yaitu, sebagai berikut:
1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu,
seperti orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang
2. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang digunakan guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Metode pembelajaran STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara
heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis,
dan penghargaan kelompok.
4. Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan
5. Berpikir kritis merupakan proses yang persistent (terus menerus) dan teliti.
Latar belakang masalah
Pentingnya keterampilan berpikir kritis untuk diajarkan tidak hanya berdampak pada siswa tetapi
juga pada kualitas pendidikan itu sendiri, tetapi dalam kenyataannya hasil belajar atau keterampilan
berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 2 Gadingrejo masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa
tersebut dipengarui oleh pembelajaran yang dilakukan guru bersifat teacher centred, metode atau model
pemelajaran yang digunakan tidak variatif. Pembelajaran yang berpusat pada guru yaitu pembelajaran
yang lebih menekankan pada konten. Pembelajaran seperti ini tidak membantu siswa untuk
menggunakan potensi yang dimilikinya seperti keterampilan berpikir kritis, tidak membantu siswa untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Berdasarkan temuan fenomena yang terjadi di lapangan (sekolah),
dipandang perlu untuk membelajarkan keterampilan berpikir kritis kepada siswa melalui penggunaan
metode pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD). Dengan demikian, pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) diharapkan dapat
memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 2 Gadingrejo
2020/2021.
Identifikasi Masalah
01 02
siswa kurang terlibat secara aktif
serta cenderung membuat siswa berpengaruh terhadap
malas berpikir secara mandiri penguasaan materi
● Metode pembelajaran yang digunakan adalah Student Team Achivement Divisionsyang terdiri dari lima tahapan
proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STADmelalui lima tahapan yang meliputi: 1) Tahap menyajikan
materi, 2) Tahap kegiatan kelompok, 3) Tahap tes individual, 4) Tahap penghitungan skor perkembangan individu,
dan 5) Tahap pemberian penghargaan/rekognisi
● Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada salah satu SMP
Negeri di Pringsewu
01 02
Bagi guru, sebagai masukan
03 04
pertimbangan untuk
Bagi siswa, sebagai meningkatkan berpikir kritis Bagi Sekolah, dengan Bagi penulis, sebagai
acuan dalam mendorong siswa dengan model adanya model tambahan pengetahuan
siswa untuk berperan untuk menjadi seorang
pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran yang baik pendidik kelak dengan
aktif dalam model Student Time Achievemet maka mampu menerapkan metode
pembelajaran Divisions mewujudkan siswa yang pembelajaran kooperatiftipe
cerdas dan berprestasi. Student Time Achievemet
Divisions untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis
8
Kajian Terdahulu yang Relevan
Taufik Samsuri dan Laras Firdaus (2017) dalam jurnalnya yang berjudul "Pengaruh Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa",
menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD berpengaruh terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah NW Pringgabaya, dilihat dari perbedaan antara skor
keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas pembanding, rata-rata
skor kelas eksperimen sebesar 16,93, dan standar deviasi sebesar 1,75, sedangkan rata-rata skor kelas
pembanding sebesar 13,00, dan standar deviasinya sebesar 2,45, dan nilai uji-t sebesar 5,06 dengan nilai
P (probability) = 0,000.
Kajian Terdahulu yang Relevan
Ermayanti dan Dwi Sulisworo (2016) dalam jurnalnya yang berjudul "Tingkat Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik setelah Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions
(STAD) pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)", penelitian ini bertujuan untuk mengungkap
kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan model STAD
( student team achievement d ivisions ). Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X di SMA
Taman Madya Jetis, Yogyakarta pada materi Hukum Newton. Kemampuan berpikir kritis peserta
didik dikumpulkan dengan memberikan soal essay.Selain itu dalam penelitian ini juga dilihat tingkat
kepuasan pembelajaran dengan model ini. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran
tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada berbagai indikator adalah sebagai
berikut: memberi penjelasan sederhana (93,33 atau sangat tinggi), membangun keterampilan dasar
(96,67 atau sangat tinggi), menyimpulkan hasil (87,67 atau sangat tinggi), menerapkan strategi dan
teknik (76,76 atau tinggi), dan memberi penjelasan lebih lanjut (63,67 atau sedang). Sedangkan untuk
respon kepuasan pembelajaran, peserta didik cenderung menyatakan setuju dengan penggunaan
model pembelajaran tersebut (75.92%).
Kajian Terdahulu yang Relevan
Lestari (2017) dalam jurnalnya yang berjudul “Model Pembelajaran Inkuiri dipadu STAD untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 02 Batu”. Penelitian ini
menggunakan metode quasi experimental dengan desain matching-only posttest-only control group,
Hasil penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan
proses siswa antara lain mengamati, mengkalsifikasikan, mengkomunikasikan, memprediksi, dan
menyimpulkan, sehingga pada akhirnya keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya berpikir kritis
siswa pun juga meningkat.
Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan berisi pendahuluan yang berisi penegasan judul, latar belakang penelitian, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, kajian penelitian terdahulu
yang relevan, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka berisi deskripsi teoritik yang menerangkan tentang variabel (Pembelajaran metode
Student Time Achievement Divisions dan deskripsi keterampilan berpikir kritis) yang diteliti yang akan
menjadi landasan teori atau kajian teori, dan hipotesis penelitian.
Bab III Metodologi berisi metode penelitian yang berisikan pendekatan dan jenis penelitian serta wilayah atau
tempat dilaksanakannya. Selain itu di babtiga ini juga dipaparkan mengenai tahapan-tahapan penelitian, teknik
pengumpulan data, desain penelitian, instrument data, prosedur analisis data dan keabsahan data (uji validitas
dan uji reabilitas, uji prasyarat analisis dan uji hipotesis)
.
KAJIAN PUSTAKA
Student Time Achievemet
Divisions
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe Student Time Achievemet Divisions
siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat oatau lima orang
siswa dengan kemampuan akademik yang beragam, sehingga dalam setiap kelompok
terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah. Hal ini menyataka bahwa
terdapat perbedaan kemandirian dalam belajar secara signifikan antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran model kooperatif tipe Student Time Achievemet
Divisions dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Model
pembelajaran kooperatif learning tipe STAD merupakan pembelajaran kelompok,
namun belum ada penelitian terkait kerja sama kelompok.
Berpikir kritis
Berpikir kritis diartikan sebagai cara berpikir yang sistematis dan mandiri yang
menghasilkan suatu interpretasi, analisis, kesimpulan terhadap sesuatu, evaluasi, dan
memberi penjelasan tentang sesuatu dan keterampilan berpikir merupakan alat dalam hidup
jangka panjang. Kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi manusia yang sukses adalah
kemampuan untuk
(a) berpikir kritis, menganalisis danmemecahkan masalah dunia nyata yang kompleks,
(b) menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan sumber belajar yang sesuai,
(c) bekerjasama dalam tim dan kecil kelompok,
(d) keterampilan komunikasi lisan dan tertulis yang efektif dan
(e) menggunakan pengetahuan konten danketerampilan intelektual untuk menjadi
pembelajar yang berkelanjutan.
PENGAJUAN HIPOTESIS
● Metode tes
●Metode observasi
● Metode wawancara
19
Definisi Operasional
Variabel
● Kuesioner
(Angket)
● Lembar Observasi
03
● Tes 02
01
21
Uji Validitas dan Uji Reabilitas
data
Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian.
Menurut Akdon (2008), jika instrumen itu bisa digunakan untuk mendapatkan data, dikatakan valid dan bisa digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian diuji dengan menggunakan korelasi Product Moment
Pearson(Arikunto, 2008:72) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variable y
n = Banyaknya sampel
∑x = jumlah nilai tiap butir soal
∑y = jumlah nilai total
22
Uji Validitas dan Uji Reabilitas
data
Reabilitas Tes
Reliabilitas tes adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Suatu
tes dapat dikatakan miliki taraf reliabilitas yang baik jika tes tersebut dapat memberikan hasil tetap, walaupun
dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama), untuk mengetahui reliabilitas angket menggunakan rumus K−R20,
yaitu:
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
p = proporsi subjek yang menjawab benar pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 0)
23
Uji Prasarat Penelitian
Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menguji apakah sampel yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Rumus Kolmogorov-Smirnov yang digambarkan oleh Sugiyono (2008:
389)yaitu:
Keterangan:
KD = harga K-Smirnov yang dicari
n1 =jumlah sampel yang diperoleh
n2 = jumlah sampel yang diharapkan
24
Uji Prasarat Penelitian
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelompok
memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan rumus sebagaimana
yangdikemukakan oleh Sugiyono (2010:199) yaitu:
Keterangan:
Vb: Varian yang lebih besar
Vk: Varian yang lebih kecil
25
Uji Hipotesis
Pengujian koefisien korelasi dapat dilakukan untuk mengetahui berarti tidaknya hubungan
antara variabel yang diteliti hubungannya. Dalam uji hipotesis ini digunakan rumus Uji-t, yaitu:
Dimana:
t = Nilai t
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah sampel