Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA BERFIKIR FILSAFAT

DAN CIRI-CIRINYA

Oleh:

MALIK FATONI. M.Si.


UIN SMHB
2019
1
Apa Itu Kerangka Berfikir…?
 Kerangka adalah sesuatu yang menyusun atau menopang
yang lain, sehingga sesuatu yang lain dapat berdiri, dan
 Berpikir merupakan gerak akal dari satu titik ke titik yang
lain. Atau bisa juga gerak akal dari pengetahuan yang satu
ke pengetahuan yang lain.
 Pengetahuan pertama kita adalah ketidaktahuan (kita tahu
bahwa kita sekarang tidak mengetahui sesuatu),
 Pengetahuan yang kedua adalah tahu (kemudian kita
mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita tahu).
 Wajar kemudian ada juga yang mendefinisikan berpikir
sebagai gerak akal dari tidak tahu menjadi tahu. Tapi yang
penting (inti pembahasannya) adalah adanya gerak akal

2
Ciri Berfikir Kefilsafatan
Berfikir adalah ciri khas manusia, tetapi
memang tidak semua kegiatan berpikir bisa
dinamakan kegiatan berfilsafat.
Berfikir secara kefilsafatan juga bukan hanya
merenung atau kontemplasi belaka yang tidak
ada sangkut pautnya dengan realitas, namun
berfikir secara kefilsafatan senantiasa berkaitan
dengan dengan masalah-masalah manusia
yang bersifat actual dan hakiki.

3
BEBERAPA CIRI KHAS

Kritis: senantiasa mempertanyakan segala sesuatu,


problema yang dihadapi manusia.
Radikal : mendalam, bukan hanya sampai pada fakta-fakta
yang sifatnya sangat khusus dan empiris belaka namun
sampai pada intinya yang terdalam yaitu substansi yang
bersifat universal. pertanyaan yang sangat fundamental
adalah “ apa “, yang konsekuensinya harus dicari
penyelsaiannya sampai pada inti yang terdalam.
Konseptual : berfilsafat merupakan kegiatan akal budi dan
mental manusia yang berusaha untuk menyusun suatu
bagan yang bersifat konseptual yang merupakan hasil
generalisasi serta abstraksi dari pengalaman-pengalaman
tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual.

03/22/21 4
 Koheren : bukan merupakan suatu pemikiran yang
acak, kacau, dan fragmentaris, tetapi dia berusaha
menyusun suatu bagan konseptual yang runtut.
 Rasional : logis diantara satu dengan lainya sesuai
dengan prinsip logika.
 Komprehensif : suatu pemikiran kefilsafatan bukan
hanya berdasar pada fakta khusus dan individual saja,
yang kemudian hanya sampai pada kesimpulan yang
khusus dan individual juga, namun pemikiran
kefilsafatan harus sampai pada kesimpulan yang
bersifat umum. Suatu pemikiran kefilsafatan harus
bersifat komprehensif artinya tidak ada sesuatupun
yang diluar jangkauannya.

03/22/21 Designed by Kuntjojo 5


 Spekulatif : Perekaan yaitu pengajuan dugaan-dugaan yang
rasional yang melampaui batas
 Empiris. Hal ini merupakan semacam kegiatan akal budi
manusia dengan melalui kemampuan imajinasi yang berdisiplin
menghadapi persoalan-persoalan filsafat yang menuntut
pemecahan yang bijaksana.
 Sistematis: tidaklah bersifat fragmentaris, tetapi bersistem. Hal
ini berarti bahwa pemikiran kefilsafatan senantiasa memiliki
bagian-bagian dan bagian-bagian itu senantiasa berhubungan
satu sama lain.
 Bebas; sifat berfikir kefilsafatan adalah berfikir secara bebas
tanpa ada pengekangan intelektual. Selain itu kreativitas
senantiasa ada dalam berfikir kefilsafatan.
 Bertanggung jawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah
orang yang berfikir sekaligus bertanggung jawab terhadap hasil
pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya.

03/22/21 6
 Beberapa manfaat berfikir filsafat, yaitu Mengajarkan cara
berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan,
menggunakan akal secara proporsional, membuka wawasan
berpikir menuju kearah penghayatan, dan masih banyak lagi.
 Itulah sebabnya mengapa setiap kaum intelektual
diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun,
dimanapun, dan dalam situasi apapun ia berada
 Berfilsafat itu berarti berpikir, tapi berpikir itu tidak berarti
berfilsafat. Hal ini disebabkan oleh berfilsafat berarti berpikir
artinya dengan bermakna dalam arti berpikir itu ada manfaat,
makna, dan tujuannya, sehingga mudah untuk direalisasikan
dari berpikir itu karena sudah ada acuan dan tujuan yang
pasti/sudah ada planning dan contohnya, dan yang paling
utama hasil dari berpikir itu bermanfaat bagi orang banyak, tapi
berpikir tidak berarti berfilsafat, karena isi dari berpikir itu
belum tentu bermakna atau mempunyai tujuan yang jelas atau
mungkin hanya khayalan saja

03/22/21 7
SUBTANSI KERANGKA BERFIKIR
FILSAFAT ITU…?

 fakta atau kenyataan,


 kebenaran (truth),
 konfirmasi dan
 logika inferensi
1). Fakta atau kenyataan
Menurut :

 Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila


ada korespondensi antara yang sensual satu dengan
sensual lainnya.
 Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan
mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus
ke arah teori korespondensi yaitu adanya korespondensi
antara ide dengan fenomena. Kedua, menjurus ke arah
koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan
sistem nilai.
 Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada
koherensi antara empirik dengan skema rasional, dan
 Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang
nyata bila ada koherensi antara empiri dengan obyektif.
 Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu
yang berfungsi
2). Kebenaran (truth)

 3 teori kebenaran yaitu koherensi,


korespondensi dan pragmatik (Jujun S.
Suriasumantri, 1982)
 Michel William mengenalkan 5 teori
kebenaran dalam ilmu, yaitu : kebenaran
koherensi, kebenaran korespondensi,
kebenaran performatif, kebenaran pragmatik
dan kebenaran proposisi.
 Noeng Muhadjir menambahkannya satu teori
lagi yaitu kebenaran paradigmatik
2).a. Kebenaran koherensi

Kebenaran koherensi yaitu adanya


kesesuaian atau keharmonisan antara
sesuatu yang lain dengan sesuatu yang
memiliki hirarki yang lebih tinggi dari
sesuatu unsur tersebut, baik berupa
skema, sistem, atau pun nilai.
2).b. Kebenaran korespondensi
Berfikir benar korespondensial adalah
berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu
relevan dengan sesuatu lain. Koresponsdensi
relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan
atau berlawanan arah antara fakta dengan
fakta yang diharapkan, antara fakta dengan
belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik
2).c. Kebenaran
performatif
Kebenaran Performatif itu Ketika pemikiran
manusia menyatukan segalanya dalam
tampilan aktual dan menyatukan apapun
yang ada dibaliknya, baik yang praktis yang
teoritik, maupun yang filosofik, orang
mengetengahkan kebenaran tampilan aktual.
Sesuatu benar bila memang dapat
diaktualkan dalam tindakan.
2).d. Kebenaran
pragmatik
kebenarab Pragmatik Yang benar adalah
yang konkret, yang individual dan yang
spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
2).e. Kebenaran proposisi

Proposisi adalah suatu pernyataan


yang berisi banyak konsep kompleks,
yang merentang dari yang subyektif
individual sampai yang obyektif. Suatu
kebenaran dapat diperoleh bila
proposisi-proposisinya benar
2).f. Kebenaran struktural
paradigmatik

Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik ini


merupakan perkembangan dari kebenaran
korespondensi. Sampai sekarang analisis regresi,
analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya
masih dimaknai pada korespondensi unsur satu
dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan
struktural tata hubungan itu yang dimaknai, karena
akan mampu memberi eksplanasi atau inferensi yang
lebih menyeluruh.
3). Konfirmasi
 Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses
dan produk yang akan datang, atau memberikan
pemaknaan.
 Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai
konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan
konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi,
postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar.
 Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan
postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan,
prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian
probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif,
ataupun reflektif.
4). Logika inferensi

Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih


kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan
menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika.
Secara garis besarnya, logika terbagi ke dalam
2 bagian, yaitu logika induksi dan logika
deduksi. (Jujun Suriasumantri)
Thanks for your
attention

Any Questions ?

19

Anda mungkin juga menyukai