Anda di halaman 1dari 22

DIAGNOSIS

Type of MODY Kromosom Molecular basis

Kromosom 7 Penurunan fosforilasi glukosa,


sehingga terjadi abnormalitas
dalam sensitivitas beta sel
untuk glukosa dan
MODY2
abnormalitas dalam

Defek penyimpanan glukosa sebagai


glikogen dalam hati

genetik Kromosom 20, 12, 17 Regulasi transkripsi gen yang


abnormal dalam sel beta

fungsi sel
HNF-α
menyebabkan ketidak
HNF-1β mampuan pada sinyal

beta
MODY1, MODY3, metabolik
MODY5
sekresi insulin, massa sel beta,
atau

keduanya

Kromosom 13, 2 Transkripsi abnormal sehingga


mengangu perkembangan dan
insulin promote factor
MODY4,MODY 6 fungsi sel beta.
neuro D1
MODY dapat didiagnosis sebagai berikut:
1. Onset of diabetes – sebelum usia 25 tahun
2. Not insulin-dependence– tidak mengunakan insulin kurang lebih 2 tahun setelah di diagnosis
3. Autosomal-dominant inheritance, yaitu transmisi vertikal diabetes melalui setidaknya dua (idealnya
tiga) generasi dengan fenotip serupa atau memiliki faktor keluarga diabetes yang kuat
4. β-cell dysfunction : kadar insulin cenderung rendah untuk dikatagorekian hyerglikemia
5. Bukan obesitas atau penyakit metabolik sindrom dan bukan autoantibodies
6. Pada pemeriksaan:
- Dalam OGTT, peningkatan [(2 jam glukosa) - (glukosa puasa)] kecil (<3 mmol / l)
- FPG> PPPG (F 140 mg%, PP 136 mg%)
- C-peptida tetap dalam kisaran normal dan antibodi sel-sel beta negatif.
- Profil lipid normal.
- Peningkatan enzim hati atau fungsi ginjal yang abnormal.
- Protein C-reaktif yang sangat rendah (CRP) <0,5 mg / dL
Tatalaksana
 Diet control

 SU dalam dosis rendah

• 20 mg of gliclazide or 1.25 mg of glibenclamide satu hari sekali 

 Insulin

 Mostly diet only in MODY-2

 DPP-IV Inhibitors

 Glinides

 Metformin
Defek genetik kerja insulin

Dapat berupa resistensi insulin tipeA,l eprechaunrsm, sinrdom Rabson Mendenhall, dan
diabetes lipoatrofik.
Pada pasien ini biasanya ditemukan acanthosis nigricans, pada wanita dapat
dijumpai berupa virilisation, amenore ringan, cysta pada ovarium, hirsutism,
pembesaran puting, genitalia, ginjal, jantung, dan organ lainnya.dan tidak obese
Diagnosis
• tes glukosa plasma puasa (FPG) dan tes toleransi glukosa oral
(GTT). Hasil dari seorang pasien dengan resistensi insulin yang
parah akan menunjukkan nilai-nilai yang melebihi rentang sehat
(≤99 mg / dL untuk FPG dan ≤139 mg / dL untuk GTT)
• fasting insulin level ata C-petide. Hiperinsulinisme kongenital
(mutasi pada gen yang mensekresi insulin): Tingkat insulin dan
C-peptide yang tinggi
Treatment
• Pada dasarnya tidak ada treatment spesifik pada pasien
dengan genetik kerja insulin. Pemberian high doses dari insulin-
like growth factor I (rhIGF-I) biasanya banyak di gunakan.
• biguanides, yang merupakan obat yang mengurangi
perkembangan glukosa di hati dan dapat menyebabkan
peningkatan jumlah reseptor insulin sehingga dapat digunakan
pada pengobatan untuk sindrom Rabson-Mendenhall
Penyakit eksokrim pankreas
Pankreatitis, trauma, infeksi, pancreatectomy,
dan karsinoma pankreas. Mekanismenya
akan merusak sel-sel β dan merusak sekresi
insulin. \sehingga mengakibatkan kelebihan
hormon gliokortoid (dari korteks adrenal)
akan berdampak pada peningkatan glukosa
dalam darah. Sekitar 60 – 70 % cadangan
makanan disimpan pada pulau Langerhans
pankreas adalah Sel Beta Pankreas, abila sel
beta pankreas pada seseorang rusak, maka
orang tersebut akan mengalami peningkatan
gula dalam darahnya. Peningkatan glukosa
darah akan mengakibatkan beban insulin,
sehingga akan berakibat pada penurunan
produksi insulin.
Diagnosis
• di lihat C-peptide, fasting glucose dan HbA1c, penilaian
cadangan endokrin pancreas. Rendahnya tingkat C-peptida dan
kadar glukosa darah yang rendah bisa menjadi indikator
penyakit hati/liver, pankreas, infeksi berat, atau penyakit
Addison.
agen hipoglikemik oral mungkin
tepat. Metformin, sensitizer insulin,
harus dipertimbangkan dalam kasus
resistensi insulin bersamaan karena
alasan teoritis dalam mengurangi
risiko kanker pankreas. Insulin
secretagogues (sulfonylureas dan
glinides) meningkatkan risiko
keganasan dan dapat menyebabkan
hipoglikemia.
Endokrinopati

Pertama pankreas menurunkan output insulinnya,


memungkinkan glukosa darah meningkat, Kedua, sel-sel alfa
pankreas mensekresi counterregulator hormon glukagon yang
memberi tanda pada hati untuk melepaskan lebih banyak
glukosa sehingga kerja insulin menjadi berat, Ketiga, kelenjar
adrenal mensekresi epinefrin, yang memberi sinyal pada hati dan
ginjal untuk menghasilkan lebih banyak glukosa, Selain itu,
epinefrin menjaga jaringan tubuh tertentu, seperti otot, dalam
menggunakan glukosa dari aliran darah, dan bertindak untuk
menurunkan sekresi insulin
Tatalaksana
• Analog insulin baru bisa menjadi perhatian khusus dalam
manajemen diabetes sekunder yang terkait dengan
endokrinopati. Memang, telah terbukti bahwa insulin glargine,
diberikan sekali sehari, mengurangi risiko hipoglikemia
Karena Obat Zat kimia
• diantaranya vacor, pentamidine (dapat menghancurkan sel β
pankreas secara permanen) , nicotin acid, glucocorticoid,
thyroid hormon, diazoxide, β-adrenergic agonist, thiazides,
dilantin, interferon.
Tatalaksana
• Berhenti mengkonsumsi obat obatan yang dapat menggangu
metabolisme insulin didalam tubuh.
Infeksi

• Diabetes dapat terjadi pada pasien dengan rubella kongenital.


Terjadinya penyakit rubella kongenital meningkatan risiko
terjadinya diabetes. Oxsackievirus B, cytomegalovirus,
adenovirus, dan mumps juga berkaitan dengan terjadinya
diabetes.
Tatalaksana
• Mengobati penyebab dari infeksinya terlebih dahulu sehingga
akan mempebaiki kerja insulin didalam tubuh.
Imunologi

• Kelainan imun yang dapat menyebabkan diabetes antara lain: “stiff-


man” syndrome dan anti-insulin receptor antibodies.
Stiff-man” syndrome
• Pada “stiff-man” syndrome dan diabetes mellitus tipe 1
ditemukan antibodi anti-GAD65 yang berfungsi sebagai marker
dari penyakit dan dapat digunakan untuk memprediksi resiko
dari penyakit. Selain itu, terdapat beberapa human leukocyte
antigen (HLA) yang berimplikasi terhadap diabetes mellitus tipe
1 dapat meningkatkan resiko pasien terkena “stiff-man”
syndrome
Anti-insulin receptor antibodies (AIRA)
• Pada Anti-insulin receptor antibodies (AIRA) yang tergolong ke
dalam antibody IgG, sering didapatkan adanya resistensi insulin
yang berat. Selain itu Anti-insulin receptor antibodies (AIRA)
juga dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia pada pasien
diabetes mellitus. Penyakit ini memiliki korelasi yang kuat
dengan system human leukocyte antigen (HLA) yang
mengindikasikan bahwa penyakit ini dipengruhi oleh faktor
genetic
Tatalaksana
Sindroma Genetik Lain

• Wollfram syndrome
Ciri khas sindrom Wolfram adalah kadar gula darah tinggi akibat
kekurangan hormon insulin (diabetes mellitus). Orang dengan sindrom
Wolfram sering juga memiliki disfungsi kelenjar pituitari yang
mengakibatkan ekskresi jumlah berlebihan urin (diabetes insipidus)
Diagnosis:
temuan klinis dan pengujian genetik molekuler WFS1, satu-satunya
gen di mana varian patogenik diketahui menyebabkan gangguan terkait
WFS1. Bisa juga di lakukan Glucose tolerance test, Carrier testing
untuk identifikasi sebelumnya dari varian patogenik dalam keluarga,
Neuroimaging dengan MRI
Tatalaksana
• Hampir semua orang dengan sindrom Wolfram yang
mengalami diabetes mellitus membutuhkan terapi insulin
dependent

Anda mungkin juga menyukai