Farmakognosi
Berna Elya, Katrin
Endang Hanani, Abdul Mun’im
• Scope/Ruang lingkup Farmakognosi
Chapter 2 Buku Pharmacognosi, 15
ed., Trease and Evans
• Pengertian Simplisia
http://blogkita.info/tag/simplisia/.
• DEFINISI :
Simplisia adalah bahan alamiah yang
digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga
dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan.
1. SIMPLISIA NABATI
• Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman
ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
isi sel yang dengan cara tertentu (disengaja) di keluarkan
dari selnya, atau zat nabati lainnya yang dengan cara
tertentu di pisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat
kimia murni.
• Contoh : Folium, Herba, Flos, Cortex, Radix, Lignum,
Fructus, Semen. Eksudat: Gummi arabicum, tragacan
2. SIMPLISIA HEWANI
• Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh,
bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni.
• Contoh : hormon, enzym, tulang dan lain-lain.
Zat berkhasiat
Tehnik pengumpulan simplisia
(Good Collection Practise)
http://balittro.litbang.deptan.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=75
Zat berkhasiat tersebut paling banyak yang paling penting
yaitu musim dan umur apakah pagi atau sore dsb.
Secara jelas untuk bahan obat/ simplek, panen dapat pula
diartikan pengumpulan.
Beberapa simplisia dapat dikumpulkan
> sembarangan dari tumbuhan liar tanpa keahlian, misalnya
Ipecae Radix.
> Cara yang kedua yaitu cara panen yang memerlukan keahlian
berdasarkan ilmu pengetahuan dan biasanya dari tanaman
yang penanamannya teratur di kebun-kebun atau tanaman
yang di kultivasikan.
Contohnya : yang memerlukan keahlian yang berdasarkan ilmu
pengetahuan ialah Digitalis Folium, Belladonna Folium dan
Chinae Cortex.
• Di Eropa diadakan research-research khusus mengenai
penyebaran, kultivasi, panen, pengeringan, dan penyimpanan
simplisia.
Cara pengumpulan bagian-bagian tanaman yang di pergunakan
sebagai bahan obat sebagai berikut :
• Daun : dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada
waktu hampir berbunga
• Bunga : diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi
penyerbukan/pembuahan. Kadang-kadang diambil pada waktu bunga
belum mekar. Untuk yang mengandung minyak atsiri sebaiknya di
panen sebelum mekar
• Herba : diambil ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh
optimum. Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga.
• Buah : sebaiknya dilakukan sebelum buah masak benar. Umumnya
yang diambil dari buah ini adalah biji.
• Contoh yang diambil sebelum masak yaitu lateks, daging buah.
• Yang di ambil dari buah yang sudah masak benar contohnya
Formiculi Fructus, kopi coklat dll.
• Biji : di ambil kalau buah masak benar.
• Rhizoma-Radix : diambil setelah selesai proses vegetatif. Pada
tumbuhan terdapat zat penumbuh yaitu auxin. Jika pertumbuhan
telah selesai berarti tumbuhan sudah cukup tua. Pada
zingiberaceae umumnya di anggap cukup tua bila umurnya kurang
lebih setahun / 8 bulan.
• Rhizoma sangat penting karena kalau di ambil sudah
tua/kering : kadar amylumnya tinggi, kadar minyak atsiri tinggi,
kadar air rendah. Sebagai tanda dimana rhizome dapat diambil
baik: daun-daun sudah layu dan kering.
• Cortex : diambil bila tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat
berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid.
• Lignum : diambil dari batang pohon yang sudah tua. Zat-zat yang
di ambil dari lignum antara lain :
• Zat warna misalnya : Santali Lignum, Santalini Lignum, Sasafras
Lignum, Quassiae Lignum, glikosida → makin tua makin tinggi.
Sebelum dikeringkan perlu di perhatikan :
• Pengotoran perlu dibersihkan, pada pengumpulan pengotoran organ-
organ lain harus dihilangkan sesuai dengan syarat-syarat pengotoran
suatu simplek yang di cantumkan dalam monografi farmakope/MMI.
Contohnya :
• Daun tidak boleh lebih dari sekian prosen pengotoran gagang/tangkai
atau zat organik asing.
• Untuk Rhizoma dan Radix syarat pengotoran yang di perbolehkan
sampai sekian % adalah pengotoran dari bagian tanaman sebelah atas
tanah.Organ dibawah tanah harus bebas tanah, misalnya dengan cara
waktu panen tanaman digoyangkan sebelum di keringkan. Rhizoma
yang bercacing harus di buang. Akar-akar yang kecil harus di potong.
Sebelum di keringkan harus di iris-iris,
• Biji yang berasal dari buah berlendir harus di cuci dulu.
•
CARA PANEN
• Ada beberapa macam :
• Dengan tangan
• Secara mekanik
• Dengan tangan : contohnya Digitalis Folium, Nicotianae
Folium, karena harus dipetik secara teliti untuk
mendapatkan alkaloid yang tertinggi dan ini berdasarkan
pengalaman. Tidak dilakukan secara mekanik walaupun lebih
ekonomis.
• Secara mekanik : contohnya untuk simplisia yang
mengandung minyak atsiri, tapi harus diperhatikan misalnya
pisaunya, kulit batang biasanya dipanen dengan pisau
tertentu pula.
• Penanganan Pasca Panen harus diperhatikan karena dengan
penanganan yang salah akan berakibat terhadap kandungan kimia
tanaman. Harus dipahami betul kapan melakukan panen,
bagaimana cara pengeringan suatu simplisia, mengingat
kandungan kimia mempunyai sifat yang berbeda-beda, misalnya
mudah menguap, tidak tahan panas. Enzim-enzim dalam tanaman
masih dapat terus bekerja, yang kemungkinan akan mengubah
kandungan kimia aktif menjadi kandungan yang tidak aktif atau
bahkan menjadi senyawa yang toksik. Sampai saat ini mutu
simplisia umumnya kurang memadai persyaratan yang diperlukan,
karena penanganan pasca panen kurang tepat dan masih
terbatasnya IPTEK serta lemahnya kualitas sumber daya petani
tumbuhan obat.
• Tidak jarang terjadi problem di lapangan antara lain tentang
pengumpulan dari sumber dan kualitas yang berbeda, kelangkaan
suplai, penanganan pasca panen, proses pengeringan dan
kontaminasi, kandungan logam berat, dll
• Guna menjamin keamanan mutu dan khasiat (safety,
quality, efficacy) obat bahan alam, harus dilakukan
standarisasi meliputi standarisasi bahan baku (Simplisia
dan Ekstrak yang meliputi: kadar air, kadr abu, residu
pelarut, residu pestisida, kontaminasi mikroba, cemaran
logam berat, aflatoksin dan campuran dengan simplisia
lain, kandungan kimia dari suatu simplisia), produk,
proses dan metodologi.
• Kita semua paham: Indonesia mempunyai kekayaan bahan
alam luar biasa, tetapi lemah dalam :
- Pemanfaatan yang berkesinambungan
- Penyediaan dalam jumlah memadai,
- Standarisasi yang terkait dengan kualitas,
keamanan dan khasiat.
Pengeringan
Tujuan Pengeringan:
• Untuk membantu pengawetan bahan.
• Untuk mengurangi volume berat bahan.
• Untuk mempermudah pembuatan, bentuk-bentuk yang
umum digunakan dalam perdagangan.
• Untuk mencegah reaksi enzymatik
• Untuk mencegah perubahan-perubahan kimiawi
• Apa yang dimaksud dengan kering dari simplek : simplek
masih mengandung kadar air tertentu misal Digitalis
Folium kering, masih mengandung air < 5 %.
Secara alami
– Matahari langsung
– Tidak langsung : - terbuka
- bangsal ditutup
•
Contoh :
Langsung : di udara terbuka pada cuaca baik untuk :
– Caryophylli Flos
– Cinnamomi Cortex , Cardamomi Fructus
• Tapi suatu pengeringan pada malam hari atau cuaca
lembab maka pengeringan dilakukan pada bangsal tertutup
atau dengan memberi penutup di atas bahan yang di
keringkan.
Tidak langsung
• Pengeringan tanpa pemanasan buatan sebaiknya dilakukan
dalam bangsal-bangsal kecuali :
– Mentha piperitae Folium : mula-mula pengeringan
dilakukan di ladang-ladang.
– Bunga dan buah dapat pula digunakan tempat dalam
bangsal yang dasarnya berupa anyaman kayu yang
kemudian dialasi dengan kertas penyerap (koran).
Pengeringan dengan panas buatan lebih cepat dan sesuai untuk
tempat dalam udara dingin daripada udara terbuka.
• Untuk bahan obat yang dikeringkan dalam jumlah sangat
sedikit sangat sesuai bila dikeringkan menggunakan ruang
vakum dengan suhu serendah mungkin.
– Dengan menaikkan suhu : 400-600C tanpa pengurangan
tekanan : menggunakan lemari pengering.
Contoh : untuk simplisia tahan panas (termostabil).
– Dengan pengurangan tekanan (vakum) : untuk simplisia
mengandung minyak atsiri.
• Dan sering di bolak-balik, agar semua bagian rata.
• Kering sudah cukup bila daun diremas cukup rapuh.
• Cara pengeringan di daerah dingin, tropis, dan subtropis
berlainan.
Kimia (dengan penambahan zat-zat pengering)
• untuk bahan-bahan termolabil.
•
•
- Cortex
• Biasanya dengan sinar matahari langsung/di tempat teduh.
• Sesudah di keringkan harus langsung di simpan di tempat yang
tertutup.
• Kulit kina mengandung alkaloid, kina yang mudah rusak bila
lembap, maka di keringkan dengan cara buatan
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu pengeringan :
• Bila enzym dalam simplek di perlukan maka pengeringan di
lakukan perlahan-lahan, misal pada :
– Vanilae Fructus
– Cacao Semen
– Gentionae Radix
• Bila enzym-enzym tidak di perlukan maka pengeringan di
lakukan segera setelah panen.
• Bahan-bahan yang mengandung minyak atsiri harus di
jaga agar aromanya tidak hilang – segera di suling untuk
di ambil minyak atsirinya.
• yang mengandung air dalam jumlah banyak/menyebabkan
tumbuh dan berkembangnya jamur, maka sangat mungkin
alat-alat pengering dekat dengan tempat panen.
PENGAWETAN
• Tujuan utama pengawetan simplisia adalah untuk :
– Mencegah agar simplisia tidak rusak (kandungan kimia
tidak rusak).
– Untuk mencegah terjadinya reaksi-reaksi terutama
• Reaksi enzymatis pada waktu simplek tidak di simpan
yang yang dapat menyebabkan :
» Kadar zat aktif turun.
» Mengurangi mutu morfologis simplek tersebut.
» Merusak sama sekali kadar-kadar mutu
simplek.
• Reaksi biokimia.
– Mencegah pembusukan akibat berkembangnya bakteri dan
jamur.
Cara Pengawetan
Dengan pengeringan (menghilangkan/mengurangi kadar air)
• Alasan :
• Adanya air merupakan :
– Medium yang baik untuk reaksi biokimia, reaksi enzymatik
– telah terbukti bahwa kadar air di bawah 5% dalam
suatu simplisia akan menyebabkan aktivitas enzymatik
terhenti karena kadar air di bawah 5% terlalu rendah
untuk reaksi enzymatik.
– Adanya air merupakan media baik untuk tumbuh jamur
atau bakteri.
• Akibatnya : bahan rusak, beracun.
Cara menghilangkan/mengurangi kadar air :
– Penjemuran langsung di udara.
– Tidak langsung kena sinar matahari
– Dengan panas buatan
Cara lain :
Dengan menambahkan zat yg bersifat fungisida dan
bakterisida
- pH yang rendah 2,5-4,5 ; misal menggunakan metil
bromida.
- Adanya tannin yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri.
Stabilisasi dengan pemanasan
• Perusakan enzym dalam bahan obat dapat di hilangkan
dengan pemanasan → hanya dapat di lakukan untuk
simplisia yang konstituen aktifnya termostabil.
• Caranya :
• Pemanasan pada suhu 800C
• Protein akan terendapkan dan enzym-enzym jadi tidak
aktif.
• Pemanasan dalam air mendidih/dengan uap air
• Bahan obat di masukkan dalam air mendidih sedikit-
sedikit. Suhu selama pemanasan simplisia di jaga terus
agar tidak berkurang dari titik didih. Pemanasan selama
30 menit, cukup untuk menghancurkan enzym secara
sempurna. Selain itu di ketahui tanaman-tanaman
tertentumengandung asam-asam organik yang
menyebabkan terhidrolisannya glukosida-glukosida atau
alkaloid ester. Untuk mencegah terhidrolisannya zat-zat
tersebut, pada pemanasan dengan air mendidih/uap air,
ditambahkan CaCO3 untuk menetralkan asam-asam
organik tersebut.
• Pemanasan dengan etanol (ethyl alkohol) dengan tekanan
lebih kurang dari 1 atm.
PENYIMPANAN DAN PENGEPAKAN
Penyimpanan
cara penyimpanan suatu bahan obat tidak ada suatu
keistimewaan.
- Tempat penyimpanan : tempat/gudang, dingin, di aliri
udara kering.
- Untuk jumlah sedikit : dalam wadah tertutup rapat dan
tahan sinar yang terbuat dari gelas, kaleng timah, gelas
coklat dll, suhu rendah (biologi 2-80C).
- Bila di simpan dalam kotak kayu dan kantong kertas –
akan mengabsorbsi kembali uap air udara 10-12% (>12%)
yang di sebut kekeringan udara karena uap airnya di
serap simplek. → selain itu akan di rusak oleh serangga,
tikus, bau simplisia akan campur aduk.
Pengepakan
- Bentuk dalam perdagangan.
- Melindungi bahan.
- Tidak banyak makan tempat.
Tujuan pengepakan :
Untuk melindungi terhadap ;
• Sinar dan uap air/kelembaban
• Gangguan serangga, tikus.
Alat yang di gunakan /Wadah : Dari kayu/kotak.
Kantong/anyaman.
• Gallon/drum baja.
• Bahan obat misalnya digitalis folium tidak boleh di biarkan
dalam kekeringan/kelembaban udara, hal ini akan
menyebabkan pengurangan aktivitas. Bahan ini harus di
simpan dalam tempat tertutup rapat dengan zat penarik
air dalam jumlah banyak, bagian bawah tempat digitalis
tersebut di beri kapur yang di pisahkan dari daun digitalis
dengan lubang-lubang (seperti pada exikator) bila kapur
telah basah harus segera di ganti
• Bahan obat yang mengandung minyak lemak atau minyak
atsiri harus di simpan dalam tempat tertutup rapat,
dingin, dan gelap.
• Untuk minyak lemak, udara diatasnya sebaiknya di ganti
dengan gas inert (untuk mencegah oksidasi yang
menyebabkan ketengikan).
• Syarat-syarat penyimpanan lihat Pharmacope.
Evaluasi Simplisa
• Mengidentifikasi kualitas, kemurnian dari bahan obat.
• Identifikasi dalam prakteknya dapat di lakukan :
– Menurut cara yang telah ada
– Dapat juga dengan membandingkan suatu simplek
yang di periksa dengan bahan baku yang telah
diketahui kualitas/kemurniannya. Kualitas terutama
di tujukan terhadap nilai/kadar dalam bahan obat
tersebut.
Biasanya di sebut “intensive value”
Evaluasi dapat di lakukan menurut
beberapa metode/cara sbb:
• Organoleptik
• Makroskopik, mikroskopik
• Biologi
• Kimia
• Fisika
Organoleptik
• Pengamatan dilakukan dengan mempergunakan
organ-organ termasuk perasa, bau, peraba.
• Pemeriksaan meliputi :
– Bentuk dan ukuran
– Warna luar dan bentuk permukaan
– Warna dalam
– Bau dan rasa.
• Cara ini terutama di lakukan terhadap organ
tumbuh-tumbuhan misal : Folia, Cortex,
Lignum, dsb.
Makroskopik, mikroskopik
• Cara ini di lakukan terhadap bahan obat di mulai 1847:
C.A.Seydler memeriksa Sarsaparilla.
• Pemeriksaan meliputi mikroskopik
– Untuk mengetahui adanya jenis pengotoran/pemalsuan,
misal : Orthosiphonis Folia biasanya di campur
Eupatorini Folia.
– Untuk mengetahui kemurnian serbuk bahan obat
– Untuk mengetahui mikrophologi/histologi dari suatu
bagian tumbuhan.
• Prinsip pemeriksaan : bahwa untuk bagian tertentu dari
suatu species atau varietas mempunyai ciri khas.
Ragam pereaksi yang digunakan:
– Hydras Chlorali / Kloral Hidrat 70% untuk clearing
agent yang fungsinya melarutkan amylum dan
chlorophyl sehingga bentuk sel jelas
– Gliserin murni
– Anilin sulfat : mewarnai lignum → kuning
– Floroglucin HCl :mewarnai lignum → merah
– Sudan III : untuk minyak → merah
• Gabus dengan suberin → merah
– H2SO4 pekat, FeCl3, HCl, HAc
Selain cara di atas di kenal juga pemeriksaan jaringan secara kuantitatif ini di lakukan
terutama pada daun.Dalam pemeriksaan ini biasa di lakukan pemeriksaan
• Index stomata
• Index pallisade.
• Index Stomata (Is)
• Is : Prosentase dari perbandingan jumlah stomata persatuan luas tertentu
• dengan jumlah epidermis dan stomata pada jumlah yang sama.
Is : S/E X 100%
• I : Index Stomata.
• S : Jumlah stomata persatuan luas tertentu.
• E : Jumlah epidermis pada luas yang sama.
• Index Pallisade
• Ip : adalah jumlah rata-rata sel pallisade di bawah satu sel epidermis.
• Untuk memudahkan perhitungan dihitung jumlah sel pallisade di
• bawah 4 sel epidermis.
Tiap species atau varietas mempunyai Ip dan Is tidak sama. Data ini dapat di gunakan sebagai
pegangan menentukan kemurnian zat.Selain pemeriksaan mikromorfologi dapat juga dengan
mikroanalisa, ini termasuk mikrokimia, memeriksa bahan obat dengan menggunakan pereaksi
kimia dalam jumlah kecil.
•
Biologi
• Pemeriksaan dimana diperlukan organisme hidup sebagai
bahan pemeriksaan di sebut pemeriksaan biologi.
• Beberapa bahan obat kadang-kadang di perlukan
standarnya, terutama ditujukan terhadap konstituen yang
aktif.
• Contoh :
• Bakteri-bakteri hidup dari ragi serta jamur di gunakan
sebagai bahan pemeriksaan vitamin.
• Lactobacillus casei untuk Riboflavin,
• Lactobacillus arabinosus untuk asam nicotinat,
Kimia Kromatografi
• Yaitu suatu metoda analisa di mana dengan mengalirkan
suatu pelarut atau aliran terhadap suatu bahan obat, dapat
memisahkan konstituen aktif dari bahan obat tersebut.
– Metoda ini di gunakan untuk menentukan kemurnian dan
identifikasi suatu zat yang biasa terdapat dalam suatu
bahan alam, juga untuk mengetahui jumlah konstituen,
memisahkan dan mengidentifikasinya.
• Menurut cara pengerjaan ada 4 macam Chromatografi :
• Column Chromatography (k. kolom)
• Paper Chromatography (k. kertas)
• Thin Layer Chromatography (k. Lapis tipis)
• Gas Chromatography (k. gas)
•
•
Fisika
• Cara ini meliputi penetuan-penentuan dari
konstituen yang telah di isolasi.
• Penentuan meliputi :
– Kelarutan
– B. J (pada penentuan minyak lemak dan
minyak atsiri)
– Pemutaran bidang polarisasi
– Indeks bias
– Tek. Cairan
– Kadar air.
KLASIFIKASI
Metoda yang di kenal sampai sekarang sbb :
1. Morfologi di susun atas organ tumbuhan misal Folia,
Flores, Radix, dsb
2.Taksonomi : simplisia di susun menurut keluarga genus,
species.
3. Khasiat : farmakologis di susun atas efek farmakologi
4. Chemis (kandungan kimia)
5. Chemotaksonomi – gabungan 2 dan 4, penyusunan atas
adanya zat kimia yang di kandung dengan tempatnya
dalam sistematis
6. Alfabetis di susun berdasar abjad.
Kandungan kimia
• Metabolit Primer fotosintesis,
asam amino, gula, asetil koenzim A,
asam mevalonat, nukleotida
bersifat esensial untuk kehidupan
• Metabolit Sekunder ;
- penyebaran lebih terbatas,
- memiliki karakteristik tiap genus atau strain tertentu
- di biosintesis dari metabolit primer atau
- dibentuk melalui pathway yang khusus dari metabolit
primer
• Alkaloid --------Endang Hanani
• Minyak atsiri –-- Katrin
• Minyak lemak --- Katrin
• Flavonoid --------Abdul Mun’im
• Karbohidrat ----- Abdul Mun’im
• Glikosida -------- Berna
• Tanin ------------ Berna
• Pengertian
• Deskripsi tanaman
• Penyebarannya
• Kegunaannya
• Analisis (kualitatif maupun kuantitatif)
• Terimakasih atas perhatiannya
Indonesia merupakan Negara kepulauan
terbesar di dunia
17.508 pulau terbentang sepanjang 5120 km
dari barat ke timur, dan 1760 km dari utara
ke selatan, dengan luas sekitar 2.000.000
km2.