Anda di halaman 1dari 19

CLINICAL PATHWAYS

RATIDIANI MONI, SKM.,MPH


DEFINISI
• Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk
merawat pasien yang berfokus pada diagnosis, masalah klinis,
dan tahapan pelayanan.
• Clinical pathway merupakan format dokumentasi
multidisiplin. Format ini dikembangkan untuk pengembangan
multidisiplin (dokter, perawat, rehabilitasi, gizi, dan tenaga
kesehatan lain) yang diciptakan tidak terlalu rumit dan
panjang. Pengisian ini terdiri dari data riwayat pasien,
pemeriksaan fisik dan pengkajian skrining lainnya yang diisi
oleh multidisiplin sesuai kesepakatan (Croucher, 2005)
DEFINISI

• Clinical Pathway adalah suatu alur


proses kegiatan pelayanan pasien yang
spesifik untuk suatu penyakit atau
tindakan tertentu mulai dari pasien
masuk sampai pasien pulang yang
merupakan integrasi dari pelayanan
medis, pelayanan keperawatan,
pelayanan farmasi dan pelayanan
kesehatan lainnya.
Clinical Pathways (CP)/ Alur Klinis
 CP dibuat untuk memberikan rincian apa yang harus
dilakukan pada kondisi klinis tertentu.
 Clinical Pathway (Jalur Klinis) adalah: Suatu cara untuk
menstandarisasikan praktik klinis dan umumnya
dilaksanakan di rumah sakit
 CP bukan merupakan standar pelayanan atau pengganti
penilaian klinis atau pengganti perintah dokter, melainkan
suatu dokumen yang terintegrasi untuk memudahkan
proses perawatan pasien dan mengefektifkan pelayanan
klinis dan finansial dengan menggabungkan pendekatan
tim dan klinis.
• UU no 23/1992 tentang kesehatan
• UU no. 29/2004 tentang praktik kedokteran
• Permenkes RI No.159b/Menkes/Per/II/1988 tentang rumah sakit
• KepMenkes RI No.436/1993 tentang berlakunya standar
pelayanan rs dan SPM rumah sakit
• PerMenkes RI No.920 Menkes/Per/XII/1996 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan RS Swasta di bidang medik
• KepMenkes RI No.496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman
audit medis di RS 7
• KepMenkes RI No. 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Peraturan
Internal Staf Medis.
Komponen Clinical Pathway

• Kerangka waktu (Tahapan berdasarkan pada hari perawatan atau


berdasarkan tahapan pelayanan)
• Kategori asuhan (Asuhan seluruh tim kesehatan yang diberikan
kepada pasien).
• Kriteria hasil (Hasil yang diharapkan dari standar asuhan yang
diberikan) dan
• Pencatatan varian (Lembaran varian mencatat dan menganalisa
deviasi/penyimpangan dari standar yang ditetapkan dalam clinical
pathway)
Kondisi pasien yang tidak sesuai dengan standar asuhan atau
standar yang tidak bisa dilakukan harus dicatat dalam lembar
varian.
Tujuan Clinical Pathway
1. Memilih “best practice” pada saat pola praktek diketahui berbeda secara
bermakna.

2. Menetapkan standar yang diharapkan mengenai lama perawatan dan penggunaan


pemeriksaan klinik serta prosedur klinik lainnya.

3. Menilai hubungan antara berbagai tahap dan kondisi yang berbeda dalam suatu
proses serta menyusun strategi untuk mengkoordinasikan agar dapat menghasilkan
pelayanan yang lebih cepat dengan tahapan yang lebih sedikit.

4. Memberikan peran kepada seluruh staf yang terlibat dalam pelayanan serta peran
mereka dalam proses tersebut.

5. Menyediakan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan menganalisa data proses


pelayanan sehingga provider dapat mengetahui seberapa sering dan mengapa
seorang pasien tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar.
Tujuan Clinical Pathway

6. Mengurangi beban dokumentasi klinik.

7. Meningkatkan kepuasan pasien melalui peningkatan edukasi kepada pasien,


misalnya dengan menyediakan informasi yang lebih tepat tentang rencana pelayanan
Manfaat Clinical Pathway
• Alat multiprofesi yang bermanfaat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan untuk kelompok pasien yang homogen
• Membantu mencapai konsensus ,konsistensi dan kontinuitas
pelayanan kesehatan
• Meningkatkan dokumentasi pelayanan pasien yang berbasis
bukti dan berfokus pasien.
• Mendukung program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
• Berperan penting dalam menghadapi tuntutan hukum
Kelebihan Clinical Pathway
1. Format Clinical Pathway dapat memberikan efisiensi dalam
pencatatan, dimana tidak terjadi pengulangan atau duplikasi
penulisan, sehingga kemungkinan salah komunikasi dalam
tim kesehatan yang merawat pasien dapat dihindarkan.
2. Meningkatkan peran dan komunikasi dalam tim multidisiplin
sehingga masing-masing anggota tim termotivasi dalam
peningkatan pengetahuan dan kompetensi.
3. Terdapat standarisasi outcome sesuai lamanya hari rawat,
sehingga akan tercapai effective cost dalam perawatan.
4. Dapat meningkatkan kepuasan pasien karena pelaksanaan
discharge planning kepada pasien lebih jelas.
Kelebihan CP?
Kelebihan format ini adalah perkembangan pasien
dapat dimonitor setiap hari, baik intervensi maupun
outcome-nya. Oleh karena itu maka CP paling layak
dibuat untuk penyakit atau kondisi klinis yang
memerlukan pendekatan multidisiplin, dan perjalanan
klinisnya dapat diprediksi (pada setidaknya 70% kasus).
Bila dalam perjalanan klinis ditemukan hal-hal yang
menyimpang, ini harus dicatat sebagai varian yang
harus dievaluasi lebih lanjut
Lanjutan…
Apakah semua penyakit Perlu CP?
• Tidak
• Di RS hanya 30% di rawat dengan CP,
selebihnya di rawat dengan usual care
• CP hanya efektif dan efisien apabila
dilaksanakan untuk penyakit atau kondisi
kesehatan yang perjalananya predictable
khususnya bila memerlukan perawatan
multidisiplin.
Kekurangan Clinical Pathway
• Dokumentasi clinical pathway ini membutuhkan waktu yang
relatif lama dalam pembentukan dan pengembangannya.
• Tidak terlihat proses keperawatan secara jelas karena harus
menyesuaikan dengan tahap perencanaan medis,
pengobatan, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
• Format dokumentasi hanya digunakan untuk masalah spesifik,
contoh format clinical pathway untuk bedah tulang tidak
dapat digunakan untuk unit bedah saraf. Sehingga akan
banyak sekali format yang harus dihasilkan untuk seluruh
pelayanan yang tersedia.
CP dibuat untuk memperoleh rincian biaya?

• Tidak
• CP mungkin dapat menjadikan biaya perawatan lebih
murah
• Data CP juga dapat menjadi masukan untuk program
lain yang menyangkut pembiayaan misalnya
diagnistic related group (DRG)
• CP tdk dibuat untuk memperoleh rincian biaya
perawatan.
Prioritas CP
1. Kasus Sering ditemui
2. Kasus terbanyak
3. Biayanya tinggi
4. Perjalanan penyakit dan
hasilnya dapat diperkirakan
5. Telah tersedia standar
pelayanan medis dan Standar
Prosedur Operasional
Keberhasilan Clinical Pathway
5 tahap sekuensial yang diterapkan organisasi RS sebagai berikut:

1. Peningkatan kesadaran dan komitmen.

2. Menyusun sistem penerapan clinical pathway.

3. Dokumentasi (dan penetapan desain)

4.Implementasi (uji coba, penerapan, dan


pengembangan).

5.Evaluasi.
Kegagalan Clinical Pathway
5 hal utama yang menyebabkan gagalnya penerapan clinical pathway:

1. Budaya profesional.

2. Kurangnya dukungan
organisasi.

3. Desain clinical pathway

4. Waktu dan sumber daya yang tidak


adekuat.

5. Ad-hoc approach

Anda mungkin juga menyukai