Anda di halaman 1dari 45

Market Failure a

Government Role

Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK

Silvia Puspa 01 Kirana Narisma 04


12030120140237 12030120140167
Moderator & Pemateri Pemateri

Alya Risang Ayu 02 Jeficca Fania 05


12030120140340 12030120140342
Pemateri Editor & Pemateri

Salsabila Dinta 03 Mahadmi 06


12030120140225 Fattahaulia
Pemateri 12030120140337
Pemateri
Simple Model of Closed Macroeconomic
Goods Market Equilibrium With the Role of
Government
Perekonomian Tertutup 3 Sektor
Model Keseimbangan
Perekonomian Tertutup

Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak melakukan


transaksi perdagangan internasional atau tidak melakukan ekspor impor.
Karena itu dalam menghitung pengeluaran agregat, ekspor neto (X-M) tidak
dimasukkan dalam perhitungan.
Model Tiga Sektor

Model keseimbangan perekonomian tertutup tiga sektor (model tiga sektor)


memasukkan sektor pemerintah yang diwakili pengeluaran pemerintah (G).

Pengeluaran agregat menjadi : Keterangan :


Y : Output Keseimbangan
AE = C + I + G AE : Pengeluaran Agregat
= C0 + bY + I0 + G0 C : Konsumsi Rumah Tangga
= A + bY I : Investasi Sektor Dunia Usaha
G : Pengeluaran Pemerintah
di mana A sekarang terdiri atas (C0 + I0 + G0)

Output keseimbangan dapat dihitung juga dengan menyamakan Y dan AE.


Contoh
Diketahui Maka pengeluaran agregat menjadi :
C = 100 + 0,8 Y AE = C + I + G
I0 = 200 = 100 + 0,8 Y + 200 + 300
G = 300 = 600 + 0,8 Y
Y = AE
= 600 + 0,8 Y

Y- 0,8 Y = 600
0,2 Y = 600
Y = 3000

Pada tingkat keseimbangan besarnya C = 100 + 0,8 (3000) = 2500, sedangkan I 0 =


200 dan G0 = 300
Grafik
C, I, G, AE
Y = C+S AE = C + I + G
= 600 + 0,8Y

3.000

C = 100+0,8Y

2.000

1.000
15% 30%
600

300 G = 300
200 I = 200
100 45º
Y
0 1.000 2.000 3.000
Dampak Perubahan Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah dapat memengaruhi tingkat output keseimbangan dengan


menambah atau mengurangi pengeluarannya. Besarnya efek pengeluaran
pemerintah adalah sama dengan pengaruh perubahan investasi otonomus (I 0)
atau konsumsi otonomus (C0), sehingga dampak perubahan pengeluaran
pemerintah terhadap perekonomian dapat ditulis sebagai berikut :

∆Y = ∆G0 / (1-b)
Contoh
Diketahui Output keseimbangan baru (Y*1) menjadi :
C = 100 + 0,8 Y Y*1- 0,8 Y*1 = 700
I0 = 200 0,2 Y*1 = 700
Pengeluaran otonomus pemerintah Y*1n = 3500
bertambah sebesar 100, sehingga G0 =
400 atau

∆AY* = Y*1-Y*
Maka pengeluaran agregat menjadi :
= 3500-3000
AE = C + I + G = 500
= 100 + 0,8 Y + 200 + 400 dimana 500 = 100 / (1-0,8)
= 700 + 0,8 Y
Y = AE
= 700 + 0,8 Y
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa injeksi pemerintah
lewat pengeluarannya dapat menstimulir pertumbuhan
ekonomi, dilihat dari peningkatan output yang beberapa kali
lipat daripada penambahan pengeluaran pemerintah. Bagi
masyarakat, meningkatnya output berarti peningkatan
pendapatan yang akan meningkatkan konsumsi yang berarti
meningkatkan kesejahteraan.
Grafik
C,I,G,AE Y = C+S
AE = C+I+G1
= 700+0,8Y
AE = C+I+G
= 600+0,8Y

C = 100+0,8Y
3.000

2.000

15% 30%

700 ∆Y = 500
∆G = 100
G1 = 400
G = 300
45º I = 200
0 Y
Y = 3.000 Y1 = 3.500
Government Spending
Dasar Teori Pengeluaran Pemerintah

Y = C + I + G + (X-M )
Teori Pengeluaran Pemerintah, dibagi 2

Teori Makro Teori Mikro


- Pengeluaran pemerintah untuk menganalisis faktor-faktor yang
pembelian barang dan jasa menimbulkan permintaan akan
- -Pengeluaran pemerintah untuk barang publik dan faktor- faktor
gaji pegawai yang mempengaruhi tersedianya
- Pengeluaran pemerintah untuk barang publik.
transfer payment
Faktor yang memengaruhi perkembangan
pengeluaran pemerintah

Perubahan permintaan akan Perubahan kualitas barang


barang publik; publik

Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam Perubahan harga faktor produksi


menghasilkan barang publik dan juga
perubahan dari kombinasi faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi
Pajak
Secara umum, pajak terdiri dari 2 komponen

Objek Pajak ( tax base ) Tarif Pajak (tax rate)


Segala sesuatu yang dijadikan besarnya pajak yang ditarik atas
sebagai dasar pengenaan pajak objek pajak yang telah ditentukan
menurut perundang-undangan.
Berdasarkan komponen itu,menerimaan pajak
menurut Suparmoko dapat dihitung

TR = B X R
Menurut besarnya pajak yang dibayarkan wajib
pajak, besarnya pajak dapat digolongkan

Pajak Regresif

Pajak Pajak Progesif


Proposional
Multiplier Impact On
National Income
Multiplier Effect atau efek
Apa Itu pengganda merupakan efek dalam
ekonomi dimana peningkatan
Multiplier pengeluaran nasional mempengaruhi
pendapatan dan konsumsi menjadi
Effect? lebih tinggi dibandingkan jumlah
sebelumnya.
MPC (Marginal MPS (Marginal Propensity
Propensity to Consume) to Save)

adalah rasio antara adalah rasio antara


pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan
pertambahan pendapatan Faktor – faktor yang dan pertambahan
nasional (MPC = ∆C/∆Y).  mempengaruhi pendapatan nasional (MPC
Multiplier effect = ∆S/∆Y). 
Semakin besar MPC maka
angka pengganda akan Semakin besar MPS maka
semakin besar Sehingga angka pengganda akan
semakin besar pula dampak semakin kecil dan semakin
perubahan pengeluaran kecil pula dampak
agregat terhadap perubahan pengeluaran
perekonomian. agregat terhadap
MPS + MPC = 1. perekonomian.
Jenis Multiplier Effect

Multiplier Belanja Pemerintah


(Government Expenditure)

Multiplier Multipler Pajak


 Investasi (Investment)
Multiplier Effect Belanja Pemerintah (Government
Expenditure)
Rumus : .
Belanja pemerintah terdapat pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Besar kecilnya belanja
pemerintah akan mempengaruhi besar
kecilnya pendapatan negara. 

Kenaikan belanja pemerintah (∆G) akan menaikkan


pendapatan nasional. Begitu juga pada kondisi
sebaliknya, penurunan belanja pemerintah akan Keterangan:
menurunkan pendapatan nasional. ∆Y = perubahan pendapatan nasional
∆I = perubahan investasi
k = 1/MPS = angka pengganda
Multiplier Effect Investasi (Investment)

Multiplier investasi merupakan faktor


pelipat ganda sebagai akibat perubahan Rumus : .
(tambahan atau pengurangan) investasi.

Kenaikan investasi (∆I) akan menaikkan pendapatan


nasional, begitu pula sebaliknya. Investasi meningkat
atau menurun juga akan mempengaruhi pendapatan
nasional naik/turun.

Keterangan :
∆Y = perubahan pendapatan nasional
∆I = perubahan investasi
k = 1/MPS = angka pengganda
Multiplier Effect Pajak
Perubahan pajak (∆T) akan Rumus : .
menyebabkan pendapatan nasional
berubah (∆Y). Naiknya pajak akan
menurunkan pendapatan nasional,
begitupun sebaliknya..

Angka pengganda pajak bertanda negatif.


Hal ini menunjukkan hubungan yang
berlawanan arah. Keterangan:
∆Y = perubahan pendapatan nasional
∆T = perubahan pajak
b = MPC
k = –b/MPS = angka pengganda pajak
Kesimpulan
Multiplier effect pajak memiliki nilai yang Multiplier effect investasi dan pengeluaran
negatif, artinya dampak dan pemerintah memiliki nilai yang
pengaruhnya berbanding terbalik dengan positif, artinya investasi dan pengeluaran
tingkat pendapatan (PDRB). Oleh karena itu pemerintah memiliki dampak yang
saran kebijakan bagi pemerintah daerah searah terhadap tingkat pendapatan
adalah untuk benar-benar memperhitungkan (PDRB). Pemerintah dalam menyusun
tarif serta objek yang dikenakan pajak. APBD harus benar-benar mengalokasikan
anggaran untuk investasi dan pengeluaran
pada proyek- proyek padat karya yang
banyak menyerap lapangan pekerjaan.
Contoh Soal Pembahasan:
Diketahui:
Fungsi konsumsi: C = 300 + 0,80Y
Perubahan pengeluaran pemerintah: ∆G = Rp70 triliun (berkurang/turun).
1. Apabila fungsi konsumsi
masyarakat C = 300 + 0,80Y dan Berdasarkan fungsi konsumsi dapat diperoleh nilai MPC yaitu 0,80.
pemerintah menaikkan harga MPC = 0,80
bensin dan solar sehingga
Mencari MPS:
pengeluaran pemerintah untuk MPC + MPS = 1
subsidi berkurang sebesar Rp70 MPS = 1 – MPC
triliun maka pendapatan nasional MPS = 1 – 0,80 = 0,20
….
Penurunan belanja pemerintah akan membuat pendaptan nasional juga turun.
Besarnya penurunan pendapatan nasional dapat dihitung menggunakan angka
penggada k seperti berikut.

∆Y = k × ∆G
∆Y = 1/MPS × ∆G
∆Y = 1/0,2 × 70
∆Y = 350 triliun
Government Revenue and Expenditure Budget
1. Anggaran Surplus
2. Anggaran Defisit Anggaran tidak berimbang
3. Anggaran Berimbang
• Dilihat dari perbandingan nilai penerimaan (T) dan pengeluaran (G),
anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbang dan anggaran
berimbang. Hasil yang dicapai dari pengaturan anggaran ini merupakan
interaksi (resultan) dari dampak pajak dan pengeluaran pemerintah terhadap
output keseimbangan.

• Penerimaan pemerintah disini diasumsikan berasal dari pajak (tax) sehingga


notasi yang digunakan untuk penerimaan pemerintah adalah (T).
Anggaran Defisit

Anggaran defisit adalah anggaran dengan pengeluaran pemerintah


(G) lebih besar dari pada penerimaan (T)
pemerintah. Atau lebih spesifik Penerimaan rutin
dan penerimaan pembangunan tidak mencukupi
G>T untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah.
Dengan kata lain defisit anggaran terjadi apabila
pemerintah harus meminjam dari bank sentral atau
harus mencetak uang baru untuk membiayai
pembangunannya.
• Politik anggaran defisit biasanya ditempuh pemerintah bila ingin
menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan buka
perekonomian berada dalam kondisi resesi.

• Hubungan antara anggaran defisit dengan perubahan output keseimbangan /


∆Y adalah :
W
∆Y =
(1−b)

W = ∆G - ∆T
b = MPC
Contoh
C = 100 + 0,8Yd
I = 150
G = 250 dan T = 250

Kondisi keseimbangan awal :


Y =C+I+G
= 100 + 0,8(Y-250) + 150 + 250 = 500 + 0,8(Y-250)
= 500 + 0,8Y – 200 = 300 – 0,8Y
0,2Y = 300
Y = 1.500
Jika pemerintah menempuh anggaran defisit, di mana ∆G = 250, sementara ∆T = 150,
maka:
G1 = 250 + 250 = 500
Yd1 = Y – 250 - 150 = Y – 400

Sehingga fungsi komsumsi menjadi: Angka 650 juga bisa didapat dari
C1 = 100 + 0,8Yd rumus , ∆Y = W
= 100 + 0,8(Y-400) (1−b)
= 100 + 0,8Y- 320 dimana :
= -220 + 0,8Y ∆Y = ∆T + W / (1-b)
Y =C+I+G = 150 + 100/(1-0,8)
= -220 + 0,8Y +150 + 500 = 430 + 0,8Y = 150 + 500 = 650.
0,2Y = 430
Y = 2.150, atau
∆Y = 2150 – 1500 = 650
Cara Megatasi Defisit

• Kemungkinan penciptaan uang baru


Untuk membiayai pengeluaran, pemerintah dapat menciptakan uang baru, dengan
cara pemerintah mengeluarkan uang kertas baru melalui pinjaman dari Bank
Sentral dan Bank Sentral memberikan kredit kepada pemerintah atau sering
dikatakan Anggaran Defisit Spending. Resiko yang timbul adalah terjadinya
inflasi, yaitu meningkatkan harga barang secara umum, karena bertambahnya
jumlah uang yang beredar.

• Kemungkinan untuk pinjaman


Untuk membiayai pengeluaran, pemerintah dapat juga memperoleh dana melalui
pinjaman dengan cara pengeluaran obligasi dan surat-surat berharga.
Anggaran Surplus

Anggaran Surplus adalah anggaran dengan penerimaan (T) pemerintah lebih


besar dari pada pengeluaran (G) pemerintah. Kebijakan ini
dijalankan bila keadaan ekonomis edang dilanda inflasi
(kenaikan harga secara terus menerus), sehingga anggaran
T>G harus menyesuaikan dengan kenaikan harga barang atau jasa.

Melalui anggaran surplus pemerintah mengerem


pengeluarannya untuk menurunkan tekanan permintaan atau
mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak.
• Pengaruh anggaran surplus terhadap output keseimbangan adalah kebalikan dari
pengaruh anggaran defisit.

Contoh
C = 100 + 0,8Yd
I = 150
G = 250 dan T = 250

Kondisi keseimbangan awal:


Y =C+I+G
= 100 + 0,8(Y-250) + 150 + 250 = 500 + 0,8(Y-250)
= 500 + 0,8Y – 200 = 300 – 0,8Y
0,2Y = 300
Y = 1.500
Jika pemerintah menempuh anggaran surplus, di mana ∆G = 150, sementara ∆T =
250, maka:
G1 = 250 + 150 = 400
Yd1 = Y – 250 – 250 = Y – 500

Sehingga fungsi komsumsi menjadi: Angka -250 juga bisa didapat dari
C1 = 100 + 0,8Yd1 = 100 + 0,8(Y-500) rumus , W
= 100 + 0,8Y- 400 ∆Y =
(1−b)
= -300 + 0,8Y dimana :
∆Y = ∆T + W / (1-b)
Kondisi keseimbangan baru: = 250 - 100/(1-0,8)
Y =C+I+G = 250 - 500 = -250
= -300 + 0,8Y +150 + 400 = 250 + 0,8Y
0,2Y = 250
Y = 2.150, atau ∆Y = 1250 – 1500 = -250
Anggaran Berimbang

Anggaran Berimbang adalah anggaran yang disusun dengan pendapatan


totalnya sama / seimbang dengan pengeluaran totalnya.
Tujuannya untuk memelihara stabilitas ekonomi dan
mencegah terjadinya defisit.
T=G
Tidak ada ketentuan pokok dalam kondisi ekonomi
seperti apa anggaran berimbang ditempuh. Namun bila
pemerintah memilih politik anggaran berimbang, dua hal
utama yang ingin dicapai adalah peningkatan displin dan
kepastian anggaran.
Karena ∆G = ∆T, maka pengaruh anggaran terhadap keseombangan ekonomi
adalah : ∆Y = ∆T = ∆G
Contoh
C = 100 + 0,8Yd
I = 150
G = 250 dan T = 250

Kondisi keseimbangan awal:


Y =C+I+G
= 100 + 0,8(Y-250) + 150 + 250 = 500 + 0,8(Y-250)
= 500 + 0,8Y – 200 = 300 – 0,8Y
0,2Y = 300
Y = 1.500
Jika pemerintah menempuh anggaran berimbang, di mana ∆G = 150, sementara
∆T = 150, maka :
G1 = 250 + 150 = 400
Yd1 = Y – 250 - 150 = Y – 400

Sehingga fungsi komsumsi menjadi:


C2 = 100 + 0,8Yd1 = 100 + 0,8(Y-400)
= 100 + 0,8Y- 320
= -220 + 0,8Y
Y =C+I+G
= -220 + 0,8Y +150 + 400 = 330 + 0,8Y
0,2Y = 330
Y = 1650 atau
∆Y = 1650 – 1500 = 150 Angka 150 adalah ∆Y = ∆T = ∆G
Postur Anggaran Indonesia 2020

kemenkeu.go.id/apbn2020
Pengaruh terhadap Perekonomian
• Meningkatkan kesejahteraan
Anggaran sebagai besar dialokasikan pada kemajuan negara (menanggulangi
kemiskinan, bencana alam, wabah penyakit) dengan asusmsi mempercepat
kesejahteraan rakyat.

• Pembangunan di berbagai sektor


Pedoman untuk menstabilkan perekonomian negara, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, dan pemerataan pendapatan.

• Memengaruhi rencana-rencana sektor swasta


Pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya.

• Sebagai alat politik fiskal


Mengubah pengeluaran dan penerimaan yang dilakukan oleh pemerintah guna
mencapai kestabilan ekonomi.
Asas dalam Menyusun Anggaran

Anggaran berimbang yang dinamis, Penentuan skala prioritas yang


maksudnya penerimaan diusahakan tepat, artinya pengeluaran harus
meningkat melalui tabungan disesuaikan dengan kepentingannya.
pemerintah

Dana-dana pembangunan dalam Bekerja atas dasar program


negeri yang makin besar, artinya terpadu, artinya pelaksanaan program
penerimaan dalam negeri untuk selalu yang dapat menjamin terpeliharanya
ditingkatkan, sedang penerimaan stabilitas kehidupan ekonomi yang
pembangunan (yang berasal dari utang mampu mendorong pembangunan
luar negeri) selalu dihemat atau secara mantap.
diperkecil
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai