Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

Rhinosinusitis Akut dan Kronik


Pembimbing:
dr. Novra Widayanti, Sp.THT-KL.

Disusun oleh:
Rio Kurnia Gultom G4A020025

SMF ILMU THT RSUD DR. GOTENG TAROENADIBRATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
DEFINISI
Sinusitis di definisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal, umumnya disertai atau di picu oleh rhinitis sehingga sering di sebut
dengan rhinosinusitis.

Rhinitis dan sinusitis umumnya terjadi bersamaan  Rhinosinusitis

Ditandai dengan adanya gejala hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/ posterior), disertai :
◦ ± nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah
◦ ± penurunan/ hilangnya penghidu

Dan salah satu dari :

Temuan nasoendoskopi:
◦ polip dan/ atau
◦ sekret mukopurulen dari meatus medius dan/ atau
◦ edema/ obstruksi mukosa di meatus medius

Gambaran tomografi komputer:


◦ perubahan mukosa di kompleks osteomeatal dan/atau sinus
ANATOMI
Anatomi
Anatomi Sinus Paranasal
•Sinus Paranasal terdiri dari sepasang sinus maksilaris, etmoid anterior, etmoid posterior, sinus
sfenoid, sinus frontalis.
•Komplek osteomeatal terletak pada satu pertiga tengah dinding lateral hidung terdiri atas
prosesus unsinatus, ostium maxilla, konka media, bula etmoid, etmoid infundibulum. Merupakan
tempat yang kompleks dan sempit. Apabila komplek osteomeatal tersumbat dapat menyebabkan
rinosinusitis.
•Penyebab kelainan anatomi lain yang dapat menyebabkan sumbatan ostium sinus yaitu septum
deviasi, kolapsnya katup hidung, hipertrofi konka, konka bulosa,atresia khoana.
KLASIFIKASI BERDASARKAN BERATNYA
PENYAKIT
Dibagi menjadi RINGAN, SEDANG dan BERAT : berdasarkan skor total visual
analogue scale (VAS) (0-10 cm):
◦ RINGAN =VAS 0-3
◦ SEDANG =VAS > 3-7
◦ BERAT =VAS > 7-10
KLASIFIKASI BERDASARKAN WAKTU
Akut :
◦ < 12 minggu
◦ resolusi komplit gejala
Kronik :
◦ > 12 minggu
◦ tanpa resolusi gejala komplit  termasuk kronik eksaserbasi akut
Kriteria Diagnosis
Task Force, American Academy of Otolaryngologic Allergy (AAOA)

Faktor mayor Faktor minor

• Hidung tersumbat • Sakit kepala


• Keluar secret dari hidung atau post • Demam
nasal discharge purulent • Halitosis
• Nyeri wajah • Rasa lemah (fatigue)
• Hiposmia/ anosmia • Sakit gigi
• Sakit atau rasa penuh di telinga
• Batuk
AKUT RHINOSINUSITIS (ARS)
Gejala < 12 minggu
1. Common cold/ rinosinusitis viral akut :
◦ Gejala < 10 hari
2. Rinosinusitis Postviral akut :
◦ Perburukan gejala setelah 5 hari atau gejala menetap setelah 10 hari dengan
lama sakit < 12 minggu
◦ Keluar cairan yang tidak berwarna & sekret purulen
◦ Nyeri berat
◦ Demam < 38 C
AKUT RHINOSINUSITIS (ARS)
3. Rinosinusitis Akut Bakterialis bila memenuhi 3 dari 5 kriteria di bawah ini :
1. Hidung beringus berwarna/sekret hidung mukopurulen(terutama unilateral)
2. Nyeri berat di wajah/pipi/dahi(terutama unilateral)
3. Demam (lebih dari 38º)
4. Meningkatnya Laju Endap Darah atau CRP (C-Reactive Protein)
5. Double sickening (gejalanya menjadi berat kembali setelah ada sempat perbaikan awal)
FAKTOR YANG TERKAIT ARS
oLingkungan oAlergi
oFaktor anatomi oKerusakan silia
o Haller cells oPrimary cillia dyskinesia
o Concha bullosa
o Septum deviasi oMerokok
o Atresia choana oLaryngopharyngeal refluks
o Polip nasi oDepresi
o Hipoplasia sinus
o Infeksi gigi oResistensi obat
o Obstruksi choana oPenyakit kronis
ETIOLOGI
Virus : Rhinovirus, Influenza Virus, Adenovirus, Parainfluenza virus
Bakteri : Streptococcus pneumonia, Haemofilus influenza, Moraxela Cataralis,
Sthaphylococcus aureus
PATOFISIOLOGI
Biasanya muncul sesuai urutan :
Infeksi virus pada hidung & sinus membuat adanya perubahan pada
jaringan hidung yaitu meningkatkan adhesi bakteri ke sel epitel
hidung, sehingga meningkatkan resiko infeksi oleh bakteri
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala kurang dari 12 minggu
 Onset tiba-tiba
 Gejala hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung
anterior/ posterior):
◦ ± nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah
◦ ± penurunan/ hilangnya penghidu
 Anamnesis tentang gejala alergi, seperti bersin, ingus encer seperti air,
hidung gatal dan mata gatal serta berair.
PEMERIKSAAN
Rhinoskopi anterior :
◦ Terdapat tanda – tanda peradangan
◦ Edema mukosa
◦ Sekret purulen
Suhu
◦ Demam > 38 ̊C
Inspeksi dan palpasi sinus
◦ Dapat ditemukan pembengkakan dan nyeri pada daerah maksilo fasial
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pencitraan
◦ (Foto polos sinus paranasal tidak direkomendasikan)
◦ Tomografi komputer juga tidak direkomendasikan, kecuali
terdapat:
◦ penyakit sangat berat
◦ pasien imunokompromais (penurunan imunitas)
◦ tanda komplikasi
RHINOSINUSITIS KRONIK
rinosinusitis kronik adalah suatu inflamasi pada (mukosa) hidung
dan sinus paranasal > 12 minggu
Rinosinusitis kronis diklasifikasikan sebagai berikut :
Rinosinusitis kronik dengan polip nasi; terlihat polip bilateral dan
secara endoskopik terlihat di meatus media
Rinosinusitis kronik tanpa polip nasi; tidak terlihat polip di meatus
media secara endoskopik.
Mekanisme Inflamasi Rinosinusitis Kronik
Kesehatan Sinus Setiap Orang Bergantung Pada
•Sekresi mukus yang normal baik dari segi viskositas, volume dan
komposisi
•Transport mukosiliar yang normal untuk mencegah stasis mukus dan
kemungkinan infeksi
•Patensi kompleks ostiomeatal untuk mempertahankan drainase dan
aerasi.
Patofisiologi Rhinosinusitis Kronik
Faktor Predisposisi Rinosinusitis
Kronik
Genetic/PhysiologicFactors Environmental Factors Structural Factors
Airway hyperreactivity Allergy Septal deviation
Immunodeficiency Smoking Concha bullosa
Aspirin sensitivity Irritants/pollution Paradoxic middle turbinate
Ciliary dysfunction Viruses Haller cells
Cystic fibrosis Bacteria Frontal cells
Autoimmune disease Fungi Scarring
Granulomatous disorders Stress Bone inflammation
Craniofacial anomalies
Foreign bodies
Dental disease
Mechanical trauma
Barotrauma
DIAGNOSIS
•Gejala lebih dari 12 minggu
•Terdapat gejala berupa hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung
anterior/ posterior) disertai :
◦ ± nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah
◦ ± penurunan/ hilangnya penghidu
•anamnesis tentang gejala alergi, ingus seperti air, hidung gatal, mata gatal dan berair, jika positif
ada, seharusnya dilakukan pemeriksaan alergi.
•Pemeriksaan :
◦ Rhinoskopi anterior
Pemeriksaan Penunjang
•endoskopi nasal  tidak terlihat adanya polip di meatus medius
•sitologi dan bakteriologi nasal,
•pencitraan (foto polos sinus, transiluminasi, CT-scan dan MRI),
•pemeriksaan fungsi mukosiliar,
•penilaian nasal airway, fungsi penciuman dan pemeriksaan laboratorium
Diagnosis Banding

Rinosinusitis Akut Rinosinusitis Kronis


Bronkitis akut Refluks gastro esophageal
Rinitis akut Tumor ganas rongga hidung
Asma bronkial Tumor ganas nasofaring
Influenza Tumor ganas sinus
Cluster headache Benda asing saluran nafas
Migrain Fibrosis kistik
Sinusitis jamur
EPOS
(European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps)
Gambar 7.
Skema penatalaksanaan
rinosinusitis kronik
pada anak
Komplikasi Rhinosinusitis Kronis
•Mucocele
•Orbita : Selulitis orbita, abses orbita
•Intrakranial : Meningitis, abses subdural, abses otak

Anda mungkin juga menyukai