Anda di halaman 1dari 75

STRATEGI

OPERASIONAL
Penggantian tOPV Menjadi bOPV
KOMPONEN PENGGANTIAN
TOPV MENJADI BOPV
Minimalisir Memastikan
Minimalisir Memastikan bahwa tOPV
waktu vaksin Memastikan
kelebihan bahwa tOPV ditarik dari
tOPV & bOPV Memusnahka semua
vaksin dan tidak semua
disimpan n semua tOPV tahapan
mencegah digunakan lagi penyimpanan
bersamaan di secara aman rencana
kekosongan sesudah hari dan
dalam cold dilakukan
vaksin penggantian pelayanan
chain

Pelatihan
Suplai tOPV Suplai bOPV Manajemen
& Monitoring Validasi
Limbah
Komunikasi
 Inventarisasi  Permintaan  Pemilihan  Waktu  Proses  Kunjungan ke
stok  Rencana lokasi  Penyimpana Monitoring tempat
 Permintaan penyimpanan pemusnahan  Pemusnahan  Pelaporan pelayanan
 Distribusi dalam Cold  Metode tOPV atau
vaksin chain pemusnahan penyimpanan
vaksin  Monitoring
TAHAPAN UTAMA
PELAKSANAAN PENGGANTIAN TOPV MENJADI bOPV

Fase 5:
Fase 4:
Fase I: Fase 2: Fase 3: PENARIKAN MONITORING
HARI Penarikan &
PERENCANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN
PENGGANTIAN
&
pemusnahan
PEMUSNAHA HARI VALIDASI
(Agustus (1-2 minggu
(Januari s.d NASIONAL (4 N tOPV tOPV di NASIONAL
2015 s.d sebelum hari seluruh
April 2015)
September 2015) Maret 2016) penggantian) (5-30 April
fasyankes
2016)
(Mei 2016)
PERENCANAAN
Penggantian tOPV Menjadi bOPV
Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) di Tingkat Nasional,
Provinsi dan Kab/Kota
Melaksanakan analisis situasi
Menyusun dokumen rencana pelaksanaan penggantian
beserta alokasi anggarannya di tiap tingkatan adiministrasi
KALENDER PERENCANAAN
PENGGANTIAN tOPV MENJADI bOPV
Agustus s.d September 2015 (Tingkat Daerah)
Membentuk Kelompok Kerja (POKJA) Pelaksanaan
PIN Polio, Penggantian tOPV menjadi bOPV dan
Introduksi IPV di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
Melakukan analisis situasi
Menyusun rencana kegiatan persiapan dan
pelaksanaan penggantian (finalisasi September 2015)
Menyusun anggaran
KALENDER PELAKSANAAN
PENGGANTIAN tOPV MENJADI bOPV (4)
Agustus s.d September 2015 (Tingkat Daerah)
Identifikasi semua fasilitas pelayanan imunisasi baik
pemerintah maupun swasta yang menyimpan stok
vaksin tOPV
Melakukan inventarisasi stok tOPV tahap I di seluruh
gudang penyimpanan vaksin dan seluruh fasilitas
pelayanan imunisasi baik pemerintah maupun swasta
(dapat juga dilakukan dengan berkoordinasi dengan
distributor PT. Biofarma yang ada di provinsi)
Sosialisasi dan pelatihan secara berjenjang
MANAJEMEN VAKSIN
Memperkecil jumlah vaksin tOPV yang terbuang (wastage) merupakan
prioritas baik di tingkat nasional, provinsi dan kab/kota
Setiap tingkat administrasi termasuk pelayanan swasta, bertanggung
jawab dalam upaya memperkecil jumlah vaksin tOPV yang tersisa
setelah pelaksanaan penggantian.
Sisa vaksin tOPV meningkatkan risiko penggunaan kembali vaksin
tersebut dan biaya yang dibutuhkan untuk pemusnahan.
Untuk memperkecil jumlah vaksin tOPV yang tersisa, perlu dilakukan
inventarisasi stok tOPV di setiap tingkat administrasi termasuk
pelayanan swasta, minimal dua kali sebelum dilaksanakannya
penggantian dan memanfaatkan data inventarisasi tersebut dalam
perencanaan dan distribusi vaksin.
I. MEMBENTUK KELOMPOK KERJA (POKJA)
Kelompok Kerja (POKJA) bertugas untuk merencanakan, mengelola, dan
memantau seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan penggantian
tOPV ke bOPV.
Pokja ini beranggotakan perwakilan dari LP dan LS terkait serta organisasi
profesi yang dibagi ke dalam lima bidang yaitu bidang perencanaan,
logistik, pelaksanaan, komunikasi serta monitoring dan evaluasi.
POKJA ini bertanggung jawab tidak hanya untuk kegiatan penggantian
tOPV menjadi bOPV namun juga untuk kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) Polio dan Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV).
Pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam bidang pembiayaan,
pengadaan, peraturan, dan hukum di luar Kementerian Kesehatan
maupun Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota harus dilibatkan
dalam tim ini mengingat vaksin merupakan Barang Milik Negara
1. Bidang Perencanaan
2. Bidang Logistik
3. Bidang Pelaksanaan
4. Bidang Komunikasi
5. Bdang Monitoring dan Evaluasi
TUGAS
TUGAS DAN
DAN WEWENANG
WEWENANG POKJA
POKJA

BIDANG PERENCANAAN
Melakukan analisis situasi meliputi sasaran, tenaga, sarana-prasarana yang
dibutuhkan dan kondisi geografis
Menyusun rencana anggaran pelaksanaan PIN Polio, penggantian tOPV
menjadi bOPV dan introduksi IPV
Menyusun rencana dan jadwal kegiatan pelaksanaan PIN Polio, penggantian
tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Melakukan identifikasi dan penilaian terhadap seluruh gudang penyimpanan
vaksin dan fasilitas pelayanan imunisasi baik pemerintah maupun swasta
Melakukan koordinasi dalam mengidentifikasi kapasitas manajemen
pengelolaan limbah medis
Memberikan informasi berkala terkait perencanaan kepada Sekretariat
POKJA
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan bidang perencanaan
POKJA di tingkat bawahnya
TUGAS
TUGAS DAN
DAN WEWENANG
WEWENANG POKJA
POKJA

BIDANG LOGISTIK

Memantau proses inventarisasi stok tOPV baik di fasilitas


kesehatan pemerintah maupun swasta dan usulan
permintaan bOPV
Memantau proses pengadaan dan distribusi bOPV dan IPV
Memberikan informasi berkala terkait logistik kepada
Sekretariat POKJA
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan
bidang logistik POKJA di tingkat bawahnya
TUGAS
TUGAS DAN
DAN WEWENANG
WEWENANG POKJA
POKJA

BIDANG PELAKSANAAN
Melaksanakan kegiatan advokasi dan sosialisasi pelaksanaan
PIN Polio, penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Melaksanakan kegiatan pelatihan pelaksanaan PIN Polio,
penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lintas program
dan lintas sektor
Melakukan pemantauan proses persiapan pelaksanaan PIN
Polio, penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Memberikan informasi berkala terkait pelaksanaan kegiatan
kepada Sekretariat POKJA
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan bidang
pelaksanaan POKJA di tingkat bawahnya
TUGAS
TUGAS DAN
DAN WEWENANG
WEWENANG POKJA
POKJA

BIDANG KOMUNIKASI
Menyusun dan mengkaji materi Komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE) PIN Polio dan introduksi IPV
Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan media
dalam rangka publikasi kegiatan PIN Polio dan introduksi
IPV
Melakukan dokumentasi kegiatan
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan
bidang komunikasi POKJA di tingkat bawahnya
TUGAS
TUGAS DAN
DAN WEWENANG
WEWENANG POKJA
POKJA

BIDANG MONITORING DAN EVALUASI


Melakukan pemantauan proses penggantian tOPV menjadi bOPV dari
mulai perencanaan sampai pelaksanaan
Memantau proses penarikan dan pemusnahan tOPV serta memastikan
tidak ada lagi tOPV yang disimpan di dalam cold chain dan digunakan
dalam pelayanan imunisasi sesudah “hari penggantian”
Mengumpulkan data hasil kegiatan PIN Polio, penggantian tOPV
menjadi bOPV dan introduksi IPV
Melakukan penilaian cepat hasil pelaksanaan PIN Polio, penggantian
tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Memberikan informasi berkala terkait kegiatan monitoring dan
evaluasi kepada Sekretariat POKJA
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan bidang monitoring
dan evaluasi POKJA di tingkat bawahnya
II. MELAKUKAN ANALISIS SITUASI
Hal-hal yang dapat digunakan untuk melakukan analisis situasi:
1. Suplai dan distribusi tOPV
Stock tOPV; frekueensi distribusi tOPV
2.Persediaan tOPV di fasilitas pelayanan kesehatan swasta
Fasyankes yang memiliki stock tOPV; distribusi secara ilegal ke fasyankes;
Persentase distribusi yang didistribusikan ke fasyankes swasta; Bagaimana
dan darimana fasilitas pelayanan kesehatan swasta memperoleh suplai
tOPV; strategi yang dapat dilakukan untuk melibatkan sektor swasta untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penggantian dan melalui organisasi atau
institusi apa
3.Komunikasi
Faktor-faktor yang menghambat dan mempermudah komunikasi dengan
stakeholder
II. MELAKUKAN ANALISIS SITUASI
4. Manajemen limbah
Bagaimana proses pemusnahan vaksin dilakukan baik di sektor
pemerintah maupun swasta
5. Identifikasi pakar/ahli
Pengalaman dari pakar/ahli dalam pelaksanaan penggantian atau
proses penarikan vaksin; pengalaman yang dapat dijadikan
pembelajaran
6. Pembiayaan
Biaya tambahan yang dibutuhkan , pengiriman logistik untuk
pelaksanaan penggantian, pemusnahan vaksin, dll
II. MELAKUKAN ANALISIS SITUASI
Kelompok Kerja (POKJA) bertugas untuk merencanakan, mengelola, dan
memantau seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan penggantian
tOPV ke bOPV.
Pokja ini beranggotakan perwakilan dari LP dan LS terkait serta organisasi
profesi yang dibagi ke dalam lima bidang yaitu bidang perencanaan,
logistik, pelaksanaan, komunikasi serta monitoring dan evaluasi.
POKJA ini bertanggung jawab tidak hanya untuk kegiatan penggantian
tOPV menjadi bOPV namun juga untuk kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) Polio dan Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV).
Pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam bidang pembiayaan,
pengadaan, peraturan, dan hukum di luar Kementerian Kesehatan
maupun Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota harus dilibatkan
dalam tim ini mengingat vaksin merupakan Barang Milik Negara
III. MENYUSUN DOKUMEN RENCANA
PELAKSANAAN PENGGANTIAN

Semua kegiatan atau hal-hal yang harus dilakukan sehubungan


dengan pelaksanaan penggantian harus dimasukkan ke dalam
Dokumen Rencana Pelaksanaan Penggantian. Dokumen Rencana
Pelaksanaan Penggantian, termasuk rencana pembiayaannya,
sudah disusun dan difinalisasi pada September 2015
Daftar Komponen Dokumen Rencana Pelaksanaan
Penggantian (1)
Bagian Komponen Utama
Ringkasan (2  Ringkasan rencana kegiatan penggantian
halaman)  Ringkasan mekanisme koordinasi
 Sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penggantian
 Daftar kegiatan persiapan, termasuk inventarisasi tOPV
 Pemusnahan tOPV dan strategi validasi
 Strategi mitigasi risiko: suplai, logistik, validasi
 Daftar kegiatan/aktivitas utama
Pengawasan  Bagan struktur organisasi dilengkapi dengan tugas dan tanggung jawabnya
manajemen • POKJA tingkat Nasional
dan • POKJA tingkat Provinsi
operasional • POKJA tingkat Kabupaten/Kota
pelaksanaan  Alur informasi – siapa yang akan memberikan informasi dan seberapa sering
penggantian frekuensinya
 Alokasi anggaran kegiatan
 Kerangka kerja dan kerangka waktunya
Daftar Komponen Dokumen Rencana Pelaksanaan
Penggantian (2)
Bagian Komponen Utama
Analisis  Suplai dan proses distribusi OPV (sektor pemerintah dan swasta)
Situasi  Registrasi/perizinan vaksin bOPV
 Kapasitas sistem manajemen limbah yang ada
 Informasi terbaru stok tOPV
Persiapan  Dukungan pelaksanaan penggantian
o Alokasi anggaran yang tersedia
o Komposisi tim POKJA
o Media KIE dan distribusinya
 Penilaian suplai
o Inventarisasi tOPV
o Rencana pengadaan tOPV
o Rencana pengadaan, penyimpanan dan distribusi bOPV
 Logistik
o Rencana pelaksanaan pembaharuan sistem informasi (manual dan berbasis
software)
o Rencana pelaksanaan distribusi bOPV ke fasilitas pelayanan kesehatan
o Rencana pelaksanaan penarikan dan pemusnahan tOPV
 Monitoring
o Monitoring proses:menilai pelaksanaan kegiatan-kegiatan terkait penggantian
o Monitoring outcome: mengumpulkan data penarikan dan pemusnahan tOPV
Persiapan
tOPV  bOPV
TAHAPAN UTAMA
PELAKSANAAN PENGGANTIAN TOPV MENJADI bOPV

Fase 5:
Fase I: Fase 4:
Fase 3: PENARIKAN MONITORING
PERENCANA Fase 2: PELAKSANAAN
HARI & Penarikan &
AN PERSIAPAN PENGGANTIAN PEMUSNAHA pemusnahan HARI VALIDASI
(1-2 minggu
(Januari s.d NASIONAL (4 N tOPV tOPV di NASIONAL
sebelum hari
September (Agustus 2015 penggantian)
April 2015) (5-30 April
seluruh
fasyankes
2015) s.d Maret 2016) 2016)
(Mei 2016)
Outline Persiapan tOPV  bOPV

PERENCANA PERSIAPAN PELAKSANA


VALIDASI
N AN

• Menyelesaikan Rencana Inventarisasi dan


ketersedian tOPV 
• Merencanakan ketersedian bOPV
• Membuat Mekanisme Penunjang
• Manajemen Logistik
• Monitoring Rencana dan Proses Pelaksanaan
• Memastikan dukungan anggaran dan berjalannya
POKJA
Jadwal Persiapan tOPV  bOPV
September s.d Desember 2015
1) Sosialisasi & Pelatihan sec. berjenjang (Nasional, Provinsi, Kab/Kota, Puskesmas)
2) Inventarisasi Stok tOPV di seluruh penyimpanan vaksin di fasyankes Pemerintah
& swasta
3) Konfirmasi jumlah usulan Kebutuhan bOPV
4) Identifikasi kapasitas managemen pengelolaan limbah medis di Kabupaten/Kota
Januari 2016 s.d Maret 2016
1) Koordinasi ketersediaan bOPV
2) Melakukan distribusi bOPV ke kabupaten/kota
3) Mengirimkan vaksin bOPV (PUSH system) ke puskesmas dan fasilitas pelayanan
imunisasi lain di wilayahnya
4) Menarik sisa vaksin tOPV dgn menyisakan beberapa vial vaksin sesuai kebutuhan
rutin sampai dengan tanggal 3 April 2016 untuk selanjutnya tOPV tidak
diperbolehkan digunakan lagi
Inventarisasi & Ketersedian tOPV
Prinsip ketersedian tOPV sebelum penggantian tOPV menjadi bOPV :

1.Semua tOPV tidak boleh digunakan sesudah hari penggantian

2.Semua tOPV yg masih tersisa setelah hari penggantian harus


dimusnahkan

3.Membuat perkiraan kebutuhan vaksin yg akurat.


 Manajemen inventarisasi stok vaksin yg valid

tOPV Tidak Boleh Digunakan Lagi &Harus Dimusnahkan Setelah


Hari Penggantian
Manajemen Inventarisasi tOPV
1. Pemantauan stok vaksin / Invetarisasi  sangat penting
Tujuan
1) Mencegah kekosongan vaksin tOPV sebelum penggantian  menilai
kebutuhan
2) Meminimalisasi/Menihilkan kelebihan vaksin tOPV setelah penggantian
Cara
– Dilakukan bertahap  Dua tahap inventarisasi, rekomendasi WHO:
1. Tahap I : Agustus 2015
2. Tahap II : Desember 2015
1) Inventarisasi secara komprehensif  harus dilakukan di semua tk
administrasi/ lokasi penyimpanan meliputi:
1. Tingkat Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan puskesmas,
2. Rumah sakit,
3. Sektor swasta,
4. Sisa stok tOPV dari kegiatan imunisasi tambahan,
5. Seluruh rencana distribusi tOPV
Ketersedian tOPV
Hal2 yg perlu dilaksanakan :
1.Memantau ketersedian, permintaan & distribusi tOPV  Manajemen
stock
2.Memastikan perkiraan ketersedian tOPV cukup untuk
1) Kebutuhan PIN bulan Maret 2016
2) imunisasi rutin sampai tgl 3 April 2016.
1)Rencana untuk menghabiskan buffer stock sampai tgl 3 April 2016 di
semua tingkat administrasi  Time line/jadual
2)Permintaan tOPV oleh setiap tk adm sec. berjenjang pd gudang
penyimpanan (Puskesmas  Kab/Kota  Prov  Pusat) sd masa penggantian.
 Alokasi vaksin per wilayah jelas & terinci
Kebutuhan tOPV & bOPV
• Permintaan & jadwal distribusi vaksin tOPV 
Alokasi vaksin tOPV
• Memastikan jumlah tOPV cukup untuk
– Kebutuhan PIN Polio bulan Maret 2016
– imunisasi rutin sampai tanggal 3 April 2016.
• Semua tOPV & buffer stock sampai tgl 3 April
2016 di semua tingkat administrasi HARUS HABIS
• Kebutuhan tOPV cukup utk semua tktan
pelayanan sd tgl 3 April 2016.
Jadual Distribusi vaksin tOPV & bOPV
Distribusi vaksin bOPV ke
Provinsi dan Kab/Kota

Distribusi vaksin tOPV 2- 3 bulan sebelum


untuk keb Feb- 3 Apr Hari Penggantian
Distribusi vaksin 2016 Stok tOPV
tOPV untuk Sep-Feb
terakhir
2016 Suplai tOPV s.d
Feb

Inventarisasi tOPV Inventarisasi tOPV


Tahap 2
Hari
Tahap 1
Penggantian
Nasional
Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
Ketersedian bOPV

Menentukan kebutuhan suplai bOPV


berdasarkan jumlah sasaran, persis
sama seperti menghitung kebutuhan
vaksin tOPV sebelumnya.
Upaya Penting lainnya
1. Menjamin Ketersedian Anggaran
Sosialisasi & pelatihan, manajemen logistik, inventarisasi tOPV,
kebutuhan tOPV dan bOPV, biaya distribusi, serta pemusnahan

2. Membuat & Melaksanakan Strategi Komunikasi


1)Konsultasi dengan stakeholder
Penyebarluasan informasi oleh bidang komunikasi POKJA
2)Penyiapan Materi Komunikasi
Penyiapan materi oleh bidang komunikasi POKJA
3)Pelatihan tenaga kesehatan
Meningkatkan pengetahuan & ketrampilan tenaga yang ada
3. Pelaporan disampaikan secara berjenjang sampai ke tingkat
nasional, sejak proses persiapan sampai hari penggantian setiap
bulan.
Manajemen Logistik
a. Ketersediaan materi pelatihan yg meliputi :

1) Latar belakang & alasan penggantian serta relevansinya dg pencapaian


eradikasi polio

2) Tanggal dimulainya PENGGUNAAN bOPV & PENGHENTIAN tOPV (4 April


2016)

3) Optimalisasi kapasitas gudang penyimpanan sebelum penggantian

4) Strategi untuk Memastikan bOPV tidak digunakan sebelum hari penggantian


dan tOPV tidak digunakan setelah hari penggantian

5) Prosedur penanganan tOPV setelah hari penggantian nasional


– Pindahkan dari tempat penyimpanan vaksin & masukkan dalam wadah
terpisah
– Tandai dengan label/tanda khusus lain
– Kirimkan ke tempat pemusnahan yang telah ditetapkan
Manajemen Logistik ... lanjutan(1)

b. Penilaian Kapasitas Penyimpanan


Harus mempertimbangkan keadaan/menghitung penyimpanan
vaksin bOPV & tOPV  minimal 1 minggu sebelum hari
penggantian. Keadaan ini hanya bersifat sementara sampai hari
penggantian

c. Strategi pemusnahan vaksin tOPV


Disusun berdasarkan kapasitas dan manajemen pemusnahan
saat ini dan volume vaksin yang akan dimusnahkan.
Strategi Pemusnahan
Pemusnahan tOPV harus terstruktur dan jelas teknis
pelaksanaannya.
1.Kesiapan lokasi pemusnahan di Kab/Kota:
1) Identifikasi lokasi & waktu utk pengumpulan &
pemusnahan sisa tOPV.
2) Lokasi Pengumpulan & pemusnahan yang aman

• Syarat yang harus disiapkan di lokasi pemusnahan


:
1)Sumber daya manusia, peralatan dan fasilitas yang
tepat
2)Aksesibilitas/Jangkauan lokasi untuk keperluan
monitoring
3)Manajemen pemusnahan termasuk kebersihan
Penilaian Kapasitas Penyimpanan
1. Evaluasi Kapasitas penyimpanan bOPV dan tOPV
1) Perhitungan kapasitas penyimpanan untuk menemukan potensi
kesenjangan
2) Meningkatkan frekuensi pengiriman dengan mengurangi jumlah
untuk setiap pengiriman.
2. Optimalisasi secara maksimal kapasitas penyimpanan vaksin
yang ada.
1) Membuang semua produk vaksin & lainnya yg kadaluarsa & yg
tidak berguna
2) Meminimalisasi kelebihan penyimpanan cool pack dan membatasi
penggunaan kulkas dan freezer yang tidak optimal
3) Memperbaiki peralatan dengan kerusakan ringan
4) Realokasi peralatan untuk memastikan bahwa setiap titik
pelayanan memiliki kapasitas penyimpanan yang memadai
Cara Pemusnahan tOPV

1. Enkapsulasi & pemusnahan di TPA (sanitary landfill


lebih direkomendasikan)
2. Pemusnahan langsung di TPA rekayasa (engineered
landfill)
3. Insinerasi
4. Inaktivasi kimiawi
tiga pilihan pertama tidak memerlukan
pembukaan vial tOPV yang masih utuh.
Monitoring Penggantian

1. Monitoring harus dilakukan secara menyeluruh (tk


Nasional ,Prov, Kab/Kota, Puskesmas (Fasyankes).
2. Monitoring POKJA di semua tingkatan (Nasional sd
kab/kota) bertanggung jawab untuk memilih,
memonitor dan melaporkan indikator  Kesiapan
semua bidang POKJA
Hal2 yang harus diperhatikan dalam
melakukan monitoring proses:
• Ketersedian vaksin tOPV
• inventarisasi tOPV pertama diselesaikan (Agustus 2015)*
• Pembentukan POKJA (Agustus s.d September 2015)
• inventarisasi tOPV kedua diselesaikan (Desember 2015)
• Melaksanaan ketersedian bOPV (Okt s.d Des 2016)
• bOPV didistribusikan ke Provinsi dan Kabupaten/Kota (Jan s.d
Mar 2016)
• Penggunaan bOPV dimulai di semua titik pelayanan imunisasi
pada saat hari penggantian nasional (4 April 2016)
• Penarikan dan pemusnahan tOPV di tingkat Kabupaten/Kota (5
s.d 30 April 2016)
• Validasi (Mei 2016)

*CATATAN: kegiatan2 ini harus dimulai secara paralel dengan nasional


Pedoman Monitoring Penggantian tOPV Menja
di bOPV
A. Persiapan – Sebelum Hari Penggantian Nasional
1) Identifikasi tempat penyimpanan & pelayanan imunisasi
2) Jadwal kunjungan ke lokasi
3) Format monitoring
B. Pelaksanaan Monitoring – 1 bulan setelah Hari Penggantian
Nasional 1. Keluarkan vial tOPV
1) Lokasi penyimpanan vaksin 2. Masukan vial-vial tOPV ke dalam
kantong plastik & tandai/beri label
2) Identifikasi keberadaan vaksin tOP dgn menuliskan informasi jumlah
a) Apabila ditemukan vial tOPV di dalam coldvial,Catat
chain dalampenyimpanan
nama tempat format &
b) Apabila ditemukan vial tOPV di dalam coldtanggal monitoringvial tOPV
chain ditemukannya
tersebut
3) Pemeriksaan stok vaksin bOPV 3. Bawa tOPV yg tsb ke kab/kota utk
4) Kesimpulan dan TL monitoring dimusnahkan
4. Catat dalam format monitoring
5. Memastikan Dukungan Anggaran dan
berjalannya POKJA
• Monitoring Proses
Tanggung jawab: POKJA Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota
Indikator monitoring:
• Rencana penggantian sudah disusun
• Anggaran telah tersedia
• Rencana pengadaan OPV sudah disusun
• Inventarisasi tOPV sudah dilakukan
• Rencana pemusnahan vaksin sudah disusun
• Vaksin telah didistribusikan
• Pelatihan telah dilaksanakan
Pelaporan:
Pelaporan disampaikan secara berjenjang sampai ke tingkat nasional, sejak
proses persiapan sampai hari penggantian setiap bulan.
PELAKSANAAN

tOPV  bOPV
Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam waktu dua
minggu sebelum hari penggantian :
Mendistribusikan bOPV sampai ke tingkat
pelayanan
Melatih petugas kesehatan
Melaksanakan strategi komunikasi
1. Mendistribusikan bOPV Sampai ke Tingkat
Pelayanan

• Paling lambat 1 minggu sebelum penggantian,


pastikan bOPV sudah terdistribusi ke semua
puskesmas.
• Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
distribusi vaksin bOPV sebagai berikut :
- Distribusi vaksin bOPV ke Provinsi dan Kabupaten/Kota
dilakukan sejak bulan Januari s.d Maret 2016
- Distribusi vaksin bOPV dari Provinsi ke Kabupaten/Kota
dapat dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu :
Diambil oleh petugas Kabupaten/Kota
1. Mendistribusikan bOPV Sampai ke Tingkat
Pelayanan (2)
Vaksin bOPV dari Kabupaten/Kota ke puskesmas diantar oleh petugas
Kabupaten/Kota :
– Menyimpan vaksin bOPV ke dalam penyimpanan (cold chain)
– Menarik sisa vaksin tOPV yang masih utuh dengan menyisakan stok untuk
kebutuhan sampai dengan tanggal 3 April 2016
– Memisahkan vaksin tOPV yang disisakan dari vaksin bOPV dengan
memberikan tanda/label khusus untuk menghindari tertukarnya penggunaan
tOPV dan bOPV sebelum hari penggantian

 penarikan dari UPS dilaksanakan oleh puskesmas atau kabupaten/kota dan


langsung menggantikan vaksin tOPV yang ditarik dengan bOPV

Bila tidak memungkinkan vaksin bOPV diantar oleh petugas kabupaten/kota,


maka petugas puskesmas mengambil vaksin bOPV dengan membawa sisa
vaksin tOPV baik sisa vaksin rutin maupun sisa vaksin PIN Polio dengan
melakukan hal-hal yang sama seperti di atas
Petugas puskesmas dan kabupaten/kota mengisi format pencatatan
penarikan tOPV dan pendistribusian bOPV
Pusat (Biofarma) Kabupaten/Kota
Provinsi

Faskes Swasta

Puskesmas

Faskes Swasta

Distribusi tOPV
Faskes Swasta Faskes Swasta
Pusat (Biofarma) Kabupaten/Kota
Provinsi

Faskes Swasta

Puskesmas

Faskes Swasta

Distribusi Vaksin bOPV


Penarikan Vaksin tOPV
Faskes Swasta Faskes Swasta
Formulir Penarikan tOPV dan
Pendistribusian bOPV
2. Melatih Petugas Kesehatan
Cara untuk Membuat Pelatihan Lebih Efisien

1. Memiliki standar, materi pelatihan dengan


kualitas yang baik, mengurangi penafsiran yang
berbeda
Menyesuaikan materi dengan kondisi yang ada
2. Pilih pelatih yang sesuai dan mampu melatih
dengan baik
3. Pilih peserta dan waktu yang tepat untuk
mengikuti pelatihan (tidak bersamaan dengan
kegiatan penting lainnya)
4. Pantau setiap sesi pelatihan sebagai masukan
untuk pelatihan di jenjang berikutnya
Semua yang Terlibat dalam Penggantian
Harus Mendapatkan Pelatihan
• Petugas yang dilatih tidak mempunyai tugas
lain pada hari Penggantian
– Pastikan petugas yang tepat untuk mengikuti
pelatihan
– Rencanakan pelatihan di tingkat Puskesmas untuk
dilaksanakan paling cepat 2 minggu sebelum Hari
Penggantian
3. Melaksanakan Strategi Komunikasi
• Sosialisasikan pesan kunci terkait dengan
penarikan dan pemusnahan tOPV dari semua
fasilitas pelayanan dan penyimpanan.
Contoh Pesan Kunci (hal 39-40)
Komunikasi: Tingkat Kabupaten/kota

Pelaksana Penerima

Tokoh masyarakat, Organisasi


Siapa? Petugas Kesehatan
Profesi
Mampu untuk melaksanakan
Tujuan? penggantian tOPV ke bOPV dan Memahami dan peduli alasan
menanggapi penggantian tOPV ke bOPV
pertanyaan/masalah

Bagaimana? Komunikasi interpersonal dimana


Orientasi dan Sosialisasi
diperlukan

Apa? • Modul Pelatihan


• Alat Bantu/ Media Pelatihan
• Tanya Jawab (FAQ)
55
Komunikasi Pemusnahan tOPV

• Pemusnahan tOPV dapat lebih menarik perhatian


publik daripada pelaksanaan peralihan tOPV ke bOPV
• Penting untuk memberikan informasi yang jelas
kepada masyarakat di tempat pelaksanaan
penggantian

56
4. Melaksanakan Hari Penggantian
Nasional

Pada tanggal 4 April 2016 :


• penggunaan tOPV dihentikan dan
seluruh vaksin tOPV harus dikeluarkan
dari penyimpanan (cold chain)
• bOV mulai diberikan di seluruh fasilitas
pelayanan imunisasi.
5. Penarikan dan pemusnahan tOPV
• Sisa vaksin tOPV yang masih utuh ditarik bersamaan dengan
pendistribusian bOPV dengan menyisakan stok untuk
kebutuhan sampai dengan tanggal 3 April 2016.
• Apabila masih terdapat sisa vaksin tOPV yang utuh setelah
tanggal 3 April 2016 :
 Vaksin dikeluarkan dari coldchain, diinventarisasi, dimasukkan ke dalam
wadah dan ditandai “untuk dimusnahkan”
 dibawa ke kabupaten/kota untuk dimusnahkan sesuai dengan prosedur
yang direkomendasikan
• Sisa vaksin tOPV yang telah terbuka dimusnahkan sesuai
dengan prosedur pemusnahan rutin.
• Membuat Berita Acara Pemusnahan dan dokumentasinya
6. Monitoring Hasil

Tujuan memantau penarikan dan pemusnahan tOPV


di lapangan
Tanggung jawab POKJA nasional, provinsi dan kabupaten/kota
Indikator Tidak ditemukan tOPV di tempat
penyimpanan dan pelayanan tertentu

Pelaporan Pelaporan dilakukan secara berjenjang


sampai ke tingkat nasional setiap hari
6. Monitoring Hasil
• Monitor internal anggota bidang monev POKJA
• Monitor eksternal direkrut oleh WHO
• Melakukan pemilihan wilayah untuk memvalidasi penarikan dan
pemusnahan tOPV
• Memastikan tidak ada lagi tOPV yang disimpan dan digunakan serta
seluruh tOPV sudah dimusnahkan
• Melaporkan hasil monitoring kepada Tim Validasi Nasional (Komite
Nasional Eradikasi Polio)

Menggunakan checklist Monitoring Penarikan dan Pemusnahan


tOPV

03/24/21 60
6. Monitoring Hasil
Anggota bidang monitoring dan evaluasi POKJA di
Kabupaten/Kota membuat micro-planning yang terdiri dari:
• Pemilihan lokasi: Jumlah fasilitas yang dikunjungi tergantung
prioritas. Prinsipnya kunjungan harus dilakukan pada gudang
dengan jumlah penyimpanan tOPV yang besar.
• Jadwal kunjungan ke lokasi
• Pelaporan: anggota bidang monitoring dan evaluasi POKJA
Kabupaten/Kota melaporkan hasil monitoring penarikan dan
pemusnahan tOPV setiap hari secara berjenjang sampai ke
tingkat nasional
KESIMPULAN
Hari Penggantian tOPV menjadi bOPV Nasional
4 April 2016
• Hentikan penggunaan vaksin tOPV, keluarkan
semua stok vaksin
• tOPV dari penyimpanan (cold chain)
• Mulai gunakan vaksin bOPV di seluruh fasilitas
pelayanan imunisasi
KESIMPULAN
Penarikan dan Pemusnahan tOPV  5 April s.d
30 April :
• Menarik semua sisa vaksin tOPV dari fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta dan dikirim ke Kabupaten/Kota
• Memastikan tidak ada lagi vaksin tOPV di dalam tempat penyimpanan
• Memusnahkan di Kabupaten/Kota semua sisa vaksin tOPV yang ditarik dari
fasilitas pelayanan kesehatan
• Membuat Berita Acara Pemusnahan dan dokumentasinya
• Melakukan monitoring penarikan dan pemusnahan tOPV pada
• beberapa lokasi terpilih
• Tim monitoring dan evaluasi POKJA serta tim monitor eksternal melakukan
pelaporan secara berjenjang kepada Tim Sertifikasi Nasional Eradikasi Polio
VALIDASI

64
PERENCANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN
VALIDASI
(Mei 2016)

 Memastikan terjadinya proses penarikan dan


pemusnahan tOPV
 Tim Monev Pokja melakukan validasi di lokasi
terpilih dan melaporkannya kepada TSN
 TSN mengkaji dan memvalidasi proses penggantian
tOPV menjadi bOPV
 TSN melaporkan hasil validasi kepada Komite
Sertifikasi Regional
Validasi proses penggantian
Mulai tanggal 5 – 30 April 2016, Tim Monev Pokja Nasional,
Provinsi dan Kab/Kota dan Tim monitoring eksternal akan
melakukan kunjungan ke tempat penyimpanan vaksin di
Kab/Kota dan tempat pelayanan imunisasi terpilih secara acak
untuk memastikan tidak ada vaksin tOPV disimpan dan digunakan
di tempat-tempat tersebut

Indikator: tidak ditemukannya lagi vaksin tOPV di tempat


penyimpanan dan tempat pelayanan imunisasi

Pelaporan: Tim Monev POKJA serta tim monitor eksternal


melakukan pelaporan secara berjenjang kepada Tim Sertifikasi
Nasional (TSN) Eradikasi Polio
VALIDASI NASIONAL
Pada minggu pertama bulan Mei 2016, Tim
Sertifikasi Nasional (TSN) Eradikasi Polio akan :
– Mengkaji data dan laporan dari Tim Monev Pokja dan
Tim Monitor Eksternal
– Melakukan validasi pelaksanaan penggantian tOPV ke
bOPV
– Tindakan korektif: membuat rekomendasi rencana tindak
lanjut untuk mengatasi apabila masih terdapat sisa
vaksin tOPV di lapangan
– Melaporkan hasil validasi kepada Komite Sertifikasi
Regional
Kenapa PENGGANTIAN tOPV menjadi
bOPV HARUS DIMONITOR?
• Hasil monitoring yang berkualitas akan menentukan valid
tidaknya penggantian tOPV menjadi bOPV dan penarikan
vaksin tOPV

• Untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan


pelaksanaan penggantian tOPV menjadi bOPV (misalnya,
tOPV masih ditemukan dan belum dimusnahkan, bOPV
belum dipakai), dan memberikan tindak lanjut
pemecahan masalah

68
KAPAN DILAKUKAN monitoring?
• Monitoring dimulai 5 April 2016 sampai akhir April 2016
• Sebelum hari penggantian (4 April 2016):
 Tim monitoring dan evaluasi internal dan eksternal harus dilatih
 Lokasi tempat penyimpanan dan pelayanan yang akan dikunjungi
harus ditentukan

4 April 2016
5 – 30 April 2016 Mei 2016
Hari
Penarikan dan Pemusnahan tOPV Validasi
penggantian

69
Hal-hal yang perlu dimonitor
• Tempat penyimpanan vaksin di semua tingkat administrasi
• Tempat pelayanan imunisasi
• Tempat pemusnahan vaksin

70
SIAPA YANG MELAKUKAN MONITORING?

• Pokja Tingkat Nasional, Provinsi dan Kab/Kota


– Menentukan jumlah tenaga anggota bidang monitoring dan
evaluasi dan anggaran yang dibutuhkan;
– Membuat perencanaan, manajemen dan monitoring semua
rangkaian kegiatan terkait pelaksanaan penggantian tOPV
menjadi bOPV;
– Memilih tempat-tempat penyimpanan dan pelayanan yang
akan dikunjungi;
– Melaksanakan tindak lanjut secara teknis apabila ditemukan
jumlah vaksin tOPV berlebih di lapangan dan jika bOPV tidak
tersedia.

• Tim Monitor Eksternal: merupakan tim independen di luar Pokja


71
SIAPA YANG MELAKUKAN validasI

•Tim Sertifikasi Nasional (TSN) Eradikasi Nasional: tim


independen (bukan pegawai Kemkes dan tidak berada
dalam Pokja) yang berwenang untuk menentukan
validasi penggantian tOPV menjadi bOPV

72
BAGAIMANA MELAKSANAKAN
MONITORING dan validasi?
• Mengisi formulir yang tersedia tentang penyimpanan
vaksin, penarikan vaksin dan pemusnahan vaksin
• Melaporkan setiap hari mengenai hasil yang
didapatkan secara berjenjang sampai kepada TSN;
• Melakukan data cleaning dan mengkompilasi data;
• Menyusun laporan.

73
HAMBATAN yang mungkin ditemui

• Ketersediaan dana atau anggaran yang


terbatas
• Kesulitan pemilihan tempat penyimpanan
dan pelayanan yang akan dikunjungi
(terkait kondisi geografis)
• Masalah transportasi dan komunikasi
• Keterlambatan pengiriman laporan
• Penilaian yang kurang baik (tidak obyektif)
74

Anda mungkin juga menyukai