Anda di halaman 1dari 30

ANGGARAN PERSEDIAAN

Kelompok 4

1. Encelena Br Turnip B11.2018.05081


2. Rizq Ar Rafii Rajendra P B11.2018.04966
3. Sukma Risqityas. B11.2018.05184
4. Fahrudin bahar B11.2018.05130
PENYUSUNAN ANGGARAN
• Memahami arti sediaan dan faktor yang
mempengaruhi
• Mampu menyusun anggaran sediaan produk jadi
dan anggaran sediaan produk dalam proses
• Mampu menyusun anggaran sediaan bahan baku
• Mampu menyusun anggaran sediaan bahan baku
• Mampu menyusun anggaran sediaan barang
dagangan
Pengertian Persediaan
Persediaan (inventory):
Barang yang diperoleh dan tersedia
dengan maksud untuk dijual atau
dipakai dalam produksi, atau dipakai
untuk keperluan non produksi dalam
siklus kegiatan yang normal.
PERSEDIAAN PRODUK
• Sediaan produk = hasil produksi (sediaan
produk jadi dan sediaan dalam proses).
• Sediaan produk jadi = sediaan hasil
produksi siap untuk dijual.
• Sediaan produk dalam proses = sediaan
produk yang belum selesai diproduksi
sehingga memerlukan proses lebih lanjut
ANGGARAN PERSEDIAAN
Anggaran persediaan : adalah anggaran yang
dibuat untuk persediaan.

Pabrik : Persediaan : produk jadi, sediaan produk


dalam proses, bahan baku, bahan pembantu,
sediaan pernik (suiplies).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSEDIAAN
1. Sediaan produk jadi.
 Jika jadwal mudah disesuaikan dengan
pesanan artinya tidak perlu memiliki
persediaan yang besar.
 Namun jika perusahaan bersaing dalam
pelayanan yang cepat maka diperlukan
persediaan dalam jumlah yang besar.
 Biaya penyimpanan digudang.
Faktor yang mempengaruhi persediaan

2. Sediaan Barang Dagangan


dipengaruhi oleh:
• Sifat persaingan dagang
• Hubungan antara biaya penyimpanan
digudang dengan biaya kehabisan sediaan.
• Ketersediaan barang dipenyalur (produsen)
Faktor yang mempengaruhi persediaan

3. Sediaan Bahan Baku


Dipengaruhi oleh:
 Anggaran produk
 Harga beli bahan baku
 Biaya penyimpanan bahan baku digudang (Carrying
Cost) dalam hubungannya dengan biaya ekstra yang
dikeluarkan jika kehabisan persediaan.
 Ketepatan penjual bahan baku menyerahkan bahan
baku yang dipesan dan jumlah bahan baku tiap kali
pesan.
KUANTITAS PESANAN EKONOMIS (KPE)
Kuantitas pesanan Ekonomis (Economical order quantity) : kuantitas barang yang
dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau jumlah belian yang optimal.
Rumus KPE:
2xKStxS
HSt x I
ket :
Kst = kuantitas standar bahan baku dipakai selama periode tertentu
S = biaya pemesanan setiap kali pesan (orderingcost)
Hst = harga standar bahan baku per unit
I = biaya penyimpanan bahan digudang yang dinyatakan dalam persentase
dari nilai sediaan rata rata dalam satuan mata uang Yang disebut dengan Carrying
Cost
Hst x I = Biaya penyimpanan per unit (BP)
• Biaya penyimpanan (Carrying Cost) disebut juga
storage cost atau holding cost meliputi biaya
penyimpanan, biaya pemeliharaan bahan, biaya
kemungkinan bahan rusak dan hilang, biaya
asuransi, biaya modal diinvestasikan, biaya pajak,
biaya menghitung dan menimbang bahan dan
lain-lain.

• Biaya Pemesanan (Procuremen cost) disebut juga


ordering cost atau setup cost meliputi: biaya
persiapan pemesanan bahan, biaya pengiriman
untuk memesan bahan, biaya penerimaan bahan
yang dipesan, biaya pembayaran bahan yang
dipesan.
Ilustrasi
Misalkan :
• kuantitas standar bahan baku berupa kedelai untuk pembuatan
kecap selama tahun 2016 sebanyak 364 ons (KSt).
• Harga standar bahan baku berupa kedelai per ons RP 160 (HSt).
• Biaya Pesan setiap kali pesan Rp 728 (S).
• Biaya penyimpanan bahan baku digudang 40% (I)
Maka perhitungan kuantitas pesanan ekonomisnya adalah

2 x 364 x 728
KPE= = 8,281 = 91 ons
160 x 0,40
Berarti pembelian paling ekonomis setiap kali pesan sebesar 91
ons kedelai.
Penjelasan:

Bila dalam setahun diperlukan kedelai sebanyak


364 ons, maka dalam setahun dilakukan 4 kali
pesain (364:91) dan pemesanan dilakukan
setiap 3 bulan sekali.

Kebutuhan kedelai 364 ons dapat dilakukan


dengan cara:
a. 2 kali pesan dan setiap kali = 182 ons
b. 4 kali pesan dan setiap kali = 91 ons
c. 7 kali pesan dan setiap kali = 52 ons
SAAT KEMBALI PESAN
 Saat kembali pesan (reorder point)
saat harus memesan kembali bahan yang
diperlukan. Sehingga kedatangan bahan yang
dipesan tepat waktu diatas sediaan keamanan
sama dengan nol.
 Sediaan Keamanan (Safety Stock)
Sediaan inti dari bahan yang harus
dipertahankan untuk menjamin kelangsungan
usaha, artinya sediaan yang tidak boleh
dipakai kecuali dalam keadaan darurat.
Ilustrasi:

Keperluan bahan baku setahun 364 ons.


Keperluan bahan baku tiap minggu 7 ons.
Setahun 52 minggu.
 Waktu tenggang (Lead time) waktu yang digunakan
dari memesan sampai bahan diterima adalah 4 minggu.
Harga bahan baku kedelai per ons Rp 160.
Biaya pemesanan setiap kali pesan Rp 728.
Sediaan Bahan Baku yang ada 40 ons.
Biaya penyimpanan bahan baku digudang 40%.
Sediaan keamanan ditetapkan 50% dari penggunaan
selama (waktu tenggang) lead time.
Perhitungan saat kembali pesan dan sediaan
bahan baku dianggarkan adalah:

 Terpakai selama tenggang waktu = 4 7 ons= 28 ons


 Sediaan keamanan = 50% x 28 ons = 14 ons
 Saat kembali pesan = 28 ons +14 ons = 42 ons

2 x 364 x 728
KPE= = 8,281 = 91 ons
160 x 0,40
Artinya :
Pemesanan sebanyak 91 ons dilakukan pada saat sediaan tersisa
42 ons.
Lanjutan..
Sediaan maksimum :
= sediaan keamanan + KPE
= 14 ons +91 Ons = 105 ons

Sediaan Rata-rata termasuk sediaan keamanan:


= (KPE : 2) + sediaan keamanan
= (91: 2) + 14 ons = 59, 5 ons

Sediaan rata-rata yang merupakan aset lancar:


=59,5 ons – 14 ons = 45,5 ons

Bila sediaan yang ada sebesar 40 ons, berarti sediaan bahan baku awal yang merupakan
aset lancar
= 40 ons – 14 ons = 26 ons.

Sediaan bahan baku akhir:


KPE-sediaan awal = 91 ons -26 ons = 65 ons.
PENYUSUNAN ANGGARAN PERSEDIAAN

Penyusunan anggaran persediaan khususnya


dalam perusahaan manufaktur terdapat
persediaan produk jadi, persediaan produk
dalam proses dan persediaan bahan baku.
Anggaran persediaan produk jadi dan produk
dalam proses ditetapkan dengan dua cara
yaitu:
1. Menetapkan tingkat putaran persediaan
2. Membuat anggaran produk
ANGGARAN PERSEDIAAN PRODUK JADI AKHIR
Ilustrasi :
PT Tibung mempunyai data sebagai berikut:
Anggaran penjualan tahun 2015:
Januari 1.000 unit
Februari 2.000 unit
Maret 3.000 unit
Jumlah 6.000 unit
Produk jadi awal Januari 2015 100 unit.
Perusahaan mengutamakan stabilitas produk dalam menyusun
anggaran.
Produk jadi yang dihasilkan selama 3 bulan = 6.060 unit.

Diminta: Hitunglah sediaan produk jadi dianggarkan akhir maret 2015


Perhitungan

Sediaan Produk jadi dianggarkan tahun 2013:


Produk jadi 6.060 unit
Sediaan produk jadi awal 100 unit
Produk siap dijual 6.160 unit
Jualan 3 bulan 6.000 unit
Sediaan produk jadi akhir 160 unit
 Dengan mengutamakan stabilitas produk setiap
bulan diproduksi : 6.060 unit : 3 bulan = 2.020 unit.
ANGGARAN PRODUK JADI TIAP AKHIR BULAN NYA
ADALAH:

PT Tibung ***
Anggaran Produk
Triwulan I tahun 2015
(dalam unit)
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I
Jualan 1.000 2.000 3.000 6.000
Sediaan Produk jadi 1.120 1.140 160 160
akhir
Produk siap dijual 2.120 3.140 3.160 6.160
Sediaan Produk jadi 100 1.120 1.140 100
awal
Produk jadi 2020 2020 2020 6.060

Dalam tabel diatas :produk jadi akhir Januari sebanyak 1.120


unit, Februari 1.140 unit, dan Maret 160 unit.
ANGGARAN PRODUK DALAM RUPIAH
Dapat dibuat bila diketahui harga pokok perunit
Produk jadi. Misalkan :
Harga pokok produk jadi variabel Rp 10/unit
Harga jual produk jadi Rp 12 / unit
Beban Usaha variabel Rp 1 / unit
Beban tetap perbulan Rp 2.000
Maka anggaran laba rugi metode penghargapokokan
variabel bentuk panjang adalah:
Berdasarkan tabel sebelumnya dapat di hitung :
Anggaran triwulan I 2015
Januari 1.000 unit x Rp 12 = 1.200 unit
Februari 2.000 unit x Rp 12 = 24.000 unit
Maret 3.000 unit x Rp 12 = 36.000 unit
Triwulan I 6.000 unit x Rp 12 = 72.000 unit

Sediaan produk jadi awal Januari 2015 = 100 x 10 = Rp 1000.


Harga pokok produk jadi perbulan =2.020 x Rp 10 = 20.200
ANGGARAN LABA RUGI

PT Tibung
Anggaran Laba Rugi
Triwulan I tahun 2015 (dalam Rp)
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I
Jualan 12.000 24.000 36.000 72.000
H Pokok Produk Jadi 20.200 20.200 20.200 60.600
Sediaan Produk jadi awal 1.000 11.200 11.400 1.000
Produk siap dijual 21.200 31.400 31.600 61.600
Sediaan Produk jadi Akhir 11.200 11.400 1.600 1.600
Harga pokok penjualan 10.000 20.000 30.000 60.000
Margin kontribusi kotor 2.000 4.000 6.000 12.000
Beban Usaha variabel 1.000 2.000 3.000 6.000
Margin kontribusi bersih 1.000 2000 3.000 6.000
Beban tetap 2.000 2000 2.000 6.000
Laba (rugi) (1.000) 0 impas 1.000 0 impas
Lanjutan......
ANGGARAN PRODUK JADI AKHIR:
Januari = 1.120 unit x Rp 10 = Rp 11.200
Februari = 1.140 unit x Rp 10 = Rp 11.400
Maret = 160 unit x Rp 10 = Rp 1.600

BEBAN USAHA VARIABEL PERBULAN:


Januari = 1000 unit x Rp 1 = 1.000
Februari = 2000 unit x Rp 1 = 2.000
Maret = 3000 unit x Rp 1 = 3.000
Triwulan I = 6000 unit x Rp 1 = 6.000
ANGGARAN LABA RUGI BENTUK PENDEK
Tentukan dahulu beban variabel perunit:
Harga pokok produk variabel perunit Rp 10
Beban usaha variabel perunit Rp 1 .
Biaya varibel perunit Rp 11

PT Tibung
Anggaran Laba Rugi
Triwulan 1 tahun 2015
Keterangan Januari (Rp) Februari Maret Triwulan 1
(Rp) (Rp)
Penjualan 12.000 24.000 36.000 72.000
Biaya variabel 11.000 22.000 33.000 66.000
Margin Kontribusi 1.000 2.000 3.000 6.000
Biaya Tetap 2.000 2.000 2.000 6.000
Laba (Rugi) (1.000) 0 (impas) 1.000 0(impas)
ANGGARAN PERSEDIAAN DALAM PROSES
Soal ilustrasi:
Menggunakan data dalam tabel *** sebelumnya tapi dengan tambahan
data
Sediaan produk dalam proses awal Januari 2015 sebanyak 90 unit
dengan harga pokok sebagai berikut:
BBB = 90 x 100% x Rp 2 = 180
BTKL = 90 x 50% x Rp 4 = 180
BOPV= 90 x 50% x Rp 4 = 180
540
Tingkat penyelesaian sediaan produk dalam proses akhir direncanakan
sama dengan awal yaitu BBB 100%, BTKL 50% dan BOP 50%.
Persediaan produk jadi akhir Maret = 160 unit dan sediaan produk
dalam proses akhir Maret 2015 sebanyak 75 unit dengan perhitungan
anggaran setriwulan sebagai beriktu:
Perhitungan anggaran produknya sbb
Keterangan Unit
Penjualan 6.000 unit
Persediaan produk jadi akhir 160 +
Produk siap dijual 6.160
Sediaan prpoduk jadi awal 100 -
Produk jadi 6.060
Sediaan produk dalam proses akhir 75 +
Produk dihaslkan/produk diproses 6.135
Sediaan produk dalam proses awal 90
Produk masuk produksi periode ini 6.045

Produk jadi diprosuksi tiap bulan 6.060 unit : 3 bulan = 2.020 unit.
Produk masuk produksi periode ini tiap bulan 6.045 unit : 3 bulan
= 2015 unit.
ANGGARAN PRODUKNYA
Pt Tibung
Anggaran Produk
Triwulan I tahun 2013 (dalam unit)

Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I


Penjualan 1.000 2.000 3.000 6.000
Persediaan Produk jadi akhir 1.120 1.140 160 160
Produk siap dijual 2.120 3.140 3.160 6.160
Persediaan produk jadi awal 100 1.120 1.140 100
Produk jadi 2.020 2.020 2.020 6.060
Sediaan produk dalam proses akhir 85 80 75 75
Produk dihasilkan/produk diproses 2.105 2.100 2.095 6.135
Sediaan produk dalam proses awal 90 85 80 90
Produk masuk produksi periode ini 2.015 2.015 2.015 6.045
ANGGARAN DALAM RUPIAH
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I
Penjualan 12.000 24.000 36.000 72.000
Biaya Pabrik 20.170 20.170 20.170 60.510
Sedian produk dalam proses 540 510 480 540
awal
Biaya produksi 20.710 20.680 20.650 61.050
Sedian produk dalam proses 510 480 450 450
akhir
Harga pokok produk jadi 20.200 20.200 20.200 60.600
Sediaan produk jadi awal 1.000 11.200 11.400 1.000
Produk siap dijual 21.200 31.400 31.600 61.600
Sediaan produk jadi akhir 11.200 11.400 1.600 1.600
Harga Pokok Penjualan 10.000 20.000 30.000 60.000
Margin kontribusi kotor 2.000 4.000 6.000 12.000
Beban usaha variabel 1.000 2.000 3.000 6.000
Margin Kontribusi bersih 1.000 2.000 3.000 6.000
Beban Tetap 2.000 2.000 2.000 6.000
Laba (rugi) (1.000) 0 (impas) 1000 0 (impas)
SEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN:
Januari = BBB = 85 x 100% x Rp 2 = Rp 170
BTKL= 85 x 50% x Rp 4 = Rp 170
BOPV = 85 x 50% x Rp 4 = Rp 170
= Rp 510

Februari BBB = 80 x 100% x Rp 2 = Rp 160


BTKL= 80 x 50% x Rp 4 = Rp 160
BOPV = 80 x 50% x Rp 4 = Rp 160
= Rp 480

Februari BBB = 75 x 100% x Rp 2 = Rp 150


BTKL= 75 x 50% x Rp 4 = Rp 150
BOPV = 75 x 50% x Rp 4 = Rp 150
= Rp 450

Dari tabel diatas terlihat harga pokok produk stabil pada harga 20.170 hal ini
terjadi karena perusahaan mengutamakan stabilitas produk dalam
menyusun anggaran

Anda mungkin juga menyukai