Anda di halaman 1dari 49

Laporan Kasus

OROFARINGITIS ET CAUSA EROSI


CUKA PARA

Nurul Hayatun Nupus, S.Ked


Ayu Aprilisa Dahni Putri, S. Ked
Kemala Andini Prizara, S.Ked
Yuni Anjarwati, S.Ked
Anugrah Qalbi, S.Ked

Pembimbing:
dr. Adelien, Sp.T.H.T.K.L, FICS
BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
Outline

Tinjauan Analisis
Pendahuluan Status Pasien
Pustaka Kasus
Pendahuluan
Definisi
Aspirasi benda asing adalah masuknya benda yang berasal dari luar
tubuh atau dari dalam tubuh ke saluran napas.

Benda asing trakeobronkial adalah suatu kegawatdaruratan yang


dapat menimbulkan sumbatan jalan napas, sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan angka morbiditas dan mortalitas baik pada
dewasa maupun anak, karena dapat mengakibatkan gangguan nafas
akut, penyakit paru kronis, dan bahkan kematian,

Insidensi
Terjadi pada anak usia antara 6 bulan sampai 4 tahun
Puncaknya pada umur 1-2 tahun

7% merupakan kematian mendadak pada anak dibawah usia 4 tahun


Gejala lanjut aspirasi benda asing

Asma, Pneumonia rekuren, Infeksi saluran napas atas dan batuk


Status
Pasien
Identifikasi Pasien
Nama : Tn. PTR
Umur : 62 tahun
Alamat : Dusun III Desa Sidomulyo
Suku : Sumatera
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
No. RM : 0001114152
MRS : 26 Maret 2019 (IGD RSMH)
ANAMNESIS
(Alloanamnesis pada tanggal 29 Maret 2019, pukul 14.30 WIB)

Keluhan Utama:
Terminum cuka para sejak 8 jam SMRS.

Keluhan Tambahan:
Tidak ada.
Riwayat Perjalanan Penyakit

8 jam sebelum masuk rumah sakit

Pasien tidak sengaja terminum cuka para, banyaknya 1 kali


minum. Setelah terminum, pasien merasa pahit pada lidahnya.
Pasien mengaku langsung memuntahkan cairan cuka para dari
mulut. Pasien mengeluhkan adanya nyeri menelan, sulit menelan,
dan rasa mengganjal ditenggorok. Pasien tidak berani makan dan
minum. Sesak tidak ada, rasa panas di dada tidak ada. Keluar
cairan dari telinga tidak ada, mimisan tidak ada, nyeri telinga tidak
ada, hidung tersumbat tidak ada.
Pasien kemudian dibawa ke IGD RSMH Palembang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat darah tinggi disangkal.
Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat alergi dan asma disangkal.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal.
Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal.
Riwayat alergi dan asma dalam keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Pernafasan : 22 kali/menit
Nadi : 82 kali/menit
Suhu Tubuh : 36,8 0C
BB : 60 kg
TB : 168 cm
Pemeriksaan Khusus
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

Thorak
Jantung : batas jantung normal, HR 82x/menit, reguler,
murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : simetris kanan dan kiri.
Paru kanan sedikit tertinggal dari paru kiri,
sonor di kedua lapangan paru,
vesikuler paru kanan (+) normal, kanan menurun,
ronkhi basah sedang di kedua apeks lapangan paru,
wheezing (-)
Status Lokalis
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Regio Retroaurikula
 Abses Tidak ada Tidak ada
 Sikatrik Tidak ada Tidak ada
 Pembengkakan Tidak ada Tidak ada
 Fistula Tidak ada Tidak ada
 Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada
Regio Zigomatikus
 Kista Brankial Klep Tidak ada Tidak ada
 Fistula Tidak ada Tidak ada
 Lobulus Aksesorius Tidak ada Tidak ada

Aurikula
 Mikrotia Tidak ada Tidak ada
 Efusi perikondrium Tidak ada Tidak ada
 Keloid Tidak ada Tidak ada
 Nyeri tarik aurikula Tidak ada Tidak ada
 Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Meatus Akustikus Eksternus
 Lapang/sempit Lapang Lapang
 Oedema Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
 Hiperemis Tidak ada Tidak ada
 Pembengkakan Tidak ada Tidak ada
 Erosi Tidak ada Tidak ada
 Krusta Tidak ada Tidak ada
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Tidak ada Tidak ada
 Perdarahan Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
 Bekuan darah Tidak ada Tidak ada
 Cerumen plug Tidak ada Tidak ada
 Epithelial plug Tidak ada Tidak ada
 Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada
 Debris Tidak ada
 Benda asing Tidak ada
 Sagging Tidak ada
Tidak ada
 Exostosis
II. Membran Timpani Kanan Kiri

 Warna (putih/suram/hiperemis/hematoma) Putih Putih


Oval Oval
 Bentuk (oval/bulat) Pelebaran (-) Pelebaran (-)
 Pembuluh darah Ada Ada
 Refleks cahaya Tidak ada Tidak ada
 Retraksi Tidak ada Tidak ada
 Bulging Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
 Bulla Tidak ada Tidak ada
 Ruptur
 Perforasi
(sental/perifer/marginal/attic)
(kecil/besar/subtotal/total) Tidak ada Tidak ada
 Pulsasi Tidak ada Tidak ada
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Tidak ada Tidak ada
 Tulang pendengaran Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
 Kolesteatoma Tidak ada Tidak ada
 Polip
 Jaringan granulasi
Membran Timpani
III. Tes Khusus Kanan Kiri
1. Tes Garpu Tala
Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Scwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

2. Tes Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

3. Tes Fungsi Tuba


Tes Valsava Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Tonybee

4. Tes Kalori Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Tes Kobrak
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
HIDUNG
I. Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri

 Tes aliran udara Cukup Cukup


 Tes penciuman
Teh Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Kopi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tembakau

II. Hidung Luar Kanan Kiri

 Dorsum nasi
Normal
Normal
 Akar hidung Normal Normal
 Puncak Hidung Normal Normal
 Sisi hidung Normal Normal
 Ala nasi Normal Normal
 Deformitas - -
- -
 Hematoma -
-
 Pembengkakan - -
 Krepitasi
II. Hidung Luar Kanan Kiri

 Hiperemis - -
 Erosi kulit - -
- -
 Vulnus - -
 Ulkus - -
 Tumor Tidak tersumbat Tidak tersumbat
 Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak)
Kanan Kiri
III. Hidung Dalam

1. Rinoskopi Anterior
a. Vestibulum nasi
Sikatrik - -
Stenosis - -
Atresia - -
- -
Furunkel - -
Krusta - -
Sekret
III. Hidung Dalam Kanan Kiri
b. Kolumela
Utuh/tidakutuh Utuh Utuh
Sikatrik - -
Ulkus - -
c. Kavum nasi
Luasnya (lapang/ cukup/ sempit) Lapang Lapang
Sekret - -
Krusta - -
Bekuan darah - -
Perdarahan - -
Benda asing - -
Rinolit - -
Polip - -
Tumor - -
d. Konka Inferior
Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) Eutropi Eutropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Tumor - -
III. Hidung Dalam Kanan Kiri
e. Konka media
Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Sulit dinilai Sulit dinilai
(basah/kering)
(licin/tak licin)
Warna
Tumor
f. Konka superior Sulit dinilai Sulit dinilai
Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi)
(basah/kering)
(licin/tak licin)
Warna
Tumor
g. Meatus Medius Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapang/ sempit
Sekret
Polip
Tumor
III. Hidung Dalam Kanan Kiri
h. Meatus inferior Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapang/ sempit
Sekret
Polip
Tumor
i. Septum Nasi
Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) Eutrpoi Eutrpoi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Tumor - -
Deviasi (ringan/sedang/berat) - -
(kanan/kiri)
(superior/inferior)
(anterior/posterior)
(bentuk C/bentuk S)
Krista - -
Spina - -
Abses - -
Hematoma - -
Perforasi - -
Erosi septum anterior - -
Dinding Lateral Hidung Dalam
Hidung Dalam Potongan Frontal
Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
Postnasal drip Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Mukosa (licin/tak licin)
(merah muda/hiperemis)
Adenoid
Tumor
Koana (sempit/lapang)
Fossa Russenmullery (tumor/tidak)
Torus tobarius (licin/tak licin)
Muara tuba (tertutup/terbuka)
(sekret/tidak)

IV. Pemeriksaan Sinus Paranasal Kanan Kiri


Nyeri tekan/ketok
infraorbitalis - -
frontalis - -
kantus medialis - -
Pembengkakan - -
Transiluminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
regio infraorbitalis
regio palatum durum
TENGGOROK
I. Rongga Mulut Kanan Kiri

Lidah (hiperemis/udem/ulkus/fissura) Normal Normal


(mikroglosia/makroglosia)
(leukoplakia/gumma)
(papilloma/kista/ulkus)
Gusi (hiperemis/udem/ulkus) Normal Normal
Bukal (hiperemis/udem) Normal Normal
(vesikel/ulkus/mukokel)
Palatum durum (utuh/terbelah/fistel) Utuh Utuh
(hiperemis/ulkus)
(pembengkakan/abses/tumor)
(rata/tonus palatinus)
Kelenjar ludah (pembengkakan/litiasis) Normal Normal
(striktur/ranula)
Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia) Normal Normal
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)
II. Faring Kanan Kiri
Palatum molle(hiperemis/udem/asimetris/ulkus) Normal Normal
Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating) Tengah Tengah
Pilar anterior (hiperemis/udem/perlengketan) Normal Normal
(pembengkakan/ulkus)
Pilar posterior (hiperemis/udem/perlengketan) Normal Normal
(pembengkakan/ulkus)
Dinding belakang faring (hiperemis/udem)
(granuler/ulkus) Normal Normal
(secret/membran)
Lateral band (menebal/tidak) Normal Normal
Tonsil Palatina (derajat pembesaran) T1 T1
(permukaan rata/tidak) Rata Rata
(konsistensi kenyal/tidak) Kenyal Kenyal
(lekat/tidak) Lekat Lekat
(kripta lebar/tidak) Detritus (-) Detritus (-)
(dentritus/membran) - -
(hiperemis/udem) - -
(ulkus/tumor) - -
Rongga Mulut dan Faring
Rumus Gigi-Geligi
III. Laring Kanan Kiri
1. Laringoskopi tidak langsung (indirect)
Dasar lidah (tumor/kista)
Tonsila lingualis (eutropi/hipertropi)
Valekula (benda asing/tumor)
Fosa piriformis (benda asing/tumor)
Epiglotis
Aritenoid Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pita suara (hiperemis/udem/menebal)
(nodus/polip/tumor)
(gerak simetris/asimetris)
Pita suara palsu (hiperemis/udem)
Rima glottis (lapang/sempit)
Trakea

2. Laringoskopi langsung (direct) Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Diagnosis Kerja

Orofaingitis et causa Erosi Cuka Para


Tatalaksana

Non-Medikamentosa
Orofaringitis et causa erosi cuka para

Medikamentosa
IVFD RL + Ketorolac 2 amp Gtt XX/menit
Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam IV
Inj. Metilprednisolone 125 mg/12 jam IV
Inj. Sucralfac syr (kumur lalu buang)
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Tinjauan
Pustaka
Esofagitis korosif adalah peradangan di esofagus yang
disebabkan oleh luka bakar karena zat kimia yang bersifat
korosif, misalnya asam kuat, basa kuat dan zat organik.

Zat kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif,


menimbulkan kerusakan pada saluran yang dilaluinya,
sedangkan zat kimia yang bersifat toksik hanya menimbulkan
gejala keracunan bila telah diserap oleh darah.
Gambar 1. Esofagus Gambar 2.
dilihat dari ventral Penyempitan pada
esofagus
Anak-anak dibawah 5 tahun dilaporkan lebih sering tertelan zat yang
bersifat korosif

Pada remaja dan dewasa dilaporkan cukup sering sebagai percobaan


bunuh diri

Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin maupun ras yang


mempengaruhi esofagitis korosif.

95 % kejadian tertelan korosif terjadi di rumah


73% terjadi saat produk lagi digunakan, dan
24 % terjadi saat produk dalam penyimpanan
Gejala Klinis

Esofagitis 1. Hanya terjadi gangguan menelan


korosif tanpa yang ringan. Efagoskopi menunjukan
ulserasi mukosa hiperemis tanpa ulserasi.

Esofagitis 2. Keluhan berupa disfagia ringan.


korosif dengan Esofagoskopi menunjukan ulkus
ulserasi tidak dalam yang mengenai mukosa
esofagus saja.
3. Ulkus mencapai lapisan otot.
Esofagitis Biasanya tidak hanya satu, dapat
korosif dengan multipel.
ulserasi sedang

Esofagitis 4.Terdapat pengelupasan mukosa serta


korosif dengan nekrosis yang dalam telah mengenai
ulserasi berat seluruh lapisan esofagus. Bila dibiarkan
tanpa dapat menimbulkan striktur esofagus.
komplikasi
5. Ditemukan perforasi esofagus yang
Esofagitis
dapat menimbulkan mediastinis dan
korosif ulserasi
peritonitis. Terkadang ditemukan tanda
berat dengan
obstruksi jalan napas atas dan
komplikasi
gangguan keseimbangan asam dan
basa.
3 Fase Perjalanan Penyakit Esofagitis
korosif
1. Fase Akut
Berlangsung selama 1-3 hari. Ditemukan luka bakar di daerah mulut, bibir,
faring, yang kadang disertai perdarahan. Gejala terasa disfagia hebat,
odinofagia, serta peningkatan suhu tubuh.
2. Fase Laten
Berlansung selama 2-6 minggu. Pada fase ini keluhan klinis berkurang.
suhu badan menurun. Pasien merasa sembuh, dapat menelan dengan baik,
tetapi sebenarnya sedang terjadi proses terbentuknya jaringan parut
(sikatriks).

3. Fase Kronis
Setelah 1-3 tahun akan kembali timbul disfagia disebabkan sikatriks yang
terbentuk sehingga terjadi striktur esofagus.
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

Rasa terbakar pada • Pemeriksaan


daerah kerongkongan, Radiologi
rasa nyeri yang hebat, • CT-Scan
serta bisa juga • Pemeriksaan
mengeluhkan susah Laboratorium
menelan. • Pemeriksaan
Endoskopi dengan
esofagoskopi
• Pemeriksaan
endoscpic
Analisis
Kasus
TERIMAK
ASIH

Anda mungkin juga menyukai