Anda di halaman 1dari 58

dr. Syafruddin Gaus, Ph.D, Sp.

An-KMN
anestesiologis & konsultan manajemen nyeri

Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin-Makassar
PENDAHULUAN
Oksigen diperlukan pada metabolisme
aerob energi biologi untuk kehidupan sel.
Oksigen tidak adekuat metabolisme
Anaerob:
 Penurunan energi biologi
 Laktik & metabolik asidosis
Gangguan pernapasan transfer oksigen
terganggu hipoksi sel
Transport oksigen
Pengertian kandungan oksigen arteri (arterial
oxygen content = CaO2).

CaO2 = (Hb X SaO2 X 1,34) + (0,003 X PaO2)

- Hb = kadar hemoglobin (g%)


- SaO2 = saturasi oksigen (%)
- 1,34 = konstanta (banyaknya ml O2 yang terikat setiap 1
g Hb)
- PaO2 = tekanan partial oksigen
- 0,003 = konstanta
Transport oksigen
Oxygen delivery (DO2) adalah banyaknya
oksigen yang disuplai ke jaringan, yang besarnya
tergantung pada curah jantung (cardiac output=
CO) dan kandungan oksigen arteri.
DO2 = CO X CaO2
DO2 = CO X [(Hb X SaO2 X 1,34) +
(0,003 X PaO2)]
CO = cardiac output
Tujuan Terapi Oksigen
Meningkatkan kadar O2 udara napas 
kadar O2 yang ada di paru-paru menjadi
tinggi  tekanan pastial O2 di alveolus
meningkat  O2 yang berdifusi melalui
dinding alveolus lebih banyak  kadar O2
yang terangkut melalui peredaran darah
cukup dan persediaan O2 di jaringan sel
dapat terpenuhi  mencegah terjadinya
hipoksia.
Tujuan Terapi Oksigen
Efek langsung dari pemberian fraksi O2
inspirasi (FiO2):

Mengatasi hipoksemia dengan


peningkatan tekanan O2 alveoli
Menurunkan usaha pernafasan untuk
mempertahankan tekanan O2 alveoli
Menurunkan kerja jantung untuk
mempertahankan tekanan O2 arteri
Sistem Pengaturan Konsentrasi O2

Rebreathing System:
– Ada reservoir pada udara ekspirasi dan absorber
CO2 shg udara tanpa CO2 dpt diinspirasi
– Populer penggunaannya di anestesi
Non-Rebreathing System:
– Prinsipnya adalah kontak minimal antara udara
ekspirasi dengan udara inspirasi
– Digunakan dalam terapi O2
– Ada 2 macam: * High flow system
* Low flow system
Non-Rebreathing System
High-flow System Low-flow System

Venturi Devices Reservoir pada Low-flow System


Non-Rebreathing System
Prinsip Non-Rebreathing System:
INDIKASI TERAPI O2
1. Gagal napas
2. Infark miokard akut (IMA)
3. Gagal jantung
4. Syok
5. Kesadaran menurun
6. Kasus-kasus dgn kebutuhan O2
meningkat
7. Pasca operasi besar
8. Keracunan CO
Tanda dan Gejala Penderita
Kekurangan Oksigen:
Sesak
Napas cuping hidung
Denyut jantung meningkat
Adanya gerak otot napas tambahan,
retraksi interkostal, suprasternal
Berkeringat dingin
Gelisah, bingung, kesadaran menurun
Jika sudah berat kuku tampak biru
(sianosis)
Penyakit di Ruang Perawatan
yang Memerlukan Terapi O2
Sesak napas, gagal napas akut
Syok, apapun penyebabnya.
Nyeri dada (angina pectoris), infark miokard akut
(IMA)
Payah jantung
Kesadaran menurun, koma
Pasca bedah, terutama operasi besar.
Meningkatnya kebutuhan oksigen, seperti : luka
bakar, trauma ganda, infeksi berat, demam tinggi,
dll
Clinical Considerations
Assessing Need – Clinical Signs & Symptoms
– Respiratory:
Tachypnea
Dyspnea
Cyanosis
– Cardiovascular:
Tachycardia
Hypertension
– Neurologic:
Restlessness
Confusion
Headache
Clinical Considerations
Assessing Need – Monitoring Aids
– ABG:
PaO2
SaO2
– Pulse oximetry:
SpO2
– Bedside Calculations:
CaO2
VO2
Assessing Oxygen Levels

Arterial Blood Gas or ABG


Measures carbon dioxide levels

Oxygen saturation or O2 sat


Clinical Considerations
Assessment of Outcome
– Improvement of Need Indicators:
ABGs
SpO2
Physical Symptoms:
– Respiratory
– Cardiovascular
– Neurologic
Criteria for Ordering O2 Therapy

PaO2 at or below 55 mmHg


Saturation O2 < 88% resting
PO2 < 55 mmHg or < 88% for 5 min (sleep)
A drop in PO2 10 mmHg or 5% in O2
saturation during sleep
Symptoms or signs of heart failure (cor
pulmonale), pulmonary hypertension,
erythrocytosis, “P” pulmonale on EKG
PO2 < 55 mmHg or < 88% during exercise
Sumber O2
O2 murni tersedia dalam tangki atau
silinder logam bertekanan tinggi yaitu lebih
dari 150 atmosfir (150 kali tekanan udara
luar).
Manometer tekanan yang terpasang pada
katup utama memberikan estimasi sisa isi
tangki.
Dari tangki, diperlukan stepdown pressure
regulator untuk menurunkan tekanan
menjadi 3- 5 atm.
Sumber O2
O2 tangki adalah gas
kering yang harus bebas
debu dan partikel minyak
agar dapat digunakan
dalam terapi medik.
Dari regulator O2 dapat
digunakan untuk
menjalankan ventilator,
nebulizer, humidifer dan
flowmeter.
Dari flowmeter baru boleh
diberikan ke alat terapi O2
(kanula, masker, bag).
Prinsip Umum Terapi O2
 Sebelum pemberian O2 harus terlebih
dahulu diberitahukan kepada penderita
tentang prosedur, maksud dan manfaat
pemberian O2.
 Selalu memeriksa tabung, tentang label, isi,
flow meter dan sebagainya. Ingat tidak
tertutup kemungkinan pemberian gas yang
salah. Bila terjadi kesalahan (tertukar)
biasanya sulit ditangani.
 Instruksi terapi tidak menyebabkan rasa
tercekik atau perasaan tidak nyaman pada
pasien.
Prinsip Umum Terapi O2
 O2 (oleh dokter) harus selalu dicatat distatus
penderita tentang teknik yang diberikan
(kanul atau sungkup), berapa L/menit,
kapan mulai dan sampai kapan diberikan.
 Setiap pasien gawat, kadar O2 yang
diberikan harus lebih dari 40-50 %.
 Nasal kanul atau nasal kateter sebaiknya
tidak diberikan pada pasien gawat karena
kadar O2 terlalu rendah.
 Aliran jangan terputus karena CO2 akan
terkumpul cukup tinggi dalam sungkup,
apalagi kalau sistem menggunakan kantong.
Prinsip Umum Terapi Oksigen
• Jika diperlukan terapi O lebih dari 30 menit
2
sebaiknya digunakan humidifier. Humidifier
mutlak diberikan jika O2 diberikan langsung
ke trachea (intubasi, tracheostomy).
• Pemberian O2 dengan kanul nasal atau
sungkup hanya untuk penderita yang
bernapas spontan sebab pemberian O2
berapapun tidak bermanfaat pada pasien
yang tidak bernapas atau tidak ada usaha
napas, pada pasien dengan hipoventilasi
berat dimana volume semenit (minute
volume) terlalu rendah, kecuali jika diberikan
dengan alat bantu napas.
Prinsip Umum Terapi Oksigen
• Jangan memberikan O konsentrasi tinggi
2
dalam waktu yang lama di ruang perawatan,
hati-hati dengan keracunan O2.
• Harus selalu memantau setiap perkem-
bangan penderita yang diberikan O2,
misalnya apakah tidak tambah sesak atau
tambah gelisah, apakah kanula atau
sungkup tetap terpasang dengan baik.
• Selalu memeriksa kecukupan O2 dalam
tangki O2. Apakah cukup untuk waktu yang
direncanakan.
Cara Pemberian O2
1. Kanula hidung
2. Sungkup sederhana
3. Sungkup dengan reservoir
rebreathing
4. Sungkup dengan reservoir non
rebreathing
5. Sungkup venturi
Nasal Cannula

Simple Mask Simple Mask with Resorvoir


Kanula Hidung
Dengan kanula hidung fraksi oksigen (FiO2) yang dapat
dicapai 30-40%. Flow rate yang diberikan cukup 2-4 liter,
sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak
akan menambah FiO2 lebih dari 40%, bahkan hanya
pemborosan O2, akan menyebabkan iritasi mukosa
hidung dan kurang nyaman bagi pasien.
Dengan kanula hidung pasien masih dapat berbicara,
makan dan minum.
Cara kerja:
– Selain O2 yang diberikan melalui kanula hidung, udara masih
dapat masuk melalui kedua lubang hidung.
– Bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan udara masuk
pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada
bagian belakang faring sehingga menyebabkan O2 yang
diberikan melalui kanula hidung terhirup melalui hidung.
Kanula Hidung (Nasal Cannula)
Plastic prongs insert
in the nares and
tubing hold device in
place over the ears
Kanula Hidung
Reservoir Nasal Cannula
Transtracheal Catheter
Nasal Catheter
Nasal Cannula/Nasal Catheter
FiO2 Range

1 lpm = 24%
2 lpm = 28%
3 lpm = 32%
4 lpm = 36%
5 lpm = 40%
6 lpm = 44%
Sungkup Sederhana
Sungkup ini dirancang untuk menambah kadar O2 pada udara
pernapasan pasien, umumnya untuk meningkatkan kadar O2
dengan konsentrasi sedang. Fraksi O2 yang dapat dicapai yaitu 40 –
60 %. Flow rate yang diberikan 4-12 L/menit.
Komponen:
– Bagian badan sungkup yang dilengkapi dengan lubang hidung di kedua
sisinya.
– Bagian lain dihubungkan dengan pipa ke sumber O2.
– Pipa elastik untuk mengikat sungkup pada wajah pasien.
Mekanisme kerja:
– Udara luar masuk dan udara ekshalasi keluar melalui lubang-lubang
pada kedua sisi badan sungkup
– O2 masuk melalui sisi lubang yang lain
– Konsentrasi akhir dari O2 yang dihirup tergantung dari pola pernapasan
pasien dan tingginya liter O2 yang diberikan serta besarnya kebocoran
dari sisi sungkup yang tidak melekat erat di wajah pasien.
Sungkup Sederhana (Simple Mask)
Cone-shaped, plastic mask
covers nose and mouth
Attached to head with strap
All masks must have a
minimum flow of 5 lpm to
washout exhaled CO2
Sungkup Sederhana
Simple Mask:
FiO2 & Flow Range
FiO2: 35% - 50%
Flow: 5 – 12 L/min.
Sungkup Reservoir Rebreathing
Fungsi:
Seperti halnya sungkup sederhana namun dengan sungkup yang
memakai reservoir rebreathing diharapkan tekanan partial O2 pada
inspirasi dapat lebih tinggi. Fraksi O2 yang dapat dicapai yaitu 40-
80%. Flow rate yang diberikan untuk mencapai FiO2 yang tinggi
yaitu 10-12 L/menit.
Komponen :
Sungkup sederhana ditambah reservoir bag.
Mekanisme kerja:
O2 aliran tinggi yang diberikan akan mengisi sungkup yang
berlubang-lubang pada kedua sisi dinding. Sungkup menerima O2
yang masuk pada saat ekspirasi hawa ekshalasi mengisi sungkup
campur dengan O2 yang ada, sedang hawa ekshalasi sebagian
yang lain. Selanjutnya pada inspirasi berikutnya terhisaplah udara
luar yang masuk bercampur dengan udara sisa ekshalasi
sebelumnya dan O2 dari reservoir bag maupun dari sumber O2
(tabung).
Sungkup Reservoir Rebreathing
Sungkup Reservoir Rebreathing
Partial Rebreathing Mask
Reservoir bag added
to increase reservoir
size
Partial Rebreathing Mask:
FiO2 Range
FiO2: 35% – 60%
Flow: 6 – 10 L/min.
– Prevent reservoir bag collapse on inspiration
Sungkup Reservoir Non
Rebreathing
Fungsi:
Tidak berbeda dengan sungkup yang lain, hanya saja
pada pemakaian sungkup dengan reservoir non
rebreathing ini dapat dicapai tekanan parsial O2 pada
inspirasi lebih tinggi yaitu 90%. Digunakan aliran O2 10-
12 L/menit.
Komponen:
Sungkup sederhana dengan lubang berkatup searah
pada kedua sisinya. Selama dihubungkan dengan
sumber O2 juga terpasang reservoir bag.
Mekanisme kerja:
Seperti sungkup dengan reservoir bag, namun disini
tidak terhirup ulang hawa ekshalasi sebelumnya.
Nonrebreathing Mask
Valve system added to further increase FiO2 in
spite of maximum reservoir size
FiO2 is attained by adjusting flow to maintain
bag inflation during peak inspiration (usually
10-15 lpm or more)
Nonrebreathing Mask’s Valve
System
Nonrebreathing Mask:
FiO2 & Flow Range
FiO2: 55% - 70%
Flow: 6 – 10 L/min.
– Prevent reservoir collapse on inspiration
Low-Flow Device FiO2 Ranges*
Device FiO2 Range
Nasal Cannula 24% - 44%

Simple Mask 35% - 50%

Partial Rebreathing 40% - 70%


Mask
Nonrebreathing Mask 60% - 80%

* AARC Clinical Practice Guidelines


Sungkup Venturi
Fungsi:
Umumnya diberikan untuk memberikan kadar O2
tinggi dengan konsentrasi yang tetap. Biasansa
hanya diberikan pada penderita tertentu misalnya
penderita penyakit paru obstruktif menahun. Fraksi
O2 yang dicapai sesuai dengan ukuran dan warna
yaitu 24%, 28%, 31%, 35%, 40% dan 60%.
Komponen:
– Badan sungkup berlubang-lubang pada kedua sisi
sungkup
– Ujung atas sungkup dihubungkan dengan alat venturi.
Alat ini dibuat dalam berbagai ukuran warna, sebagai
tanda berapa konsentrasi O2 yang dapat dicapai.
– Adapula alat venturi ini yang dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diatur seberapa lubang yang
dikehendaki dibentuk sehingga dapat dicapai
konsentrasi O2 yang sesuai.
Sungkup Venturi
Mekanisme kerja:
– O2 flow yang diberikan tinggi
– O2 tersebut mengalir melalui bagian yang sempit
sehingga menyebabkan efek venturi yaitu
tekanan negatif ditempat tersebut sehingga hal
ini menyebabkan udara luar tersedot masuk
melalui celah-celah alat venturi dan bercampur
dengan O2, sehingga mencapai konsentrasi yang
sesuai.
– Oleh karena flow dari O2 yang diberikan cukup
tinggi maka hawa ekshalasi pasien segera akan
didorong keluar dari dalam sungkup melalui
lubang pada kedua sisi sungkup, maka dari itu
tidak ada udara ekshalasi yang terhirup kembali
dan ini tidak akan meningkatkan ruang mati.
Penilaian
Penilaian dari memadai dan berhasilnya terapi
oksigen adalah dengan evaluasi fisik dari
fungsi kardiorespirasi dan pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan analisis gas
darah.
Tanda ventilasi diukur dari tidal volume, jumlah
pernapasan dan bantuan otot-otot
pernapasan.
Tanda vital kardiovaskuler termasuk denyut
nadi, tekanan darah, kondisi perfusi jaringan,
tingkat kesadaran termasuk produksi urine.
PULMONARY OXYGEN TOXICITY

TOKSISITAS O2 KRONIK
– O2 kadar rendah selama beberapa bulan
– Terjadi perubahan proliferative endotel dan
epitel paru
TOKSISITAS O2 AKUT
– O2 tinggi dalam waktu singkat (beberapa hari
sampai minggu)
– Terjadi fase eksudatif dan fase proliferative
Mekanisme Toksisitas  gangguan
paru

1. Malfungsi sel alveoli:


Disfungsi mitokondria dan sel epitel alveoli
karena hiperoksia  ARDS
2. Atelektasis absorpsi:
Denitrogenasi setelah pemberian
O2 100%  kolaps alveoli
Oksigen yang berlebihan (oxygen
toxicity)
Mata : - ROP (retinopathy of prematurity)
- PaO2 yang tinggi  spasme p.drh
- PaO2 < 100 mmHg dan SaO2 < 96%
Paru : - FiO2 > 60%  toksik ke alveoli

Otak : - PaO2 yg tinggi menurunkan aliran


- PaCO2 yg rendah darah otak
Kesimpulan
Terapi O2 diberikan untuk memperbaiki
hipoksemia, menurunkan kerja miokard dan
otot-otot pernapasan.
Masing-masing teknik dan alat yang digunakan
untuk pemberian terapi O2 mempunyai
kekurangan dan kelebihan. Teknik dan alat
yang dipakai tergantung kebutuhan pasien.
Penilaian dari memadai dan berhasilnya terapi
O2 dengan evaluasi fisik dari fungsi
kardiorespirasi dan darah arteri.
Perlu pengetahuan tentang toksisitas O2 dalam
pemberian terapi O2.

Anda mungkin juga menyukai