VERA
M. SHALHAN QAEDI (201510410311124)
RENADA ANGELA R (201610410311106)
NENNA RISTI A(201610410311107)
LINA FITHRIANA M(201610410311126)
IMAS SYIFA MAULA (201610410311127)
RESTI DWI JULIAWATI (201610410311130)
VENITA RIDYA ASTARI (201610410311142)
FIRDA NURUL A (201610410311146)
Definisi Gel
• Menurut Farmakope Indonesia edisi V Gel, kadang-kadang disebut Jeli,
merupakan system semipadat terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel-
partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan.
• Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya
dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang
disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Ansel, 1989).
Persyaratan Sediaan
Sifat-sifat gel yang diharapkan dalam sediaan gel topikal antara lain (Ofner dan Klech-Gellote, 2007):
• Memiliki kejernihan dan dapat memelihara viskositas di atas rentang temperatur yang luas
• Memiliki sifat aliran tiksotropik
• Daya sebar baik
• Tidak berminyak
• Mudah dicuci
• Sebagai emolien
• Ringan (khususnya untuk jaringan yang mengelupas)
• Tidak meninggalkan noda
• Dapat bercampur dengan bahan tambahan lain
• Larut air atau dapat bercampur dengan air
Keuntungan Gel Kerugian Gel
• Kemampuan penyebarannya baik pada • Harus menggunakan zat aktif yang larut
kulit di dalam air sehingga.
• Efek dingin, yang dijelaskan melalui • Penggunaan emolien golongan ester
penguapan lambat dari kulit harus diminimalkan untuk mencapai
•
kejernihan.
Tidak ada penghambatan fungsi rambut
secara fisiologis • Tingginya kandungan air dalam sediaan
•
gel dapat menyebabkan terjadinya
Kemudahan pencuciannya dengan air kontaminasi .
yang baik
• Pelepasan obatnya baik
Karakteristik Gel
• Dasar gel hidrofobik
Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila ditambahkan
ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase. Bahan
hidrofobik tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang
khusus (Ansel, 1989).
• Dasar gel hidrofilik
Dasar gel hidrofilik terdiri dari molekul-molekul yang besar dan dapat dilarutkan molekul
dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Daya tarik menarik pada
pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari
bahan hidrofobik. Gel hidrofilik mengandung komponen bahan pengembang, air,
humektan dan bahan pengawet (Voigt, 1994).
Tinjauan Bahan Aktif
• Nama Ilmiah : Aloe Vera (L.) Burm.
• Nama Indonesia : Lidah Buaya
• Famili : Asphodelaceae
Dalam industri lidah buaya di manfaatkan sebagai bahan obat, kosmetik, dan bahan
baku dalam makanan. Berdasarkan data dari Aloe vera center (2004) diketahui
bahwa lidah buaya mengandung kadar air 95,5%, lemak 0,067%, karbohidrat
0,043%, protein 0,030%, vitamin A 4,59 % dan vitamin C 3,47 mg.
• Kandungan Kimia Utama:
Gel Aloe vera terutama terdiri dari air dan polisakarida (Pektin, hemiselulosa,
glucomannan, acemannan, dan mannose derifatif). Juga mengandung asam amino, lipid,
sterol, (lupeol, campesterol, dan sitosterol), tanin, dan enzim. Manusse 6 fosfat adalah
komponen gula utama
• Penggunaan:
Aloe vera banyak digunakan untuk perawatan essensial luka ringan dan gangguan kulit
(inflamasi).
Gel digunakan dalam pengobatan iritasi kulit ringan, termasuk luka bakar, memar, dan
lecet. Gel juga digunakan dalam industri kosmetik sebagai bahan penghidrasi dala cairan,
krim, sunblock, krim cukur, lip balm, dan masker wajah.
Spesifikasi Sediaan Gel
No. Kategori Spesifikasi
1 Bentuk sediaan Gel
2 Kadar bahan aktif Aloe vera 10%
3 Bau Khas aloe vera
4 Viskositas 4.000-40.000 cps
5 PH sediaan 4,5-6,5
6 Kemasaan 20g
7 Warna Bening, jernih
8 Tekstur Lembut halus
9 Kemudahan pengolesan Mudah dioleskan
10 Sensasi Dingin saat dioleskan
11 Tujuan sediaan Pemakaian topikal
Permasalahan Sediaan Gel
BAHAN AKTIF TERPILIH ALOE VERA
CMC-Na (Natrium
2 Carboxymetil Gelling agent 4%-6% 5% 1g
celulosa)
Nipagin (Metil
5 Pengawet 0,02%-0,3% 0,1% 0,02 g
paraben)
Dimasukkan larutan campuran sodium metabisulfit dan nipagin kedalam basis gel
HPMC (Hydroxy
2 propyl Gelling agent 1%-3% 1,5% 0,3 g
metilselulosa)
Sodium
4 Antioksidan 0,01%-1,0% 0,02% 0,004 g
metabisulfit
Dilarutkan sodium metabisulfit dan natrium benzoat kedalam air, diaduk ad larut
Sodium
4 Antioksidan 0,01%-1,0% 0,02% 0,04 g
metabisulfit
Dilarutkan sodium metabisulfit dan natrium benzoat kedalam air, diaduk ad larut
6
25 g 6,5 cm
5
50 g 6,8 cm
Diameter
4
3
100 g 7,2 cm
2
0
tanpa beban 25 g 50 g 100 g
beban
Kesimpulan : Dari hasil grafik dapat disimpulkan bahwa daya sebar pada sediaan kami
memenuhi rentang persyaratan. Namun pada beban 100 g daya sebar sediaan melebihi
rentang persyaratan.
Uji pH
Persyaratan: 4,0 – 7.5 (Naibaho, 2013)
Alat : pH meter
Prosedur :
• Sediaan sebanyak 5 gram dilarutkan dengan aquadest di dalam beaker gelas
• Celupkan elektroda pH meter dalam sediaan
• Tekan tombol pH, tunggu hingga alat menunjukkan angka yang konstan, lalu catat, Replikasi 3 kali
• Bilas elektroda dengan aquadest, lalu keringkan dengan tisu
Hasil :
pH standart : 6,22
pH terbaca : 6,44
pH koreksi : pH terbaca – pH standart
: 6,44 – 6,22 = 0,22
pH : 4,62 + 0,22 = 4,84
Kesimpulan : Dari hasil pH tersebut dapat disimpulkan pada sediaan kami memenuhi rentang persyaratan. Akan tetapi
tidak masuk rentang pada speksifikasi sediaan (6,5-7,00).
Uji Homogenitas
Alat : Object glass
Persyaratan : tidak terdapat butiran kasar (Robima,2017)
Cara kerja :
• Oleskan pada object glass
• Object glass dikatupkan
• Bila tidak terdapat butiran kasar, maka sediaan dikatakan homogen.
Hasil : Tidak terdapat butiran kasar, yang artinya sediaan homogen.
Kesimpulan : Hasil yang didapat memenuhi persyaratan.
Uji Acceptabilitas
Buat criteria uji yaitu (kemudahan Grafik Persen Keseluruhan Uji Asseptabilitas
dioleskan,kehalusan, sensasi yang ditimbulkan, 80%
70%
70%
kelengketan,bekas yang ditinggalkan, kemudahan 60%
60%
60% 60%
50% 50%
dicuci dan aroma) 50%
40%
40%
Persentase
20%
memberikan point 4 yg menghasilkan nilai 10%
KRITERIA
Uji Persen Rendemen
•
Alat : Timbangan, wadah sediaan
Persyaratan : <20%
Cara Kerja :
• Ditimbang wadah kosong untuk sediaan
• Diisi dengan sediaan pada wadah tersebut
• Ditimbang wadah dan isi, catat beratnya
• Dihitung berat isinya dengan cara :
Kesimpulan : % kesalahan dari sediaan kami melebihi rentang persyaratan karena > 20%.
Pembahasan
• Formula yang terpilih untuk pembuatan skala besar yaitu formula 3 yang terdiri dari
Bahan aktif (Aloe Vera); basis gel (Carbomer); Penetral (TEA) ; pengawet (Na Benzoat);
antioksidan ( Na Metabisulfit); Humektan (gliserin); pelarut (Aquadest) dan corigen odoris.
Basis gel atau gelling agent yang digunakan adalah Carbomer. Carbomer jika dilarutkan
dengan air dapat membentuk disperse koloid asam yang ketika dinetralkan dapat
membentuk gel yang sangat kental.
• Pembuatan formulasi sediaan gel dapat dilakukan metode pencampuran. Dalam
metode pencampuran, basis gel atau gelling agent dilarutkan terlebih dahulu dengan
aquadest, lalu ditambahkan secukupnya penetral sampai terbentuknya gel yang kental
dengan pH netral. Kemudian zat-zat lain seperti antioksidan, humektan dan pengawet
dicampurkan di tempat yang terpisah lalu komponen gel dicampur bersama-sama
dengan zat lain sampai diperoleh massa sediaan yang homogen.
• Setelah proses pembuatan skala besar formula 3 (200 gram) praktikan mengevaluasi
sediaan gel yang meliputi uji Organoleptis, Uji pH, Uji Homogenitas, Uji daya sebar, Uji
Viskositas, Uji Aseptabilitas dan Uji persen rendemen.
• Hasil pH gel pada kelompok kami adalah 4,48. pH gel memasuki rentang pH efektifitas yang sudah
ditentukan 4.5 – 6.5 sehingga sediaan gel yang dihasilkan aman digunakan serta tidak mengiritasi kulit
karena sesuai dengan pH kulit manusia.
• Pada kelompok kami mendapatkan hasil daya sebar sebesar 5,5 cm dengan beban kaca, 6,5 cm
dengan beban 25 gram, 6,8 cm dengan beban 50 gram, dan 7,2 cm dengan beban 100 gram. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil daya sebar sediaan gel yang dibuat memenuhi rentang persyaratan daya
sebar yang baik pada pemberian beban kaca, 25 gram, 50 gram dan 50 gram. Namun pada beban 100
gram daya sebar sediaan gel tidak memenuhi rentang persyaratan.
• Kemudian selanjutnya adalah uji rendemen sediaan gel. Dimana uji tersebut menghitung persentasi
kesalahan dari bobot akhir yang didapat. Hasil yang didapat adalah 118,64 gram dengan persentasi
kesalahan adalah 40.68%. Maksimal persentasi kesalahan bobot sediaan gel adalah < 20% sehingga
dapat dikatakan hasil kelompok kami tidak memenuhi persyaratan.
• Dan yang terakhir adalah uji Aseptabilitas. Dimana uji tersebut menggunakan questioner (warna, bau,
sensasi, tekstur, kekentalan, kemudahan dioleskan, kenyamanan penggunaan) dengan poin nilai 1-5.
Hasil uji aseptibilitas pada kelompok kami adalah pada kriteria warna adalah baik dengan persentasi
60% ; pada kriteria bau yang dihasilkan adalah baik dengan persentasi 50%; pada kriteria sensasi
adalah baik dengan persentasi 60%; pada kriteria tekstur adalah baik dengan persentasi 70%; pada
kriteria kekentalan adalah baik dengan persentase 50%, pada kriteria kemudahan dioleskan adalah
baik dengan persentase 60%; dan pada kriteria kenyamanan penggunaan adalah baik dengan
prosentase 40%.
Kesimpulan
• Formulasi gel yang baik agar sediaan gel Aloe vera berkualitas haruslah memenuhi
aspek-aspek meliputi stabil, lunak, mudah digunakan/dioleskan, homogeny.
• Gel Aloe Vera dapat diformulasikan seperti pada formula yang disusun diatas,
akan tetapi gel yang dihasilkan kurang sempurna. Gel yang terbentuk
konsistensinya kurang. Untuk meningkatkan konsistensinya dapat dilakukan
modifikasi prosedur pembuatan, mengganti atau meningkatkan kadar basis
gelling agent, dan menambahkan stiffening agent. Basis gel yang digunakan
hendaknya memiliki berat molekul yang besar sehingga dapat meningkatkan
konsistensi sediaan dan hendaknya kemampuannya mengikat air tinggi sehingga
bentuk gel lebih baik. Oleh karena itu gel kelompok kami Belum Siap Edar