Anda di halaman 1dari 44

KEGAWATDARURATAN THORAKS

Pembimbing
dr. Gatot Sugiharto, Sp. B

Dhea Handyara
2015730029

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
RSUD SEKARWANGI CIBADAK
2021
ANATOMI THORAX
• Toraks : bagian tubuh antara leher
dan perut
• Thoracic cavity
• Thoracic cage (tulang rusuk)
• Toraks : organ utama pernapasan
dan sistem kardiovaskular
PLEURA
• Pleura : lapisan yang melapisi
permukaan paru-paru.
• Pleura parietal
• Pleura visceral
• Pleura cavity
Fungsi dinding thorax
• Lindungi organ toraks dan abdomen dari kerusakan eksternal.
• Menahan tekanan internal negatif (sub-atmosfer) yang dihasilkan oleh
elastisitas paru-paru dan gerakan inspirasi.
• Membantu mekanisme pernafasan.
Trauma Thorax
Cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada
dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax disebabkan oleh benda tajam atau
benda tumpul, menyebabkan keadaan gawat thorax akut.
Epidemologi :
• Penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas pada orang dewasa dan anak-
anak. Trauma tunggal 25%, trauma ganda 50 %
• Tanpa trauma jantung mortalitas dari cedera dada tembus (<1%), jika trauma
jantung hadir, mortalitas meningkat menjadi sekitar 20%.
Berdasarkan etiologi, trauma thorax di bagi menjadi :
• Trauma tumpul
• Paling umum kecelakaan motor (70%)
• Luka tembus dada
• <10% trauma tumpul thorax dan 15-30% trauma tembus thorax yang
membutuhkan tindakan operatif
Mekanisme trauma thorax
Torsio dan rotasi
Akselerasi
Deselerasi organ dalam
Kerusakan yang
yang sebagian
terjadi merupakan
strukturnya memiliki
akibat langsung dari
jaringan
penyebab trauma.
pengikat/terfiksasi.

Blunt trauma
Deselerasi
Kerusakan jaringan
Kerusakan terjadi akibat
tanpa adanya kontak
mekanisme deselerasi
langsung dengan
dari jaringan.
penyebab trauma.
Assessment dan penanganan awal pada trauma thorax meliputi
1. Primary survey (airway, breathing, circulation)
2. Resusitasi fungsi vital
3. Secondary survey terinci
4. Perawatan definitif
Primary survey Secondary survey
• Airway obstruction • Simple pneumothorax
• Tracheobronchial injury • Haemothorax
• Flail chest
• Tension pneumothorax
• Pulmonary contusion
• Open pneumothorax
• Blunt cardiac injury
• Massive hemothorax • Traumatic aortic disruption
• Cardiac tamponade • Traumatic diaphragmatic injury
• Traumatic circulatory arrest • Blunt esophageal injury

Life Threatening Conditions


PRIMARY SURVEY
AIRWAY
• Airway obstrucion
• Tracheobronchial Injury
Airway Obstruction
• Orofaring harus bersih dari debris dan leher diletakkan dengan gerakan mendorong dagu ke anterior
sementara dipasang traksi kontinu cephalad ke kepala.
• Mekanisme:

• Edema

• Perdarahan
• Aspirasi (vomitus)

• Penyebab:

• Laryngeal injury

• Dislokasi kaput medial klavikula ke arah posterior

• Trauma penetrative (cedera yang terjadi ketika suatu benda menembus kulit dan memasuki jaringan tubuh,
menciptakan luka terbuka).
• Tanda dan Gejala:
• Sianosis pada jari
• Retraksi otot pernafasan • Terapi:
• Takipneu • Menjaga oksigenasi dan mencegah
• Dengar suara nafas abnormal hiperkarbia
• Snoring • Suctioning
• Gurgling • Pemasangan selang endotrakeal,
• Stridor via:
• Disfonia/kelainan pita suara • Tracheostomy
• Krepitasi pada anterior leher • Cricothyroidotomy
Tracheobronchial Injury
• Gangguan terjadi pada bagian (dekat) carina

• Jarang terjadi namun berpotensi fatal


• Umumnya pasien meninggal di tempat kejadian
• Tanda dan gejala:
• Hemomptysis
• Sianosis
• Cervical subcutaneous emphysema
• Tension pneumothorax
• Tension pneumopericardium
• Diagnosis:
• Bronchoscopy  menegakan diagnosis
• Dapat dicurigai bila ekspansi dada tidak simetris atau inkomplit setelah
pemasangan chest tube

• Terapi
• Pemasangan chest tube >1
• Bila pasien tidak stabil, dapat dilakukan operasi segera
• Bila pasien stabil, dapat menunggu hingga inflamasi akut dan edema
membaik
• Tension pneumothorax
BREATHING
• Open pneumothorax
• Massive hemothorax
Tension pneumotoraks adalah penumpukan udara progresif dalam ruang pleura, biasanya
karena laserasi paru-paru yang memungkinkan udara keluar ke ruang pleura tetapi tidak
kembali.

Tanda dan gejala:


• Nyeri dada
• Air hunger
• Takipnea
• Respiratory distress
• Toraks asimetris
• Deviasi trakea
• Dilatasi v. Jugular
• Sianosis
• Takikardia
• Hipotensi
• Suara nafas unilateral hilang.

Tension Pneumothorax
• Spontaneous pneumothorax dapat berkembang menjadi tension pneumothorax
• Diagnosis:
• Ditegakan secara klinis, bukan radiologis
• Tidak menunda terapi untuk mendapatkan gambaran radiologis

• Terapi:
• Dekompresi segera
• Needle toracostomy di interkosta 2 linea midklavikula
• Terapi definitif
• Tube thoracostomy di interkosta 5 anterior linea midaksilaris
• Dilakukan CXR setelah pemasangan tube
Terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada sehingga udara
dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah.

Tekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar.

Dikenal juga sebagai sucking-wound.

Terjadi kolaps total paru.

OPEN PNEUMOTORAKS
• TANDA DAN GEJALA:
 Rasa sakit/nyeri
 Sulit bernafas
 Takipneu
 Penurunan suara nafas di sisi yang sakit
 Pergerakan udara yang bising pada dinding dada
yang cedera.

• TERAPI:
• Umumnya dilakukan di tempat kejadian
• Wound dressing pada luka dengan ditutup pada
3 sisi
• Bertindak sebagai flutter-valve (katup)
CIRCULATION
• Massive hemothorax
• Cardiac tamponade
• Akumulasi >1500 ml darah (>200 ml/jam
selama 4 jam) secara cepat ke dalam
rongga dada (diruang pleura) yang
menekan paru-paru dan mengganggu
proses pernafasan.

• Umumnya akibat trauma penetrasi yang


merobek vaskular sistemik atau hilar,
namun juga dapat terjadi akibat trauma
tumpul

Massive Hemothorax
• Diagnosis:
• Gejala:
• Suara paru menurun pada sisi yang sakit
• Perkusi redup
• Pantau tanda vital
• Pulseless electrical activity (PEA)
• Nadi tidak teraba namun EKG menunjukan aktivitas elektrik
jantung
• Terapi:
• Dekompresi
• Chest tube di interkosta 5 anterior dari linea midaksilaris
• Resusitasi cairan
• Cateter diameter besar
• Infus cairan kristaloid dan transfusi darah (kelola dengan
mengembalikan volume darah)

• Indikasi thoracotomy:
• Transfusi >1500 ml, atau
• Perdarahan <1500 ml yang terus berlanjut sebanyak 200 ml/jam selama
2-4 jam
• Terjadi akibat trauma penetratif, namun bisa juga akibat trauma tumpul yang
menyebabkan perikardium terisi darah yang berasal dari jantung atau
pembuluh darah epikardial
• Perikardium tidak bersifat fleksibel, sehingga adanya darah dalam rongga
perikardium dapat mengganggu kontraksi jantung
• Menurunnya cardiac input menyebabkan penurunan cardiac output

Cardiac Tamponade
• Tanda dan gejala:
• Dapat muncul perlahan maupun cepat
• Beck’s triad:
• Penurunan suara bunyi jantung
• Hipotensi
• Distensi v. Jugular
• Kussmaul’s sign -> dapat dijadikan indikasi peningkatan tekanan
vena saat inspirasi spontan
• Tanda PEA (pulseless electrical activity)
• Diagnosis:
• Focussed assessment with sonography for trauma (FAST)
• Cepat dan akurat dalam mendiagnosis cardiac tamponade
• Bila tidak terdapat USG:
• Echocardiogram
• Pericardial window

• Terapi:
• Definitif:
• Throacotomy
• Sternotomy
• Pericardiocentesis sebagai penanganan awal
• Resusitasi cairan
• Simple pneumothorax
• Flail chest and Pulmonary contusion

SECONDARY SURVEY •

Blunt cardiac injury
Traumatic aortic disruption
• Traumatic diaphragmatic injury
• Blunt esophageal injury
• Dihasilkan dari udara yang memasuki ruang
potensial antara visceral dan parietal pleura
• Etiologi : trauma penetrasi dan non-penetrasi
• Toraks normalnya terisi penuh oleh paru-paru,
melekat ke dinding dada oleh tegangan
permukaan antara permukaan pleura.
• Udara di ruang pleura mengganggu kekuatan
kohesif antara visceral dan parietal pleura, yang
memungkinkan paru-paru collaps.

SIMPLE PNEUMOTHORAX
• Terapi:
• Pemasangan chest tube pada ICS 4
atau 5 linea axillaris anterior.
• Lakukan X-ray thorax post
pemasangan chest tube untuk
memastikan re-ekspansi paru dan
lokasi chest tube

Simple Pneumothorax
• Definisi:

• Fraktur di ≥ 2 titik pada 1 kosta, yang terdapat pada ≥


2 kosta yang berurutan pada 1 segmen
• Ditandai dengan:

• Pergerakan nafas paradoksikal

• Krepitasi tulang iga


• Hipoksia

• Umumya disertai dengan kontusio paru

• Hipoksia yang terjadi bukan karena fraktur namun akibat


keterbatasan pergerakan dinding dada disertai nyeri dan
trauma paru
• Dapat juga akibat akumulasi cairan (darah, dsb)

FLAIL CHEST AND PULMONARY CONTUSION


• Penanganan awal :
• Ventilasi adekuat dan pemberian oksigen
• Intubasi bila PaO2 < 60 mmHg, atau
• SaO2 < 90% dengan udara ruangan
• Resusitasi cairan
• Pemberian harus berhati-hati bila tidak ditemukan hipotensi untuk
mencegah kelebihan cairan yang memperberat pernafasan

• Terapi definitif :
• Memastikan oksigenasi yang adekuat
• Memberikan cairan
• Memberikan analgesik untuk meningkatkan ventilasi
• Anestesi lokal
Flail Chest and Pulmonary Contusion
TRAUMATIC DIAPHRAGMATIC INJURY
• Defek pada sisi kiri lebih mudah terdeteksi dari dada kanan
• mungkin disebabkan oleh adanya hepar yang menutupi defek atau
melindungi sisi kanan dari diafragma

• Menyebabkan hernia diafragmatika  dapat menjerat dan memperforasi


atau mencegah ventilasi adekuat dengan mendesak rongga toraks
• Lebih cepat muncul pada trauma tumpul daripada trauma penetrasi
karena luas robekan yang lebih besar akibat trauma tumpul

Traumatic Diaphragmatic Injury


• Jika curiga laserasi pada diafragma kiri  pasang NGT.
• Bila NGT muncul dalam rongga thorax pada
pemeriksaan foto X-ray thorax maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan dengan kontras
• Jika meragukan lakukan pemeriksaan dengan kontras

• Cairan peritoneal lavage dapat keluar pada chest tube

• Laparascopy / thoracoscopy

Diagnosis
Traumatic Diaphragmatic Injury
• Direct repair

Tatalaksana
Traumatic Diaphragmatic Injury
MANIFESTASI LAIN DARI TRAUMA
THORAX
EMFISEMA SUBKUTAN
• Dapat terjadi akibat trauma pada:
• Saluran pernafasan,
• Trauma paru, atau
• Trauma ledakan (jarang)

• Walaupun tidak memerlukan terapi tetapi trauma yang mendasari harus segera
ditangani

• Jika ventilasi tekanan positif diperlukan:


• Pertimbangkan chest tube pada sisi yang terdapat emfisema untuk antisipasi
tension pneumothorax
• Tanda dan gejala:
• Petekie pada torso atas, wajah, dan
lengan akibat kompresi vena cava
superior.
• Pembengkakan masif bagian atas
tubuh
• Dapat terjadi edema serebri

CRUSHING INJURY
(ASFIKSIA TRAUMATIK)
Fraktur Costae, Sternum, Skapula
• Fraktur costae
• nyeri saat bernafas  gangguan ventilasi, oksigenasi, dan batuk yang efektif
 atelektasis dan pneumonia
• Fraktur skapula, costae I-II, sternum
• Beresiko terhadap cedera kepala, leher, medulla spinalis, paru, pembuluh darah
besar
• Fraktur costae IV-IX
• Ujung tulang dapat menusuk ke dalam  pneumothorax / hemothorax
• Fraktur costae X-XII
• Perlu dicurigai adanya cedera hepatosplenikus
• Diagnosis:
• X-ray Thorax

• Tatalaksana :
• Pemberian analgesik
• intercostal block
• anestesi epidural
• analgesik sistemik
1. American College of Surgeons Commitee On Trauma . ATLS 9th edition;
2012.
2. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of
Surgery. 20th edition. Saunders: Elseiver Ltd,2017.
3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, editors.
Schwartz’s principles of surgery. Tenth edition. New York: McGraw-Hill
Education; 2014.
4. Farquharson M, Hollingshead J, Moran B. Farquharson’s textbook of
operative general surgery. CRC Press; 2014.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai