Pembimbing
dr. Gatot Sugiharto, Sp. B
Dhea Handyara
2015730029
Blunt trauma
Deselerasi
Kerusakan jaringan
Kerusakan terjadi akibat
tanpa adanya kontak
mekanisme deselerasi
langsung dengan
dari jaringan.
penyebab trauma.
Assessment dan penanganan awal pada trauma thorax meliputi
1. Primary survey (airway, breathing, circulation)
2. Resusitasi fungsi vital
3. Secondary survey terinci
4. Perawatan definitif
Primary survey Secondary survey
• Airway obstruction • Simple pneumothorax
• Tracheobronchial injury • Haemothorax
• Flail chest
• Tension pneumothorax
• Pulmonary contusion
• Open pneumothorax
• Blunt cardiac injury
• Massive hemothorax • Traumatic aortic disruption
• Cardiac tamponade • Traumatic diaphragmatic injury
• Traumatic circulatory arrest • Blunt esophageal injury
• Edema
• Perdarahan
• Aspirasi (vomitus)
• Penyebab:
• Laryngeal injury
• Trauma penetrative (cedera yang terjadi ketika suatu benda menembus kulit dan memasuki jaringan tubuh,
menciptakan luka terbuka).
• Tanda dan Gejala:
• Sianosis pada jari
• Retraksi otot pernafasan • Terapi:
• Takipneu • Menjaga oksigenasi dan mencegah
• Dengar suara nafas abnormal hiperkarbia
• Snoring • Suctioning
• Gurgling • Pemasangan selang endotrakeal,
• Stridor via:
• Disfonia/kelainan pita suara • Tracheostomy
• Krepitasi pada anterior leher • Cricothyroidotomy
Tracheobronchial Injury
• Gangguan terjadi pada bagian (dekat) carina
• Terapi
• Pemasangan chest tube >1
• Bila pasien tidak stabil, dapat dilakukan operasi segera
• Bila pasien stabil, dapat menunggu hingga inflamasi akut dan edema
membaik
• Tension pneumothorax
BREATHING
• Open pneumothorax
• Massive hemothorax
Tension pneumotoraks adalah penumpukan udara progresif dalam ruang pleura, biasanya
karena laserasi paru-paru yang memungkinkan udara keluar ke ruang pleura tetapi tidak
kembali.
Tension Pneumothorax
• Spontaneous pneumothorax dapat berkembang menjadi tension pneumothorax
• Diagnosis:
• Ditegakan secara klinis, bukan radiologis
• Tidak menunda terapi untuk mendapatkan gambaran radiologis
• Terapi:
• Dekompresi segera
• Needle toracostomy di interkosta 2 linea midklavikula
• Terapi definitif
• Tube thoracostomy di interkosta 5 anterior linea midaksilaris
• Dilakukan CXR setelah pemasangan tube
Terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada sehingga udara
dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah.
OPEN PNEUMOTORAKS
• TANDA DAN GEJALA:
Rasa sakit/nyeri
Sulit bernafas
Takipneu
Penurunan suara nafas di sisi yang sakit
Pergerakan udara yang bising pada dinding dada
yang cedera.
• TERAPI:
• Umumnya dilakukan di tempat kejadian
• Wound dressing pada luka dengan ditutup pada
3 sisi
• Bertindak sebagai flutter-valve (katup)
CIRCULATION
• Massive hemothorax
• Cardiac tamponade
• Akumulasi >1500 ml darah (>200 ml/jam
selama 4 jam) secara cepat ke dalam
rongga dada (diruang pleura) yang
menekan paru-paru dan mengganggu
proses pernafasan.
Massive Hemothorax
• Diagnosis:
• Gejala:
• Suara paru menurun pada sisi yang sakit
• Perkusi redup
• Pantau tanda vital
• Pulseless electrical activity (PEA)
• Nadi tidak teraba namun EKG menunjukan aktivitas elektrik
jantung
• Terapi:
• Dekompresi
• Chest tube di interkosta 5 anterior dari linea midaksilaris
• Resusitasi cairan
• Cateter diameter besar
• Infus cairan kristaloid dan transfusi darah (kelola dengan
mengembalikan volume darah)
• Indikasi thoracotomy:
• Transfusi >1500 ml, atau
• Perdarahan <1500 ml yang terus berlanjut sebanyak 200 ml/jam selama
2-4 jam
• Terjadi akibat trauma penetratif, namun bisa juga akibat trauma tumpul yang
menyebabkan perikardium terisi darah yang berasal dari jantung atau
pembuluh darah epikardial
• Perikardium tidak bersifat fleksibel, sehingga adanya darah dalam rongga
perikardium dapat mengganggu kontraksi jantung
• Menurunnya cardiac input menyebabkan penurunan cardiac output
Cardiac Tamponade
• Tanda dan gejala:
• Dapat muncul perlahan maupun cepat
• Beck’s triad:
• Penurunan suara bunyi jantung
• Hipotensi
• Distensi v. Jugular
• Kussmaul’s sign -> dapat dijadikan indikasi peningkatan tekanan
vena saat inspirasi spontan
• Tanda PEA (pulseless electrical activity)
• Diagnosis:
• Focussed assessment with sonography for trauma (FAST)
• Cepat dan akurat dalam mendiagnosis cardiac tamponade
• Bila tidak terdapat USG:
• Echocardiogram
• Pericardial window
• Terapi:
• Definitif:
• Throacotomy
• Sternotomy
• Pericardiocentesis sebagai penanganan awal
• Resusitasi cairan
• Simple pneumothorax
• Flail chest and Pulmonary contusion
SECONDARY SURVEY •
•
Blunt cardiac injury
Traumatic aortic disruption
• Traumatic diaphragmatic injury
• Blunt esophageal injury
• Dihasilkan dari udara yang memasuki ruang
potensial antara visceral dan parietal pleura
• Etiologi : trauma penetrasi dan non-penetrasi
• Toraks normalnya terisi penuh oleh paru-paru,
melekat ke dinding dada oleh tegangan
permukaan antara permukaan pleura.
• Udara di ruang pleura mengganggu kekuatan
kohesif antara visceral dan parietal pleura, yang
memungkinkan paru-paru collaps.
SIMPLE PNEUMOTHORAX
• Terapi:
• Pemasangan chest tube pada ICS 4
atau 5 linea axillaris anterior.
• Lakukan X-ray thorax post
pemasangan chest tube untuk
memastikan re-ekspansi paru dan
lokasi chest tube
Simple Pneumothorax
• Definisi:
• Terapi definitif :
• Memastikan oksigenasi yang adekuat
• Memberikan cairan
• Memberikan analgesik untuk meningkatkan ventilasi
• Anestesi lokal
Flail Chest and Pulmonary Contusion
TRAUMATIC DIAPHRAGMATIC INJURY
• Defek pada sisi kiri lebih mudah terdeteksi dari dada kanan
• mungkin disebabkan oleh adanya hepar yang menutupi defek atau
melindungi sisi kanan dari diafragma
• Laparascopy / thoracoscopy
Diagnosis
Traumatic Diaphragmatic Injury
• Direct repair
Tatalaksana
Traumatic Diaphragmatic Injury
MANIFESTASI LAIN DARI TRAUMA
THORAX
EMFISEMA SUBKUTAN
• Dapat terjadi akibat trauma pada:
• Saluran pernafasan,
• Trauma paru, atau
• Trauma ledakan (jarang)
• Walaupun tidak memerlukan terapi tetapi trauma yang mendasari harus segera
ditangani
CRUSHING INJURY
(ASFIKSIA TRAUMATIK)
Fraktur Costae, Sternum, Skapula
• Fraktur costae
• nyeri saat bernafas gangguan ventilasi, oksigenasi, dan batuk yang efektif
atelektasis dan pneumonia
• Fraktur skapula, costae I-II, sternum
• Beresiko terhadap cedera kepala, leher, medulla spinalis, paru, pembuluh darah
besar
• Fraktur costae IV-IX
• Ujung tulang dapat menusuk ke dalam pneumothorax / hemothorax
• Fraktur costae X-XII
• Perlu dicurigai adanya cedera hepatosplenikus
• Diagnosis:
• X-ray Thorax
• Tatalaksana :
• Pemberian analgesik
• intercostal block
• anestesi epidural
• analgesik sistemik
1. American College of Surgeons Commitee On Trauma . ATLS 9th edition;
2012.
2. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of
Surgery. 20th edition. Saunders: Elseiver Ltd,2017.
3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, editors.
Schwartz’s principles of surgery. Tenth edition. New York: McGraw-Hill
Education; 2014.
4. Farquharson M, Hollingshead J, Moran B. Farquharson’s textbook of
operative general surgery. CRC Press; 2014.
Daftar Pustaka