Anda di halaman 1dari 16

SISTEM KERJA

PEMINDAHAN TANAH
Oleh :
INTAN RISKA ANANDITA
1903010134
Dasar pemindahan tanah :
Dasar pemindahan tanah bisa diuraikan menjadi :
• Survey
Survei dilakukan untuk Penelitian, pengintaian, kontrol, dan
pemetaan wilayah proyek tanah
• Persiapan
Mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam proses
pemindahan tanah mulai dari pekerja, peralatan serta ijin
pelaksanaan.
• Pelaksanaan
Ekskusi setelah melakukan survey dan persiapan yaitu
pelaksanaan atau pengerjaan itu sendiri.
Pengertian :
Perkerjaan pemindahan tanah adalah memindahkan material
tanah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pemindahan ini dapat
menggunakan alat berat maupun alat yang sederhana.

Prosedur pekerjaan pemindahan tanah berbeda-beda, karena hal


ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain :
• Sifat-sifat fisik tanah
• Jarak angkut
• Tujuan pekerjaan
• Keadaan topografi dan kondisi lapangan
• Kualitas
• Skala proyek (besar atau kecilnya proyek)
Tahapan :
Perkerjaan pemindahan tanah di mulai dengan
beberapa tahapan yaitu :
• Land clearing,
• Pengupasan top soil / stripping,
• Penggalian (excavating),
• Pengangkutan (hauling) dan
• Pembuangan (dumping).
• Proses kontruksi (contruction proses)
Land Clearing :
Land Clearing atau pembukaan lahan adalah proses pembersihan dan
penyiapan lahan sebelum dimulainya aktivitas pertanian, perkebunan,
atau penambangan/pembangunan suatu proyek konstruksi.

syarat yang perlu dipenuhi diantaranya yaitu:


• Lahan yang akan dibuka bukan areal yang terlindungi atau bukan
termasuk areal konservasi. 
• Perlu memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
• Perlu kajian komprehensif dari berbagai kajian keilmuan seerti agronomi,
meteorologi, dan hidrologi untuk menghindari terjadinya erosi atau
longsor.
Metode Kerja Land Clearing

1. Teknik tebas bakar (slash and burn).


Pola umum pembukaan lahan dengan teknik slash and burn yaitu:
Penebangan dan penebasan seluruh vegetasi,  Tanaman yang sudah ditebangi, selanjutnya
dikeringkan secara alami (mengandalkan musim kemarau),  Setelah kering baru dilanjutkan
dengan pembakaran. Pembakaran dilakukan setelah vegetasi dianggap sudah kering.  Setelah
semua biomassa tersebut terbakar barulah lahan tersebut digunakan, baik untuk pemukiman
maupun untuk lahan produksi pertanian.

2. Mekanis, tanpa bakar (zero burn)


Land clearing dengan cara mekanis dapat menggunakan alat bantu seperti berikut ini:
• Bulldozer atau excavator, alat yang berfungsi untuk pembuatan jalan rintisan, perobohan
pohon, dan pengumpulan kayu.
• Chainsaw. alat yang berfungsi untuk penebangan, pemotongan, perencekan pohon.
• Traktor, alat yang berfungsi untuk merumpuk cabang dan ranting yang dipotong, serta untuk
pegolahan tanah.
Penerapan land clearing dengan cara mekanis, zero burn ini, memiliki dua kegiatan utama yaitu
penebangan dan penumpukkan atau pemadatan.
Top Soil:
Top soil terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, biasanya ketebalan 2
inches (5,1 cm) sampai dengan 8 inches (20 cm). Lapisan top soil terkandung
bahan-bahan organik dan mikroorganisme, lapisan ini banyak terdapat aktivitas
mahluk hidup, seperti bakteri, semut, rayap yang pembentukan unsur hara pada
tanah.

Top soil pada pekerjaan konstruksi (bangunan, jalan dan lain-lain) merupakan
material yang harus dibuang karena dapat berakhir kurang stabil terhadap hasil
suatu pekerjaan pemindahan tanah.
Untuk pertanian maka top soil merupakan unsur yang sangat bermamfaat dan
meminalisir kehilangan tanah humus tersebut.
Lokasi pekerjaan pertambangan seperti nikel, timah dan batu bara, tanah humus
tidak dibuang, melainkan disisihkan di suatu tempat, yang nantinya setelah
selesai mendapatkan hasil tambang, tanah top soil digunakan kembali untk
reklamasi (back filling) sehingga kondisi permukaan tanah bisa di lakukan
penanaman kembali (reboisasi).
Penggalian :
Penggalian adalah kegiatan menggali tanah untuk digunakan atau akan
dibuang.
Proses pekerjaan galian terdiri dari 3 kondisi yaitu
• Kondisi 1, bila tanah biasa (normal) bisa langsung dilakukan penumpukan
stok atau langsung dimuat (loading)
• Kondisi 2, bila tanah keras harus di lakukan penggarukan (ripping) terlebih
dahulu, kemudian melakukan stock pilling dan pemuatan / loading.
• Kondisi 3, bila tanah terlalu keras dimana perkejaan ripping tidak ekonomis
(tidak mampu) meski di lakukan peledakan (blasting) guna memecah
belahkan material terlebih dahulu.
• Kondisi 4,Bila kondisi material terlalu lunak sehinnga alat gali muat dan alat
angkut tidak dapat berada diatasnya maka harus dilakukan 24 perlapisan atau
layering pada front yang telah dikupas, yang digunakan sebagai dudukan alat.
Pengangkutan :
Hauling adalah proses pengangkutan batuan yang telah
dimuat menggunakan excavator, kemudian batu diangkut
menuju mesin crushing atau jaw untuk masuk kedalam
tahap processing
Pengangkutan material (tanah) oleh alat angkut dilakukan
dengan menggunakan drump truck, motor scraper atau
wheel loader (load and carry) atau bisa juga dengan
bulldozer jika jarak angkut kurang dari 100 m.
Pada hauling yang menggunakan dump truck biasanya
dikerjakan oleh motor grader, bulldozer, maupun
compactor dan dibantu oleh truck water sprayer
Dumping :
Dumping tanah tutup (over bourden), dibuang ke dispoal dan diratakan oleh
bulldozer, demikian pula over bourden untuk nickel maupun timah hampir
sama dengan over bourden untuk tambang batu bara. Material yang
berasal dari tempat asalnya.
Dumping :
Dumping adalah suatu kegiatan pembuangan material tanah dari alat angkut
yang biasanya diteruskan dengan tiga tujuan pekerjaan antara lain:
• Pekerjaan konstruksi
Dumpingnya diteruskan dengan spreading, grading dan compacting, alat yang
digunakan untuk dumping menggunakan bulldozer, untuk grading
menggunakan motor grader dan selanjutnya dilakukan pemadatan
compacting dengan menggunakan compactor.
• Pekerjaan Pertambangan (Cement)
Dumping nya menuju stone crusher kemudian diangkut (hauling melewati
belt conveyor untuk seterusnya dikirim ke pabrik (handling produet).
• Pekerjaan pertambangan (Batu Bara)
Dumping tanah tutup (over bourden), dibuang ke dispoal dan diratakan oleh
bulldozer, demikian pula over bourden untuk nickel maupun timah hampir
sama dengan over bourden untuk tambang batu bara.
Pekerjaan Kontruksi:
Setelah dumping diteruskan dengan pekerjaan kontruksi
spreading, grading dan compacting.
• Spreading
Proses perataan dengan alat biasanya menggunakan
bulldozer.
• Grading
Proses perataan yang lebuh halus dari spreading
menggunakan alat motor garder.
• Compacting
Proses pemadatan tanah dengan menggunakan compactor
Alat-alat berat yang umum digunakan:
• Pengupasan top soil (stripping) : bulldozer (dengan angle blade / straight
blade)
• Pemotongan / Penggalian : Bulldozer, Excavator, Scraper, Grader, Dragline,
Clamp Shell, Power Shovel, Trencher, Ditcher (dengan angle blade, shear blade)
• Penggarukan (ripping) : Bulldozer (ripper)
• Penumpukan (stock pilling) : Bulldozer, Dozer shovel, wheel loader (angle
blade, straight blade)
• Pemuatan (loading) : Dozer shovel, wheel loader, excavator, power shovel,
motor scraper
• Pengangkutan (hauling) : Dump Truck, motor scraper, wheel loader
• Penyebaran (spreading) atau grading : Bulldozer, motor grader (dengan angle
blade, straight blade)
Bulldozer
Excavator
truk

Scraper

Grader

dragline
Power Shovel
Clamp
Shell

Trencher

Ditcher
wheel loader motor scraper
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai