OLEH
adalah korosi yang terjadi antara dua logam yang saling bersentuhan, dimana permukaan salah satu logam bersifat anodic terhadap permukaan
yang lain yang mengakibatkan terjadinya aliran electron diantara kedua logam tersebut.
Logam dengan potensial yang lebih negative akan bertindak sebagai anoda, dan logam yang lain bertindak sebagai katoda, sehingga terjadi proses
korosi.
1. Sel • Terbentuk bila terdapat 2 jenis logam yang berlainan. Logam dengan nilai potensial standart yang lebih rendah akan menjadi anoda.
komposisi
• Pada batas butir yang yang dietsa maka atom-atom pada batas antar butir mempunyai potensial elektroda yang berbeda dari atom-atom
2. Sel dalam butir, maka terjadilah anoda dan katoda.
tegangan • Daerah batas butir dapat dianggap bertegangan, karena atom-atom tidak berada pada keadaan dengan energy terendah.
• Pengaruh tegangan pada korosi sangat jelas dan penting dalam tekni sebab tegangan dapat meningkatkan laju korosi
• Mempercepat korosi di daerah dimana konsentrasi elektrolit lebih rendah. Bila oksigen yang terdapat dalam udara dapat bersentuhan
3. Sel dengan permukaan logam yang lembab, kemungkinan terjadi korosi yang besar
konsentrasi • Korosi terutama terjadi pada bagian sel dengan kekurangan oksigen, sebab pada daerah yang kurang oksigennya menjadi anoa, sehingga
seloksidasi mempercepat korosi di daerah dimana konsentrasi oksigen lebih rendah.
Pencegahan :
Harus diberi penyekat antara jedua logam yang mempunyai beda potensial dan kontak langsung.
3. Korosi Celah (Creavice Corrosion)
Adalah korosi yang terjadi akibat adanya celah ayng dapat dilalui oleh cairan dan dapat menahan cairan tersebut dalam kondisi diam.
Korosi tipe ini biasanya berhubungan dengan sebagian kecil volume larutan yang terjebak akibat adanya lubang dan juga pada permukaan
gasket.
Keterangan Gambar :
a) kondisi awal : erosi terjadi di keseluruhan permukaan logam
b) Kondisi akhir: pelarutan logam hanya terjadi di sebelah dalam
celah karena keasaaman meningkat, konsentrasi ion chloride
meningkat, dan reaksi selanjutnya mampu berjalan secara
mandiri, yaitu bersifat autokatalitik yaitu begitu reaksi
dimulai sel-sel itu tidak tergantung lagi pada keadaan di luar.
Penanganan :
Hindari adanya celah yang mengakibatkan adanya perbedaan konsentrasi oksigen atau ion-ion dalam eleksrolit.
Hindari adanya desain yang mudah menimbulkan terjebaknya larutan (air).
4. Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)
Adalah suatu bentuk korosi local yang secara selektif menyerang bagian permukaan logam yang :
Lapisan pelindungnya tergores atau retak akibat perlakuan mekanik
Mempunyai tonjolan akibat dislokasi atau slip yang disebabkan oleh tegangan Tarik yang dialami atau tegangan sisa
Mempunyai komposisi heterogen dengan adanya inklusi, segregasi atau presipitasi.
5. Korosi Selektif
(selective Leaching Corrosion)
Adalah korosi yang terjadi pada salah satu elemen panduan yang diakibatkan dari lepasnya
sebuah unsur paduan yang sering disebut dengan de alloying atau de metallification.
Proses yang sering dijumpai adalah terjadinya korosi pada Zn dalam paduan kuningan yang
disbut dengan dezincification yaitu proses hilangnya Zn pada kuningan. Hal ini dapat
dikurangi dengan mengurangi agresivitas lingkungan, mislnya oksigen.
6. Korosi Antar Butir
(Intergranular Corrosion)
Adalah adanya korosi setempat pada batas butir yang terjadi jika daerah butir terserang akibat adanya endapan di dalamnya.
Disebabkan oleh adanya pengolor pada batas-batas butir yang berperilaku sebagai anoda relative terhadap butiran di
sekitarnya yang bersifat katodik.
Sering dialami oleh baja tahan karat (stainless steel) dengan jenis austenitic dengan kadar C > 0,03% tanpa unsur cobalt dan
titanium. Pemanasan pada T = 950 F – 1450 F , maka akan terjadi sensitasi sehingga karbon pada baja akan pindah kebatas
butir bereaksi dengan krom (Cr) membentuk kroon karbida, yag mengakibatkan kadar Cr pada batas butir berkurang
sehingga ketahanan korosi turun.
Pencegahan :
Mengurangi kadar C sampai bata maksimum
0,03%.
Penambahan unsur penstabil : cobalt,
tantanium dan litanium, dimana unsur
penstabil dapat mudah membentuk endapan
dengan karbon sehingga endapan krom
kabida tidak terbentuk
7. Korosi Erosi
Adalah suatu korosi yang timbul karena adanya gerak relative antara fluida korosif
dan permukaan logam.
Terutama disebabkan oleh efek mekanik seperti pengausan , abrasi , dan gesekan.
Medium yang mengakibatkan korosi erosi antara lain : gas, larutan, system organic,
dan logam cair.
Ditandai dengan adanya lekukan, lubang, dan lembah, dan biasanya merupakan
suatu pola terarah.
Ex : korosi yang terjadi pada impeler pompa dan dinding pipa condenser.
8. Korosi Retak Tegang
(Stress Corrosion Cracking)
Adalah korosi yang terjadi akibat peretakan intergranular atau transgranular pada logam karena kegiatan
gabungan antara tegangan listrik static dan lingkungan khusus (spesifik).
Syarat terjadinya : adanya tegangan Tarik (tensile stress) yang disebabkan pengerjaan sebelumnya,
daerah rentan (susceptible material), dan lingkungan khusus (spesifik).
Lebih berbahaya dari korosi merata, karena dapat mengurangi kekuatan material.
Daftar Pustaka