Ada 2 (dua) ajaran yang mengatur timbulnya hutang pajak :
1. Ajaran Formil Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pada Official Asses ment sistem 2. Ajaran Materiil Utang pajak timbul karena berlakunya Undang-undang, se seorang dikenai pajak karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada Self Assesment Sistem Hapusnya Utang Pajak dapat disebabkan beberapa hal : 1. Pembayaran 2. Kompensasi 3. Kadaluarsa 4. Pembebasan dan penghapusan HANBATAN PEMUNGUTAN PAJAK
Hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan
Menjadi : 1. Perlawanan Pasif Masyrakat enggan (pasif) untuk membayar pajak disebabkan : a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat b. Sistem perpajakan yang sulit (mungkin) dipahami masyara kat c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik 2. Perlawanan Aktif Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang di lakukan oleh wajib pajak dengan tujuan untuk menghindari pajak, bentuknya antara lain : a. Tax Avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-undang b. Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar Undang-undang (menggelapkan pajak) TARIP PAJAK
Ada 4 (empat) macam tarip pajak :
1. Tarip sebanding / proporsional Tarip berupa prosentase tetap, terhadap berapapun jumlah yg dikenai pajak sehingga besarnya yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak Contoh : Tarip PPN 10 %, untuk barang kena pajak di daerah pabean 2. Tarip Tetap Tarip berapa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak shg besarnya pajak terutang tetap contoh : Pajak Bea Materai, untuk cek dan giro bilyet Rp 3000 3. Tarip progresip Prosentase tarip yang digunakan semakin besar bila jumlah yg dikenai pajak semakin besar contoh : Pasal 17 UU PPh untuk WP pribadi dalam negeri Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarip pajak Sampai dengan Rp 50.000.000,- \5 % Di atas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15 % Di atas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25 % Di atas Rp 500.000.000,- 30 % 4. Tarip Degresip, prosentase tarip yg digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar