Anda di halaman 1dari 28

Bab 1.

LOGIKA
Ilmu pengetahuan dan logika
• Pengetahuan: sesuatu yang dianggap perlu untuk
diketahui
• Ilmu pengetahuan: pengetahuan yang diperoleh dengan
metoda dan alat tertentu (epistemologi)
• Metoda : metode ilmiah
• Alat :
• A. Bahasa : komunikasi tapi ambigou
• B. Logika : cara bernalar dgn benar, kualitatif
• C. Matematika : kuantifikasi, dan deduksi
• D. Statistika : induksi
1
Pengantar Logika
• Setiap cabang ilmu punya logika sendiri-
sendiri.
• Logika matematika bersifat “crazy”

• Logika matematika :
a. logika dikotomi (Boolean),
b. logika multi nilai (Lukasewicks),
c. logika samar (fuzzy logic)
2
Pengertian Logika Dikotomi
• Logika adalah suatu sistem yang didasarkan pada proposisi

• Proposisi : pernyataan punya nilai T atau F tetapi tidak keduanya

• Proposisi : tunggal (atomik) dan majemuk (komposit)

• Proposisi tunggal : terdiri atas sebuah pernyataan tunggal tanpa tanda hubung.
Simbol : huruf kecil, misalnya p, q

• Proposisi komposit : terdiri satu atau lebih proposisi tunggal dengan tanda
hubung; not, and, or, if then, if and only if atau gabungan dari padanya

• Kalimat faktual : pernyataan bernilai T atau F tergantung pada kondisinya (kalimat


terbuka) atau fungsi proposisi

3
Operasi negasi (not, ~, )
• negasi ~ p bernilai T jika p bernilai F, dan
sebaliknya

• ~ ( ~ p) = p

• p = q jika kedua pernyataan punya nilai


kebenaran yang sama (ekuivalen)

4
Operasi konjungsi (and, dan, Λ)
• “p dan q” bernilai T jika kedua pernyataan bernilai T
• p dan p = p, p dan T = p, p dan F = F
• p dan q = q dan p komutatif
• p dan ( q dan r) = (p dan q) dan r assosiatif
• p dan (p dan q) = ?

• lambang lain yang digunakan


“and”, “&”, “. “, atau “Λ”

5
Operasi disjungsi (or, atau, )
• “p or q” bernilai F jika kedua pernyataan bernilai F
• p or p = p, p or T = T, p or F = p
• p or q = q or p komutatif
• p or ( q or r) = (p or q) or r assosiatif
• p or (p or q) = ?

• lambang lain yang digunakan


“or”, “+ “, atau “V”

6
implikasi
• Bentuk proposisi: “jika p, maka q”
Notasi: p → q
• Proposisi p disebut hipotesis,
antesenden, premis, atau kondisi
• Proposisi q disebut konklusi (atau
konsekuen).

7
Ekspresi implikasi p ® q
 Jika p, maka q
 Jika p, q
 p mengakibatkan q (p implies q)
 q jika p
 p hanya jika q
 p syarat cukup untuk q (hipotesis menyatakan
syarat cukup (sufficient condition) )
 q syarat perlu untuk p (konklusi menyatakan
syarat perlu (necessary condition) )
 q bilamana p (q whenever p)
8
implikasi p → q
• dibaca “jika p maka q “ atau “if p then q”
• implikasi p → q bernilai T
jika p bernilai F, atau
jika q bernilai T

• p → q = (~p) atau q
• p → q = (~q) → (~p)

• Convers dari p → q adalah q → p


• Kontra posisi dari p → q adalah (~q) → (~p)
9
Hukum Logika (aljabar proposisi)

10
Hukum lanjutan

11
Perhatikan bahwa
• Dalam implikasi yang dipentingkan nilai kebenaran
anteseden dan konsekuen, bukan hubungan sebab
dan akibat diantara keduanya.

• Beberapa implikasi di bawah ini valid meskipun


secara bahasa tidak mempunyai makna:

• “Jika 1 + 1 = 2 maka Paris ibukota Perancis”


• “Jika n bilangan bulat maka hari ini hujan”
12
• Struktur if-then pada bahasa pemrograman berbeda
dengan implikasi if-then yang digunakan dalam logika.

• Pernyataan if-then dalam bahasa pemrograman bukan


proposisi karena tidak ada korespondensi antara
pernyataan tersebut dengan operator implikasi ( →).

• Interpreter atau compiler tidak melakukan penilaian


kebenaran pernyataan if-then secara logika. Interpreter
hanya memeriksa kebenaran kondisi c, jika c benar
maka S dieksekusi, sebaliknya jika c salah maka S
tidak dieksekusi.

13
• Logika pemrograman tidak mengikuti kaidah logika
matematika karena “p V q ≠ q V p “ dan “p Λ q ≠ q Λ p “

• Misalnya
p = 5 ; q := 0 ;

if (p +3 = 8) or (p div q = 0 ) then S ;
pernyataan S dikerjakan

if (p div q = 0 ) or (p +3 = 8) then S ;
runtime error

14
Biimplikasi, tautologi dan kontradiksi
• Biimplikasi p ↔ q = (p → q) and (q → p) dan dibaca
sebagai “p jika dan hanya jika q” atau “ p if and only if
q” atau “p bhb q” atau “ p iff q”

• Proposisi yang selalu benar dikenal dengan tautologi


sedangkan yang selalu bernilai salah adalah kontradiksi

• Contoh tautologi p atau ~p


• Contoh kontradiksi: p dan ~p

15
kuantor
• Cara mengubah kalimat terbuka menjadi proposisi
• Universal :  xP ( x )
Dibaca “untuk setiap x berlaku predikat P(x)”

• Esistensial : x P ( x)
Dibaca “ terdapatlah beberapa x sehingga berlaku
predikat P(x)”
~ (xP( x))   x (~ P( x)) dan
• Negasi kuantor ~ (x P( x))  x (~ P( x))
16
Himpunan
Pengertian primitif, definisi, aksioma
• Himpunan : pengertian primitif
• Pengertian primitif: tak dapat didefinisikan
• Definisi : penjelasan
• Aksioma (postulat) : pernyataan yang kebenarannya
tidak diragukan (tidak perlu dibuktikan) dan
bertindak sebagai pangkal teorema.
• Teorema (dalil): pernyataan benar yang diturunkan
(dibuktikan) dari aksioma atau teorema sebelumnya

17
• Definisi : Segitiga disebut sama kaki jika terdapat dua sisi
dengan panjang sisi tsb sama. Jika panjang ketiga sisinya
sama, maka seegitiga disebut sama sisi.
• Aksioma :
– A1. garis terdiri atas himpunan titik
– A2. Sebuah garis minimal memuat dua titik yang berbeda
– A3. dari 2 titik yang tidak sama, dapat dibuat satu garis
– Teorema : pada segitiga samakaki, terdapat dua sudut yang
sama besarnya
– Corralary: pada segitiga sama sisi, ketiga sudutnya sama besar

18
Lemma. Corollary, conjecture,
dan counter example
• Lemma : teorema yang ditujukan untuk mengantar
pembuktian kebenaran teorema lain
• Corollary: akibat langsung dari suatu teorema
• Conjecture : diformulasikan dengan didasarkan pada
beberapa possible evidence.
• Conecture harus dibuktikan atau dicari counter example
• Counterexample dari x P(x) adalah sebuah objek c
sehingga P(c) salah. Pernyataan seperti x (P(x) 
Q(x)) dapat di-disproof secara sederhana dengan
memberikan counterexample-nya.

19
• Apakah ada fungsi f sehingga f(n) prima untuk semua
bilangan bulat positif n ?
• Conjecture. f(n) = n2 – n +41

• Karena f(1) = 41, f(2) = 43, f(3) = 47, f(4)= 53, …. Tapi… f(41)
= 412 komposit.

• Jadi f(n) bukan fungsi penghasil bilangan prima. Conjecture


salah.

• Persamaan xn + yn = zn tidak mempunyai solusi bulat x, y,


dan z dengan x, y, z ≠ 0 dan n > 2 (Fermat’s Last Conjecture)

20
Himpunan
• Termasuk pengertian primitif sebagai suatu kumpulan objek yang
punya sifat sama

• Keanggotaan himpunan bersifat dikotomi


 (ya: Є atau tidak (bukan)
anggota

• Dinotasikan dengan
a. Huruf besar A, N, Z, R, dll
b. Notasi himpunan { x | x Є A }
c. Diagram Venn

• Cacah anggota (kardinalitas) |A|

21
Macam Himpunan
• Kosong (void set) : { } atau ф, | ф | = 0
• Singelton : hanya punya satu anggota, |A|= 1
• Tak hingga : |A|= ∞, mis. himpunan bil cacah
• Terhingga : |A| < ∞, mis. {1,3,4,5,7,8}
• Terbatas : setiap x Є A, maka x ≤ M, untuk
suatu bilangan real M, mis {1, 1/2, 1/3, 1/4, ...}
• Himpunan bilangan : Asli (A atau N), cacah,
Bulat (Z), Rasional (Q), Real (R), Perluasan
Real R# = R U {+∞,- ∞}, komplek C
22
Relasi himpunan
• Kesamaan, A = B bhb xЄ A ↔ xЄ B

• Subset, A B, jika xЄ A →xЄ B
• Superset A B, jika xЄ B →xЄ A
• Saling asing (disjoint), A // B, jika xЄ A →~ (xЄ
B) dan xЄ B →~ (xЄ A)
• Himpunan kuasa, 2 A himpunan dari semua
subset dari A.
• Perhatikan A = B bhb A subset B dan B subset A
23
Operasi Himpunan
• Irisan, A B = {x | x Є A dan x Є B}
• Union, A U B = {x | x Є A atau x Є B}


• Komplemen A’ = S – A = {x | x Є S dan x B}

• Selisih, A – B = {x | x Є A dan x B}
• Selisih Simetris, A + B = (A-B) U (B-A)

A B

24
beberapa TEOREMA
  A, A  A, A  A  A, dan A  A
A  A  B, A  B  A
Jika A  B, maka A  B  A dan A  B  B
Jika A // B , maka A  B  
( A  B)  A  B dan ( A  B)  A  B
c c c c c c

25
  A
Tunjukkan
• Perhatikan preposisi implikasi “Jika x Є ф → x Є
A”
• Preposisi x Є ф bernilai salah, karena ф
himpunan kosong, sehingga pada implikasi di
atas, pernyataan anteseden bernilai F.
Akibatnya preposisi implikasi di atas bernilai T,
Dengan demikian, benar bahwa “Jika x Є ф → x
Є A”
• Akibatnya teorema di atas benar
26

Tunjukkan A U (A B) = A
  
• A U(A B) = (A S) U (A B) idempoten
 = A (S U B)
 distributif
=A S idempoten
=A

27
Prinsip inklusi-ekslusi
• A  B= A+B - A  B

• A  B  C =
A + B + C - A B - A C-B C
+ A B  C

28

Anda mungkin juga menyukai