Anda di halaman 1dari 40

BAB 9

KOPERASI
A la t K e le n g k a p a n
P e m o d a la n K o p e ra s i

Tahap I :
c a r a m e n g e lo la P e r s ia p a n
c a r a m e n d ir ik a n
K o p e ra s i T a h a p II :
R apat S usunan
d ib e d a k a n P e n g u ru s K o p e ra s i
m e n u ru t u s a h a
T a h a p III :
K o p e ra s i K o n s u m s i R a p a t P e n g o p e r a s ia n
K o p e r a s i S e k o la h

K o p e ra s i P ro d u k s i T a h a p IV :
R a p a t P e n g u ru s A D /
K o p e r a s i S im p a n A R T
P in ja m
Tahap V :
K o p e ra s i S e rb a P e n g a ju a n
U saha P e n g e s a h a n K o p e ra s i

K o p e ra s i P e m a s a ra n
PENGERTIAN KOPERASI

• Kata koperasi berasal dari bahasa inggris, co dan operation. Co


berarti bersama, sementara operation berarti usaha. Jadi
koperasi merupakan usaha bersama.

• Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pada Pasal 1


menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan.
Bidang-bidang usaha koperasi adalah sebagai berikut:

1.Koperasi Konsumsi. Bergerak di bidang pemenuhan barang-barang


kebutuhan sehari-hari bagi anggotanya.
2.Koperasi Produksi. Melakukan kegiatannya di bidang pembuatan
barang. Contoh: koperasi kerajinan kecil, koperasi perkebunan, koperasi
peternakan.
3.Koperasi Simpan Pinjam (KSP). KSP bergerak di bidang simpan
pinjam. Contoh: KSP beranggotakan petani, nelayan, maupun karyawan.
4.Koperasi Jasa. Bergerak di bidang pelayanan jasa. Contoh: koperasi
usaha jasa angkutan, usaha fotokopi.
5.Koperasi Pemasaran. Beranggotakan orang-orang dengan profesi di
bidang pemasaran barang-barang dagang. Contoh: koperasi pemasaran
ternak sapi beranggotakan pedagang sapi, dsb.
6.Koperasi Serba Usaha. Memiliki usaha bermacam-macam, baik di
bidang konsumsi, produksi, simpan pinjam, maupun jasa.
Perbandingan Koperasi dengan Badan Usaha Lain
Badan Usaha
No Perbandingan Milik
Perseorangan Persekutuan PT Koperasi
Negara
1 Penggunaan jasa Pelanggan Pelanggan Pelanggan Masyarakat Anggota
2 Pemilik Usaha Perseorangan Sekutu Usaha Pemegang Pemegang Anggota
Saham Saham
3 Hak Suara Hak suara tidak Sekutu Usaha Pemegang Pemegang Anggota
diperlukan Saham Biasa Saham
4 Voting Voting tidak Tergantung Menurut Berdasarkan Satu anggota satu
diperlukan pada besarnya besarnya jumllah suara pada Rapat
modal yang saham yang saham yang Anggota dan tidak
diberikan sekutu dimiliki. Voting dimiliki boleh diwakilkan
usaha dilakukan
melalui RPUS
5 Penentu Kebijakan Pemilik Usaha Sekutu Usaha Direksi Direksi Pengurus
Perusahaan

6 Balas Jasa Modal Balas jasa Balas jasa Para pemegang Tidak ada Maksimum 8%
diteriima pemilik modal tidak saham, sesuai
usaha terbatas dengan jumlah
sepenuhnya saham yang
dimiliki
7 Penerima Hasil Pemilik Usaha Sekutu Usaha, Pemegang Pemegang Anggota, sesuai
Usaha tergantung pada saham, sesuai saham partisipasi
jumlah dana dengan jumlah
yang disertakan saham yang
dalam usaha dimiliki
8 Penanggung Pemilik Usaha Sekutu Usaha Pemegang Anggota, sesuai
Jawab Kerugian Saham simpanan pokok
dan wajib
ARTI PENTING KOPERASI SEKOLAH

Koperasi sekolah beranggotakan para siswa sekolah (dasar maupun


menengah), pondok pesantren dan lembaga pendidikan lain yang
sederajat. Koperasi sekolah amat baik bagi pengembangan kemandirian
dan kedewasaan siswa. Koperasi sekolah juga memiliki peranan penting
dalam:
1.Membantu pemerintah dalam pembangunan bidang perkoperasian
melalui pendidikan di sekolah.
2.Melatih siswa supaya memiliki kesadaran berkoperasi.
3.Melatih siswa untuk disiplin, jujur, suka bekerja keras, setia kawan,
bekerja sama, saling membantu, dan mempunyai jiwa demokratis.
4.Memberikan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi pada siswa
sehingga dapat menjadi bekal saat siswa terjun ke masyarakat.
5.Mengembangkan jiwa wirausaha siswa.
CARA MENDIRIKAN KOPERASI SEKOLAH

Cara terbaik dalam memahami pembentukan koperasi sekolah adalah


dengan melakukan simulasi. Simulasi adalah mengggambarkan atau
menirukan suatu sistem atau proses yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya. Kalian dapat melakukan hal tersebut dengan cara sebagai
berikut:

1.Setidaknya seminggu sebelum melakukan simulasi, bagilah kelasmu ke


dalam kelompok yang dibutuhkan.
2.Masing-masing kelompok akan mengerjakan satu tahap.
3.Sebelum melakukan simulasi, lakukanlah pertemuan antaranggota
kelompok untuk menentukan peran yang akan dimainkan setiap siswa dan
tindakan-tindakan atau persiapan apa yang harus dilakukan. Gunakan bab
ini sebagai panduan awal.
4.Ingatlah bahwa simulasi ini seperti sebuah drama.
5.Aspek-aspek yang menjadi penilaian disarankan untuk disepakati
bersama antara siswa dan guru.
6.Kalian diperbolehkan untuk melakukan berbagai penyesuaian sesuai
dengan situasi dan kondisi kelas dan sekolah.
TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN KOPERASI
 TAHAP I (TAHAP PERSIAPAN)
Tahap ini merupakan rapat pertama yang mempertemukan guru (sebagai
pembina) dengan murid untuk persiapan pembentukan koperasi sekolah,
serta membentuk panitia pendiri koperasi sekolah. Diperlukan juga pihak-
pihak pendukung seprti pembawa acara dan notulis. Di mana rapat
merundingkan:
1. Tugas panitia pendiri koperasi sekolah bersama murid;
2. Jabatan-jabatan apa yang ada di dalam panitia pendiri sekolah;
3. Siapa yang akan menjadi panitia pendiri koperasi sekolah. Keputusan ini
diambil melalui voting.

 TAHAP II (RAPAT SUSUNAN PENGURUS KOPERASI SEKOLAH)


Tahap ini merupakan tahap penyelenggaran pembentukan koperasi sekolah.
Rapat pendirian koperasi harus dihadiri minimal 20 orang anggota siswa
yang ditunjuk untuk mewakili siswa. Mereka disebut sebagai pendiri
koperasi. Hadir pula guru, wakil dinas pendidikan, dan wakil dari kantor
koperasi setempat. Keputusan untuk menempatkan seseorang dalam
susunan pengurus diambil melalui voting.
 TAHAP III (RAPAT PENGOPERASIAN KOPERASI SEKOLAH).
Dirapat ini akan hadir guru (sebagai pembina), murid sebagai anggota
koperasi, serta para pndukung rapat seperti pembawa acara dan notulis.
Pada rapat ini akan dibicarakan hal-hal sebagai berikut:
1. Modal koperasi.
2. Pengelolaan koperasi sekolah.
3. Barang apa yang akan dijual di koperasi sekolah? Bagaimana cara
mendapatkannya secara murah?
4. Barang-barang pendukung apakah yang dibutuhkan?

 TAHAP IV (RAPAT PENYUSUNAN AD DAN ART).


Anggaran Dasar (AD) adalah aturan dasar tertulis berkenaan dengan tata
kehidupan koperasi. AD disusun dan disepakati oleh para pendiri
koperasi pada saat rapat pembentukan koperasi. Anggaran dasar itu
antara lain:
1. Daftar nama pendiri.
2. Nama dan tempat kedudukan.
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha.
4. Ketentuan mengenai keanggotaan.
5. Ketentuan mengenai rapat anggota.
6. Ketentuan mengenai pengelolaan.
7. Ketentuan mengenai permodalan.
8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya.
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha.
10. Ketentuan mengenai sanksi.

Sementara itu, ART merupakan penjabaran lebih rinci dari AD


berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan. Rapat akan
membahas pasal demi pasal draf yang telah dibuat tersebut. Rapat
juga akan menentukan pasal-pasal mana yang akan ditambah atau
bahkan dibuang. Pada akhir rapat, rapat anggota akan
memberikan keputusan mengenai draf AD dan ART koperasi itu.
 TAHAP V (PENGAJUAN PENGESAHAN KOPERASI).
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pendirian koperasi sekolah.
Ini merupakan tahap di mana pengurus melakukan pengajuan,
pengakuan atau pengesahan koperasi sekolah kepada Kantor Koperasi
tingkat propinsi, karena koperasi sekolah tidak memiliki badan hukum.

Prosedur mendapatkan pengakuan dan pengesahan koperasi sekolah


adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan permohonan pengakuan atau pengesahan kepada kantor
tingkat propinsi. Pengajuan ini dapat dilakukan melalui Kantor Koperasi
tingkat II (kabupaten/kota) dengan dilampiri dokumen:
• AD/ART yang sudah disetujui anggota.
• Berita Acara Pembentukan Koperasi Sekolah yang ditandatangani oleh
panitia pendiri.
• Daftar susunan pengurus koperasi sekolah.
• Neraca awal yang memuat tentang kekayaan dan permodalan koperasi
sekolah pada saat pendirian.
• Surat persetujuan pembentukan koperasi sekolah dari kepala sekolah.
2. Setelah Kantor Koperasi tingkat II (kabuapten/kota) menerima surat
permohonan tersebut maka akan diberikan ‘surat tanda terima’ yang
bisa digunakan sebagai landasan hukum untuk menjalankan kegiatan
koperasi sekolah sambil menunggu “Akta Pengakuan/Akta
Pengesahan/ Akta Pendirian” sebagaimana dikeluarkan oleh Kantor
Koperasi tingkat Propinsi.
3. Di Kantor Koperasi tingkat II berkas pengajuan akan dinilai.
4. Di Kantor Koperasi tingkat Propinsi, berkas pengajuan akan dinilai
kembali. Kalau sudah memenuhi syarat akan dikeluarkan “Akta
Pengakuan/Akta Pengesahan/Akta Pendirian” koperasi sekolah yang
bersangkutan.
BARANG YANG DIUSAHAKAN KOPERASI SEKOLAH

• Pengurus koperasi menyediakn barang-barang yang dibutuhkan oleh


siswa, khususnya barang-barang yang dapat menunjang proses belajar
siswa. Barang-barang itu antara lain alat tulis-menulis, buku-buku
pelajaran, menyelenggarakan kafetaria sekolah, pakaian seragam
sekolah, makanan kecil, minuman, permen, dan lain-lain.

• Jika memungkinkan, koperasi juga dapat menyediakan barang antara


lain seperti sikat gigi, pasta gigi, sabun, dan lain-lain.

• Koperasi sekolah dapat memperoleh barang dagangan murah dengan


membeli barang di pasar grosir atau agen langsung dan menjualnya
kembali dengan keuntungan yang cukup.
PENGELOLAAN KOPERASI SEKOLAH

PERMODALAN
Modal Sendiri.
Modal sendiri menanggung risiko (equity). Modal sendiri berasal dari
anggota melalui berbagai sumber. Modal sendiri itu terdiri dari:
1.Simpanan Pokok; merupakan simpanan anggota dengan jumlah sama
besar untuk setiap anggota dan dibayar hanya sekali, pada saat masuk
menjadi anggota.
2.Simpanan Wajib; simpanan anggota yang dibayar rutin setiap bulan
dengan jumlah yang telah ditentukan.
3.Cadangan; sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa hasil
Usaha (SHU) setiap akhir tahun. Cadangan dapat digunakan untuk
manambah modal dan menutup kerugian apabila koperasi mengalami
kerugian.
4.Hibah; pemberian bantuan dari pihak lain secara sukarela dan tidak
mengikat. Hibah dapat berasal dari perorangan maupun lembaga.
CONTOH BUKU SIMPANAN MILIK ANGGOTA

Koperasi Sekolah SMU X


Nama : Budi Santosa
Kelas : X
Tahun : 2005

S. Pokok S. Wajib S. Sukarela Tanggal Bayar TTD


Pengurus
10.000 1.000 500 1/01/05 riana

1.000 - 5/02/05 riana

1.000250 12/03/05 riana


 Modal Pinjaman.
Modal pinjaman itu dapat berasal dari:
1. Simpanan sukarela anggota.
2. Pinjaman dari kopreasi lain.
3. Pinjaman dari lembaga perbankan.

 Modal Penyertaan.
Modal penyertaan bisa berasal dari pemerintah, sekolah, maupun dari
masyarakat. Modal penyertaan ini bermanfaat untuk meningkatkan
usaha koperasi, khususnya untuk kegiatan investasi.
BIDANG ORGANISASI

 Rapat Anggota.
Rapat anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Selain
itu, rapat anggota adalah sarana untuk mengambil semua keputusan.
Melalui rapat anggota ini, seluruh anggota koperasi dapat membuat:
1. Anggaran dasar;
2. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;
3. Pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan
pengawas;
4. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi,
serta pengesahan laporan keuangan;
5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan
tugasnya;
6. Pembagian sisa hasil usaha; dan
7. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
Macam-macam rapat anggota adalah sebagai berikut:

1. Rapat Anggota Tahunan (RAT). RAT diselenggarakan setiap akhir


tahun untuk menyelenggarakan laporan pertanggungjawaban pengurus
sekaligus penyusunan program tahun yang akan datang.

2. Rapat Anggota Luar Biasa. Rapat ini diadakan jika terjadi keadaan
luar biasa (darurat) yang mengancam keberadaan koperasi.
 Pengurus Koperasi.
Para pengurus koperasi dipilih dari anggota koperasi dalam rapat anggota
dengan masa jabatan lima tahun. Pengurus koperasi antara lain terdiri
dari sebagai berikut:
1. Ketua.
2. Wakil Ketua.
3. Sekretaris.
4. Wakil Sekretaris.
5. Bendahara.
6. Wakil Bendahara.

Selain enam pengurus pokok tersebut, koperasi perlu melegkapi dirinya


dengan seksi yang jumlah dan jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan
usaha koperasi sekolah tersebut.
 Pengawas Koperasi.

Sebagaimana pengurus, pengawas koperasi dipilih dari anggota koperasi


dalam rapat anggota. Ia bertugas mengawasi jalannya koperasi. Yang
berperan sebagai pihak pengawas koperasi sekolah biasanya adalah
guru atau pihak-pihak lain yang telah ditunjuk dan bersedia
menjalankan perannya. Pengawas koperasi antara lain mengawasi hal-
hal sebagai berikut:
1. Keuangan.
2. Kegiatan usaha.
3. Penggunaan Modal.
4. Hutang-hutang Jatuh Tempo.
5. Penggunaan Hutang aatu Kredit.
STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI SEKOLAH

Penasehat
Rapat Anggota
Kepala Sekolah

Pengawas Koperasi

Pembina Guru Pengurus

Bagian Administrasi
Bagian Keuangan Bagian Usaha
Organisasi
Bidang Administrasi dan Pembukuan

Koperasi dikatakan baik bila pada koperasi itu administrasi dan


pembukuan dilakukan secara baik dan teratur. Untuk itu pengurus koperasi
paling tidak harus melengkapi dirinya dengan berbagai macam buku
sebagai berikut:
1.Agenda surat masuk.
2.Agen surat keluar.
3.Buku tamu.
4.Buku kas harian.
5.Buku piutang anggota.
6.Buku persediaan barang dagang.
7.Buku pembelian.
8.Buku penjualan.
Bidang Keanggotaan

Syarat-syarat menjadi anggota koperasi sekolah:


1. Siswa yang masih aktif di sekolah yang bersangkutan.
2. Sanggup memenuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam koperasi sekolah.
3. Membayar simpanan poko dan simpanan wajib sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Sifat keanggotaan koperasi sekolah:


1. Keanggotaan koperasi sekolah bersifat terbuka dan sukarela bagi semua siswa.
2. Keanggotaan koperasi sekolah tidak bisa dipindahtangankan dengan dalil
apapun

Berakhirnya keanggotaan koperasi sekolah:


1. Siswa meninggal dunia.
2. Siswa pindah ke sekolah lain.
3. Siswa berhenti sekolah karena telah lulus/tamat atau dengan alasan lain.
4. Ada ketentuan lain yang diatur dalam AD/ART.
Hak anggota koperasi sekolah:
1. Berhak mengajukan pendapat.
2. Berhak dipilih dan memilih pengurus dan pngawas.
3. Berhak meminta diselenggarakannya rapat anggota sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar.
4. Berhak mendapatkan pelayanan yang sama bagi semua anggota.
5. Berhak mendapatkan informasi tentang perkembangan koperasi.
6. Berhak memberikan suara dalam pengambilan keputusan (satu anggota satu
suara).

Kewajiban anggota koperasi:


1. Memenuhi AD dan ART serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat
Anggota.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
3. Mengembangkan dan memelihara koperasi sekolah.
Bidang Pembinaan Koperasi

Guru dapat melakukan pembinaan ataupun pengembangan koperasi


sekolah antara lain meliputi:
1.Memberikan informasi tentang perkoperasian melalui mata pelajaran
seperti ekonomi.
2.Mengadakan kerja sama dengan koperasi lain.
3.Mengadakan studi banding ke koperasi sekolah yang dianggap sudah
berhasil.
4.Memberi motivasi untuk selalu bekerja dengan baik.
5.Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan koperasi secara rutin setiap
bulan.
6.Memberikan tugas praktik secara bergilir kepada setiap siswa di dalam
unit-unit usaha koperasi sekolah.
MANFAAT KOPERASI SEKOLAH

Sejumlah manfaat dari keberadaan koperasi sekolah adalah


sebagai berikut:
1.Membantu siswa dalam memenuhi kebutuhan dengan harga
yang relatif lebih murah daripada di pasar atau toko.
2.Melatih siswa untuk berinvestasi.
3.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berwirausaha.
4.Membuka kesempatan bagi siswa untuk menjadi penyalur
barang-barang dagang.
MENGHITUNG SHU KOPERASI

• Pada akhir tahun (periode) setiap koperasi mengadakan Rapat Akhir Tahun
(RAT). Salah satu agenda RAT adalah menyampaikan pertanggungjawaban
pengurus yang salah satunya adalah laporan keuangan koperasi.
• Laporan keuangan ini pada dasarnya terdiri dari :
(1) laporan perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU)
(2) laporan perubahan posisi kekayaan bersih
(3) neraca
• SHU merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan beban-beban, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
• Pendapatan koperasi adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota
koperasi terhadap beban-beban koperasi.
• SHU harus dibagikan kepada para anggota sesuai dengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar koperasi berdasarkan hasil
Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Pembagian SHU

Pembagian SHU kepada anggota koperasi mencakup dua bagian sebagai berikut.

• Jasa Modal / Simpanan. Jasa modal / simpanan adalah bagian SHU untuk
diberikan kepada anggota menurut besar simpanan mereka. Semakin besar simpanan
seorang anggota koperasi maka semakin besar pula SHU yang akan mereka peroleh
nantinya. Simpanan dalam hal ini adalah simpanan wajib dan simpanan pokok.

• Jasa Anggota. Jasa anggota adalah bagian SHU untuk diberikan kepada anggota
menurut jasa anggota yang diberikan kepada koperasi.
Jasa anggota kepada koperasi dapat dibedakan menurut jenis koperasinya sebagai
berikut.

1.Koperasi Konsumsi. Jasa anggota ditentukan oleh jumlah belanja tiap


anggota pada koperasi. Semakin sering berbelanja pada koperasi maka semakin
besar pula anggota koperasi itu mendapatkan jasa anggota.

2.Koperasi Kredit. Jasa anggota ditentukan oleh jumlah pinjaman anggota pada
koperasi. Semakin sering dan banyak meminjam pada koperasi maka semakin
besar pula anggota itu mendapatkan jasa anggota.
3. Koperasi Produksi. Jasa anggota ditentukan oleh jumlah penjualan hasil
produksi anggota pada koperasi.

Setiap anggota koperasi dengan demikian akan menerima total SHU sebagai
berikut.

SHU Total = SHU Jasa Modal + SHU Jasa Anggota


Perhitungan SHU

• Perhitungan SHU tergantung pada ragam usaha koperasi. Perhitungan SHU bila
koperasi itu bergerak di bidang perdagangan adalah menggunakan rumus
sebagai berikut.

SHU Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

• atau bisa juga dihitung sebagai berikut.

SHU Bersih = SHU Kotor – Beban Usaha – Beban di Luar Usaha + Pendapatan
Lain-lain

• Dan bila koperasi itu bergerak di bidang jasa maka perhitungan SHU adalah
sebagai berikut.

SHU = Pendapatan Jasa – Seluruh Beban


Laporan Perhitungan SHU

Pendapatan Usaha :
Penjualan XXX
Retur Penjualan XXX –
Potongan Penjualan XXX –
Penjualan Bersih XXX

HPP :
Persediaan Awal XXX
Pembelian XXX +
Biaya Angkut Pembelian XXX +
Retur Pembelian XXX –
Potongan Pembelian XXX –
Persediaan Akhir XXX –
Harga Pokok Penjualan XXX –
SHU Kotor XXX
Beban Usaha XXX –
Beban di Luar Usaha XXX –
Pendapatan Lain-lain XXX +
SHU Bersih XXX__
Item-item Pembagian SHU dari Anggota dan Bukan Anggota

SHU dari Anggota SHU dari Bukan Anggota

a. Anggota Koperasi a. Cadangan Koperasi


b. Cadangan Koperasi b. Dana Pengurus
c. Dana Pengurus c. Dana Pegawai / Karyawan
d. Dana Pegawai / Karyawan Koperasi
Koperasi d. Dana Pendidikan Koperasi
e. Dana Pendidikan Koperasi e. Dana Sosial
f. Dana Sosial f. Dana Pembangunan Daerah Kerja
g. Cadangan KOperasi
• Setiap koperasi anggota dengan koperasinya akan memberikan kontribusi tertentu
dalam pembentukan SHU. Itulah mengapa di setiap akhir tahun buku, setiap
anggota koperasi akan menerima pembagian SHU sesuai dengan jasa anggota.

• Lalu bagaimana dengan SHU yang berasal dari bukan anggota? SHU yang
berasal dari bukan anggota tidak dibagikan kepada anggota dengan pertimbangan
sebagai berikut :

1. Anggota tidak berpartisipasi secara langsung dalam pembentukan SHU ini.


2. Hasil usaha yang berasal bukan dari anggota akan lebih cepat digunakan untuk
keperluan pengembangan koperasi, sebab dengan semakin berkembangnya
koperasi, secara tidak langsung juga akan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.

• Undang-undang tidak mengatur secara khusus mengenai alokasi pembagian SHU.


Ketentuan pembagian SHU suatu koperasi sudah diatur dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga koperasi yang besarnya dapat diubah sewaktu-
waktu berdasarkan rapat anggota.

• Perlu diperhatikan, bahwa SHU yang dibagikan adalah SHU yang telah dipotong
pajak.
Contoh :

SHU sebelum pajak Koperasi Budi Luhur adalah sebesar Rp. 30.000.000. Sesuai
dengan AD / ART, pembagian SHU ditetapkan sebagai berikut.

1. Untuk jasa anggota adalah sebesar 45% terdiri dari 20% untuk jasa modal dan
25% untuk jasa peminjaman.
2. Untuk jasa cadangan adalah sebesar 25%.
3. Untuk jasa pengurus adalah sebesar 10%.
4. Untuk dana pendidikan adalah sebesar 5%.
5. Untuk dana sosial adalah sebesar 5%.
6. Untuk dana kesejahteraan pegawai adalah sebesar 5%.
7. Untuk dana pembangunan daerah kerja sebesar 5%.

Koperasi Budi Luhur akan membagika SHU dengan perhitungan sebagai berikut.

SHU Sebelum Pajak Rp. 30.000.000


SHU Kena Pajak (Rp. 30.000.000 x 10% *) Rp. 3.000.000 (-)
SHU Setelah Kena Pajak Rp. 27.000.000

* Tarif pajak untuk pendapatan Rp. 0 – 50 juta sesuai dengan UU Pajak Tahun 2000.
Pembagian SHU koperasi tersebut dengan demikian adalah sebagai berikut :

1.Jasa untuk Anggota


a. Jasa Modal 20% x Rp.27.000.000 =
Rp. 5.400.000
b. Jasa Peminjaman 25% x Rp 27.000.000 =
Rp. 6.750.000

2.Untuk Cadangan 25% x Rp. 27.000.000 = Rp. 6.750.000

3.Untuk Jasa Pengurus 10% x Rp. 27.000.000 = Rp. 2.700.000

4.Untuk Dana Pendidikan 5% x Rp. 27.000.000 = Rp. 1.350.000

5.Untuk Dana Sosial 5% x Rp. 27.000.000 = Rp. 1.350.000

6.Untuk Dana Kesejahteraan Pegawai 5% x Rp. 27.000.000 = Rp. 1.350.000

7.Untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja 5% x Rp. 27.000.000 = Rp. 1.350.000


Jumlah Rp.
27.000.000
• Harus diingat bahwa jika SHU itu tidak semuanya berasal dari anggota, maka
presentase pembagiannya juga harus dibedakan.

• Sebagai contoh, pada tahun 2004 Koperasi Bersaing memperoleh SHU bersih
setelah dipotong pajak sebesar Rp. 20.000.000. Dari jumlah tersebut, bagian
SHU anggota adalah sebesar Rp 15.000.000, sementara bagian SHU bukan
anggota adalah sebesar Rp 5.000.000. Pada AD / ART koperasi, pembagian
SHU ditentukan sebagai berikut.

1. Bagian SHU berasal dari anggota.


a. Jasa Anggota :
• Jasa Modal 20%
• Jasa Peminjaman 25%
b. Cadangan 25%
c. Jasa Pengurus 10%
d. Dana Pendidikan 5%
e. Dana Sosial 5%
f. Dana Kesejahteraan Pegawai 5%
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja 5%
2. Bagian SHU berasal dari bukan anggota.
a. Cadangan 40%
b. Jasa Pengurus 20%
c. Dana Pendidikan 10%
d. Dana Sosial 10%
e. Dana Kesejahteraan Pegawai 10%
f. Dana Pembangunan Daerah Kerja 10%

Pembagian SHU jika semua SHU itu tidak dihasilkan oleh anggota adalah
sebagai berikut.
Dari Dari Bukan
No Pembagian % % JUmlah
Anggota Anggota
1. Jasa Anggota :
a.Jasa Modal 20 3.000.000 - - 3.000.000
b.Jasa Peminjaman 25 3.750.000 - - 3.750.000
2. Cadangan 25 3.750.000 40 2.000.000 5.750.000
3. Dana Pengurus 10 1.500.000 20 1.000.000 2.500.000
4. Dana Pendidikan 5 750.000 10 500.000 1.250.000
5. Dana Sosial 5 750.000 10 500.000 1.250.000
6. Dana Kesejahteraan 5 750.000 10 500.000 1.250.000
Pegawai
7. Dana Pembangunan 5 750.000 10 500.000 1.250.000
Daerah Kerja
100% 15.000.000 100% 5.000.000 20.000.000
• Setelah diketahui dengan jelas berapa presentase untuk setiap kelompok, kita
akan menghitung bagian SHU sebagaimana diterima oleh masing-masing
anggota.

• Ingatlah bahwa SHU dihitung berdasarkan partisipasi anggota. Pemilihan


partisipasi anggota mana yang akan digunakan dalam perhitungan SHU
tergantung dari jenis koperasinya.

• Misalkan saja koperasi kredit, partisipasi anggotanya tentu tidak diukur


berdasarkan jumlah belanja anggota koperasi selama satu tahun, melainkan
dari jumlah pinjaman ke koperasi selama satu tahun.

• Setiap anggota dengan demikian tidak bisa menuntut SHU sama besar dengan
anggota lain bila berbeda dalam hal jumlah jasa yang diberikan kepada anggota
koperasi selama satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai