Anda di halaman 1dari 16

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
PERKEMBANGAN LEMBAGA
KEUANGA N SYARIAH
ANGGOTA KELOMPOK 1

SURIAYA YUSOH
12403183260 Thalia Ridha Asmarani
12403193189

NILA ANDRISTA Alfina Qori’aina


12403193173 12403193206
Perkembangan Akuntansi Proses Akuntansi Syariah
Syariah di Indonesia

Transkasi Akuntansi Syariah


Bangun prinsip Akuntansi Syariah

Pemakai dan Kebutuhan


Akun-Akun Akuntansi Syariah
Akuntansi Syariah

Asumsi Dasar Akuntasi Syariah Laporan Keuangan entitas Syariah


Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia
Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia tidak lepas dari perkembangan Lembaga Keuangan Syariah yang tumbuh di Indonesia. Untuk mengetahui perjal
anan akuntansi perbankan syariah dapat dilihat dari beberapa periode yaitu (a) sebelum tahun 2002, (b) tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 dan (c) setelah ta
hun 2007.

Periode sebelum tahun 2002


• Pada periode ini Lembaga Keuangan Syariah, khususnya Bank Umum Syariah, cabang syariah, Bank Konvensional maupun BPR-S
yariah, tidak memiliki acuan akuntansi

Periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007


• Pada periode ini, Akuntansi Syariah di Indonesia telah memiliki acuan yaitu PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah

Periode setelah tahun 2008

•Oleh karena PSAK 59 hanya untuk Perbankan Syariah saja sedangkan Lembaga Keuangan Syariah Non Bank banyak ber
kembang maka Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK–IAI), merasa perlu untuk menerbit
kan PSAK Syariah yang dapat dipergunakan oleh Entitas Syariah atau entitas yang melaksanakan transaksi syariah.
Bangun Prinsip Akuntansi Syariah
Proses perlakuan akuntansi atas suatu transaksi yang terjadi harus dilakukan sesuai dengan prinsip akuntan
si yang berlaku umum. Bangun prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum di Indonesia adalah sebagai
berikut

Gambar 2-3 : Bangun Prinsip Akuntansi Syariah


• Rerangka ini digambarkan seperti suatu bangunan rumah ‘Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku Umum di
Indonesia’. Setiap lapisan di bawahnya menjadi landasan bagi lapisan yang berada di atasnya. Dalam hal terj
adi pertentangan
• antara prinsip akuntansi dari berbagai sumber tersebut, (para) auditor harus mengikuti perlakukan akuntansi
yang diatur di dalam kelompok yang posisinya menjadi landasan atau pada lapisan yang terletak lebih di baw
ah.
• Dalam akuntansi syariah memiliki landasan utama, yaitu landasan syariah yang bersumber pada Al Quran, A
l Hadist dan Fatwa Syariah yang dikeluarkan oleh lembaga yang berhak (Dewan Syariah Nasional). Oleh kar
ena itu seluruh ketentuan akuntansi yang bertentangan dengan prinsip syariah (landasan syariah) tidak boleh
dipergunakan.
Pemakai dan Kebutuhan Informasi Akuntansi
Syariah
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial pemilik dana qardk, pemilik dana
investasi mudharabalr, pemilik dana titipan pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf pengawas
syariah; karyawan; pemasok dan mitra usaha lainnya; pelanggan; pemerintah serta lembaga-lembaganya dan ma
syarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda
. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
Investor dan penaschat
Karyawan dan kelompok-kelompak

Pemberi dana qurdh Pemasok dan mitra usaha lainnya

Pemilik dana syirkah Para pelanggan berkepentingan

Pemilik dana titipan tertarik Pemerintah

Pengawas syariah Entitas syariah

Pembayar dan penerima zakat,


infak, sedekah dan wakaf
PROSES AKUNTANSI SYARIAH
INPUT DATA DASAR

Proses Akuntansi Syariah tidak berbeda dengan alur atau proses


akuntansi umum yaitu dimulai dari adanya transaksi yang dilakukan,
LEMBAR dibuat jurnal kemudian dibukukan dalam ledger atau buku besar,
JURNAL diterbitkan neraca percobaan, jurnal penyesuaian hingga di terbitkan
laporan keuangan.
Apabila Bank Syariah telah menggunakan computer dalam
BUKU BESAR penataan akuntansinya, yang diketahui oleh pada pelaksana hanya kode
PROSES transaksi debet dank ode transaksi kredit, bahkan terdapat beberapa
(General Ledger) transaksi yang jurnalannya dilakukan secara otomasi oleh computer, dan
akhirnya pelaksana hanya mengetahui cetakan seperangkat laporan
keuangan. Proses atau siklus akuntansi yang penataan akuntansinya
NERACA dilakuakan computer dapat di gambakan sebagai berikut :
PERCOBAAN
Jurnal penyesuaian, jurnal penutup dan jurnal koreksi ( jika di
perlukan )dilakukan pada hari kerja berikutnya atau di lakukan oleh
OUPUT LAPORAN kantor akuntan yang melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan
KEUANGAN tersebut. Jika akuntan konvensional di landasi pada peemikiran-
pemikiran system ekonomi kapitalis, maka dalam akuntansi syariah di
landasi pada system ekonomi islam, sehingga perlu kesamaan persepsi
tentang transaksi syariah, akun-akun dan akuntansi syariah dan laporan
keuangan syariah.
A. Paradigma Transaaksi Syariah
Transaksi Syariah Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas manusia memiliki akuntabilitas dan
nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik
dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha

B. Asas Transaksi Syariah C. Karakteristik Transaksi Syariah


Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan azas transaksi
Transaksi yang dilakukan oleh Entitas Syariah
syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan sebagai
berasaskan pada prinsip paradigma sebagai
berikut:
berikut:
1) Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
Persaudaraan (ukhuwah) 2) Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik.
3) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas
4) Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar, haram
Keadilan
5) Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan
usaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-
Kemaslahatan ghunmu bil ghurmi
6) Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk keuntungan
semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan menggunakan standar
Keseimbangan (tawazun) ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan
dalam satu akad
Universalisme (syumuliyah) 7) Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan, maupun melalui rekayasa penawaran
8) Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap
 
Pembagian akun dalam Akuntansi Syariah dapat
Akun – akun dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu akun riil
Akuntansi Syariah (neraca), akun nominal (laba rugi) dan ekstra komtabel yang
masing-masing memiliki karakteristik berbeda-beda

A. Akun riil (akun Laporan Posisi 1) Kelompok Aktiva


Keuangan / neraca) • Akun untuk Prinsip Jual Beli
Akun ini akan menghasilkan Laporan Posisi Keuangan • Akun untuk Prinsip Ujroh
(Neraca) dan memiliki karakteristik bahwa saldo akhir
• Akun untuk Prinsip Bagi Hasil
tutup buku akan dipindahkan sebagai saldo awal tahun
buku berikutnya:

2) Kelompok Pasiva

• Akun untuk Prinsip Wadiah (sumber


dana)
• Akun untuk prinsip mudharabah
(sumber dana)
 B. Akun Nominal (Akun Laporan Laba Rugi)

Akun nominal merupakan akun untuk mendukung pembuatan Laporan Laba Rugi. Akun ini memiliki karakteristik
saldo akhir tutup buku periode akuntansi dipindahkan akun Laba Rugi Berjalan, sehingga pada awal periode tahun
berikutnya saldonya dimulai dengan nihil.
Akun nominal secara umum untuk Lembaga Keuangan Syariah dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Pendapatan Usaha 3 )Pendapatan Usaha


Utama Lainnya

2)Hak Pihak Ketiga atas 4) Beban Usaha


Bagi Hasil
LAPORAN
KEUANGAN ENTITAS
SYARIAH
Berkaitan dengan Laporan Keuangan Entitas Syariah, dalam PSAK 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah di jelaskan sebagai berikut :
Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam
pengambilan keputusan ekonomi yang rasional, seperti:

investor (pemegang saham); karyawan; pemerintah;

pemasok dan mitra usaha


pemberi dana qardh; lainnya; lembaga penjamin
simpanan

pemilik dana syirkah temporer; pelanggan (nasabah)


masyarakat.
pemilik pembayar dan penerima zakat, infak,
otoritas pengawasan;
sedekah, dan wakaf;

pengawas syariah;
Bank Indonesia;
Unsur Laporan Keuangan Entitas Syari’ah
Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitas syariah antara lain
meliputi:
Aset Lancar
Laporan Posisi keuangan neraca
Dalam KDPPLK syariah dijelaskan tentang Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Kewajiban Jangka Pendek
Entitas Syariah sebagai berikut:
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas.

Laporan Laba Rugi (Laporan Kinerja) Penghasilan


Salah satu unsur Laporan Keuangan Lembaga Keuangan Syariah adalah laporan
tentang kinerja yang dilakukan dalam periode tertentu yaitu “Laporan Laba
Rugi”.Dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan Syariah Beban
dijelaskan tentang Kinerja
Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait yaitu PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Dalam PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan


Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat ini dibuat oleh
syariah dijelaskan bahwa entitas syariah harus menyajikan
Lembaga Keuangan Syariah sebagai laporan dalam
laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan menjalankan amanah dalam menjalankan pengelolaan dana .
keuangan

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana


Zakat
Dalam PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah
dijelaskan bahwa entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Zakat sebagai komponen utama.
Laporan Keuangan, yang menunjukkan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi
Hasil
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan Tujuan pembuatan laporan rekonsilasi pendapatan dan bagi
hasil ini antara lain untuk mengetahui
Dalam PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah
dijelaskan bahwa entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan
kebenaran pendapatan yang nyata-nyata diterima (cash
Penggunaan Dana Kebajikan sebagai komponen utama basis) yang diterima oleh Lembaga Keuangan
Syariah yang merupakan pendapatan yang dibagi hasilkan
dengan pemilik dana. Beberapa hal yang perlu
TERIMAKASIH

WAALAIKUMUSALAM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai