Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH CARA PEMBERIAN

TERHADAP ABSORBSI OBAT


DISUSUN OLEH :

Nama : Timur Muhamad Alfa Rizki


NIM : 1041911149
Kelompok :L
Tanggal Praktikum : 25 febuari 2021
A. TUJUAN
• Mahasiswa dapat mengenal, mempraktikkan, dan membandingkan cara-cara pemberian obat
terhadap kecepatan absorbsinya menggunakan data farmakologi sebagai tolak ukur.
• Obat merupakan sediaan tertentu dari bahan obat yang digunakan pada organisme hidup dan
dapat menimbulkan respon pada pemakaiannya. Farmakologi dapat didefinisikan sebagai
ilmu tentang interaksi antara senyawa kimia dan sistem biologi (Syamsuni,2006).
• Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis sesuai
dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya. Beberapa
obat dapat menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat pemberiannya. Rute
pemberian obat terutama dipengaruhi oleh sifat obat, kestabilan obat, tujuan terapi,
kecepatan absorbsi yang diperlukan, kondisi pasien, keinginan pasien, dan kemungkinan
efek samping
• Absorpsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat penberian, menyangkut
kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Kelengkapan dinyatakan dalam persen dari
jumlah obat yang diberikan. Tetapi secara klinik, yang lebih penting ialah bioavailabilitas.
Istilah ini menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang mencapai sirkulasi
sistemik dalam bentuk utuh atau aktif (Syarif, Amir,2007).
CARA PEMBERIAN OBAT
• Per oral

• Sublingual

• Parentral
• Intra vena
• Intra muscular
• Sub cutan
• Intra peritoneal
WAKTU YANG DIPERLUKAN
• 1. Onset adalah waktu yang diperluakn mulai dari obat diberikan sampai dengan obat
menimbulkan efek.
• 2. T 1/2 eliminasi adalah waktu yang diperlukan obat untuk mencapai efek terapi paling
maksimal sebelum obat mengalami ekskresi setengahnya.
• 3. Durasi adalah waktu yang diperlukan mulai dari obat menimbulkan efek sampai dengan
obat tersebut tidak berefek lagi (Tan Hoa Tjay, 2007).
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

• Spuit injeksi dan jarum (unit ) • Injeksi Phenobarbital


• Jarum berujung tumpul (untuk per oral)
• Hewan uji (mencit)
• Stopwatch
• Pipet volume
• CMC Na
• Labu takar • Aqua Pro Injection
• Aquarium kaca
• Pipet tetes
• Beaker glass
 
Disiapkan mencit masing-masing kelompok
 

Ditimbang dan diberi tanda, diperhitungkan volume dengan dosis 80


mg/KgBB

Diberikan luminal pada hewan uji (mencit)


 

Per oral Sub cutan Intra Intra


muscular peritoneal
(Dengan (Dibawah
jarum yang kulit (otot (otot rongga

SKEMA KERJA
tumpul) tengkuk) gluteusmax) perut)
 

Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi dimulai waktu


pemberian reflex balik badan dan waktu

Hilangnya reflex balik badan yang ditandai dengan hilangnya


kemampuan untuk membalikkan badan dan keadaan terlentang

Dihitung onset dan durasi masing-masing kelompok kemudian


Dilakukan perhitungan Anava 1 Jalan
DATA PENGAMATAN DARI ABSORBSI OBAT PADA
HEWAN UJI MENCIT DENGAN CARA PEMBERIAN
TERTENTU MENGGUNAKAN SEDIAAN LUMINAL NA

Waktu (menit) BB
Reflek balik badan Hewan
Cara Onset Durasi
tikus Pemberia Uji
pemberian (menit) (menit)
n
Hilang Kembali
1 12.22 14.00 22.30 98 510 22
2 Peroral 12.16 13.50 00.35 94 645 23
3 12.13 13.40 22.15 87 455 20
1 12.05 12.51 16.30 46 219 24
Intraperitonia
2 12.10 12.48 18.10 38 322 23
l
3 12.20 12.42 16.20 22 218 25
1 12.01 13.17 17.44 76 267 18
2 Subcutan 12.06 12.26 17.24 20 298 18.5
3 12.12 13.40 17.47 88 233 19
1 12.08 12.46 16.30 38 224 17.5
2 Intramuscular 12.11 13.35 16.40 84 175 21
3 12.23 13.50 16.35 87 165 19
1). PERHITUNGAN ONSET

P.O S.C I.P I.M

98 76 46 38
94 x 20 38 84
87 88 22 87

n = 3 n =3 n =3 n =3
x = 279 x = 184 x = 184 x = 209
x2 = 26009 x2 = 13920 x2 = 4044 x2 = 16069
= 93 = 61,33 = 35,33 = 69,67
2) Perhitungan Durasi

P.O S.C I.P I.M

510 267 219 224


645 298 322 185
x
515 247 218 165

n = 3 n = 3 n = 3 n = 3
x =1.670 x = 812 x = 759 x = 574
x2 = 941.350 x2 = 221.102 x2 = 199.169 x2 = 111.626
556,67 = 270,67 = 253 = 191,33
PEMBAHASAN
• Pada praktikum kali ini data yang kami dapatkan masing-masing kelompok diperoleh onset
dan durasi yang berbeda. Onset merupakan waktu yang diperlukan mulai dari obat diberikan
sampai dengan obat menimbulkan efek, sedangkan durasi merupakan waktu yang diperlukan
mulai dari obat menimbulkan efek sampai dengan obat tersebut tidak berefek lagi.
Berdasarkan teoritis onset yang paling cepat adalah intravena, karena obat disuntikkan ke
dalam pembuluh darah, sehingga obat tersebut lebih mudah dan lebih cepat diabsorbsi. Lalu
selanjutnya intra peritonial, karena obat disuntikkan ke dalam rongga perut yang banyak
pembuluh darah, sehingga obat tersebut lebih mudah dan lebih cepat diabsorbsi. Lalu ada
intra muskular, subkutan, dan yang terakhir peroral.
PEMBAHASAN
• Sedangkan pada percobaan yang ditemukan yang memiliki onset paling cepat yaitu
intraperitonial dengan rata-rata membutuhkan waktu 35,33 menit, dibandingkan dengan per
oral 93 menit, sub cutan 61,33 menit,dan intra muskular 69,67 menit. Sementara itu durasi
yang paling singkat yaitu intramuskular dengan rata-rata membutuhkan waktu 191,33 menit,
subkutan 270,67 menit, dan intraperitonial 253 menit, peroral 556,67 menit.
KESIMPULAN

• Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa cara pemberian dapat mempengaruhi
absorbsi suatu obat. Sehingga dapat juga berpengaruh pada kecepatan obat untuk
menimbulkan efek hingga tidak menimbulkan efek kembali.
• Luminal/Phenobarbital mempunyai aktivitas yaitu hipnotik dan sedative.
• Onset dan durasi dipengaruhi oleh kelarutan obat, pengosongan lambung, luas permukaan
serta rute pemberian obat. Kesalahan teknik dan patofisiologi terhadap hewan uji dapat
mempengaruhi proses absorbsi obat dalam tubuh.
• Kesalahan teknik cara pemberian dan perhitungan dosis dapat mempengaruhi proses
absorbsi obat dalam tubuh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai