Anda di halaman 1dari 29

KEDOKTERAN KERJA

PEKERJA KULI BANGUNAN

Penguji :
Dr. Alidina Nur Afifah, M.K.M
Oleh :
Dhea Handyara
2015730029
ID ENTITAS P ASIEN

• Nama : Tn. Dedeng


• Alamat : Jl. H Munir. Warudoyong selatan. Karawang
• Usia : 40 tahun
• Kedudukan dalam keluarga : Kepala Keluarga
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Kuli Bangunan
• Perusahaan : Pribadi (Non PT)
• Status Perkawinan : Menikah
• Tanggal kunjungan : Sabtu, 4 Juli 2020
ANAMNESIS

Keluhan Utama
• Nyeri Punggung.

Keluhan Tambahan
• Gatal pada kedua kaki.

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluh nyeri punggung hilang timbul. Nyeri dirasakan sejak


5 tahun terakhir. Nyeri dirasakan lebih berat pada saat bungkuk,
bekerja dan pada malam hari. Pasien juga mengeluhkan sering
merasakan gatal-gatal terutama pada kakinya setelah bekerja pada
bagian pengedukan semen. BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien sudah bekerja sebagai kuli bagunan selama 15 tahun,


pasien tidak pernah mengalami kecelakaan kerja dan juga tidak
memiliki penyakit berat.
• Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, asma, penyakit jantung,
dan diabetes melitus.

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada.
• Pernah minum
• Pasien mengaku makan
obat anti nyeri dari
Riwayat teratur sehari 3 kali,
warung, keluhan
Pengobata pasien merokok 1 bungkus
membaik. Jika
n perhari, mengkonsumsi
nyeri pasien
kopi 2 gelas perhari, tidak
menggunakan koyo
mengonsumsi alkohol,
Riwayat ventilasi rumah yang baik
Psikososial dan udara dalam ruangan
baik.
• Pasien tinggal bersama
• Riwayat alergi istri, dan ketiga anaknya.
Riwayat makanan, obat Istri pasien seorang ibu
Alergi dan cuaca tidak rumah tangga. Status
ada. ekonomi menengah
RIWAYAT PEKERJAAN

1. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan Alat yang digunakan Tempat Kerja Lama Kerja


Kuli Bangunan  Semen Tempat renovasi rumah di jl.  Bekerja sebagai kuli
 Pasir H.Munir. Rengasdengklok- bangunan di tempat tsb
 Batu Bata Karawang. sudah 1 bulan, tiap hari
 Air nya bekerja 9 jam/hari.
 Cat  Senin – Minggu dari jam
 Ember 08.00 - 17.00 WIB
 Cangkul  Jam istirahat pada jam
 Gergaji 12.00 – 13.00 WIB
 Palu  (Sudah bekerja sebagai
 Tang kuli bangunan selama 15
 Obeng tahun yang lalu).
 Kayu
 Bor
 Penggaris
 Meteran
 Gurinda
 Dll
Bahan yang Digunakan

Pasir Batu Air Cat Ember Cangkul


Gergaji Palu Cetok Tang Cangkul Obeng

Kayu Bor Skrap Penggaris Meteran Gurinda

Pasir Batu Air Tangga Ember Dll


Cara Melakukan Pekerjaan Detail Aktivitas Jam Kerja
• Pasien bekerja sebagai kuli bangunan sejak Urutan aktivitas jam kerja: Senin – Minggu, jam 08.00 – 17.00

15 tahun yang lalu. Setiap harinya WIB


Dengan detail aktivitas seperti berikut:
melakukan pekerjaan tidak menentu
karena tiap harinya pasti ada progress 07.00-07.30 : Pasien mandi, sarapan, berangkat dari rumah jarak 2
km dari tempat kerja.
pekerjaan yang akan dilakukan. Banyak
pekerjaan yang biasa dilakukan oleh pasien 07.30-08.00 : Persiapan untuk bekerja (ganti pakaian dengan pakaian
untuk kerja)
seperti pasang bata, ngaduk semen,
plester tembok, pasang kramik, batu bata, 07.30-12.00 : Pasien bekerja tidak tetap tiap harinya, sesuai dengan
kebutuhan pekerjaannya, dimulai dari pasang bata, ngaduk semen,
mengelas, memotong besi, kayu, keramik
plester, pasang kramik. Selama bekerja kadang istirahat untuk
dll. Pasien bekerja di tempat terbuka yang
beberapa saat.
dipenuhi dengan debu dan suhu yang cukup
12.00-13.00 : Istirahat
panas.
13.00-16.30 : Bekerja, kegiatan tergantung kebutuhan

16.30-17.00 : Shalat ashar, coffe break dan persiapan untuk pulang


(ganti pakaian untuk pulang)
BAHAYA POTENSIAL

Urutan Bahaya Potensial APD Potensi Resiko


Kegiatan gangguan Kecelakaan
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologis kesehatan Kerja

Memasang Panas -   -   Gerakan Stress Sarung Biang keringat Tertindih batu


bata Debu berulang Bosan tangan Dehidrasi bata
Dislokasi
LBP
Mengaduk Panas Serbuk - Membungkuk Stress Sarung Biang keringat Tertimpa
semen Debu semen Gerakan Bosan tangan Dehidrasi cangkul
berulang   Batuk
DKI
LBP
Tidak fokus

Plester Debu - - Gerakan Stress Sarung Dislokasi Terjatuh


berulang Bosan tangan Batuk
Dehidrasi
Urutan Bahaya Potensial APD Potensi Resiko
Kegiatan gangguan Kecelakaan
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologis kesehatan Kerja
Pasang Bising - - Gerakan Stress Sarung Dehidrasi Tertindih
keramik Debu berulang bosan tangan Dislokasi keramik
membungkuk NIHL
LBP
Mengangkat - - - Gerakan Stress Sarung LBP Tertindih beton
beton berulang Bosan tangan

Gerakan Sarung
Memotong besi Bising - - Stress Corpus alineum Terkena
berulang,
dan keramik Percikan Bosan tangan sklera. serpihan kaca,
Membungkuk.
Api Percikan api,
Jongkok.
  terpotong
mesin.

Saran : APD sarung tangan, boots, gogles, topi kepala,


earmuff, dll
GAMBAR DILOKASI
KERJA
KATEGORI KESEHATAN

A. Penetapan Medis dan Rekomendasi :


B. Kategori Fitness-to-Work
• Fit to Work
• Terhadap diri sendiri :
Fit untuk semua jenis pekerjaan.
Pekerja tersebut mampu melaksanakan pekerjaan, Layak bekerja.
namun berisiko terjadinya gangguan kesehatan akibat
kerja yang lebih dari 8 jam.

• Terhadap Lingkungannya :

Pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan lebih dari 8


jam tetapi dengan resiko gangguan kesehatan akibat
kerja.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan Umum : Baik BB : 65 Kg
TB : 170 cm
Kesadaran : Compos Mentis MT : BB(kg)
TB 2 (m)
Tanda Vital = 65/1,72 kg/m2
= 22,4
Tek. Darah : 120/80 mmHg IMT Normal

Frek. Nadi : 92 x/menit

Frek Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36.5C

  Dalam batas normal


STATUS GENERALISATA

Kepala Normocephal, rambut berwarna hitam dan putih.


Distribusi merata. Tidak rontok.

Mata Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Reflek Pupil (+/+), Isokor,
d=3 mm, edema palpebra (-/-), pegerakan mata ke segala arah baik.

Hidung Epistaksis (-/-), septum deviasi (-), sekret (-/-)

Telinga Normotia, nyeri tekan daun telinga (-/-), serumen (-/-), membrane
timpani intak.

Mulut Mukosa bibir lembab (+), stomatitis (-), faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1,
caries (-)
Leher Trakea ditengah. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Tidak ada
pulsasi/bendungan JPV. Tidak ada pembesaran tiroid. Tidak ada otot bantu
nafas.

Thoraks Simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, suara napas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop
(-).

Abdomen Supel, BU (+), perkusi timpani, nyeri tekan abdomen (-), turgor kulit dalam
batas normal, hepatosplenomegali (-)

Ekstremitas Akral hangat (+), turgor baik, sianosis (-), CRT < 2 dtk, edema pada tepi kuku
(-), onikolisis (-),
STATUS
Pemeriksaan STATUS PEMERIKSAAN
DERMATOLOGI
neurologis GENITALIS PENUNJANG
KUS

Motorik sensorik Gatal, terdapat luka bekas


baik. garukan, luka lecet dan
Tidak ada kelainan Tidak dilakukan
Refleks patella (-) memar pada tangan dan kaki
Refleks achilles (-) pemeriksaan
akibat terkena benda-benda di
Refleks patologis
sekitar tempat kerja
(-)
ANALISIS HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENYAKIT YANG DIDERITA

Pemeriksaan ruang / tempat kerja :

Ruang lingkup pekerja sangat berisiko mengakibatkan penyakit akibat kerja.


Pekerjaan dilakukan di ruang terbuka dengan debu yang banyak dan suhu yang cukup
panas. Menggunakan bahan-bahan yang mengandung zat kimia, baik berasal dari semen
maupun cat. Kemudian cara bekerja yang cukup lama, setiap hari dari senin sampai
minggu dengan kira-kira 8-9 jam perhari.
Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:

Pak Dedeng mengeluhkan sering sakit dibagian punggung. Hal ini diakibatkan karena
seringnya mengangkat benda-benda yang berat serta melakukan kegiatan yang sama secara
terus menerus dalam waktu yang cukup lama (8-9 jam perhari). Selain itu pak Dedeng juga
mengeluhkan gatal-gatal yang kemungkinan merupakan efek dari bahan kimia yang berasal
dari semen. Karena beliau memaparkan bahwa hal ini terasa jika ia bekerja di bagian
pengadukan semen, tetapi jika ia tidak lagi berkontak langsung dengan semen, maka keluhan
lama-lama berkurang.

Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan:

Aktivitas di luar pekerjaan selain kuli bangunan tidak ada. Pak Dedeng sudah bekerja
selama 15 tahun sebagai kuli bangunan dan beliau tidak memiliki pekerjaan lain.
ALUR DIAGNOSIS PAK

Langkah I : Untuk mengetahui • Kasus : LBP. Pasien merupakan seorang kuli bangunan yang
diagnose klinis melalui anamnesis, memiliki keluhan nyeri punggung yang sudah berulang sejak 5
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tahun yang lalu, dalam pekerjaannya tidak ergonomis, statis,
penunjang. dan dalam pekerjaannya tidak menggunakan APD.

Langkah II : Menentukan pajanan dengan


menilai produk yang dihasilkan, barang • Kasus : Kuli bangunan merupakan individu yang sangat
yang digunakan, cara bekerja, proses berisiko , kemungkinan adanya kesalahan dari proses bekerja,
bekerja, APD, dan juga deskripsi semua dan terpajan dengan bahan semen tanpa menggunakan APD.
pekerjaan yang dilakukan.

Langkah III : Menentukan


• Kasus : Diagnosa klinis skenario LBP karena faktor ergonomi
hubungan pajanan dengan diagnosa
dan DKI e.c semen.
klinis.
• Kasus : Pasien sudah bekerja sebagai kuli bangunan
Langkah IV : Menentukan
selama 15 tahun, bekerja dari senin-minggu dari jam
besarnya pajanan.
08.00-17.00 dan tidak menggunakan APD lengkap.

• Kasus : Pasien tidak memiliki riwayat alergi


Langkah V : Menentukan
terhadap zat kimia dan tidak memiliki riwayat
faktor individu yang berperan.
penyakit lain.

Langkah VI : Menentukan
• Kasus : Tidak memiliki pekerjaan lain.
pajanan di luar tempat kerja.

Langkah VII : Menentukan


diagnosis penyakit akibat • Kasus : Suspect LBP dan DKI karena PAK.
kerja.
MENEGAKKAN DIAGNOSA PENYAKIT AKIBAT KERJA

Diagnosa Kerja : Diagnosa Okupasi : Kategori Kesehatan

Low Back Pain M54.5 Low Back Pain


“Kesehatan baik cukup
baik dengan kesehatan
yang dapat dipulihkan”

L24.0 Irritant Contact


Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis due to cement
PROGNOSIS

Ad Vitam
Dubia Ad Bonam (menyangkut kehidupan)

Ad Sanasionam
Dubia Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)

Ad Fungsionam
Dubia Ad Bonam (menyangkut fungsional)

Prognosa Okupasi
Dubia Ad Bonam
PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAANNYA

Jenis Rencana Tindakan Target Waktu dan Evaluasi Keterangan

Permasalahan

Low Back Pain Kuratif:  1 minggu gejala sudah Penyakit dapat

Analgetik : Paracetamol 500-100 mg/hari. 3-4x/hari tiap hilang, gejala sembuh dipulihkan

4-6 jam atau berkurang.  

Latihan otot pinggang.  Penderita memahami

Preventif: cara mengatasi dan

 Kurangi posisi statis (tidak lebih dari 2 jam). mencegah terjadi

 Hati-hati ketika mengangkat barang yang berat. kembali LBP.

 Memakai alat bantu kerja seperti gerobak dan

mengangkat bersama-sama ketika barang terlalu

berat

 Melakukan pemanasan sebelum bekerja.

 Relaksasi otot-otot secara berkala misalnya tiap 30

menit

Promotif:

 Penyuluhan dan edukasi tentang LBP


Dermatitis Kontak Iritan Kuratif:  Dalam 1 bulan keluhan Penyakit dapat

 Kompres NaCl 0,9% kompres terbuka dengan kassa sudah hilang atau dipulihkan

 Glukokortikoid (prednisone 60 mg dalam 2 minggu berkurang

pertama)  Pasien memahami cara

 Anti histamin : Cetirizine 10 mg 1x/hari mengatasi dan mencegah

Preventif: terjadi kembali DKI

 Jauhi dari bahan iritan.

 Melakukan proteksi misalnya dengan

sepatu/sarung tangan

Promotif:

• Penyuluhan dan edukasi tentang DKI.

Jam kerja yang terlalu Bekerja dengan memakai shift pagi dan sore, agar Setiap bekerja Pembuatan shift

lama / istirahat kurang pekerja dapat bekerja maksimal dan tidak mudah   dapat mengurangi

lelah dan menghindari stress dan bosan keluhan dan

berkepanjangan. meminimalisir bahaya

kerja
Kurangnya APD dan  Bekerja sama dengan penyedia jasa untuk Seumur hidup selama APD dapat

ketidaktahuan menyediakan APD yang sesuai standar. bekerja mengurangi


 Mewajibkan penggunaan APD yang sesuai
pentingnya keluhan-keluhan
standart yang direkomendasikan.
penggunaan APD pasien
Dengan :
 Helm dengan filter cahaya
 Kacamata (google)
 Masker
 Baju keselamatan/apron
 sarung tangan
 sepatu boots
 Proteksi pendengaran

 Edukasi tentang pentingnya menggunakan

APD.

 Pelatihan K3.
PEMECAHAN MASALAH

Untuk pemecahan masalah terhadap kasus diatas, saya menyimpulkan bahwa, seharusnya perlu

dilakukan pengajuan kepada penyedian jasa untuk melakukan penggantian shift pagi dan sore. Hal ini

bertujuan agar pekerjaan menjadi lebih maksimal seta menghilangkan atau meminimalisir resiko

terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Perlu juga pengajuan untuk memfasilitasi alat-alat pelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan

pekerja serta berbagai penyuluhan atau edukasi tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri.

Penyuluhan yang baik dapat meminimalisir sangat efektif terhadap resiko kecelakaan kerja. Kita

sebagai dokter umum dapat memberikan masukan dan pengetahuan K3 melalui konseling dimana saat

pasien yang datang dengan keluhan akibat pekerjaan yang dikerjakan. Selain itu, kita dapat memberi

masukan alat pelindung diri apa yang cocok untuk digunakan saat bekerja, posisi apa saja yang baik,

bagaimana mencegah agar tidak terjadi penyakit akibat kerja dan sebagainya.
KESIMPULAN

• Segala sesuatu yang terjadi di tempat kerja adalah hasil dari orang itu sendiri. Pasien ini

mengalami low back pain yang disebabkan karena pekerjaan statis, tidak ergonomis,

gerakan berulang yang telah dilakukan dalam waktu yang lama. Juga mengalami dermatitis

kontak iritan karena kelalaiannya sendiri karena tidak menggunakan alat pelindung diri.

Tapi kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada beliau, karena bisa saja terjadi

karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya alat pelindung diri.

• Usaha menghindari kecelakaan khususnya di lokasi kerja, dengan meningkatkan rasa

tanggung jawab pada saat bekerja sebagai kuli bangunan, pemakaian pelindung yang tepat,

pengaturan waktu, dan menjaga agar otot tetap rileks.

• Selain itu faktor kebiasaan dari pekerja yang meremehkan pemakaian APD. Dan di

karenakan kurangnya sosialisasi serta traning dan penyuluhan manfaat penggunaan APD.

Belum di tetapkannya peraturan dan hukuman jika para pegawai tidak menggunakan APD.
SARAN

• Pekerjaan yang statis dalam waktu lama memilik dampak negatif bagi kesehatan.
Jangan meremehkan hal tersebut. Maka dari itu sesekali lakukanlah kegiatan-kegatan
ringan untuk merelaksasi otot agar tidak tegang.

• Alat pelindung diri yang sesuai juga wajib digunakan walaupun hanya melakukan
pekerjaan ringan di tempat kerja. Walau terlihat atau dirasakan hanya sebuah
pekerjaan mudah dan ringan sehingga timbul kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

• Dari semua hal ini yang terpenting adalah tanggung jawab dan kedisiplinan pekerja /
individu itu sendiri dalam mengendalikan resiko yang mungkin terjadi pada dirinya.
ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai