(
c
)
Gambar 2. Globul
mikroemulsi teragregasi
(a); yang mengakibatkan
terjadi tumbukan antar
globul mikroemulsi (b) ;
perubahan ukuran globul
mikroemulsi dikarenakan
penggabungan fase internal
(ukuran globul membesar)
(c).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, digunakan tehnik low energy,
dimana mikroemulsi askorbil palmitat terbentuk secara
spontan dengan adanya pengadukan menggunakan mikser
dengan kecepatan 3000 rpm, ukuran globul yang kecil
dihasilkan dari proses penurunan tegangan permukaan
oleh surfaktan, konsentrasi surfaktan 38% dengan
perbandingan lesitin dan tween 1:10, menghasilkan
mikroemulsi yang jenih dengan ukuran globul kurang dari
0,1µm (Gambar 1)
Stabilitas Fisik
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuisioner,
stabilitas fisik dari mikroemulsi mengalami perubahan
secara organoleptis, yaitu perubahan warna, namun tidak
mengalami sedimentasi dan perubahan homogenitas, dari
stabilitas pH dan visikositas, sediaan mengalami
perubahan, perubahan ini disebabkan adanya produk
degradasi dari askorbil palmitat. Perubahan globul dari
mikroemulsi diawali dengan adanya agregasi, kemudiaan
terjadi tumbukan sehingga menghasilkan globul emulsi
yang semakin membesar (Gambar 2).
(A) (B)
• Gambar 3. Foto kondisi kulit punggung kelinci yang
mengalami edema dengan kategori edema sedikit
berbatas jelas (a). Foto kondisi kulit punggung kelinci
yang mengalami eritema dengan kategori eritema sedikit
berbatas jelas (b).
•
KESIMPULAN
Pada sediaan mikroemulsi vitamin C palmitat
terdegradasi melaluii jalur oksidasi dan hidrolisis. Stabilitas
fisik sediaan mikroemulsi vitamin C palmitat berdasarkan
parameter pH, visikositas dan organoleptis mengalami
perubahan. Uji iritasi primer sediaan tersebut menghasilkan
indeks sedikit mengiritasi.
Terimakasih