Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOKIMIA

TRANSKRIPSI EUKARIOT

Dosen :
Kurniawati, S.Kep.,M.Kes.Ns.

KELOPOK 4
Disusun Oleh :
DELLA AZZAHRA (184820103011)
HENSA PRADANA (184820103019)
RAHMA APLIA MAHBUBA(184820103036)
YUNEVY FATHIA (184820103048)

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
PALEMBANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit


mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat
itu disebut dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida
disebut asam ribonukleat (RNA).

DNA (deoxyribonucleic acid) adalah asam nukleat yang merupakan


biomolekul penyusun organisme yang terdapat dalam sel, umumnya pada inti sel
(nukleus) yang berperan sebagai materi genetik, yang terdiri dari gugus fosfat, gula
deoksiribosa, basa nitrogen, yang terdiri dari Adenin(A), Guanin (G), Sitosin (C)
Timin (T).

DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab
antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan
fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida
lainnya. Fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah
fungsi fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi
individu organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini
dilaksanakan melalui ekspresi gen, yang tahap pertamanya adalah proses transkripsi,
yaitu perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan basa molekul RNA.

Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan


salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (templat)nya. Pengertian asli
transkripsi adalah alih aksara atau penyalinan. Di sini, yang dimaksud adalah
mengubah teks DNA menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa
nitrogen timina di DNA yang pada RNA digantikan oleh urasil.

Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di
dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju
sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli tetap terlindung,
sementara hasil kopinya ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang
dikandungnya. Jika RNA rusak, akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.
BAB II

PEMBAHASAN

Transkripsi Pada Eukariot

Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai


DNA, sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA.
Secara fungsional, transkripsi diartikan sebagai transfer informasi genetik yang
terdapat dalam urut-urutan nukleotida DNA menuju ke urut-urutan nukleotida RNA
(Ayala, 1984 dalam Corebima, 2002); atau penyalinan atau perekaman informasi
genetik yang ada pada DNA (berupa urutan nukleotida) yang menghasilkan salinan
atau rekaman berupa urutan nukleotida RNA dan menggunakan DNA sebagai
template (cetakannya) (Corebima, 2002). Perhatikan Gambar 1 berikut!

Gambar 1. Proses Transkripsi

Sebagaimana dibahas sebelumnya, bahwa dalam transfer informasi genetik


dari DNA ditranskripsikan menjadi RNA. Namun telah diketahui bahwa DNA
merupakan untai ganda, sedangkan RNA hanya memiliki untai tunggal (Gardner,
E.J., Simmons, M.J., & Snustad, D.P., 1991). Sebelum proses transkripsi, perlu
diketahui terlebih dahulu untai DNA pengkode RNA. Untai sense atau untai
pengkode adalah segmen DNA dengan konformasi 5'->3', sedangkan
komplementernya adalah untai antisense yang memiliki konformasi 3'->5'. Untai
sense memiliki sekuens yang sama dengan RNA, dengan kata lain untai antisense
sebagai template selama transkripsi.
Gambar 2. Gen lengkap

Dogma central mengandung semua informasi yang terkandung dalam DNA,


kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan
beberapa informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein
melalui proses yang disebut translasi.

Gen adalah bagian kromosom yang akan digunakan untuk mengkode protein.
Gen memiliki daerah exon, intron dan daerah regulator.
Exon adalah daerah pada gen yang diterjemahkan digunakan untuk mengkode
pembentukan protein.
Intron adalah bagian dari gen yang tidak dipergunakan untuk menterjemahkan kode
protein tertentu. Bagian intron akan dihilangkan pada waktu pemrosesan RNA.
Daerah regulator adalah daerah yang dikenali faktor pembentukan transkripsi.

1. BAGIAN BAGIAN GEN

1.1 Upstream
Merupakan bagian gen yang terletak di hulu/depan. Transkripsi tidak dimulai
di sembarang tempat pada DNA, tapi dimulai di bagian hulu (upstream) dari gen yaitu
promote. Urutan DNA spesifik yang berperan mengendalikan transkripsi gen
struktural, tempat awal pelekatan DNA polimerase. Promote yang terletak di bagian
hulu ini merupakan daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi. Suatu promoter mencakup titik awal transkripsi (nukleotida dimana
sintesis RNA sebenarnya dimulai) dan biasanya membentang beberapa lusin
pasangan nukleotida “upstream ” (ke depan/ke hulu) dari titik awal.
Promoter juga dapat menetukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang
digunakan sebagai cetakan. Bagian-bagian tertentu suatu promoter sangat penting
untuk pengikatan RNA polimerase. Hanya setelah faktor transkripsi tertentu diikat
pada promoter barulah RNA polimerase mengikatkan diri pada promoter tersebut.
Susunan yang lengkap antara faktor transkripsi dan RNA polimerase yang
mengikatkan diri pada promoter disebut kompleks inisisasi transkripsi.

Interaksi antara RNA polimerase eukariotik dan faktor transkripsi merupakan


suatu contoh betapa pentingnya interaksi protein-protein dalam mengontrol
transkripsi eukariotik. Faktor penting dalam suatu urutan DNA promoter biasa
disebut boks TATA dalam membentuk kompleks inisiasi. Begitu polimerase terikat
kuat pada DNA promotor, kedua untai DNA mengulur disana, dan enzim mulai
mentranskripsi untai cetakannya.

1.1. Fungsi upstream:

1. Tempat awal dimulainya transkripsi


2. Mengendalikan transkripsi gen struktural
3. Tempat awal perlekatan DNA Polymerase
4. Menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai
cetakan.

1.2 Transcribed (Coding Region/Gen Struktural)


Merupakan bagian yang mengkode urutan nukleotida RNA. Transkripsi
dimulai dari sekuens inisiasi transkripsi (ATG) sampai dengan kodon stop
(TAA/TGA/TAG). Bagian struktural adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir
(downstream) dari promoter. Bagian inilah yang mengandung urutan DNA spesifik
(kode-kode genetik) yang akan ditranskripsi.
1.3 Terminator (Downstream)

Menunjukkan bahwa pengkodean DNA berakhir. Terminator adalah bagian


gen yng terletak di sebelah hilir dari bagian struktural yang berperanan dalam
pengakhiran (terminasi) proses transkripsi. Fungsinya adalah memberikan sinyal
kepada RNA polymerase agar menghentikan proses transkripsi. Model transkripsi
pada eukariota transkripsi berlangsung secara Monosistronik (mono= satu) sistim
yang mengacu pada satu tempat (site) start atau kodon memulai (AUG) dan satu
kodon terminasi (UGA , UAG atau UAA) .

2. EKSPRESI GEN
Ekspresi gen adalah serangkaian proses penerjemahan informasi genetik dalam
bentuk urutan basa pada DNA atau RNA menjadi protein (fenotipe). Informasi yang
dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila tidak
diekspresikan menjadi fenotipe.
Sel-sel tubuh kita berbeda walaupun gen/DNA-nya sama. Misalnya sel neuron
lebih besar dari sel lymphocyte. Dalam ekspresi gen, contohnya pada gen tertentu
(mis : gen C) pada saat dikandungan diekspresikan kecil, tetapi pada saat dilahirkan
ekspresinya meningkat sedangkan ekspresi gen A dan B kebalikannya. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor, diantaranya: faktor lingkungan atau dari dalam sel itu sendiri
yang memicu ekspresi sel tersebut.

2.1 Proses Ekspesi Gen


Pada saat transkripsi DNA double helix menghasilkan salinan yang dipicu
oleh enzim RNA polymerase yang akan membentuk RNA. Yang digunakan sebagai
cetakan adalah DNA dari 3’-5’ (nomor atom gula penyusun DNA). Sehingga
dihasilkan RNA dari 5’-3’. Arahnya satu arah: 3’-5’ yang digunakan sebagai cetakan,
bisa digunakan bagian atas/bawah, tetapi cetakannya tetap 3’-5’.
Untuk melakukan penyalinan perlu enzim RNA polymerase: I, II, III. Yang paling
banyak digunakan untuk membentuk RNA yang memkode protein RNA polymerase
II, RNA polymerase I: pembentukan rRNA, RNA polymerase III: rRNA dan tRNA.
Hampir seluruh gen memiliki daerah pada promotor yang memiliki susunan basa
(TATA box) karena bentuknya banyak basa nitrogennya TATA. Biasanya memiliki
25 bp (base pair) upstream (+ 25 dari titik nol gen) yang merupakan daerah pertama
(start point of transcription). TATA box digunakan untuk membaca sehingga dapat
diketahui dimana suatu gen dimulai disalin. Jadi TATA box merupakan daerah awal
transkripsi.
Elemen merupakan sequens/urutan nukleotida pada DNA dengan suatu urutan
basa tertentu (dengan motif tertentu) yang akan dikenali oleh faktor transkripsi
terutama TATA box dan faktor/elemen lain yang membantu memulai proses
transkripsi. Elemen lain itu memiliki susunan nukleotida tertentu (motif TTT) yang
akan dikenali faktor transkripsi umum (general transcription factor) yg sama untuk
semua gen. Faktor transkripsi akan membantu pelekatan RNA polymerase pada
daerah promotor gen untuk memulai proses transkripsi. Proses mulai transkripsi
banyak yang terlibat. Ada faktor-faktor transkripsi yang membantu TATA box yang
mengenali RNA polymerase.
Daerah regulator gen tidak selalu di depan, tapi bisa di belakang atau di
tengah. Kesemuanya akan mempengaruhi apakah RNA polymerase dapat
berjalan/bekerja dengan baik atau tidak. Bila ada repressor maka akan menghambat
proses pelekatan aktifator transkripsi sehingga RNA polymerase tidak bekerja dan
pergi sehingga proses trankripsi tidak akan terjadi. Bila ada activator maka akan
membantu RNA polymerase untuk bekerja, tetapi kalau repressor maka akan
menghambat kerja RNA polymerase sehingga proses transkripsi tidak berjalan.
Selanjutnya RNA yang terbentuk (mRNA) akan mengalami pemerosesan mRNA
yaitu capping, splicing, Penambahan poly A. Lalu mRNA akan keluar dari inti sel dan
menuju ribosom. Di ribosom akan terjadi proses translasi, penerjemahan kedalam
bahasa asam amino (AA). Kemudian akan terbentuk protein. Protein setelah dibentuk
perlu diproses lebih lanjut agar bisa digunakan (folding).
2.2 Operon

Sekelompok gen-gen yang berhubungan fungsinya bersama dengan operator


dan promotornya disebut operon. Dalam genetika, operon adalah unit fungsi DNA
genomik yang mengandung sekelompok gen di bawah kendali dari sinyal regulasi
tunggal atau promoter. Gen-gen ditranskripsi bersama-sama ke sebuah untai mRNA
dan baik diterjemahkan bersama dalam sitoplasma, atau menjalani trans-splicing
untuk membuat mRNA monosistronik yang diterjemahkan secara terpisah, yaitu
beberapa helai mRNA yang mengkodekan setiap produk gen tunggal. Hasil dari ini
adalah bahwa gen-gen yang terkandung dalam operan baik dinyatakan bersama-
sama atau tidak sama sekali.

Operon lac (singkatan dari operon yang mengkode enzim-enzim yang dapat
memetabolisme laktosa) aktif sendiri dan menjadi tidak aktif jika berikatan dengan
laktosa. Operon hanya terdapat pada prokariot dan operon tidak terdapat pada
eukariot karena gen yang mengkode protein yang berfungsi bersama-sama biasanya
terletak di kromosom yang berbeda, misalnya gen untuk rantai globin-α hemoglobin
terletak di kromosom 16,sedangkan gen untuk rantai globin β terletak di
kromosom.Situasi ini berbeda dari bakteri, dimana gen yang mengkode protein yang
berfungsi bersama-sama terletak berdampingan satu sama lain dalam operon,operon
dikontrol oleh sebuah promoter.

Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu :

1. DNA templat (cetakan) yang terdiri atas basa nukleotida Adenin (A),
Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S)
2. Enzim RNA polimerase
3. Faktor-faktor transkripsi
4. Prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).

3. RNA Polimerase
RNA polimerase merupakan enzim yang mengkatalisis proses transkripsi. Jika
susunannya lengkap α2ββ’σ disebut holoenzim. Jika yang ada σ hanya α2ββ’ disebut
core-enzyme.
Fungsi sub-sub unit itu:
α = diduga berfungsi dalam penyusunan enzim
β = berfungsi dalam pengikatan nukleotida
β’ = berfungsi dalam penempelan DNA
σ = berfungsi untuk mengarahkan agar RNA polimerase menempel pada promotor.
3.1 Enzim Polimerase pada Transkripsi Eukariot

1. RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar gen rRNA.


Enzim ini terdapat di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap α-
amanitin.
2. RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen penyandi
protein dan beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat
di dalam nukleoplasma dan sangat sensitif terhadap α-amanitin.
3. RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen tRNA, 5S
rRNA, U6 snRNA dan beberapa RNA kecil lainnya. Enzim ini terdapat di
dalam nukleoplasma dan agak sensitif terhadap α-amanitin.

Di samping enzim-enzim nuklear tersebut, sel eukariot juga mempunyai RNA


polimerase lainnya di dalam mitokondria dan kloroplas.

3.2 Pengenalan promoter


Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA,
kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya
penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan,
kedua untai DNA segera menyatu kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali
terjadi di suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA
polimerase di sisi 5’ (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan
ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter.

4.Proses Transkripsi
4.1 Inisiasi
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat
pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau
tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk
gen yang akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak
inisiasi dan sintesis RNA pun segera dimulai.

4.2 Elongasi
Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada untai
DNA cetakan membentuk kompleks transkripsi. Selama sintesis RNA berlangsung
kompleks transkripsi akan bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan sehingga
nukleotida demi nukleotida akan ditambahkan kepada untai RNA yang sedang
diperpanjang pada ujung 3’ nya. Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung
dari arah 5’ ke 3’, sementara RNA polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’
di sepanjang untai DNA cetakan.
4.3 Terminasi
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi
atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai
DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi
ketika RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut
dengan terminator.
Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi
yang hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan
terminasi yang memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara
keduanya terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa
palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan
yang sama jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan palindom
ini biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang
dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop).
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya.
Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60
nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang
ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga
gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat
penyelesaian yang berbeda-beda.
5. Pemprosesan Pasca Transkripsi

Pada eukariot transkripsi berlangsung di dalam nucleus sedangkan translasi


berlangsung di dalam sitoplasma dengan demikian translasi baru dapat dijalankan jika
proses transkripsi sudah selesai dilakukan. Jeda waktu semacam ini disebut fase pasca
transkripsi. Pada fase ini terjadi beberapa proses yang unik pada eukariot antara lain
(1) pemotongan dan penyambungan RNA (RNA spilicing), (2) poliadenilasi
(penambahan gugus poli-A pada ujung 3’ mRNA), (3) penambahan tudung (cap)
pada ujung 5’ mRNA.

5.1 Pemotongan dan Penyambungan RNA (splicing)

Gambar Proses Splicing RNA


5.2 Poliadenilase

Transkipsi mRNA pada eukariot juga mengalami pemrosesan dalam bentuk


penambahan poliA (rantai AMP) pada ujung 3’ sepanjang kurang lebih 200-250
nukleotida. Penambahan poliA tersebut ditambahkan pasca-transkripsi karena tidak
ada bagian gen yang mengkode rangkaian A atau T semacam ini. Penambahan
tersebut dilakukan dengan menggunakan aktivitas enzim poli (A) polimerase yang
ada di dalam nucleus. Sebagian mRNA mengandung poliA, kecuali mRNA histon.

Penambahan poli A pada ujung 3’ meningkatkan stabilitas mRNA sehingga


mRNA mempunyai umur yang lebih panjang dibandingkan dengan mRNA yang tidak
mempunyai poliA. Selain itu juga ada bukti yang menunjukan bahwa keberadaan
poliA meningkatkan efisiensi translasi mRNA semacam itu. Diketahui ada suatu
protein, yaitu poly (A)-binding protein I, yang menempel pada poliA sehingga
meningkatkan efisiensi translasi. Bukti lain juga menegaskan bahwa mRNA yang
mempunyai poliA mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengikat
ribosom sehingga dapat meningkatkan efisiensi translasi dibandingkan mRNA yang
tidak mengalami poliadenilasi. Poliadenilasi dilakukan pada prekursor mRNA bahkan
sebelum terjadi terminasi transkripsi. Hal tersebut dilakukan dengan cara memotong
precursor pada bagian yang nantinya akan menjadi bagian mRNA yang matang,
kemudian dilanjutkan dengan menambahkan poliA pada ujung 3’ yang terbuka.
Bagian mRNA yang disintesis setelah selesai sisi poliadenilasi yang selanjutnya
didegradasi.

Tempat dilakukan poliadenilasi dicirikan oleh sinyal poliadenilasi pada gen


mamalia. Sinyal tersebut terdiri dari rangkaian nukleotida AATAAA yang diikuti
oleh sekitar 20 nukleotida yang kaya akan residu GT serta diikuti oleh motif yang
kaya akan T. Transkipsi mRNA pada tanaman dan khamir juga mengalami
poliadenilasi tetapi sinyal poliadenilasinya berbeda dari yang ada pada mamalia
karena ada variasi pada sekuens AATAAA. Pada khamir, jarang sekali ada motif
AATAAA yang ditemukan.

5.3 Penambahan tudung (cap) pada ujung 5’ mRNA

Sejak tahun 1974, para peneliti telah menemukan bahwa jasad eukariot
mengalami metilasi (penambahan gugus metil) yang sebagian besar terakumulasi
pada ujung 5’ mRNA. Stuktur ini kemudian dikenal sebagai tudung mRNA (mRNA
cap). Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Yasuhiro Furuichi dan Kin-Ichiro
Miura menunjukan bahwa tudung mRNA tersebut berupa molekul 7-metilguanosin
(m7G). Tudung mRNA tersebut disintesis dalam beberapa tahapan. Yang pertama,
enzim RNA trifosfatase memotong gugus fosfat pada ujung pre mRNA, kemudian
enzim guanili transferase memotong gugus fosfat pada ujung pre mRNA. Kemudian
enzim guanili transferase menambahkan GMP (guanosin fosfat). Selanjutnya, enzim
metil transferase melakukan metilasi tudung guanosin pada N7 dan gugus 2’-O metil
pada nukleotida ujung tudung tersebut. Proses penambahan tudung tersebut
berlangsung pada tahapan awal transkripsi sebelum transkrip mencapai panjang 30
nukleotida.
Tudung mRNA mempunyai empat macam fungsi, yaitu: (1) melindungi mRNA dari
degradasi, (2) meningkatkan efisiensi translasi mRNA, (3) meningkatkan
pengangkutan mRNA dan nucleus ke sitoplasma, dan (4) meningkatkan efisiensi
proses spilicing mRNA. Tudung m7G berikatan dengan mRNA melalui ikatan
trifosfat. Tudung tersebut juga meningkatkan efisiensi translasi karena ribosom dapat
mengakses mRNA melalui suatu protein yang menempel pada tudung. Dengan
demikian, jika tidak ada tudung, maka protein yang melekat pada tudung tidak akan
menempel. Hal itu akhirnya akan mengurangi kemungkinan ribosom untuk menempel
dan melakukan translasi.

6. Perbedaan antara sel eukariotik dan prokariotik :


Sel eukariotik memiliki inti. Proses transkripsi, yang berlangsung di inti,
dipisahkan oleh memberan inti dari proses translasi, yang berlangsung di sitoplasma.
Sebaliknya, prokariot tidak memiliki inti, dan proses transkripsi dan translasi
berlangsung secara serentak. Di dalam sel eukariotik, DNA membentuk kompleks
dengan histon. Prokariot tidak memiliki histon.

Kumpulan gen yang merupakan genom manusia mengandung DNA sekitar


1000 kali lebih banyak (3 x 109 pasangan basa per sel haploid) dibandingkan dengan
genom bakteri E. coli (4 x 106 pasangan basa). Intuisi dengan segera member kesan
bahwa manusia memiliki lebih banyak DNA dari pada bakteri karena manusia
merupakan organism yang lebih kompleks. Walaupun terdapat beberapa pembenaran
untuk kesimpulan seperti itu, factor lain perlu dipertimbangkan.
BAB III

PENUTUP

Sintesis molekul RNA dari DNA merupakan sebuah proses yang sangat
kompleks dengan melibatkan satu kelompok RNA polymerase serta sejumlah protein
yang beruhubungan. Kelompok RNA polymerase tersebut adalah RNA polimerase I ,
RNA polimerase II , dan RNA polimerase III . RNA polymerase I yang
mentranskripsikan RNA ribosom(rRNA), RNA polimerase II yang mentranskripsikan
RNA messenger (mRNA) sedangkan RNA polimerase III mentranskripsikan RNA
transfer (tRNA). Enzim polymerase multisubunit ini melekat pada region promoter
gen dan mentranskripsikan rangkaian untai cetakan DNA (unit transkripsi) menjadi
untai RNA komplementer (trankrip primer).
Promoter pada gen eukariota adalah suatu struktur yang sederhana.Promoter
eukariota memiliki struktur yang lebih kompleks dan biasanya terdiri atas beberapa
elemen. Salah satu perangkat unsur bertugas memastikan bahwa transkripsi dimulai
dari tapak yang benar. Transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan
salah satu untai molekul DNA sebagai cetakannya. Proses Transkripsi ini dilakukan
dengan beberapa tahap yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi. Setiap tahap
tersebut memerlukan beberapa enzim atau factor, disamping enzim RNA polymerase
itu sendiri.
REFERENSI

(1) Anonim, available at http://id.wikipedia.org/wiki/Transkripsi(genetik), diakses


tanggal 7 Desember 2011

(2) Sasmita, Rani, available at


http://www.scribd.com/doc/40011400/TRANSKRIPSI-PADA-
PROKARIOTIK, diakses tangal 7 Desember 2011

(3) Campbell NA, Reece JB, & Mitchell LG. 1999. Biologi Edisi Kelima JIlid 1.
Terjemahan Rahayu Lestari, Erlangga, Jakarta. (322)

(4) Dawn B.Marks. phD, 2000, Biokim Kedokteran Dasar, Penerbit Kedokteran
EGC, Jakarta. (219,222)

(5) Adrianna, Widhi, 2010, available at http://netsains.com/2010/03/proses-


ekspresi-gen-dalam-organisme-bagian-1/, diakses tanggal 7 Desember 2011.

(6) Sussanto, Agus Heri, available at http://biomol.wordpress.com/bahan-


ajar/transkripsi/, diakses tanggal 7 Desember 2011

(7) Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biologi Terjemahan Edisi Kelima Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai