TRANSKRIPSI EUKARIOT
Dosen :
Kurniawati, S.Kep.,M.Kes.Ns.
KELOPOK 4
Disusun Oleh :
DELLA AZZAHRA (184820103011)
HENSA PRADANA (184820103019)
RAHMA APLIA MAHBUBA(184820103036)
YUNEVY FATHIA (184820103048)
PENDAHULUAN
DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab
antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan
fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida
lainnya. Fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah
fungsi fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi
individu organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini
dilaksanakan melalui ekspresi gen, yang tahap pertamanya adalah proses transkripsi,
yaitu perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan basa molekul RNA.
Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di
dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju
sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli tetap terlindung,
sementara hasil kopinya ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang
dikandungnya. Jika RNA rusak, akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.
BAB II
PEMBAHASAN
Gen adalah bagian kromosom yang akan digunakan untuk mengkode protein.
Gen memiliki daerah exon, intron dan daerah regulator.
Exon adalah daerah pada gen yang diterjemahkan digunakan untuk mengkode
pembentukan protein.
Intron adalah bagian dari gen yang tidak dipergunakan untuk menterjemahkan kode
protein tertentu. Bagian intron akan dihilangkan pada waktu pemrosesan RNA.
Daerah regulator adalah daerah yang dikenali faktor pembentukan transkripsi.
1.1 Upstream
Merupakan bagian gen yang terletak di hulu/depan. Transkripsi tidak dimulai
di sembarang tempat pada DNA, tapi dimulai di bagian hulu (upstream) dari gen yaitu
promote. Urutan DNA spesifik yang berperan mengendalikan transkripsi gen
struktural, tempat awal pelekatan DNA polimerase. Promote yang terletak di bagian
hulu ini merupakan daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi. Suatu promoter mencakup titik awal transkripsi (nukleotida dimana
sintesis RNA sebenarnya dimulai) dan biasanya membentang beberapa lusin
pasangan nukleotida “upstream ” (ke depan/ke hulu) dari titik awal.
Promoter juga dapat menetukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang
digunakan sebagai cetakan. Bagian-bagian tertentu suatu promoter sangat penting
untuk pengikatan RNA polimerase. Hanya setelah faktor transkripsi tertentu diikat
pada promoter barulah RNA polimerase mengikatkan diri pada promoter tersebut.
Susunan yang lengkap antara faktor transkripsi dan RNA polimerase yang
mengikatkan diri pada promoter disebut kompleks inisisasi transkripsi.
2. EKSPRESI GEN
Ekspresi gen adalah serangkaian proses penerjemahan informasi genetik dalam
bentuk urutan basa pada DNA atau RNA menjadi protein (fenotipe). Informasi yang
dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila tidak
diekspresikan menjadi fenotipe.
Sel-sel tubuh kita berbeda walaupun gen/DNA-nya sama. Misalnya sel neuron
lebih besar dari sel lymphocyte. Dalam ekspresi gen, contohnya pada gen tertentu
(mis : gen C) pada saat dikandungan diekspresikan kecil, tetapi pada saat dilahirkan
ekspresinya meningkat sedangkan ekspresi gen A dan B kebalikannya. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor, diantaranya: faktor lingkungan atau dari dalam sel itu sendiri
yang memicu ekspresi sel tersebut.
Operon lac (singkatan dari operon yang mengkode enzim-enzim yang dapat
memetabolisme laktosa) aktif sendiri dan menjadi tidak aktif jika berikatan dengan
laktosa. Operon hanya terdapat pada prokariot dan operon tidak terdapat pada
eukariot karena gen yang mengkode protein yang berfungsi bersama-sama biasanya
terletak di kromosom yang berbeda, misalnya gen untuk rantai globin-α hemoglobin
terletak di kromosom 16,sedangkan gen untuk rantai globin β terletak di
kromosom.Situasi ini berbeda dari bakteri, dimana gen yang mengkode protein yang
berfungsi bersama-sama terletak berdampingan satu sama lain dalam operon,operon
dikontrol oleh sebuah promoter.
1. DNA templat (cetakan) yang terdiri atas basa nukleotida Adenin (A),
Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S)
2. Enzim RNA polimerase
3. Faktor-faktor transkripsi
4. Prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).
3. RNA Polimerase
RNA polimerase merupakan enzim yang mengkatalisis proses transkripsi. Jika
susunannya lengkap α2ββ’σ disebut holoenzim. Jika yang ada σ hanya α2ββ’ disebut
core-enzyme.
Fungsi sub-sub unit itu:
α = diduga berfungsi dalam penyusunan enzim
β = berfungsi dalam pengikatan nukleotida
β’ = berfungsi dalam penempelan DNA
σ = berfungsi untuk mengarahkan agar RNA polimerase menempel pada promotor.
3.1 Enzim Polimerase pada Transkripsi Eukariot
4.Proses Transkripsi
4.1 Inisiasi
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat
pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau
tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk
gen yang akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak
inisiasi dan sintesis RNA pun segera dimulai.
4.2 Elongasi
Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada untai
DNA cetakan membentuk kompleks transkripsi. Selama sintesis RNA berlangsung
kompleks transkripsi akan bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan sehingga
nukleotida demi nukleotida akan ditambahkan kepada untai RNA yang sedang
diperpanjang pada ujung 3’ nya. Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung
dari arah 5’ ke 3’, sementara RNA polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’
di sepanjang untai DNA cetakan.
4.3 Terminasi
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi
atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai
DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi
ketika RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut
dengan terminator.
Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi
yang hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan
terminasi yang memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara
keduanya terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa
palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan
yang sama jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan palindom
ini biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang
dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop).
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya.
Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60
nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang
ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga
gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat
penyelesaian yang berbeda-beda.
5. Pemprosesan Pasca Transkripsi
Sejak tahun 1974, para peneliti telah menemukan bahwa jasad eukariot
mengalami metilasi (penambahan gugus metil) yang sebagian besar terakumulasi
pada ujung 5’ mRNA. Stuktur ini kemudian dikenal sebagai tudung mRNA (mRNA
cap). Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Yasuhiro Furuichi dan Kin-Ichiro
Miura menunjukan bahwa tudung mRNA tersebut berupa molekul 7-metilguanosin
(m7G). Tudung mRNA tersebut disintesis dalam beberapa tahapan. Yang pertama,
enzim RNA trifosfatase memotong gugus fosfat pada ujung pre mRNA, kemudian
enzim guanili transferase memotong gugus fosfat pada ujung pre mRNA. Kemudian
enzim guanili transferase menambahkan GMP (guanosin fosfat). Selanjutnya, enzim
metil transferase melakukan metilasi tudung guanosin pada N7 dan gugus 2’-O metil
pada nukleotida ujung tudung tersebut. Proses penambahan tudung tersebut
berlangsung pada tahapan awal transkripsi sebelum transkrip mencapai panjang 30
nukleotida.
Tudung mRNA mempunyai empat macam fungsi, yaitu: (1) melindungi mRNA dari
degradasi, (2) meningkatkan efisiensi translasi mRNA, (3) meningkatkan
pengangkutan mRNA dan nucleus ke sitoplasma, dan (4) meningkatkan efisiensi
proses spilicing mRNA. Tudung m7G berikatan dengan mRNA melalui ikatan
trifosfat. Tudung tersebut juga meningkatkan efisiensi translasi karena ribosom dapat
mengakses mRNA melalui suatu protein yang menempel pada tudung. Dengan
demikian, jika tidak ada tudung, maka protein yang melekat pada tudung tidak akan
menempel. Hal itu akhirnya akan mengurangi kemungkinan ribosom untuk menempel
dan melakukan translasi.
PENUTUP
Sintesis molekul RNA dari DNA merupakan sebuah proses yang sangat
kompleks dengan melibatkan satu kelompok RNA polymerase serta sejumlah protein
yang beruhubungan. Kelompok RNA polymerase tersebut adalah RNA polimerase I ,
RNA polimerase II , dan RNA polimerase III . RNA polymerase I yang
mentranskripsikan RNA ribosom(rRNA), RNA polimerase II yang mentranskripsikan
RNA messenger (mRNA) sedangkan RNA polimerase III mentranskripsikan RNA
transfer (tRNA). Enzim polymerase multisubunit ini melekat pada region promoter
gen dan mentranskripsikan rangkaian untai cetakan DNA (unit transkripsi) menjadi
untai RNA komplementer (trankrip primer).
Promoter pada gen eukariota adalah suatu struktur yang sederhana.Promoter
eukariota memiliki struktur yang lebih kompleks dan biasanya terdiri atas beberapa
elemen. Salah satu perangkat unsur bertugas memastikan bahwa transkripsi dimulai
dari tapak yang benar. Transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan
salah satu untai molekul DNA sebagai cetakannya. Proses Transkripsi ini dilakukan
dengan beberapa tahap yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi. Setiap tahap
tersebut memerlukan beberapa enzim atau factor, disamping enzim RNA polymerase
itu sendiri.
REFERENSI
(3) Campbell NA, Reece JB, & Mitchell LG. 1999. Biologi Edisi Kelima JIlid 1.
Terjemahan Rahayu Lestari, Erlangga, Jakarta. (322)
(4) Dawn B.Marks. phD, 2000, Biokim Kedokteran Dasar, Penerbit Kedokteran
EGC, Jakarta. (219,222)
(7) Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biologi Terjemahan Edisi Kelima Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.