Anda di halaman 1dari 49

EKSPRESI GEN

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof. Dr. drg. H. Masriadi, SKM., S.Kg.,S.Pd.I., M.Kes., MH.., M.
Biomed
Nama : Salsabila
Nim : 14120220045
Kelas : B2
“EKSPRESI GEN”
OUTLINE :

KODE GENETIK
01 TRANSKRIPSI RNA 02 DAN MUTASI

SINTETIS PROTEIN
KONTROL DAN EKSPESI
03 TRANSKRIPSI RNA 04 DEGRADASI
EKSPRESI GEN :
Ekspresi gen adalah proses penggunaan informasi genetik
yang tersimpan di dalam gen untuk mensintesis senyawa-
senyawa produk gen. Senyawa-senyawa produk gen ini
umumnya adalah protein, namun ada juga berupa senyawa
senyawa RNA fungsional yang tidak merupakan kode untuk
protein, misalnya tRNA (transfer RNA), rRNA (ribosomal
RNA), dan snRNA (small-nuclear RNA). Untuk
mengekspresikan informasi genetik yang dimilikinya, sel
melakukan berbagai proses, antara lain penyalinan
informasi genetik dari DNA ke mRNA (messenger RNA, RNA
pembawa pesan), proses ini disebut transkripsi, dan
kemudian diikuti dengan penerjemahan informasi genetik
yang terdapat dalam molekul mRNA menjadi protein, proses
ini disebut translasi. Dengan cara ini sifat genetik
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya

Sinaga E. Regulasi Ekspresi Gen. Jakarta : Fakultas Biologi Universitas Nasional; 2018. HL.1–24.
Ekspresi gen dimediasi oleh RNA, yang disintesis menggunakan DNA sebagai templat. Proses transkripsi
ini terjadi dengan cara yang mirip dengan replikasi DNA. Heliks DNA terlepas dan satu untai bertindak
sebagai cetakan untuk transkripsi RNA. Enzim RNA polimerase menggabungkan ribonukleosida bersama
untuk membentuk molekul RNA beruntai tunggal. Urutan dasar sepanjang molekul RNA, yang
menentukan bagaimana protein dibuat, melengkapi untai DNA cetakan dan sama dengan untai DNA non-
templat lainnya. Oleh karena itu untai non-template disebut sebagai untai sense dan untai template
sebagai untai anti-sense. Ketika urutan DNA suatu gen diberikan, itu berkaitan dengan untai indera (dari
ujung 5 sampai 3) daripada untai anti-indra.

Mekanisme ekspresi gen mengikuti aliran (transfer) yang dikenal dengan istilah Dogma Sentral Biologi
Molekuler yang merupakan suatu kerangka (pola) kerja untuk memahami urutan transfer informasi
antara biopolymer (DNA, RNA, protein) dengan cara yang paling umum dalam suatu organisme hidup.
Secara garis besar, dogma sentral maksudnya adalah semua informasi terdapat pada DNA yang
kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan sebagian
informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut
translasi sehingga pada dasarnya ekspresi gen mencakup 2 (dua) proses pokok yaitu : Transkripsi dan
Translasi
Kingston HM. ABC OF CLINICALNGENETICS. Malaysia: BMJ Books,BMA House,Tavistock
Square,London; WCIH 9JR; 2002. 129 p

Koentjoro Y. STRUKTUR BAHAN GENETIK,MEKANISME DAN REGULASI PROGRAM DOKTOR


ILMU PERTANIAN. 2015;HL 1-41
Struktur DNA
DNA memiliki beberapa fungsi di antaranya membawa informasi genetik,membentuk RNA,
dan mengontrol aktivitas sel baik secara langsung maupun tidak langsung. DNA juga
berperan penting dalam proses sintesis protein. Struktur DNA adalah heliks ganda yang
tersusun atas dua utas polinukleotida yang saling terhubung oleh ikatan hidrogen yang
lemah. Ikatan hidrogen tersebut terbentuk antara dua basa nitrogen, purin dan pirimidin,
yang saling berpasangan. Adenin (basa purin) berpasangan dengan Timin (basa pirimidin)
yang terhubung dengan ikatan rangkap dua, sementara Guanin (basa purin) berpasangan
dengan Sitosin (basa pirimidin) yang terhubung dengan ikatan rangkap tiga.

Basa nitrogen tersebut terhubung ke suatu gula deoksiribosa pada rantai punggung DNA.
Pada rantai punggung DNA (DNA backbone), gula deoksiribosa kemudian terhubung
dengan suatu gugus fosfat, tepatnya pada atom karbon nomor 5 dari gula deoksiribosa.
Ketiga komponen tersebut, yaitu basa nitrogen, gula deoksiribosa dan gugus fosfat
membentuk suatu molekul yang kemudian disebut dengan Nukleotida. Gabungan dari Struktur helix DNA
berbagai nukleotida akan membentuk suatu polimer yang disebut dengan polinukleotida
(Hellen, 2003). Dua Polinukleotida yang berbeda arah kemudian saling bergabung dan
terhubung dengan ikatan hidrogen (yang lemah) antara dua basa nitrogen dimana basa purin
berpasangan dengan basa pirimidin untuk membentuk suatu struktur heliks ganda yang
disebut struktur heliks DNA.
Pandiangan H. Prediksi Sekuens DNA Berdasarkan Data Ekspresi Gen Menggunakan Model Hidden
Markov. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2016; HL 1-86
Struktur RNA
Molekul RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA
memiliki bentuk pita tunggal dan tidak berpilin. Tiap pita RNA merupakan
polinukleotida yang tersusun atas banyak ribonukleotida. Tiap
ribonukleotida tersusun atas gula ribosa, basa nitrogen, dan asam fosfat.
Basa nitrogen RNA juga dibedakan menjadi basa purin dan basa pirimidin.
Basa purinnya sama dengan DNA tersusun atas adenin (A) dan guanin (G),
sedangkan basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yaitu tersusun atas
sitosin (C) dan urasil (U). Tulang punggung RNA tersusun atas deretan
ribosa dan fosfat. Ribonukleotida RNA terdapat secara bebas dalam nukleo-
plasma dalam bentuk nukleosida trifosfat, seperti adenosin trifosfat (ATP),
guanosin trifosfat (GTP), sistidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
RNA disintesis oleh DNA di dalam inti sel dengan menggunakan DNA
sebagai cetakannya.
Struktur helix RNA
heliks
Pandiangan H. Prediksi Sekuens DNA Berdasarkan Data Ekspresi Gen Menggunakan Model
Hidden Markov. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.2016; HL 1-86
1 Transkripsi RNA
Transkripsi adalah proses di mana bagian DNA “dibaca” dan disalin ke dalam molekul RNA.
Pada langkah pertama transkripsi, ikatan yang bergabung dengan dua nukleotida yang terdiri
dari anak tangga tangga DNA dipecah oleh enzim. Kemudian, rantai RNA disintesis dari satu
untai DNA menggunakan prinsip pasangan komplementer nukleotida. Sebagai contoh, jika
urutan DNA adalah GCTAGA, maka urutan RNA yang disintesis akan membaca CGAUCU.
Dengan cara ini, informasi dalam DNA dengan setia disimpan dalam RNA, meskipun dalam
genetika setara dengan "gambar cermin".Proses transkripsi tidak terjadi di mana pun pada
DNA. Sebagai gantinya, tanda baca pada bagian DNA tertentu bertindak sebagai situs
pengenalan untuk memulai transkripsi RNA. Tanda baca lainnya berfungsi sebagai tanda
berhenti untuk menghentikan transkripsi. Nantinya, kita akan melihat bagaimana situs-situs ini
memainkan peran penting dalam regulasi genetika. Untuk saat ini, mari kita kenali bahwa
hanya 10% hingga 15% DNA manusia yang pernah ditranskripsi menjadi RNA. Sisanya,
sekitar 1% terdiri dari tanda baca dan sisanya 99% tidak memiliki fungsi yang dapat dilihat .
Avivi S, Jember U, Rhea B, Sanjaya L.Buku: Bioteknologi Rekayasa Genetika Tanaman. Jember:
Universitas Jember; 2019. HL.1-225.189 p.
RNA
RNA adalah suatu asam ribo- nukleat yang terdapat dalam alur
informasi genetik organisme yang berupa dogma sentral dari DNA
—> RNA —> Protein, yaitu DNA ditran- skripsi menjadi RNA, dan
selanjut- nya RNA ditranslasi menjadi protein.Di dalam sel terdapat
tiga jenis RNA yaitu mRNA, tRNA dan rRNA. Diantara ketiga jenis
RNA, mRNA dapat dimanfaatkan untuk tujuan tersebut di atas. RNA
dalam keadaan normal merupakan untai tunggal, namun pada
kenyataannya untai tunggal ini dapat membentuk du- pleks dengan
membentuk ikatan hidrogen, sebagaimana DNA, jika terdapat untai
yang komplemen dalam urutan basa nukleotidanya. Bentuk dupleks
Diagram
RNA akan mengakibatkan terhalangnya proses translasi sehingga
RNA
sintesis protein terganggu, atau posttranscriptional gene silencing
(PTGS).

Malik A. Rna Therapeutic, Pendekatan Baru Dalam Terapi Gen. Maj Ilmu Kefarmasian.
2005;2(2):51–61.
Proses sintesis molekul RNA menggunakan DNA
sebagai templat disebut transkripsi. Molekul RNA yang
disintesis mempunyai urutan basa yang kompelemen
dengan salah satu rantai DNA. Proses transkripsi
menghasilkan tiga jenis molekul RNA, yaitu : mRNA,
tRNA dan rRNA. Messenger RNA (mRNA) merupakan
blue print yang mengkode urutan asam amino dari satu
atau lebih polipeptida yang terdapat dalam satu gen atau
sekumpulan gen. Transfer RNA (tRNA) berfungsi
membaca informasi yang dikode oleh mRNA dan
mentransfer asam amino tertentu ke rantai polipeptida
yang sedang tumbuh selama proses sintesis protein.
Molekul ribosomal RNA (rRNA) merupakan komponen
ribosom, yang berfungsi sebagai cetakan tempat sintesis
protein terjadi.
(a) Transkripsi oleh RNA polimerase E. Coli, (b) rantai temp
dan non templat (coding strand).
Gaffar, Shabarni. Buku Ajar Bioteknologi Molekul. Bandung: Universitas Padjajaran.2007; HL.1-82
Selama proses replikasi keseluruhan kromosom di-copy, namun transkripsi
bersifat lebih selektif. Hanya gen tertentu atau sekumpulan gen tertentu yang
ditranskripsi pada suatu waktu tertentu, dan beberapa bagian DNA genom
tidak pernah ditranskripsi. Sel membatasi ekspresi informasi genetik untuk
membentuk produk gen yang dibutuhkan pada waktu tertentu. Terdapat
urutan regulator spesifik yaitu promotor pada awal gen dan terminator pada
akhir gen, yang menandakan bagian DNA mana yang akan digunakan sebagai
templat. Promotor merupakan urutan pada awal gen yang dikenali oleh RNA
polimerase untuk memulai transkripsi, dan terminator merupakan urutan yang
memberikan sinyal penghentian transkripsi. Rantai DNA yang berfungsi
sebagai cetakan untuk sintesis RNA disebut rantai templat. Rantai DNA yang
komplemen dengan tempat disebut rantai non-templat atau rantai pengkode.
Rantai pengkode atau coding strand identik dengan rantai RNA yang
ditranskripsi, kecuali basa T diganti dengan basa U

Gaffar, Shabarni. Buku Ajar Bioteknologi Molekul. Bandung: Universitas Padjajaran.2007;


HL.1-82
TUJUAN TRANSKRIPSI :

Tujuan transkripsi adalah menyalin informasi genetik dari DNA ke dalam bentuk mRNA
untuk dibawah ke luar dari inti sel, untuk diterjemahkan menjadi bentuk protein
(translasi). Protein yang dihasilkan dalam proses translasi akan berperan sebagai enzim,
hormon, maupun, komponen sel yang penting bagi kelangsungan hidup organisme.

Trisia Lusiana Amir , S . Pd ., M . Biomed.Biologi Molekuler Materi 11 Ekspresi Gen


(Transkripsi DNA ); 2018;(Fbm 111).
Sumber Gambar: Priyo Wahyudi.Replikasi,Transkripsi &
Translasi;Farmasi-FMIPA,UHAMKA.2007; HL.1-38
Transkripsi dimulai dengan pembukaan dan pelepasan sebagian
kecil dari heliks ganda DNA untuk mengekspos basis pada setiap
untai DNA. Salah satu dari dua untai heliks ganda DNA kemudian
bertindak sebagai contoh untuk sintesis molekul RNA. Seperti
dalam replikasi DNA, urutan nukleotida rantai RNA ditentukan oleh
pasangan basa komplementer antara nukleotida yang masuk dan
cetakan DNA. Ketika kecocokan yang baik dibuat, ribonukleotida
yang masuk secara kovalen terkait dengan rantai RNA yang
tumbuh dalam reaksi yang dikatalisis secara enzimatik. Rantai
RNA yang dihasilkan oleh transkripsi — transkrip — karena itu Transkripsi DNA Menghasilkan
memanjang satu nukleotida pada suatu waktu, dan ia memiliki molekul RNA untai tunggal yang
saling melengkapi dengan satu untai
urutan nukleotida yang persis komplementer dengan untai DNA
DNA
yang digunakan sebagai contoh.

Guanabara E, Ltda K, Guanabara E, Ltda K. Ekspresi Gen :Dari Gen ke


Protein. Palembang: CV Hanif Medisiana; 2021. 259 p.
Proses transkripsi RNA berada di bawah kendali urutan DNA di sekitar gen yang mengikat faktor
transkripsi ke DNA. Setelah ditranskripsi, molekul RNA mengalami sejumlah modifikasi struktural yang
diperlukan untuk berfungsi, termasuk menambahkan nukleosida khusus ke 5? end (capping) dan poli(A)
ekor ke 3? akhir (poliadenilasi). Penghapusan segmen internal yang tidak diinginkan dengan
penyambungan menghasilkan RNA matang. Proses ini terjadi dalam kompleks yang disebut spliceosome
yang terdiri dari beberapa jenis snRNA (Small Nuclear RNA) dan banyak protein. Beberapa kelas RNA
diproduksi: mRNA (messenger RNA) mengarahkan sintesis polipeptida; tRNA (transfer RNA) dan rRNA
(ribosomal RNA) terlibat dalam terjemahan mRNA dan snRNA terlibat dalam penyambungan.Dalam
sistem eksperimental, reaksi kebalikan dari transkripsi – sintesis DNA komplementer (cDNA)
menggunakan mRNA sebagai cetakan – dapat dicapai dengan menggunakan enzim reverse transcriptase.
Ini telah terbukti menjadi prosedur yang sangat berharga untuk menyelidiki kelainan genetik manusia
karena memungkinkan produksi cDNA yang sesuai persis dengan urutan pengkodean gen manusia.

Kingston HM. ABC OF CLINICALNGENETICS. Malaysia: BMJ


Books,BMA House,Tavistock Square,London; WCIH 9JR; 2002. 129 p
Ciri-Ciri Transkripsi
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu:
a. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk
sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan
tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang
diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP),
dan uridin trifosfat (UTP).

b. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara
kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA
ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil
transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya,
yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.
Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa di
sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat
berselang-seling di antara kedua untai DNA.
Trisia Lusiana Amir , S . Pd ., M . Biomed.Biologi Molekuler Materi 11 Ekspresi Gen
(Transkripsi DNA ); 2018;(Fbm 111).
c. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.

d. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida
berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat
anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim
yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan yang
sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA

e. Urutan DNA yang akan ditranskripsi


- Promoter, urutan bagian DNA dimana enzim RNA polimerase memulai proses transkripsi.
- BagianStruktural, bagian urutan nukleotida DNA spesifik yang akan ditranskripsikan
- Terminator, urutan bagian DNA yang menandakan bagian akhir dari transkripsi.

Trisia Lusiana Amir , S . Pd ., M . Biomed.Biologi Molekuler Materi 11 Ekspresi Gen


(Transkripsi DNA ); 2018;(Fbm 111).
• Inisiasi
Proses Transkripsi
Inisiasi adalah awal dari transkripsi. Hal ini terjadi
ketika enzim polimerase RNA mengikat ke wilayah gen
yang disebut promotor. RNA polimerase mengikat dua
untai DNA untuk di copy. RNA polimerase mengenali
dan mengikat promoter (urutan DNA khusus dekat ujung
akhir gen dimana transkripsi akan dimulai). Meskipun
promoter dari gen yang berbeda sangat bervariasi
dalam ukuran dan urutan, semua promoter
mengandung beberapa karakteristik urutan pendek
dari 6-10 pasang nukleotida yang membantu
mengikat RNA polimerase. Selain berfungsi
sebagai tempat pengikatan untuk RNA polimerase
dan menentukan di mana transkripsi dimulai,
promotor menentukan mana dari dua heliks DNA
yang digunakan sebagai template. Bagian tertentu
dari promotor sangat penting untuk mengikat RNA
polimerase.
Tahap Inisiasi dari Proses Transkripsi DNA
Nabila Fatin Aisiah.PENGENALAN SITUS BIOINFORMATIKA NCBI DAN PENGGUNAANNYA DALAM MEMAHAMI
PROSES EKSPRESI GEN.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.2016; HL:1-14
• Elongasi
Bagian DNA yang telah terbuka oleh RNA polimerase disebut gelembung
transkripsi/transcription bubble. Ketika RNA polimerase bergerak di sepanjang
DNA, ia terus membuka rantai heliks ganda dan memperlihatkan sekitar 10 sampai
20 basa sekaligus. RNA polimerase menambahkan nukleotida ke ujung 3'
dari molekul RNA yang sedang terbentuk. Setelah sintesis RNA
berlangsung, DNA heliks ganda terbentuk kembali dan molekul RNA yang
baru akan lepas dari cetakan DNA-nya. Begitu polimerase RNA telah
berpindah dari promotor, molekul RNA polimerase lainnya dapat bergerak
masuk untuk memulai. Jika promotor sangat kuat, yaitu jika ia dapat dengan
cepat menarik RNA polimerase, gen tersebut dapat mengalami transkripsi
oleh banyak RNA polimerase secara bersamaan. Saat RNA polimerase
bergerak dan membuka rantai DNA, arah RNA polimerase terbagi menjadi Tahap Elongasi dari Proses
dua. Jika transkripsi dimulai pada ujung 5' gen pada titik A dan bergerak di
Transkripsi DNA
sepanjang gen ke arah yang sama dengan RNA polimerase ke titik B, maka
transkripsi akan berjalan ke arah hilir/downstream. Jika sebaliknya,
transkripsi dimulai pada titik B dan bergerak ke arah yang berlawanan dari
RNA polimerase ke titik A, transkripsi akan bergerak ke arah hulu/upstream.

Nabila Fatin Aisiah.PENGENALAN SITUS BIOINFORMATIKA NCBI DAN PENGGUNAANNYA DALAM MEMAHAMI
PROSES EKSPRESI GEN.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.2016; HL:1-14
• Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase
mentranskripsi urutan DNA yang disebut Terminator yang
juga merupakan urutan RNA yang mensinyali akhir dari
transkripsi.Terdapat dua tipe terminator: terminator
intrinsik yang menyebabkan inti enzim RNA polimerasi
menghentikan proses transkripsi itu sendiri dan
terminator ekstrinsik yang membutuhkan protein selain
RNA polimerase (terutama polipeptida yang dikenal
sebagai rho) untuk melakukan terminasi. Enzim RNA
polimerase bergerak di sepanjang untai DNA sampai
menemukan kodon terminator. Pada titik terminator Tahap Terminasi dari Proses Transkripsi
DNA Terdapat
sequnece RNA polimerase melepaskan polimer mRNA
dan melepaskan diri dari molekul DNA.
Nabila Fatin Aisiah.PENGENALAN SITUS BIOINFORMATIKA NCBI DAN PENGGUNAANNYA DALAM MEMAHAMI
PROSES EKSPRESI GEN.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.2016; HL:1-14
Terdapat dua tipe terminator: terminator intrinsic yang
menyebabkan inti enzim RNA polimerasi menghentikan
proses transkripsi itu sendiri dan terminator ekstrinsik yang
membutuhkan protein selain RNA polimerase (terutama
polipeptida yang dikenal sebagai rho) untuk melakukan
terminasi. Enzim RNA polimerase bergerak di sepanjang untai
DNA sampai menemukan kodon terminator. Pada titik
terminator sequnece RNA polimerase melepaskan polimer
mRNA dan melepaskan diri dari molekul DNA.

Nabila Fatin Aisiah.PENGENALAN SITUS BIOINFORMATIKA NCBI DAN PENGGUNAANNYA DALAM MEMAHAMI PRO
EKSPRESI GEN.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.2016; HL:1-14
Jenis RNA Hasil Transkripsi

RNA dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik:

a. RNA genetik RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa
keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki
DNA, misalnya virus.Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke
sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus
baru. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun
dalam mengatur aktivitas sel.

b. RNA non-genetik RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga
RNA jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang jug memiliki DNA.Berdasarkan letak dan
fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA :

Mustika AA, Suripti S, Yulistania T, Ahmad TLS, Muntamah L.Buku Pembelajaram Biologi
Molekular. 2020;HL:1-84
Jenis RNA Hasil Transkripsi
• RNA duta atau “messenger RNA” (mRNA) merupakan asam nukleat yang berbentuk pita tunggal
dan merupakan RNA terbesar atau terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom.
mRNA juga berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.

• RNA transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari
mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein
dan mengangkutnya ke ribosom. Pada tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang
disebut antikodon dan bagian yang berfungsi sebagai pengikat asam amino.
• RNA ribosom (rRNA) merupakan RNA dengan jumlah terbanyak dan penyusun ribosom. RNA ini
berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA.
Fungsi rRNA sampai sekarang masih belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki
peranan penting dalam proses sintesis protein.
Mustika AA, Suripti S, Yulistania T, Ahmad TLS, Muntamah L.Buku Pembelajaram Biologi
Molekular. 2020;HL:1-84
Perbedaan Proses Transkripsi pada Eukariotik dan
Prokariotik
Secara umum, tahapan proses transkripsi hampir sama antara sel
prokariotik maupun sel eukariotik, yaitu sama-sama terjadi di inti sel
(nukleus) dan tahapannya meliputi inisiasi, elongasi dan terminasi.
Namun ada, beberapa perbedaan proses selama transkripsi tersebut
berlangsung antara sel prokariotik maupun sel eukariotik. Perbedaan
itu diantaranya adalah:
a. Promoter ➔ Pada sel prokariotik, karena DNA berbentuk
sirkuler maka satu promoter dapat mengkode beberapa gen, Promoter pada Sel Prokariotik
seperti gen lac Z, gen lac Y dan gen lac A. Sistem seperti ini
dikenal sebagai sistem operon. Sehingga, pada sel
prokariotik hanya ada satu promoter saja. Sedangkan
pada sel eukariotik, karena DNA berbentuk linear maka
satu promoter hanya mengkode satu gen, yang mana Lestari I, Citrawati S. Konsep Metabolisme Asam
struktur gennya terdiri atas intron (bagian yang tidak Nukleat Dalam Perspektif Al-Qur’an. J Dev
ditranslasi) dan ekson (bagian yang ditranslasi). Sehingga, Reseacrh Educ. 2023;4(1):1–10.
pada sel eukariotik terdapat beberapa promoter.
b. Pada sel prokariotik, mRNA yang terbentuk dari hasil transkripsi di nukleus
dapat langsung ditranslasi di ribosom (sitoplasma), walaupun proses
transkripsi belum selesai sempurna. Sedangkan pada sel eukariotik, mRNA
yang terbentuk dari hasil transkripsi di nukleus tidak dapat langsung
ditranslasikan, melainkan proses transkripsi harus diselesaikan terlebih dahulu
sampai sempurna. Setelah mRNA matang, barulah mRNA siap keluar
melewati membran inti dan menuju ribosom (sitoplasma) untuk ditranslasi.
Perbedaan proses seperti ini terjadi karena perbedaan struktur dari dua jenis
sel tersebut. Pada sel prokariotik, tidak terdapat membran inti,
sehingga transkripsi dan translasi dapat terjadi secara berkelanjutan.
Sedangkan pada sel eukariotik, terdapat membran inti yang
memisahkan nukleus dengan sitoplasma. Sehingga pada sel Promoter pada Sel Erokariotik
eukariotik, proses transkripsi harus diselesaikan dengan sempurna
terlebih dahulu dengan adanya pematangan mRNA yang
mengakibatkan mRNA tersebut dapat keluar dari membran inti dan
berjalan menuju ribosom di sitoplasma untuk melanjutkan proses
ekspresi gen berikutnya, yaitu translasi.
Lestari I, Citrawati S. Konsep Metabolisme Asam Nukleat Dalam
Perspektif Al-Qur’an. J Dev Reseacrh Educ. 2023;4(1):1–10.
“Perbandingan proses transkripsi antara sel prokariotik dan sel
eukariotik”

Lestari I, Citrawati S. Konsep Metabolisme Asam Nukleat Dalam Perspektif Al-


Qur’an. J Dev Reseacrh Educ. 2023;4(1):1–10.
2 Kontrol Transkripsi Ekspresi Gen
Transkripsi dimulai pada urutan promotor, di mana protein RNA polimerase (RNAP) berikatan
secara khusus dengan menganalisis langkah-langkah awal yang mengarah pada sintesis mRNA. Pada
waktu tertentu, sel harus mengatur gen mana yang diekspresikan, dan sampai tingkat mana. Jumlah
ekspresi gen diatur oleh protein faktor transkripsi (TF) yang berikatan secara khusus dengan urutan
operator atau enhancer pada DNA. TF mempengaruhi tingkat transkripsi dengan berinteraksi dengan
RNAP dan DNA kromosom, baik menekan atau mengaktifkan inisiasi transkripsi.
Karena sedikitnya jumlah promotor, TF, dan molekul mRNA yang terlibat dalam ekspresi gen, proses
yang dijelaskan di atas adalah acak . Sifat stokastik dari ekspresi gen telah dibuktikan secara
eksperimental baik pada eukariota, misalnya pada sel mamalia dan ragi , dan pada prokariota, misalnya
pada Escherichia coli. Ada banyak kemajuan selama beberapa tahun terakhir dalam memahami asal-usul
stochasticity ini. Beberapa model dan eksperimen yang berbeda telah menunjukkan kontribusi sumber
ekstrinsik stokastik , seperti siklus sel, fluktuasi jumlah RNAP atau ribosom, atau regulator transkripsi
global lainnya. Pekerjaan lain telah difokuskan pada faktor intrinsik seperti pengaruh relatif dari tingkat
transkripsi dan efisiensi translasi dari generasi kebisingan dalam konten protein dan mRNA.
Sánchez Á, Kondev J. Transcriptional control of noise in gene expression. Proc
Natl Acad Sci U S A. 2008;105(13):5081–6.
Beberapa baris bukti menunjukkan transisi yang lambat antara status promotor aktif dan tidak aktif
sebagai sumber kebisingan penting dalam ekspresi gen, yang bertanggung jawab untuk menghasilkan
heterogenitas dalam respons sel yang identik secara genetik terhadap stimulus yang sama. Baru-baru ini
telah ditunjukkan dalam sel ragi bahwa tingkat variabilitas sel-ke-sel yang tinggi, yang berasal dari
fluktuasi keadaan promotor yang lambat, dapat memberi koloni sel dengan kemungkinan yang lebih
tinggi untuk bertahan hidup ketika mengalami stres eksternal, seperti penambahan antibiotik
konsentrasi tinggi. Studi-studi ini dilakukan pada promotor ragi sintetik, promotor kompleks yang
diatur oleh beberapa faktor transkripsi dan dua penginduksi yang berbeda. Simulasi stokastik telah
mengidentifikasi kandidat skema regulasi yang memberikan kesepakatan yang sangat baik dengan data.
Efek dari mutasi yang berbeda pada promotor juga telah dieksplorasi, baik secara eksperimental
maupun melalui simulasi stokastik. Studi-studi ini, bersama dengan karya terbaru lainnya dalam ragi
merupakan upaya pertama untuk memahami bagaimana arsitektur wilayah pengatur tidak hanya
mengontrol tingkat ekspresi gen, tetapi juga kebisingan
Sánchez Á, Kondev J. Transcriptional control of noise in gene
expression. Proc Natl Acad Sci U S A. 2008;105(13):5081–6.
Secara khusus, ekspresi gen dikendalikan pada dua tingkat. Pertama, transkripsi dikendalikan dengan
membatasi jumlah mRNA yang diproduksi dari gen tertentu. Tingkat kontrol kedua adalah melalui
peristiwa pasca-transkripsi yang mengatur translasi mRNA menjadi protein. Bahkan setelah protein dibuat,
modifikasi pasca-translasi dapat mempengaruhi aktivitasnya.

Transkripsi sintesis RNA dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

1.Faktor-faktor yang mengendalikan transkripsi menempel pada bagian promotor.

2.Penempelan faktor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan terbentuknya Kompleks promotor yang terbuka.

3.RNA polimerase membaca cetakan DNA (template atau DNA antisense) dan mulai melakukan pengikatan nukleotida
yang komplementer dengan cetakannya. Hanya salah satu untaian DNA yang menjadi cetakan untuk sintesis RNA.

4. Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya diikuti dengan proses pengakhiran
(terminasi) transkripsi yang ditandai dengan pelepasan RNA polimerase dari DNA yang ditranskripsi.

hillips OT, Tulis PD, Sains H, Alam P, Alam P, Transkripsi R.


Regulasi Transkripsi dan Ekspresi Gen pada Eukariota Aa.
2008;HL.1-4
Gambar : Langkah- langkah khas dalam kontrol ekspresi gen. Tingkat gen transkripsi dan peluruhan mRNA
menentukan tingkat transkrip yang stabil. Level transkrip, bersama dengan kecepatan translasi, kemudian
menentukan jumlah protein yang dihasilkan. Sedangkan transkripsi dikendalikan oleh protein pengikat DNA,
regulasi pasca- transkripsi seperti peluruhan mRNA dan translasi dimediasi oleh protein pengikat RNA yang
membentuk kompleks ribonukleoprotein dengan transkrip. Tampaknya ada tingkat koordinasi dan saling
ketergantungan yang tinggi antara berbagai langkah ekspresi gen. Perhatikan bahwa ekspresi gen pasca-
transkripsi juga diatur pada tingkat lain (misalnya pemrosesan, ekspor, dan lokalisasi mRNA), dan protein
selanjutnya dikontrol pada tingkat pasca- translasi (misalnya modifikasi dan degradasi protein)
Mata J, Marguerat S, Bähler J. Post-transcriptional control of gene expression: A genome-wide perspective.
Trends Biochem Sci. 2005;30(9):506–14.
3 Kode Genetik dan Mutasi

Seperti yang kita ketahui kode genetik disusun oleh


kodon. Kodon adalah urutan tiga basa DNA atau RNA
dan kita juga bisa menyebutnya sebagai basa triplet.
Mutasi adalah perubahan kode genetik yang dapat kita
temukan pada DNA, bahan baku kehidupan, sedemikian
rupa sehingga kode genetik tersebut berbeda dengan
yang terdapat pada kebanyakan orang, sehingga kode
genetik yang salah akan terjadi mutasi. Mutasi mungkin
atau mungkin tidak menyebabkan masalah kesehatan
karena ukurannya bervariasi; mereka dapat
memengaruhi di mana saja dari pasangan basa hingga
segmen besar kromosom yang mencakup banyak gen.
DNA memengaruhi tampilannya, perilakunya, dan
fisiologinya. Jadi perubahan DNA dapat menyebabkan
perubahan pada semua aspek kehidupannya

Cavalcanti A. Genetic code. Curr Biol. 2004;14(4):R147.


Karasteristik kode Genetik

1. Beberapa kodon seringkali terdiri atas asam amino yang sama. Ini disebut code degeneracy. Hal ini sudah
diduga sebelumnya mengingat bahwa terdapat 64 kodon untuk 20 asam amino. Contoh yang mencolok adalah
adanya 6 kodon untuk leusin, 6 kodon untuk serin, dan 6 kodon untuk arginin. Fourfold degeneracy dapat
ditemukan pada beberapa asam amino (seperti : valin) dimana basa ketiga pada kodon dapat dilupakan. Two-
fold degeneracy dapat ditemukan pada banyak asam amino lain, disini basa ketiga adalah antara 2 pirimidin (U
atau C) atau antara 2 purin (A atau G). Code degeneracy ini umumnya melibatkan basa ketiga. Makin banyak
jumlah kodon yang sama untuk sebuah asam amino, makin sering ditemukan asam aminonya pada protein.
Phenomena lain yang disebut wobble, yaitu tidak terikatnya pasangan basa pada posisi ketiga saat translasi :
Pasangan kodon mRNA dan antikodonnya tRNA tidak mengikuti peraturan ketat. Sebagai contoh : serin t-RNA
mempunyai antikodon : AGI, dimana I merupakan inosin, purin yang mirip dengan guanin. AGI ini dapat terjadi
saat ribosom menemukan kodon mRNA : UCU, UCC atau UCA. Oleh karena itu, saat translasi, I pada antikodon
posisi ketiga dapat berpasangan dengan U atau C atau A pada kodon ketiga. Kesimpulan dari ini adalah satu
tRNA dapat mengenali beberapa kodon mRNA yang sinonim. Walaupun kode ini degenerate dan basa ketiga ini
sering terjadi wobble, bahasa genetik tetap terkontrol : DNA triplet yang spesifik melalui kodon mRNA akan
menghasilkan asam amino yang spesifik .

Effendi SH. Kode Genetik Dan Mutasi.Bandung:Universitas Padjajarn 2012;HL.1-11


2. Asam amino dengan karakteristik kimia yang mirip mempunyai kodon yang mirip. Asam amino tidak
berdistribusi secara acak. Sebagai contoh : semua asam amino pada kolom pertama (mempunyai U sebagai basa
yang berada di tengah pada kodonnya) tidak bermuatan dan sisi nonpolar yang akan menolak molekul air. Asam
amino ini umumnya ditemukan pada bagian interior protein globular, tidak di bagian luar yang berkontak
dengan lingkungan berair. (Satu-satunya asam amino tak bermuatan dan nonpolar adalah prolin, alanin, dan
tryptophan). Asam amino dengan sisi bermuatan juga cenderung dikelompokkan menjadi : dua dengan R
bermuatan negative (aspartat dan asam glutamat) mempunyai kodon yang dimulai dengan GA dan dua dengan R
bermuatan positif (lisin dan arginin) mempunyai kodon yang hampir sama. Bagaimana terjadinya hal ini belum
jelas, namun ini menyebabkan konsekuensi minimal bila terjadi kesalahan translasi atau mutasi yang merubah
satu basa. Sebuah proteincenderung mempertahankan fungsinya jika sebuah asam amino menyerupai secara
kimiawi dengan yang benar.

3. Tiga dari 64 kodon tidak mengkode asam amino. Para peneliti menemukan bahwa kodon UAA, UAG,
dan UGA gagal membentuk asam amino. Sekuens ini kadang-kadang disebut nonsense codon karena mereka
tidak mengkode asam amino. Istilah chain termination codon lebh tepat untuk kodon ini karena UAA, UAG, dan
UGA menghentikan proses translasi. Bukti untuk ini berasal dari strain mutan mikroorganisme yang mengalami
penghentian sintesis polipeptida secara prematur. Ini dapat terjadi bila, misalnya, basa ketiga mRNA yang
mengkode tyrosin dirubah menjadi A atau G.
Effendi SH. Kode Genetik Dan Mutasi.Bandung:Universitas Padjajarn 2012;HL.1-11
4. Kode ini hampir universal. Walaupun kode ini pertama diterjemahkan menggunakan molekul RNA dan
komponen translasi dari bakteri E. coli, tes lanjutan memperlihatkan bahwa hampir semua organisme menggunakan
kodon yang sama. Para ahli biokimia dapat mengetahui gen spesifik atau mRNA dalam jumlah yang besar untuk
mengetahui susunan basa. Penyesuaian kodon dengan asam amino yang menghasilkan protein mengkonfirmasi
bahwa gen T4, E. coli, ragi, jagung, lalat, manusia dan organism lain umumnya berdasarkan kode genetik yang
sama

Effendi SH. Kode Genetik Dan Mutasi.Bandung:Universitas Padjajarn 2012;HL.1-11


MUTASI
Mutasi gen pada dasarnya merupakan mutasi titik (point mutation). Pada mutasi ini terjadi
perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal yang
menyebabkan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya.
Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA atau lebih tepatnya
mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Penggantian/substitusi
pasangan basa terjadi karena penggantian satu nukleotida dengan pasangannya di dalam untaian
DNA komplementer dengan pasangan nukleotida lain. Pasangan basa nitrogen (basa N) pad DNA
antara timin dengan adenine atau antara guanine dengan sitosin dihubungkan oleh ikatan hydrogen
yang lemah. Atom-atom hydrogen dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau
pirimidin. Perubahan kimai yang seperti itu disebut dengan perubahann tautomer. Misalnya secara
tidak normal, adenine berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa perubahan
genetik seperti itu disebut dengan mutasi gen karena hanya terjadi di dalam gen. Contoh: anemia
bulan sabit. Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dapat dikurangi oleh mekanisme
pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat
mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini
menggunakan mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi
pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi. Mutasi gen disebabkan oleh adanya
perubahan dalam urutan nukleotida perubahan genotif. Bahan-bahan penyebab terjadinya mutasi
disebut dengan mutagen. Sedangkan individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat
mutasi disebut mutan.
Warmadewi DA. Buku Ajar Mutasi Genetik. Mutasi Genet. 2017;15–
16(Mutasi):1–53.
1. Berdasarkan kejadiannya
Jenis-jenis Mutasi Gen
a). Spontan (spontaneous mutation) Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang
terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkungan luar maupun dari internal
organisme itu sendiri. Mutasi ini terjadi di alam secara alami (spontan), dan secara kebetulan.

b). Induksi (induced mutation) Mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi akibat paparan dari
sesuatu yang jelas, misalnya paparan sinar UV. Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi
yang terjadi secara alami dan mutasi hasil induksi.
2. Berdasarkan jenis sel yang bermutasi
a) Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik. Mutasi somatik dapat diturunkan
dan dapat pula tidak diturunkan.
-Mutasi somatik dapat dialami oleh embrio/janin maupun orang dewasa. - Mutasi somatik pada
embrio/janin menyebabkan cacat bawaan
-Mutasi somatik pada orang dewasa cenderung menyebabkan kanker

b) Mutasi gametik germinal adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet. Karena terjadinya di sel gamet,
maka akan diwariskan oleh keturunannya. Mutasi gametik disebut mutasi germinal. Bila mutasi tersebut
menghasilkan sifat dominan, akan terekspresi pada keturunannya. Bila resesif maka ekspresinya akan
tersembunyi. Hestari S, Susantini E, Lisdiana L. Validitas, Kepraktisan, dan Efektivitas Media Pembelajaran Papan Magnetik pada
Materi Mutasi Gen. Berk Ilm Pendidik Biol. 2016;5(1):7–13.
3. Berdasarkan perubahan kode genetik a). Mutasi salah arti (missense mutation), yaitu perubahan suatu kode
genetik (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino yang terkait pada rantai
polipeptida berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang
berubah merupakan asam amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa
transisi dan tranversi.
Contoh missense mutation :
TACAACGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAACtTCACCATT
AUGUUGaAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-lisin- triptofan
b). Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang
menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang
dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi.
Contoh Silent mutation :
TACAACGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAAgGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUcCAGUGGUAA Hestari S, Susantini E, Lisdiana L. Validitas, Kepraktisan, dan Efektivitas Media Pembelajaran
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan Papan Magnetik pada Materi Mutasi Gen. Berk Ilm Pendidik Biol. 2016;5(1):7–13.
c). Mutasi tanpa arti (nonsense mutation),
yaitu perubahan kodon asam amino tertentu
menjadi kodon stop, yang mengakhiri rantai,
mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein
sebelum waktunya selama translasi. Dengan kata
lain pada mutasi tanpa arti terjadi perubahan kodon
(triplet) dari kode basa N asam amino tetapi tidak
mengakibatkan kesalahan pembentukan protein.
Hasilnya adalah suatu polipoptida tak lengkap yang
tidak berfungsi. Hampir semua mutasi tanpa arti
mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga
menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat
terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi, maupun
insersi.

Hestari S, Susantini E, Lisdiana L. Validitas, Kepraktisan, dan Efektivitas Media


Pembelajaran Papan Magnetik pada Materi Mutasi Gen. Berk Ilm Pendidik Biol.
2016;5(1):7–13.
d) Mutasi Pergeseran Kerangka/perubahan rangka baca
(frameshift mutation). Mutasi ini merupakan akibat
penambahan atau kehilangan satu atau lebih nukleotida di
dalam suatu gen. Hal ini mengakibatkan bergesernya kerangka
pembacaan. Selama berlangsungnya sintesis protein,
pembacaan sandi genetis dimulai dari satu ujung acuan protein
yaitu mRNA, dan dibaca sebagai satuan tiga basa secara
berurutan. Karena itu mutasi pergeseran kerangka pada Gambar di atas merupakan mutasi pergeseran
kerangka, sebagai akibat penyisipan satu
umumnya menyebabkan terbentuknya protein yang tidak nukleotida pada suatu gen. Penyisipan satu
berfungsi sebagai akibat disintesisnya rangkaian asam amino nukleotida pada suatu gen mengakibatkan
yang sama sekali baru dari pembacaan rangkaian nukleotida transkripsi satu nukleotida tambahan pada
mRNA. Ini mengakibatkan pergeseran kerangka
mRNA yang telah bergeser kerangkanya (yang ditranskripsikan ketika kodon-kodon dibaca selama
dari mutasi pada DNA sel). Tipe mutasi ini digambarkan pada berlangsungnya translasi sehingga semua kodon
gambar di bawah ini. setelah penyisipan menjadi berubah dan semua
asam amino yang disandikan menjadi berubah
pula. Mutasi pergeseran kerangka sebagai akibat
Hestari S, Susantini E, Lisdiana L. Validitas, Kepraktisan, dan Efektivitas Media Pembelajaran
Papan Magnetik pada Materi Mutasi Gen. Berk Ilm Pendidik Biol [Internet]. 2016;5(1):7–13. delesi satu nukleotida pada pokoknya akan
mempunyai efek yang sama
4 Sintetis Protein dan Ekspresi Degradasi
Sintesis Protein

Sintesis protein adalah proses individu sel membentuk protein spesifik untuk
tujuan dan fungsi yang spesifik. Proses ini melibatkan DNA (deoxyribonucleic acid),
RNA (ribonucleic acid), dan enzim. Sintesis protein terdiri dari 2 proses yaitu
transkripsi dan translasi. Transkripsi bertujuan untuk membuat salinan RNA dari
untaian gen di DNA. RNA menyalin informasi yang dibutuhkan untuk membentuk
polipeptida.
Transkripsi terdiri dari 3 proses yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Pada proses inisiasi promoter (untai DNA) mengikat RNA
polymerase. Setelah terikat, RNA polimerase memisahkan untaian ganda
DNA dan menyediakan cetakan untaian tunggal untuk ditranskripsi. Pada
proses elongasi RNA polimerase keluar dari nukleotida, membuat sebuah
untai dari 5′ ke 3′. RNA membawa informasi yang sama dari untaian DNA
non-tamplate. Proses terminasi berlangsung saat terminator memberikan
sinyal bahwa transkripsi RNA telah selesai dan RNA polimerase
melepaskan hasil transkripsi RNA.
Manhalush Intan Shafifi.Agronomi K, Rumput T. Peningkatan Kadar Protein Kasar.Jakarta:UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH. 2020;HL:1-52
Proses translasi berlangsung saat sel ‘membaca’ informasi pada messenger RNA (mRNA) dan
menggunakannya untuk membentuk protein. Terdapat 2 jenis molekul yang memiliki peran penting
dalam translasi, yaitu tRNA dan ribosom. Transfer RNA (tRNA) menghubungkan kodon mRNA ke
asam amino yang dikoding. Ribosom merupakan organel sel pembentuk protein. Ribosom
mempunyai 2 subunit, yang besar dan yang kecil. Ribosom menyediakan set slot di mana tRNA bisa
menemukan kodon yang sesuai dengan cetakan mRNA dan mengirimkan asam aminonya.
Proses dari translasi adalah inisiasi, elongasi, dan terminasi. Pada proses inisiasi, ribosom
merakit di sekitar mRNA untuk dibaca dan tRNA pertama yang membawa asam amino metionin
(yang cocok dengan start codon, AUG). Pada proses elongasi, rantai asam amino diperpanjang dan
mRNA. Proses terminasi adalah proses saat rantai polipeptida dilepaskan. Proses ini dimulai ketika
stop codon (UAG, UAA, atau UGA) memasuki ribosom, membuat rantai polipeptida terpisah dari
tRNA dan lepas keluar dari ribosom. Polipeptida yang terbentuk kemudian bergabung dengan
polipeptida lain untuk dapat berfungsi sebagai protein

Manhalush Intan Shafifi.Agronomi K, Rumput T. Peningkatan Kadar Protein


Kasar.Jakarta:UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH. 2020;HL:1-52
Degradasi protein umumnya mengikuti urutan pertama kinetika
peluruhan, dengan waktu paruh bervariasi secara luas pada protein
yang berbeda tergantung pada fungsinya dan jenis sel/organisme
tempat mereka diekspresikan. Protein pengatur seperti faktor
transkripsi seringkali berumur pendek, yang memungkinkan
penyesuaian cepat levelnya sebagai respons terhadap rangsangan
internal atau eksternal. Sebaliknya, protein rumah tangga tidak tunduk
pada fluktuasi jangka pendek di tingkat mereka dan dengan demikian
umumnya berumur panjang.
Rantai double heliks DNA diputus oleh struktur yang disebut RNA
Polimerase, proses tersebut membagi struktur rantai DNA menjadi 2 bagian yaitu :
DNA Sense atau DNA Template dan DNA Anti sense. Bagian dari rantai DNA yang
digunakan pada proses sintesa polipeptida adalah DNA Sense atau DNA Template
yang kemudian diterjemahkan oleh kodon-kodon yang terdapat pada RNA Proses RNA Polimerase
messenger. Proses ini terjadi di sitoplasma, proses yang mengkode ulang urutan
basa pada rantai DNA sesuai dengan pasangan basanya yang terdapat pada
rantai RNA messenger. Secara detail proses tersebut dapat dilihat dari ilustrasi
contoh sebagai berikut :
J Math Fundam.Kimia D, Alam P. Tinjauan Ulang Mengenai Biokimia DNA dan RNA serta
Biosintesa Protein. J Math Fundam Sci. 1973;7(2):41–56
Dalam bakteri mekanisme sintesa protein dapat diterangkan dengan mempostulat adanya
3 katagort RNA:
1) nRNA yang mempu- nyai koda-koda genetik berasal dari DNA dan kemudlan
beradadi-ribosoma,
2) rRNA pada ribosoma, yang nantinya memberl ben- tuk pada protein yang dislntesa
dan
3) tRNA yang membawa asam- asam amino ke-tempat sintesa protein diribosoma

J Math Fundam.Kimia D, Alam P. Tinjauan Ulang Mengenai Biokimia DNA dan RNA serta
Biosintesa Protein. J Math Fundam Sci. 1973;7(2):41–56.
Sintesis protein adalah proses pembentukan asam amino melalui kode gen yang dibuat DNA.

Tahap sintesis protein terdiri dari tahap transkripsi dan translasi.

1) Transkripsi adalah pembentukan mRNA oleh DNA sense di inti sel.

2) Translasi adalah penerjemahan mRNA oleh tRNA di ribosom

Redundansi adalah keadaan dimana satu jenis asam amino dapat dikode oleh >1 triplet kodon.

Proses translasi terjadi di ribosom:

1). mRNA lalu keluar dari inti sel dan berikatan dengan rRNA pada ribosom.

2). tRNA lalu mencari start kodon (AUG) pada mRNA untuk memulai translasi. Pada start kodon: a. Unit ribosom kecil
dan besar bergabung. b. AUG mengkode metionin (Met), sehingga setiap protein pasti mengandung metionin.

Dna R. Replikasi DNA dan Sintesis Protein. :1–2.


Selama translasi:

a. tRNA mengenali kodon menggunakan antikodon (lawan kodon).

b. Asam amino yang dikode tRNA lalu dibentuk oleh rRNA, lalu diikatkan dengan tRNA
menggunakan aminoasil- tRNA sintetase.

3). Peptidil transferase mengikat asam amino yang dihasilkan tiap triplet kodon menjadi
rantai polipeptida.

4). tRNA berhenti menerjemahkan setelah mencapai stop kodon (UAA/UAG/UGA). Pada
stop kodon:

a. Tidak ada asam amino yang dikode.

b. mRNA, unit ribosom kecil dan besar, tRNA terpisah-terpisah.


c. Rantai polipeptida lepas dari tRNA dan dibawa keluar ribosom, dan dimodifikasi di badan
Golgi untuk diubah menjadi enzim, hormon, protein struktural, atau organel baru, sebagai
ekspresi gen
Dna R. Replikasi DNA dan Sintesis Protein. :1–2.
Ekspresi Degradasi

Ekspresi degradasi dalam biologi molekuler adalah proses penghancuran atau pemecahan protein yang
terbentuk dalam sel. Protein merupakan molekul penting dalam sel yang berfungsi sebagai enzim, struktur sel,
dan sinyal seluler. Protein sintetis dihasilkan oleh sel melalui proses transkripsi dan translasi dari DNA. Namun,
protein juga dapat dihancurkan oleh enzim-enzim yang disebut protease, yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan keseimbangan antara sintesis dan degradasi protein dalam sel.

Regulasi ekspresi degradasi protein menjadi penting dalam mempertahankan kesehatan sel dan tubuh
secara keseluruhan. Ketidakseimbangan antara sintesis dan degradasi protein dapat menyebabkan gangguan
dalam fungsi sel dan berkontribusi pada penyakit seperti kanker dan Alzheimer. Oleh karena itu, mekanisme
regulasi ekspresi degradasi protein sangat penting untuk menjaga kesehatan sel dan tubuh.
Degradasi protein umumnya mengikuti urutan pertama kinetika peluruhan, dengan waktu paruh bervariasi
secara luas pada protein yang berbeda tergantung pada fungsinya dan jenis sel/organisme tempat mereka
diekspresikan. Protein pengatur seperti faktor transkripsi seringkali berumur pendek, yang memungkinkan
penyesuaian cepat levelnya sebagai respons terhadap rangsangan internal atau eksternal. Sebaliknya, protein
rumah tangga tidak tunduk pada fluktuasi jangka pendek di tingkat mereka dan dengan demikian umumnya
berumur panjang
lber AB, Suter DM. Dynamics of protein synthesis and degradation through the cell cycle. Cell Cycle [Internet].
2019;18(8):784–94. Available from: https://doi.org/10.1080/15384101.2019.1598725
Beberapa faktor yang mempengaruhi ekspresi degradasi protein meliputi aktivitas protease, interaksi
protein-protein, modifikasi post-translasi seperti fosforilasi dan ubikitinasi, serta faktor lingkungan seperti suhu
dan pH. Selain itu, beberapa jenis protein memiliki waktu paruh yang berbeda-beda, yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk setengah dari jumlah protein yang ada di dalam sel untuk terdegradasi. Waktu paruh ini juga
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya.

Dalam penelitian biologi molekuler, ekspresi degradasi protein dapat diukur menggunakan teknik seperti
western blotting dan penggunaan inhibitor protease. Western blotting digunakan untuk mendeteksi protein
tertentu dalam sampel sel atau jaringan, sedangkan inhibitor protease digunakan untuk memblokir aktivitas
enzim protease dalam sel.

Secara keseluruhan, ekspresi degradasi dalam biologi molekuler adalah proses penting untuk menjaga
keseimbangan antara sintesis dan degradasi protein dalam sel. Regulasi ekspresi degradasi protein menjadi
penting dalam mempertahankan kesehatan sel dan tubuh secara keseluruhan, dan merupakan area penelitian
yang terus berkembang dalam biologi molekuler.

lber AB, Suter DM. Dynamics of protein synthesis and degradation through the cell cycle. Cell Cycle
[Internet]. 2019;18(8):784–94. Available from: https://doi.org/10.1080/15384101.2019.1598725
contoh penggunaan ekspresi degradasi sintetis protein :

Alur informasi genetik di dalam sel dari DNA ke RNA dan ke pro-tein disebut sebagai proses
ekspresi gen.Penghambatan proses ekspresi gen dapat dilakukan pada beberapa tahap, diantaranya adalah
tahap translasi, yaitu dengan mengganggu proses translasi ter- sebut pada molekul mRNA. Molekul RNA
yang akan ditranslasi mem- punyai sekuense di bagian hulu sebagai tempat pengenalan bagi ribosom dalam
proses sintesis pro- tein. Ribosom, sebagai mesin pensi- tesis polipeptida yang kemudian dimodifikasi lebih
lanjut menjadi protein, memerlukan situs pengenalan yang terdapat pada mRNA untuk dapat melaksanakan
pekerjaannya. Manipulasi pada tahap translasi mRNA yang bertujuan untuk mengatasi suatu penyakit genetis
saat ini dikenal dengan istilah antisense RNA, small interfering RNA (si RNA), atau disebut pula
RNAinterference (RNAi) Potongan pendek dari duplex RNA atau DNA un-tai ganda (short inter-ferring RNA
atau siRNA) dilaporkan mengakibatkan degradasi RNA-RNA lain di dalam sel yang memiliki sekuens
berkesesuaian. Yang lebih terkini lagi adalah ditemukannya lebih kurang empat tahun yang lalu suatu micro
RNA (miRNA) yang berperan membungkam ekspresi gen.

Azis S, Herman MJ, Munim A. Kemampuan Petugas Menggunakan Pedoman Evaluasi


Pengelolaan Dan Pembiayaan Obat. Maj Ilmu Kefarmasian. 2005;2(2):62–73.
Banyak teori terapetik RNA yang sangat ideal dan menjanjikan terapi yang
ampuh. Namun, bagaimana cara memasukkan molekul RNA ini ke dalam tempat
kerjanya, yaitu nukleus? Untuk menghantar molekul RNA diperlukan suatu wahana yang
sesuai untuk membawanya ke target sel tertentu. Wahana paling banyak digunakan
dalam terapi gen adalah virus yang telah dimodifikasi secara genetis sehingga mampu
membawa DNA manusia normal.
Dalam terapi kanker,Terapi ini melibatkan penggunaan protein sintetis yang
dirancang untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat
aktivitas enzim tertentu yang diperlukan oleh sel kanker untuk bertahan hidup. Protein
sintetis ini kemudian dihancurkan secara selektif oleh enzim protease yang diaktifkan
oleh sel kanker, sehingga hanya sel kanker yang terpengaruh oleh terapi ini dan sel sehat
tetap terjaga. Metode ini masih dalam tahap penelitian, namun diharapkan dapat menjadi
alternatif terapi yang lebih efektif dan aman untuk mengatasi kanker.

Azis S, Herman MJ, Munim A. Kemampuan Petugas Menggunakan Pedoman Evaluasi Pengelolaan Dan
Pembiayaan Obat. Maj Ilmu Kefarmasian. 2005;2(2):62–73.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai