Anda di halaman 1dari 16

PEMBERIAN VENTILATOR

KELOMPOK 7 CKB
Adinda Nadhifah
Asri Agustina
Putri Eka Wardani
Siti Selyna
Pengertian

Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu


sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan
oksigenasi.
Pemberian ventilator untuk mengembalikan fungsi normal
pertukaran udara dan memperbaiki fungsi pernapasan kembali ke
keadaan normal.
Etologi

1. Depresi Sistem saraf pusat


Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks.
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan
ekspansi paru.
LANJUTAN

4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal
nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala.

5. Penyakit akut paru.


Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah
beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.
Patofisiolgi

Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak


adekuat, dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pada kasus
pasien dengan cedera kepala mempunyai kemampuan menekan pusat
pernafasan Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal.
Klasifikasi

Ventilator diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung


ventilasi, terdapat dua ventilator yaitu :
1. Ventilator Tekanan Negatif
2. Ventilator Tekanan Positif
Indikasi
Kondisi di bawah ini diindikasikan menggunakan ventilator mekanis,:
1. Gagal Napas
Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan ventilator mekanik sebelum
terjadi gagal napas yang sebenarnya
• Penyebab Gagal Napas:
• Penyebab sentral:
• Trauma kepala              :    Contusio cerebri
• Radang otak                  :    Encepalitis.
• Gangguan vaskuler       :    Perdarahan otak, infark otak.
• Obat-obatan                  :    Narkotika, Obat anestesi.
LANJUTAN.

2. Penyebab perifer:
• Kelainan Neuromuskuler:
• Tetanus
• Trauma servikal.
• Obat pelemas otot.
• Kelainan jalan napas.
• Obstruksi jalan napas.

b. Insufisiensi Jantung
Pemberian ventilator untuk mengurangi beban kerja system pernapasan sehingga beban kerja jantung
juga berkurang
c. Disfungsi Neurologis
d. Tindakan operasi
e. Kegagalan Ventilasi
f. Kegagalan pertukaran gas
Komplikasi
Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, Pasien
dengan ventilator mekanis memerlukan observasi, keterampilan dan asuhan
keperawatan berulangtapi bila perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan
komplikasi seperti:
• Komplikasi pada jalan nafas
• Masalah Selang Endotrakeal
• Masalah Mekanis
• Barotrauma
• Penurunan Curah Jantung.
• Keseimbangan air positif
Tanda dan Gejala
Tanda
• Gagal nafas total
• Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
• Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada
pengembangan dada pada inspirasi
• Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan
• Gagal nafas parsial
• Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.
• Ada retraksi dada
Gejala
• Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
• Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)
Pengesetan Volume Ventilator

Ventilator disesuaikan sehingga pasien merasa nyaman dan ”dalam


harmoni” dengan mesin, Jika volume ventilator disesuaikan dengan tepat,
kadar gas darah arteri pasien akan terpenuhi dan akan ada sedikit atau
tidak ada sama sekali gangguan kardiovaskuler
Pengesetan awal ventilator setting
• Atur mesin untuk memberikan volume tidal yang dibutuhkan (10-15 ml/kg).
• Sesuaikan mesin untuk memberikan konsentrasi oksigen terendah untuk  mempertahankan PaO2
normal (80-100 mmHg). Pengesetan ini dapat diatur tinggi dan secara bertahap dikurangi berdasarkan
pada hasil pemeriksaan gas darah arteri.
• Catat tekanan inspiratori puncak.
• Atur cara (bantu-kontrol atau ventilasi mandatori intermiten) dan frekuwensi sesuai dengan program
medik dokter.
• Jika ventilator diatur pada cara bantu kontrol, sesuaikan sensivitasnya sehingga pasien dapat
merangsang ventilator dengan upaya minimal (biasanya 2 mmHg dorongan inspirasi negatif).
• Catat volume 1 menit dan ukur tekanan parsial karbondioksida (PCO2) dan PO2, setelah 20 menit
ventilasi mekanis kontinu.
• Sesuaikan pengesetan (FO2 dan frekuwensi) sesuai dengan hasil pemeriksaan gas darah arteri atau
sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter.
• Jika pasien menjadi bingung atau agitasi atau mulai “Bucking” ventilator karena alasan yang tidak
jelas, kaji terhadap hipoksemia dan ventilasikan manual pada oksigen 100% dengan bag resusitasi
Setting Ventilator
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat beberapa parameter
yang diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu :

• Frekuensi pernafasan permenit


Frekuensi napas adalah jumlah pernapasan yang dilakukan ventilator dalam
satu menit. Setting normal pada pasien dewasa adalah 10-20 x/mnt. Parameter
alarm RR diseting diatas dan dibawah nilai RR yang diseting.
• Tidal volume
Volume tidal merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
setiap kali bernapas. Umumnya disetting antara 8 - 10 cc/kgBB, tergantung dari
compliance, resistance, dan jenis kelainan paru.
LANJUTAN

• Konsentrasi oksigen (FiO2)


FiO2 adalah jumlah kandungan oksigen dalam udara inspirasi yang diberikan oleh
ventilator ke pasien. Konsentrasinya berkisar 21-100%. Settingan FiO2 pada awal
pemasangan ventilator direkomendasikan sebesar 100%.
• Rasio inspirasi : ekspirasi
Rumus Rasio inspirasi : Ekspirasi
Waktu inspirasi + waktu istirahat
Waktu ekspirasi
• Limit pressure / inspiration pressure
Pressure limit berfungsi untuk mengatur jumlah tekanan dari ventilator volume
cycled.
• Flow rate/peak flow
Merupakan kecepatan ventilator dalam memberikan volume tidal pernapasan yang
telah disetting permenitnya.
LANJUTAN

• Sensitifity/trigger
Sensitifity berfungsi untuk menentukan seberapa besar usaha yang diperlukan
pasien dalam memulai inspirasi dai ventilator. Pressure sensitivity memiliki nilai
sensivitas antara 2 sampai -20 cmH2O, sedangkan untuk flow sensitivity adalah antara
2-20 L/menit. Semakin tinggi nilai pressure sentivity maka semakin mudah seseorang
melakukan pernapasan.
• Alarm
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk
mewaspadakan perawat tentang adanya masalah, Alarm jangan pernah diabaikan tidak
dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap
• Positive end respiratory pressure (PEEP)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli diakhir
ekspirasi.

Anda mungkin juga menyukai