Anda di halaman 1dari 26

ILEUS OBSTRUKTIF

LETAK TINGGI
DP JP :
 
Ris man Fad jar, dr., Sp. B
IDENTITA
◦ Nama : An. A S PASIEN
◦ Jenis kelamin : Laki-Laki
◦ Usia : 4 th 10 bulan
◦ Tanggal masuk : 23 Juni 2019
◦ Tanggal periksa : 23 Juni 2019
◦ Tanggal Dirujuk : 24 Juni 2019
Keluhan Utama : Perut Kembung
◦ Pasien datang ke IGD RSUD Subang dengan keluhan kembung sejak 7 hari
SMRS. Keluhan perut kembung dirasakan semakin hari semakin membesar.
Keluhan disertai demam sejak 7 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun,
terutama saat malam hari. Keluhan disertai muntah-muntah 5x, muntahan ANAMNESIS
berwarna kuning dan pasien tidak bisa flatus dan buang air besar sejak 1 hari
SMRS. Keluarga pasien juga mengatakan perut pasien terasa nyeri sejak 1 hari
smrs.
◦ Ibu pasien mengatakan 6 hari sebelumnya anaknya mencret. Ibu pasien
menyangkal BAB berdarah dan berlendir. Ibu pasien juga menyangkal pada saat
bayi pernah muncul benjolan di perutnya atau di skrotumnya terutama saat anak
mengejan atau menangis.
 
Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini. Keluhan ini
merupakan pertama kali. Orangtua pasien menyangkal anaknya pernah
dioperasi di daerah perut.
Pemeriksaan Fisik
◦ Kesadaran : composmentis Kepala

◦ KU ◦ Mata : konjunctiva tidak anemis, sclera anicteric,


: Tampak sakit sedang
Cekung +/+
◦ BB : 15 kg ◦ Mulut : Bibir tampak kering
Leher
Tanda-Tanda Vital ◦ KGB : tidak teraba pembesaran
◦ Nadi: 120 x/menit, regular, equal, isi cukup Thoraks
◦ Suhu : 39,7 0C per axilla ◦ Inspeksi : bentuk normal, gerakkan simetris, retraksi -/-

◦ Respirasi : 24 x/menit ◦ Palpasi : pergerakan simetris


◦ Perkusi : Ka=Ki sonor
◦ Auskultasi : VBS ki=ka, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Bunyi jantung S1, S2 murni regular, murmur (-) gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
TANGGAL
Abdomen 23/06/19
◦ Inspeksi : Cembung, Darm Contour (-) Darm Steifung Hemoglobin 12,2 gr%
(-) Benjolan (-) Hematokrit 32 %
Leukosit 10.200 permm3
◦ Palpasi : Tegang, Nyeri Tekan abdomen (+), Tidak Trombosit 197.000 permm3
teraba massa Serologi  

◦ Perkusi : hipertimpanik Salmonella Typhi O 1/160


Salmonella Typhi H 1/320
◦ Auskultasi : bising usus + menurun
Salmonella Paratyphi AO 1/320
DRE : Tidak dilakukan
Ekstrimitas Salmonella Paratyphi AH 1/320

◦ Bentuk normal, deformitas (-) Elektrolit  


Natrium 133,3 mEq/L
◦ Sianosis perifer (-) Kalium 4,27 mEq/L
◦ Akral hangat Calsium Total 2,32 mEq/L
Chlorida 98,3 mEq/L
◦ CRT < 2 detik
FOTO POLOS
ABDOMEN
RESUME
◦ Pasien datang ke IGD RSUD Subang dengan keluhan perut kembung. Keluhan disertai perut pasien nyeri
dan demam. Keluhan juga disertai muntah-muntah serta os tidak bisa BAB dan flatus.
◦ Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran composmentis, keadaan umum tampak sakit sedang, febris.
Pemeriksaan kepala didapatkan mata cekung dan bibir pasien tampak kering yang menunjukan adanya
dehidrasi. Pada pemeriksaan Abdomen didapatkan perut cembung, tegang, terdapat nyeri tekan, pada
perkusi hipertimpanik, serta bising usus yang menurun.
◦ Pada pemeriksaan Laboraturium didapatkan leukositosis, elektrolit imbalance, dan pemeriksaan WIDAL
+.
◦ Pada pemeriksaan Foto polos abdomen didapatkan dilatasi usus bagian proksimal sampai ke tempat
obstruksi, Usus bagian proksimal yang terdistensi oleh gas. Pada daerah rektum tidak tampak bayangan
gas atau udara.
DIAGNOSIS

Ileus Obtruktif Letak Tinggi


◦ IVFD Rl 15 gtt makro/menit
◦ Paracetamol infus 3x150 mg Rencana
◦ Cefotaxime 3x 500 mg iv Terapi
◦ Ondansentron 2x1,5 mg iv
◦ Puasa
◦ NGT Dekompresi
◦ Konsul dr. Risman, Sp.B : Rujuk Sp.BA
Click icon to add picture

PEMBAHASAN

Ileus
Obstruktif
Pada Anak
ILEUS OBSTRUKTIF
DEFINISI ETIOLOGI

◦ kerusakan atau hilangnya pasase isi usus


yang disebabkan oleh sumbatan
mekanik sehingga isi lumen saluran
cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau
anus karena ada sumbatan/hambatan
yang disebabkan kelainan dalam lumen
usus, dinding usus atau luar usus yang
menekan atau kelainan vaskularisasi
pada suatu segmen usus yang
menyebabkan nekrose segmen usus
tersebut
◦ Hernia inkarserata : Usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia.
◦ Adhesi : adanya jaringan fibrosa pada usus yang ditemukan saat lahir
(kongenital). Namun jaringan fibrosa ini paling sering terjadi setelah
operasi abdominal. Usus halus yang mengalami perlengketan akibat
jaringan fibrosa ini akan menghalangi jalannya makanan dan cairan. ETIOLOGI
◦ Invaginasi : Disebut juga intususepsi. Invaginasi umumnya berupa
intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan mungkin
terus sampai keluar dari rektum.
◦ Volvulus: Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus
yang abnormal dari segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus
sendiri,
ETIOLOGI
ILEUS OBSTRUKTIF
EPIDEMIOLOGI KLASIFIKASI

◦ Bayi baru lahir : Kelainan Ileus ada 2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus
paralitik.
kongenital dan volvulus
◦ leus obstruktif (mekanik) : keadaan dimana isi
◦ Anak : Intususepsi, hernia, dan lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke
distal atau anus karena adanya
adhesi sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan
kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau
luar usus yang menekan atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang
menyebabka nekrose segmen usus tersebut.
◦ ileus paralitik (adynamic ileus): keadaan di
mana usus gagal/ tidak mampu melakukan
kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya
akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya
peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik
ILEUS OBSTRUKTIF
KLASIFIKASI KLASIFIKASI
Berdasarkan Lokasi Berdasarkan Stadium
◦ Letak tinggi : obstruksi mengenai ◦ Obstruksi sebagian (partial obstruction) :
obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan
usus halus (dari gaster sampai masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan
ileum terminal). defekasi sedikit.
◦ Letak rendah : obstruksi mengenai ◦ Obstruksi sederhana (simple obstruction) :
obstruksi/sumbatan yang tidak
usus besar (dari ileum terminal disertaiterjepitnya pembuluh darah (tidak
sampai rectum). disertai gangguan aliran darah).
◦ Obstruksi strangulasi (strangulated
obstruction) : obstruksi disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi
iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis
atau gangren.
• Invaginasi
Akumulasi gas
• Hernia
Obstruksi dan cairan di
• Volvulus
lumen intestine PATOFISIOLO
• Adhesi
GI

Peningkatan aktivitas
Dilatasi ➞ intestinal : mendorong Lelah ➞
Distensi lumen isi lumen melewati Kontraksi ↓
obstruksi

Retrograde
Nyeri kolik dan peristaltic ➞
diare muntah ➞
Dehidrasi
Dilatasi ➞ Distensi lumen

• air dan elektrolit


menumpuk baik • Perubahan flora
intraluminal ataupun bakteri normal
di dinding usus itu
sendiri

Venous Return ↓ ➞
intestinal bowel wall Translokasi
edema ➞ permeabilitas bakteri :
kapiler ↑ ➞ Cairan ke
interstisial (peritoneum) peritonitis
PATOFISIOLO
GI
CLINICAL MANIFESTATION
4 CARDINAL
SIGNS

COLICKY CONSTIPATION/U
ABDOMINAL NABLE TO
ABDOMINAL VOMITING DISTENTION
PAIN FLATUS

PADA KASUS

◦ Pasien datang ke IGD RSUD Subang dengan keluhan


perut terasa nyeri. Keluhan disertai perut pasien
kembung dan demam. Keluhan juga disertai muntah-
muntah serta os tidak bisa BAB dan flatus.
STRANGULASI
• Takikardia,
• pireksia (demam)
• lokal dan reboud tenderness
• Guarding
• nyeri lokal,
• hilangnya suara usus lokal

untuk mengetahui secara pasti


adanya strangulasi hanya dengan
laparotomi.
DIAGNOSIS
Radiology

Laboratory tests

Physical examination - Leukositosis Ringan


- Kelaianan electrolite • Dilatasi loops usus
kecil (diameter >3cm)
Anamnesis • Air-Fluid level terlihat
Inspeksi : Distensi, Darm contour, pada foto posisi tegak
Darm steifung • Kurangnya udara di
Perkusi : Hipertimpanik usus besar
4 Tanda Auskultasi : Hiperperistaltik,
Cardinal Pada fase lanjut, melemah sampai
hilang.
Dilatation

Herring Bone

Step Ladder
PADA PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK PENUNJANG

Abdomen ◦ Pada pemeriksaan Laboraturium didapatkan


◦ Inspeksi : Cembung, Darm Contour (-) Darm leukositosis, elektrolit imbalance, dan
Steifung (-) Benjolan (-) pemeriksaan WIDAL +.
◦ Pada pemeriksaan Foto polos abdomen
◦ Palpasi : Tegang, Nyeri Tekan abdomen (+),
didapatkan dilatasi usus bagian proksimal
Tidak teraba massa
sampai ke tempat obstruksi, Usus bagian
◦ Perkusi : hipertimpanik proksimal yang terdistensi oleh gas. Pada
◦ Auskultasi : bising usus + menurun daerah rektum tidak tampak bayangan gas atau
udara.
DRE : Tidak dilakukan
NGT

Underlying Fluid &


Pada Pasien
disease electrolytes • IVFD Rl 15 gtt
makro/menit
• Paracetamol infus 3x150
mg
Treatment
• Cefotaxime 3x 500 mg iv
• Ondansentron 2x1,5 mg iv

Urine • Puasa
Antiemetics Catheter • NGT Dekompresi
• Konsul dr. Risman, Sp.B :
Rujuk Sp.BA

Antiboitic
Prognosis

◦ Prognosis bergantung etiologi ileus.


◦ Angka kematian perioperatif terkait dengan
pembedahan untuk obstruksi usus halus
nonstrangulasi kurang dari 5%,
◦ Angka kematian yang terkait dengan pembedahan
untuk strangulasi obstruksi berkisar dari 8% hingga
25%.

Anda mungkin juga menyukai