Anda di halaman 1dari 43

KELAINAN MATA dan

GANGGUAN PENGLIHATAN pada


PENDERITA KUSTA
Dr. Siti Farida Santyowibowo, SpM (K)
PERDAMI NTB
EPIDEMIOLOGI
Lepra endemic di banyak negara berkembang,
bermakna sebagai penyebab kebutaan
Pendataan masih sulit, prevalensi dan insidens
kelainan mata sulit diperoleh yang tepat
 70% - 75% kasus lepra menderita kelainan
mata
 40% kasus lepra menderita kebutaan 
 10- 15% kasus lepra menderita kebutaan 
 6 - 16 – 90% mengalami gangguan mata
karena lepra
Mengapa penglihatan
yang baik sangat penting
untuk penderita kusta?
1. Penderita kusta harus dapat melihat dan
menghindari benda yang dapat melukainya
2. Penderita kusta harus memeriksa secara
visual tangan dan kaki yang anestetik untuk
mencari luka
3. Gangguan penglihatan tidak memungkinkan
melihat adanya luka
4. Penglihatan baik dibutuhkan untuk dapat
berjalan
Apa komplikasi lepra pada
mata?
Bagaimana terjadinya?
Kapan terjadinya?
Kapan terjadi?
 Kadang-kadang kelainan mata
diketahui sebelum pasien didiagnosa
menderita kusta
 Risiko terjadinya komplikasi mata

menurun karena diagnosa lebih dini


dan terapi lebih efektif
Kapan terjadi?
Kelainan mata muncul bila penyakit
kusta sudah diderita lama

Perubahan awal pada mata tidak tampak


jelas. Kasus terkadang terlewatkan.
Perlu pemeriksaan teliti.

Terutama terjadi pada pasien dengan


lepra MB, pada reversal reaction, ENL
Mata terlibat melalui
 Invasi langsung ke jaringan mata oleh bacilli
 Reaksi lepra
 Syaraf terkena:

 N. trigeminus sensibilitas kornea


terganggu
 N. facialis  otot orbicularis oculi dan wajah
menjadi lemah
Infiltrasi kuman dibawah kulit dan
ke syaraf
Bagian-bagian mata yang terkena
Kelainan mata terjadi pada
 Kulit sekitar mata dan bagian-bagian

kelopak mata (ocular adnexa), sistem


lakrimal
 Permukaan (surface) dari bagian-bagian

mata:
◦ Kornea, sklera,iris, corpus ciliaris, lensa
 Bagian posterior mata tidak terkena
Kulit Sekitar Mata: Alis dan Bulu
Mata
 Madarosis superciliaris: hilangnya rambut
alis terutama bagian lateral & simetris
 Madarosis ciliaris: hilangnya bulu mata
 Trichiasis:
◦ bulu mata tumbuh kedalam, menggesek dan
melukai konjungtiva dan kornea.
◦ Keadaan yang berpotensi membutakan.
◦ Pasien harus melihat/memeriksa matanya setiap
hari untuk mencari trichiasis
 Terutama pada MB
Kelopak Mata
 Penebalan tepi kelopak (tylosis)
• Infiltrasi diffuse dari kulit dan
kelopak mata
• Kehilangan elastisitas mata
• Kelopak mata atas menjadi
“longgar”/”drooping”
 Entropion: kelopak menekuk kedalam
 Ektropion: kelopak terpapar keluar
Madarosis alis dan
bulu mata
Foto dari presentasi dr.. Sri Linuwih, SpKK
Kelopak Mata
 Macula/Nodule pada kelopak
 Atrofi lempeng tarsus dan otot-otot pre

tarsus
 Kelenjar Meiboom diinfiltrasi dan

mengalami atrofi  mutu air mata buruk


dry eye (mata kering)  mata mudah
terkena infeksi dari luar
Paralisis n. VII
M. Orbicularis oculi lemah
 Ektropion kelopak bawah
 Lagophthalmos:

◦ Kelopak tidak dapat menutup sempurna


◦ Menyebabkan exposure keratitis
◦ Neuroparalytic ulcer gejala Dry Eye
N. VII menebal
Tipe PB atau borderlline
Tampilan Klinik Paralisis n. VII
Unilateral  asimetri
Bilateral  simetris, otot lemah (tidak
paralisis)  wajah datar  “leprous
stare”
Epifora
Entropion dan ektropion
 Kurang berkedip  dry eye, mudah

terluka
Lagophthalmos dan
iritasi bola mata
Foto dari presentasi Prof Sri Linuwih, SpKK
Alat lakrimal dan Konjungtiva
Sistem lakrimal
Dakriosistitis: penyumbatan duktus
nasolakrimalis karena infiltrasi baciller
di mucosa nasal (ulkus, sikatriks)
Konjungtiva:
Nodul lepromatous,
Terjadi pada tipe II reaksi lepra
(Erythema Nodosum Leprosum)
Kelainan kornea
Perubahan primer:
Hypoestesia kornea (hilang sensasi)
Penebalan serabut syaraf kornea
Corneal beading
Radang kornea
◦ Punctate keratitis
◦ Interstitial keratitis
Kelainan kornea
Perubahan sekunder
Kornea terpapar kepada infeksi atau
trauma karena
 Tidak ada sensasi kornea (terjadi Ulkus
kornea, sikatriks (cacad)
 Kerusakan n. VII dan hilangnya refleks
kedip
 Airmata kurang baik, mata kering
 Refleks “menangis” berkurang
Membuktikan hypoesthesia
Inflamasi kornea

Infiltrasi baciller/reaksi lepra Keterlibatan syaraf

Keratit is p un cta ta sup erfi cia lis


Ke ra titis int ers titia lis
Corneal beads
Neurotrophic keratitis Neuroparalytic keratitis
Keratitis
Episkleritis dan skleritis
 Radang dari dinding bola mata
 Bentuk benjolan, kemerahan, nyeri
 Scleritis:

◦ Pada MB, disertai radang jaringan


iridosiklitis
◦ Kejadian berulangsklera menipis,
jaringan didalam menonjol keluar
◦ Nyeri mata, sekitar mata
Skleritis dan episkleritis
Katarak
 Disebabkaninvasi bacilli
 Memburuk oleh karena iritis
 Penggunaan Steroids
 Usian
Katarak pada Penderita Kusta
Glaukoma
 Oleh karena komplikasi iritis
 Oleh karena penggunaan steroids

jangka waktu lama


 Muncul pada MB
PENATALAKSANAAN
1. Check untuk keadaan yang dapat
menyebabkan gangguan penglihatan (mata
merah dan sakit, kurang berkedip,
lagophthalmos)
2. MDT
3. Perhatikan bulu mata. Ada trikhiasis? Cabut
bulu mata (epilasi)
4. Terapi lepra dan kelainan mata
5. SELF CARE pasien
PENATALAKSANAAN
1. Scleritis: steroid sistemik dan topikal, MDT,
Clofazimine
2. Dacryocystitis akuta: antibiotik sistemik dan
topikal
3. Konjungtivitis: sering baasuh mata dengan
air bersih yang sudah dimasak dan
didinginkan, antibiotik topikal
PENATALAKSANAAN
1. Kornea:
1. Lindungi (kacamata hitam, topi)
2. Think blink
3. Periksa diri dengan seksama didepan cermin
4. Bila merah, segera berobat
2. Iritis Akut: terapi glaukoma
3. Iritis Khronis: antibiotik, corticosteroid systemic
4. Lagophthalmos: corticosteroid, MDT,
perlindungan , lama (lebih 6 bulan dan fissura
>6mm): operasi
Foto dari presentasi Prof. Sri Linuwih, SpKK
DAFTAR PUSTAKA
 Hogeweg, M., (1989), Leprosy and the Eye,
Community Eye Health, 3: 2 -5
 Courtright, P., Lewallen, S. (2013), Ocular

Manifestations of Leprosy, in The


Epidemiology of Eye Disease, 3rd ed. Edited
by Gordon J. Johnson et al, London, Imperial
College Press
 Deschenes, J., Leprosy and the Eye,

Medscape, updated 2017, accessed March


2017
DAFTAR PUSTAKA
 International Centre for Eye Health (2010),
Leprosy and the Eye Teaching Set, London
School of Hygiene and Tropical Medicine,
London
 Alberts, CJ., et al, (2011) Potential effect of the
world Health Organization’s 2011 – 2015 global
leprosy strategy on the prevalence of grade 2
disability: a trend analysis, Bulletin of the World
Health Organization, 2011, 89: 487-495,doi
10.2471/BLT.10.085662, accessed
www.who.int/bulletin March 2017
Terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai