Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS STUNTING DAN

GIZI BURUK
Oleh : Kelompok 1
Dyas Nurvitasari Puspita 2006505442
Ida Fauziah 1906335911
Jessica Apulina Ginting 2006559924
Putri Rahmadani 2006560176
Salma Talitha 2006506155
Sugiarto 2006506294
Queen Nazhofah 2006505991
OUTLINE PRESENTASI

01 02
OVERVIEW STUNTING IDENTIFIKASI
KELEMBAGAN DAN
AKTOR

03 04
HARMONISASI SINKRONISASI
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
OVERVIEW STUNTING
36.8 35.6 37.2
30.8 27.7

TREND STUNTING DI
INDONESIA

2007 2010 2013 2018 2019


DAMPAK STUNTING
DAN GIZI BURUK

• Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus)


• Hambatan perkembangan kognitif dan motorik
• Gangguan metabolik pada saat dewasa, seperti risiko penyakit tidak
menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung)
APA PENYEBAB STUNTING?
SENSITIF
SPESIFIK
Sehingga,
membutuhkan
intervensi yang ...

SPESIFIK
+
SENSITIF
02. IDENTIFIKASI KELEMBAGAAN AKTOR
BIDANG PUSAT PROVINSI DAERAH DESA
INTERVENSI Level Pemerintah Pusat : Level Pemerintah Provinsi Level Pemerintah Level Pemerintah
• Presiden : Kabupaten/Kota : Kecamatan/Kelurahan/
SPESIFIK • Kementerian Kesehatan • Gubernur • Bupati/Walikota Desa :
• Kepala Dinas Kesehatan • Direktur /Kepala Fasyankes • Camat/Lurah
• Masyarakat/RW/RT

INTERVENSI Level Pemerintah Pusat : Level Pemerintah Provinsi Level Pemerintah Level Pemerintah
• Kementerian Keuangan : Kabupaten/Kota: Kecamatan/Kelurahan/
SENSITIF • Kementerian Agama • Dinas Kesehatan • Dinas Kesehatan Desa :
• Kementerian Pertanian • Dinas PUPR • Dinas PUPR • Kader/Komunitas
• Kementerian Kelautan • Dinas Sosial • Dinas Sosial • Masyarakat/RW/RT
• Kementerian Pekerjaan • Dinas Pertanian • Dinas Pertanian
Umum dan perumahan • Dinas Pemberdayaan • Dinas Pemberdayaan
rakyat perempuan,perlindunan perempuan,perlindunan anak,
• Kementerian Pendidikan anak, kependudukan dan kependudukan dan keluarga
• Kementerian Dalam keluarga berencana berencana
Negeri • Dinas Ketahanan Pangan • Dinas Ketahanan Pangan
• Kementerian Desa PDTT • Dinas Pendidikan • Dinas Pendidikan
• Kementerian Kepemudaan dan Kepemudaan dan
Perindustrian Kebudayaan Kebudayaan
• BKKBN • Dinas Kelautan dan • Dinas Kelautan dan Perikanan
• BPOM Perikanan • Dinas Perindustrian dan
• Dinas Perindustrian dan perdagangan
perdagangan • Dinas pemberdayaan
• Dinas pemberdayaan masyarakat dan desa
masyarakat dan desa
CONTOH INTERVENSI STUNTING
KEMENTERIAN DAN KELEMBAGAAN TERKAIT
SINERGITAS MULTIK-AKTOR DAN PERAN STAKEHOLDER
AKTOR YANG TERLIBAT DALAM PENCEGAHAN STUNTING
PUSAT PROVINSI DAERAH
- Presiden dan Wakil Presiden - Gubernur - Wali Kota/ Bupati
- Dinas Kesehatan berkolaborasi - DPR-D
- DPR- RI - Promotor Kesehatan Puskesmas
- Kementerian dan Kelembagaan dengan sektor lain: - Petugas kesehatan di pelayanan kesehatan
(Kementerian Kesehatan, Kementrian pendidikan, Agama,PU, tingkat daerah
Pertanian (Badan Ketahanan Pangan), pertanian - BKKBN Kota
- Dinas Perindustrian - Tokoh-tokoh setempat: tokoh agama, guru,
Kementrian Kelautan dan perikanan, pemimpin formal dan informal, kader Posyandu
- Dinas Perdagangan
Kementrian PPN/ Bappenas, Kementrian - BPOM
dan Pos PAUD
Sosial), - Pengusaha
- BKKBN Provinsi
- Media Massa Nasional dan Influencer - Dinas Komunikasi dan
Infromatika
- Organisasi Profesi/ Akademisi
- Media Massa Provinsi
- Lembaga Sosial
Kemasyarakatan
(Pemberdayaan perempuan
dan perlindugan anak)
- Petugas Kesehatan di
pelayanan kesehatan provinsi
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

UKBM FASYANKES DAERAH RS RUJUKAN RS RUJUKAN


PROVINSI NASIONAL

- POSYANDU - PUSKESMAS - RS Rujukan Regional - RS Rujukan Nasional


- PUSTU/POSKESDES - KLINIK DOKTER UMUM ATAU atau Provinsi Terdapat 14 Rumah Sakit
BIDAN - RS TIPE B-C Rujukan Nasional yang
- PRAKTIK MANDIRI DOKTER tersebar di Medan, Padang,
SPESIALIS ANAK Palembang, Jakarta, Bandung,
- RS IBU DAN ANAK Yogyakarta, Semarang,
- RS UMUM KOTA/KABUPATEN Surabaya, Denpsasar,
(TIPE D) Pontianak, Samarindam,
- RSUD KOTA/KABUPATEN Makassar, Manado dan
Jayapura.
Kepmenkes nomor
HK.02.02/MENKES/390/2014
HARMONISASI KEBIJAKAN PROGRAM

Harmonisasi peraturan perundang-undangan dapat diartikan


sebagai suatu proses penyelarasan atau penyerasian
peraturan perundang-undangan yang hendak atau sedang
disusun, agar peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan sesuai prinsip-prinsip hukum dan peraturan
perundang-undangan yang baik

a. Pengharmonisasian materi muatan rancangan undang-undang dengan


Pancasila, UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Undang-Undang, dan Asas Peraturan Perundangan
b. Pengharmonisasian RUU dengan teknik penyusunan peraturan
perundang-undangan meliputi : Kerangka Peraturan Perundang-
undangan, Hal-hal khusus, Ragam Bahasa, dan Bentuk rangan
peraturan perundang-undangan
HARMONISASI KEBIJAKAN PROGRAM
SINKRONISASI KEBIJAKAN

Sinkronisasi hukum adalah penyelarasan dan Sinkronisasi terhadap peraturan perundang-


penyerasian berbagai peraturan perundang-undangan undangan dapat dilakukan dengan 2 (dua)
yang terkait dengan peraturan perundangundangan cara yaitu :
yang telah ada dan yang sedang disusun yang
mengatur suatu bidang tertentu a. Sinkronisasi Vertikal :
Sinkronisasi Vertikal yaitu adalah
Hierarki peraturan perundang-undangan terdiri atas: sinkronisasi peraturan
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik perundangundangan dengan peraturan
Indonesia Tahun 1945 perundang-undangan lain dalam hierarki
2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; yang berbeda.
3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah b. Sinkronisasi Horisontal
Pengganti Undang-Undang; Sinkronisasi Horisontal adalah
4) Peraturan Pemerintah; sinkronisasi peraturan perundang-
5) Peraturan Presiden; undangan dengan peraturan perundang-
6) Peraturan Daerah Provinsi; dan undangan lain dalam hierarki yang
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. sama.
SINKRONISASI KEBIJAKAN VERTIKAL
MAKRO MESO MIKRO

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN : PERATURAN PERUNDANGAN- PERATURAN PERUNDANG-


- Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan UNDANGAN : UNDANGAN
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera Misal Daerah Provinsi Jawa Tengah Misal Daerah Kabupaten Klaten :
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan : - Peraturan Bupati Klaten Nomor 61
mendapatkan lingkungan hidup yang baik - Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tahun 2017 tentang
dan sehat serta berhak memperoleh Tengan No.5 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Ibu
pelayanan kesehatan. RPJMD Provinsi Jawa Tengan dan Anak di Kabupaten Klaten
- UU No. 36 / 2009 Tentang Kesehatan Bab 8 Tahun 2018-2023 - Peraturan Bupati Klaten Nomor 7
Pasal 141 & 142 - Peraturan Gubernur Jawa Tengah
tahun 2018 tentang Gerakan
- Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun No.34 Tahun 2019 Tentang
2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pecegahan Stunting di Provinsi Masyarakat Hidup Sehat di
Pangan Jawa Tengah Kabupaten Klaten
- Perpres No. 42 / 2013 Tentang Gerakan - Peraturan Bupati Klaten Nomor 4
Nasional Perbaikan Gizi Tahun 2019 Tentang Upaya
- Perpres No.18 Tahun 2020 tentang RPJMN Perbaikan Gizi di Kabupaten Klaten
Tahun 2020-2024
- Permenkes No. 29 Tahun 2019 tentang
Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak
Akibat Penyakit
CONTOH PERGUB DAN PERBUP
Contoh Kasus Stunting
Kementerian Terkait :
- Kementerian Kesehatan : pemberian
intervensi gizi, seperti pemberian ASI, kelas
ibu hamil, penanganan kekurangan gizi
- Kementerian Sosial : adanya bantuan
perbaikan gizi anak-anak Rp. 1.8 juta
melalui APBD Prov. Jambi dan APBN
- Kemendes : pemberian bantuan
- Kementerian PU dan PR : munculnya
penyakit water borne disease, seperti : TB,
diare, penyakit kulit

Aktor Terkait :
- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
- Petugas kesehatan Puskesmas Muaro
Bungo, Tebo, Sarolangun, dan Merangin
Contoh Kasus Stunting
Fasilitas Pelayanan Kesehatan :
- Posyandu balita : pendataan ibu hamil dan
balita, penimbangan balita, pemeriksaan ibu
hamil
- Puskesmas : penyuluhan mengenai asupan
gizi, konfirmasi status gizi balita
DAFTAR PUSTAKA

http://jdih.klatenkab.go.id/v1/download/perbup/Peraturan-Bupati-2019/Perbup-No-4-Tahun-2019-Upay
a-perbaikan-gizi-di-kabupaten-klaten.pdf

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI. (2018). Strategi Nasional:
Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) - Periode 2018-2024.

Anda mungkin juga menyukai