Anda di halaman 1dari 26

KEJAHATAN SEKSUAL

dr. Raja Al Fath Widya Iswara


Definisi
• Kejahatan seksual adalah perilaku yang
bertentangan dengan norma dan hukum yang
mengatur mengenai seksualitas
Perkosaan VS Kejahatan Seksual
– Perkosaan termasuk kedalam kejahatan seksual
tetapi kejahatan seksual belum tentu perkosaan
– Kejahatan seksual tidak selalu mengandung unsur
persetubuhan. Yang mengandung unsur
persetubuhan contohnya berzinah, perkosaan ,
menggauli perempuan yang tidak berdaya,
menggauli perempuan dibawah umur dan incest.
Yang tidak mengandung unsur persetubuhan
contohnya perbuatan cabul
Perzinaan (KUHP 284)

Perkosaan (KUHP
285)

Persetubuhan (+)
Menggauli perempuan
tidak berdaya (KUHP
286)

Kejahatan Seksual Menggauli perempuan


di bawah umur/belum
dewasa (KUHP
287/288)

Perbuatan Cabul
Persetubuhan (-)
(KUHP 289/292/294)
Dasar Hukum
• KUHP Pasal 285 (Perkosaan)
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita, bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan
perkosaan, dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

• KUHP Pasal 286


Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal
diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

• KUHP Pasal 287


Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umumya belum lima belas
tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, baHwa belum waktunya untuk dikawin,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Umur perempuan
lebih dari 15 th (Ps
284)
Dengan Persetujuan
Perempuan
Umur perempuan
kurang dari 15 th
(Ps 287)

Di luar perkawinan

Dengan
Persetubuhan kekerasan/ancaman
kekerasan (Ps 285)
Dalam perkawinan Tanpa persetujuan
(Ps.288) perempuan
Perempuan dalam
keadaan
pingsan/tidak
berdaya (ps. 286)
Perbuatan Cabul
Definisi

• Melakukan hubungan kelamin dengan pasangan


sejenisnya serta melakukan hubungan seksual
yang tidak sewajarnya

Klasifikasi

• Pelecahan seksual
• Sexual inherence
Sanggama
• Penetrasi penis ke dalam Vagina
baik sebagian maupun total ke
dalam vagina , yang disertai
maupun tidak disertai dengan
ejakulasi
Jenis Himen
Senggama Legal
• Ada izin / consent dari wanita yg disetubuhi ,  sadar
(concious), wajar (naturally), tanpa keraguan
(unequivocal), kemauan sendiri (voluntari)

• Wanita tersebut ;
• Cukup umur (> 18 tahun),
• Sehat akal ,
• Tidak terikat perkawinan dengan lelaki lain ,
• Bukan anggota keluarga terdekat dari pelaku
Perkosaan
• Perkosaan adalah persetubuhan
yang dilakukan seorang lelaki
kepada seorang perempuan yang
bukan istrinya dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan . (pasal
285 KUHP)
Unsur Pemerkosaan
Unsur pelaku

• Harus seorang laki – laki


• Mampu melakukan persetubuhan

Unsur korban

• Harus seorang perempuan


• Bukan isteri dari pelaku

Unsur perbuatan

• Persetubuhan dengan paksa


• Pemaksaan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan
kekerasan fisik atau ancaman kekerasan
Korban Perkosaan, yaitu:
• Memastikan korban seorang perempuan,
• Mencari tanda-tanda persetubuhan,
• Mengungkap identitas laki-laki yg menyetubuhinya
• Tanda-tanda akibat kekerasan fisik.
• Perkiraan umur korban

Tersangka / Terdakwa Pelaku Perkosaan, yaitu:


• Memastikan pelaku seorang laki-laki
• Mengetahui pelaku mampu melakukan senggama

Barang Bukti Yang Ditemukan, yaitu:


• Untuk mengungkap identitas pelaku (misalnya dengan memeriksa
sperma, darah, rambut, gigi dll)
Tanda Persetubuhan
• Langsung
– Luka lecet atau memar di liang senggama
– Adanya robekan selaput dara
– Adanya sperma
• Tidak langsung
– Kehamilan
– Penyakit hubungan seksual
Himen semilunaris

Himen coroliformis

Himen anularis

Himen septus/biformis

Himen dengan dua robekan pada


pukul 5 dan pukul 7

Himen mirtyformis
• Dalam pemeriksaan
selaput dara, yang harus
dinilai adalah :
• jumlah robekan
• lokasi sesuai dengan
arah jarum jam
• bentuk robekan
• sifat robekan meliputi
tepi robekan, daerah
sekitarnya (warna,
memar, bintik-bintik
perdarahan)
Pemeriksaan Laboratorium

(1) Pemeriksaan spermatozoa


(2) Pemeriksaan ejakulat
- Enzym asam fosfat
- Cholin, dan
- Spermin
(3) Pemeriksaan penyakit kelamin (GO,
sifilis)
(4) Pemeriksaan kehamilan
(5) Pemeriksaan toxicologi
Menentukan perkiraan saat terjadinya
persetubuhan.
• Sperma dalam liang vagina masih dapat bergerak
pada waktu 4-5 jam post coital; sperma masih
dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekitar
24-36 jam post coital, dan bila wanitanya mati
masih akan dapat ditemukan sampai 7-8 hari.
• Perkiraan saat terjadinya persetubuhan juga
dapat ditentukan dari proses penyembuhan dari
selaput dara yang robek, yang pada umumya
penyembuhan tersebut akan dicapai dalam waktu
7-10 hari post coitus
TEKNIK PEMERIKSAAN PADA ANAK

Frog-Leg Frog-Leg & Knee-Chest


dipangku
Pemeriksaan Spermatozoa
Sediaan kering

• Pewarnaan Giemsa, Gram, Methilen Blue

Sediaan basah

• apusan basah NaCl 0,9% fiksasi metil alkohol, pengecatan Metilen blue

Sediaan langsung

• motilitas spermatozoa

Sediaan hapus

• Eosin – Malachite Green

Pakaian korban

• Noda sperma kering


• UV  Fluorosensi sperma (putih kebiruan)
• Pemeriksaan Baecchi  kepala merah, leher ekor berwarna biru
Pemeriksaan Cairan Semen
Florence Test

• (+) kristal kholin warna coklat bentuk jarum

Berberio

• Menambahkan larutan asam pikrat


• (+) kristal kuning seperti jarum kompas

Fosfatase Asam

• Timbul warna orange /jingga pada keras saring


Penanganan di Puskesmas (yang memiliki
Pusat Pelayanan Terpadu)
DI
DI PUSKESM
PUSKESMA
ASS
Korban
Korban kekerasan
kekerasan
terhadap
terhadap anak
anak

Rujukan
Rujukan Datang
Datang sendiri
sendiri
Diantar
Diantar

PUSKESMAS
PUSKESMAS
Registrasi
Registrasi
Tindakan
Tindakan Kegawat
Kegawat Daruratan
Daruratan
Pemeriksaan:
Pemeriksaan:
Rujuk
Rujuk Anamnesis,
Anamnesis, Pemeriksaan
Pemeriksaan
(fisik,
(fisik, psikis,
psikis, penunjang),
penunjang), Pulang
Pulang
Diagnosis
Diagnosis
Tindakan
Tindakan Medis
Medis
Konseling
Konseling
RUMAH
RUMAH SAKIT
SAKIT Pencatatan
Pencatatan dan
dan Pelaporan
Pelaporan
IGD
IGD Kunjungan
Kunjungan Rumah
Rumah
Rumah
Rumah perlindungan
perlindungan
PKT/PPT
PKT/PPT Rujukan
Rujukan (Shelter)
(Shelter)
ICU/ICCU
ICU/ICCU
Penanganan di Rumah Sakit

Alur
Alurpelayanan
pelayanan di
di RS
RSyang
yang memiliki
memiliki PK
PKT
T//PPT
PPT

Datang
Datangsendiri
sendiri
Korban Diantar
Diantar (Orangtua,
(Orangtua, Polisi,
Polisi,
Korban L
LSM, Guru, Pekerja
SM, Guru, Pekerja Sosial,
Sosial,
K
Kader,
ader,P2TP2A)
P2TP2A)
Rujukan
Rujukandari
dariPosyandu,
Posyandu,
Puskesmas,
Puskesmas,K linik
KlinikSwasta,
Swasta,
RS
RSlain,
lain,LLSM,
SM,dll.
dll.

Instalasi
InstalasiGawat
Gawat
Darurat
Darurat//Poliklinik
PoliklinikRS
RS

RS
RSnon
nonPKT/
PKT/ Non
NonKri
Kri ss Semi
SemiKri
Kri ss K
Kri
ri ss Di
Di Dalam
Dalam
PPT
PPT RS
RS
IC
ICU
U// HC
HCUU
PK
PKT/
T/ PPT
PPT Ruang
RuangRawat
Rawat Inap
Inap
§§Pemeriksaan
PemeriksaanFisik
Fisik&
&
Medikolegal
Medikolegal
§§K
Konseling
onselingPsikososial
Psikososial Meninggal
Meninggal
§§K
Konselinghukum
onseling hukum
§§Laboratorium (RuangOtopsi)
(Ruang Otopsi)
LaboratoriumPenunjang
Penunjang

PK
PKT/
T/PPTRS
PPTRS
lain
lain
Rumah
Rumah L
LBH/
BH/ K
Kembali
embalikeke
Aman/
Aman/ Polisi
Polisi K
Keluarga
eluarga
Shelter
Shelter
Alur Pelayanan Rumah Sakit yang Tidak Memiliki PKT/PPT
Datang Sendiri
KORBAN Diantar (Orang tua, Polisi, LSM,
Guru, Pekerja Sosial, Kader
Rujukan dari Posyandu,
Puskesmas, Swasta, LSM
RUMAH SAKIT

IGD
Registrasi
Triage

Non Kritis Semi Kritis Kritis

ICU/HCU
Pulang/ Ruang Rawat Inap
Rawat Jalan

Meninggal
Rujuk
(Ruang Otopsi)

Rujukan
Non Medis

Anda mungkin juga menyukai