Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS MENDALAM

PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA


KEGIATAN PKL ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ADELINE SWITENIA PUTRI


PO.62.31.3.17.393
NARASI KASUS
Ny. T lahir pada tanggal 1 Juli 1956, umur Ny. T 63 tahun, masuk rumah sakit pada tanggal 5
September 2019, TB 150 cm, BB 56,2 kg, status menikah. Ny. T Masuk dengan keluhan awal seper
ti, badan lemas, gemetaran, kepala pusing rasa berputar, dan sedikit mual. Didiagnosa medis yaitu N
y. T mengalami Hipoglikemia. Saat masuk rumah sakit tekanan darah Ny. T 130/80 mmHg. Nadi 106
x/menit, Respirasi 22x/menit, Suhu 36,50C, SPO2 96% Ny. T beragama Islam. Keseharian Ny. T adala
h ibu rumah tangga. Suku Jawa. Alamat di Desa Tahai Baru. Riwayat penyakit Ny. T pernah menderi
ta DM Tipe 2, pernah melakukan Operasi Katarak. Selama di rawat Ny. T menggunakan Infus NaCl
0,9% 20 tpm. Ny. T memiliki jaminan kesehatan KIS dari BPJS. Ny. T belum pernah mendapat ed
ukasi gizi. Tanggal pengambilan kasus dimulai pada tanggal 6 September 2019.
Pemeriksaan Pengobatan
Hasil Keterangan Zat Gizi Asupan Makanan Interprestasi
biokimia Recall Nama Obat Indikasi
Glukosa sewaktu 34 mg/dl Rendah
E (kkal) 1021,1 kkal Defisit berat Infus NaCl 0.9 Memenuhi kebutuhan cairan
Ureum 18 mg/dl Rendah % 20 TPM dan elektrolit tubuh
Creatinin 1,14 mg/dl Normal P (gr) 37,2 gr Defisit berat
Natrium (Na) 138 mmol/L Normal L (gr) 40,3 gr Defisit
Terapi Diet Dari RS
Kalium (K) 2,9 mmol/L Rendah sedang
Diet DM 1500 kalori + Tinggi Kalium
Kalsium (Ca) 1,15 mmol/L Tinggi KH (gr) 134,1 gr Defisit berat
PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI
Prioritas Diagnosa Gizi
Prioritaskan diagnose gizi pada studi kasus ini adalah domain intake karena semua asupan ener
gi dan zat gizi Ny. T kategori defisit berat, dan vitamin dan mineral juga termasuk kategori defi
sit sehingga perlu diadakan perbaikan gizi diperencanaan menu pasien.
 
Tujuan Diet
(Jangka pendek 1-2 hari)
- Meningkatkan asupan energi dan zat gizi makro & mikro sebanyak 100% dalam waktu 2 hari
- Mengurangi mual pada pasien
- Membantu kesembuhan penyakit hipoglikemia pasien
(Jangka panjang)
- Mempertahankan BB pasien agar selalu normal
Modifikasi komposisi makanan dan snack
Jenis Diet : Diet DM 1500 kalori
ND 1.2.1. Modifikasi Tekstur : Makanan lunak
ND 1.2.2. Modifikasi Energi : Energi cukup (1406,25 kalori) untuk mempertahankan berat badan normal
pasien
ND 1.2.3. Modifikasi Protein : Protein cukup (70,3 gr) untuk mengganti sel yang rusak dan membentuk
sel baru yang berguna pada pasien
ND 1.2.4. Modifikasi KH : Karbohidrat cukup (210,9 gr) untuk sumber energi, dan juga karbohidrat
digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah
ND 1.2.5. Modifikasi Lemak : Lemak cukup (31,2 gr) untuk sumber energi dan mengontrol kadar gula
darah agar stabil
ND 1.3 Jadwal Pemberian makan/cairan : 3x makanan utama dan 2x selingan
Implementasi Diet Rumah Sakit (Standar Diet DM 1500 kalori)

Standar Diet E (kal) P (g) L (g) KH (g)

Standar Diet RS 1500 51,1 36,5 235

Kebutuhan/Planning 1406,25 70,3 31,2 210,9

%Standar/Kebutuhan 106% 72% 116% 111%

KOORDINASI ASUHAN GIZI (RC) : Perawat, dokter, apoteker


HASIL
PEMBAHASAN
A. Skrining
Pasien Ny. T dilakukan skirining awal menggunakan skrining MST pada tanggal 6 September 2019 untuk
mengetahui resiko yang ditimbulkan dari penyakitnya saat ini, saat dilakukan skrining perolehan skor yang
didapatkan yaitu 4 dengan kesimpulan resiko tinggi, dari hasil tersebut diketahui bahwa Ny. T ada penurunan
BB, penurunan nafsu makan, dan memiliki riwayat DM tipe II
B. Assesment gizi
Antropometri
Berdasarkan tabel 4.1, pengukuran antropometri BB awal menggunakan timbangan digital yaitu 56,2 kg, sedan
gkan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoa didapatkan hasil 150 cm. Hasil perhitungan IMT didapat
hasil 24,9 kg/m2 yang tergolong kategori normal. Pengukuran akhir dilakukan pengukuran berat badan mengg
unakan timbangan digital didapat hasil 55,6 kg dengan IMT 24,7 kg yang masih dalam kategori normal. BB pa
sien terjadi penurunan sebanyak 0,6 kg.
Penurunan BB pasien disebabkan karena mengalami defisiensi insulin, sehingga terganggunya metabolisme
protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Penurunan berat badan ini akan mengakibatkan
berkurangnya jumlah simpanan kalori. Penyandang DM dalam keadaan stres fisiologis dan emosional dapat
terjadi hiperglikemia, sehingga meningkatkan produksi glukosa oleh hati dan mengganggu penggunaan glukos
a dalam jaringan otot serta lemak dengan cara melawan kerja insulin
Biokimia
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil biokimia untuk yang hari ke dua pada GDS dan Natriu
m yang pada awalnya rendah menjadi normal. Untuk kalium masih dalam kategori rendah atau
masuk kedalam hipokalemia karena insulin dapat menyebabkan kadar kalium rendah sehingga
glukosa masuk ke dalam sel dan diikuti oleh kalium ke dalam sel, sehingga kadar kalium seru
m menurun. Hal ini mungkin disebabkan oleh asupan kalium melalui makanan cukup untuk m
enggantikan pengurasan (deplesi) kalium akibat pemberian insulin dan fungsi ginjal masih bag
us untuk mengatur (regulasi) kadar kalium. Hipokalemia terjadi akibat pemberian insulin teta
pi bersifat sementara dan jarang merupakan masalah klinis, kecuali di kasus kelebihan takar
(overdosis) insulin atau selama penatalaksanaan ketoasidosis diabetes. Hipokalemia di penyaki
t diabetes mellitus dapat terjadi juga di koma diabetik, ketoasidosis, mengalami penyakit g
injal dan pada pemakaian obat hipertensi diuretik (Syamsudduha et al, 2009).
Kadar kalsium masih dalam kategori tinggi atau hiperkalsemia, Hiperkalsemia dapat menimbul
kan gejala kelemahan otot, konstipasi, anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen. Pasien ini
sebelum masuk rumah sakit merasa tubuhnya lemah, tidak nafsu makan dan sulit buang air
besar dan telah berjalan beberapa bulan (Sumedi, 2018).
Fisik/klinis
Tidak ada perbedaan keadaan fisik pada 2 hari berturut-turut pasien merasa fisiknya
lemas karena selama di RS tidak ada aktifitas yang dilakukan dan karena masih ada
penyakit ditubuhnya yang membuat pasien masih lemas. Berdasarkan tabel 4.1, tekanan
darah pada pemerikasaan terakhir berada pada golongan hipertensi. Keterkaitan kadar
gula darah dengan tekanan darah akibat adanya kesamaan karakteristik faktor resiko
penyakit. Resistensi insulin dan hiperinsulinemia pada penderita DM diyakini dapat
meningkatkanresistensi vaskular perifer dan kontraktilitas otot polos vaskular melalui
respons berlebihan terhadap norepinefrin dan angiotensin II. Kondisi tersebut menyebabk
an peningkatan tekanan darah melalui mekanisme umpan balik fisiologis maupun sistem
Renin- Angiotensin-Aldosteron. Kondisi hiperglikemia pada penderita DM juga
menginduksi overekspresi fibronektin dan kolagen IV yang memicu disfungsi endotel
serta penebalan membran basal glomerulus yang berdampak pada penyakit ginjal (Ichsan
tiarini, 2013 dalam Winta dkk, 2018).
Patogenesis hipertensi pada penderita DM begitu kompleks, banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti meningkatkan resistensi insulin. Tingginya prevalensi hiperten
si pada penderita DM berisiko 4-5 kali sebagai penyebab kematian PJK dan stroke. Oleh
karena itu tekanan darah pada penderita DM perlu dikontrol dengan ketat untuk
menghindari komplikasi (Sihombing, 2017).
Riwayat makan dan diet
Diet yang diberikan pada pasiena adalah diet DM 1500 kkal

•Asupan Energi dan karbohidrat


Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa asupan energi dan karbohidrat pasien sudah membaik dan terus meningkat. Hal
ini dikarenakan asupan makan pasien sudah baik dan pasien sudah menghabiskan makanannya.
Asupan makanan merupakan faktor risiko yang diketahui dapat menyebabkan DM salah satunya asupan karbohidrat.
Semakin berlebihan asupan makanan, besar kemungkinan terjangkitnya DM tipe II. Mekanisme hubungan asupan
karbohidrat dengan kejadian DM tipe II dimana Karbohidrat akan dipecah dan diserap dalam bentuk monosakarida,
terutama gula. Penyerapan gula menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan meningkatkan sekresi insulin.
Konsumsi karbohidrat yang berlebihan menyebabkan lebih banyak gula di dalam tubuh, pada penderita DM tipe II
jaringan tubuh tidak mampu menyimpan dan menggunakan gula, sehingga kadar gula darah dipengaruhi oleh
tingginya asupan karbohidrat yang dimakan. Pada penderita DM tipe II dengan asupan karbohidratnya tinggi
melebihi kebutuhan, memiliki resiko 12 kali lebih besar untuk tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
dibandingkan dengan penderita yang memiliki asupan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan (Suprapti, 2017).
Asupan Protein •Asupan Lemak
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa asupan protein Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa asupan lemak
pasien sudah membaik dan terus meningkat. Hal ini d pasien sudah membaik dan terus meningkat. Hal
ikarenakan asupan makan pasien sudah baik dan pasi ini dikarenakan assupan makan pasien sudah baik
en sudah menghabiskan makanannya. dan pasien sudah menghabiskan makanannya.
Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung
Makanan sumber protein dibagi menjadi dua, yaitu
lemak tidak jenuh, baik tunggal maupun rangkap
sumber protein nabati dan sumber protein hewani.
dan hindari konsumsi lemak jenuh. Asupan lemak
Protein nabati adalah protein yang didapatkan dari
berlebih merupakan salah satu penyebab terjadinya
sumber - sumber nabati. Sumber protein nabati yang
resistensi insulin dan kelebihan berat badan. Oleh
baik dianjurkan untuk dikonsumsi adalah dari kacang
karena itu, hindari pula makanan yang digoreng
- kacangan, di antaranya adalah kacang kedelai (term
atau banyak mengggunakan minyak. Lemak tidak
asuk produk olahannya, seperti tempe, tahu, susu ked
jenuh tunggal (monounsaturated) yaitu lemak yang
elai dan lain-lain), kacang hijau, kacang tanah, kacan
banyak terdapat pada minyak zaitun, buah avokad
g merah dan kacang polong. Selain berperan memban
dan kacang-kacangan. Lemak ini sangat baik
gun dan memperbaiki sel-sel yang sudah rusak, kons
untuk penderita DM karena dapat meningkatkan
umsi protein juga dapat mengurangi atau menunda ra
HDL dan menghalangi oksidasi LDL. Lemak tidak
sa lapar sehingga dapat menghindarkan penderita di
jenuh ganda (polyunsaturated) banyak terdapat
abetes dari kebiasaan makan yang berlebihan yang m
pada telur, lemak ikan salem dan tuna (Suprapti,
emicu timbulnya kegemukan. (Suprapti, 2017).
2017).
RINGKASAN PELAYANAN GIZI
KESIMPULAN

Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
Skrining Gizi di RSUD Dr.Doris Silvanus menggunakan Malnutrition Screening Tool-M
UST. Dari hasil skrining total skor yang didapat yaitu skor 4 dengan kesimpulan (resiko ti
nggi) dan perlu dilakukan assesmen lanjut dan setiap hari
•Assesment gizi
- Riwayat personal pasien menunjukan pasien pernah memiliki riwayat penyakit DM tipe
2
- Antropometri status gizi pasien kategori normal
- Biokimia pemeriksan natrium dari kategori rendah menjadi nomal, pemeriksaan kalium
masih kategori rendah, pemeriksaan kalsium masih kategori tinggi, pemeriksaan GDS dari
rendah menjadi normal
-Fisik klinis TD pasien kategori hipertensi
•Diagnosa gizi memprioritaskan domain intake karena asupan energi dan zat gizi pasien mengalami defisit
- Domain Intake (NI)
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan keluhan pasien mual dan nafsu makan menurun dibukti
kan dengan recall asupan zat gizi makro dan zat gizi mikro kategori defisit.
- Domain Klinis (NC)
NC 2.2.2 Perubahan nilai laboratorium khusus berkaitan dengan hipoglikemia dibuktikan dengan nilai Glu
kosa darah sewaktu pasien yaitu 66 mg/dl.
- Domain Perilaku (NB)
NB 1.1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan gizi berkaitan dengan kurangnya infor
masi dibuktikan dengan klien tidak pernah mendapatkan konseling/edukasi gizi sebelumnya.
Intervensi gizi untuk diet hipoglikemia dengan riwayat DM adalah diet DM 1500 kalori, bentuk makanan a
dalah makanan lunak
•Monitoring dan evaluasi
- Asupan makan pasien sudah membaik
- Antropometri status gizi pasien kategori normal
- Fisik/Klinis :TD 150/90 mmHg (tinggi)
- Biokimia :
Kalsium 1,17 mmol/L (tinggi)
Kalium 3,3 mmol/L (rendah)
•Edukasi gizi diet DM 1500 kalori
LAPORAN EDUKASI
PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA
KEGIATAN PKL ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ADELINE SWITENIA PUTRI


PO.62.31.3.17.393
•Topik

SATPEL EDUKASI
Topik edukasi yaitu Diabetes Melitus Tipe II
•Tempat
Ruang Bougenville Kelas III kamar 4 di RSUD Dr. Doris Silvanus Palangka Raya
•Waktu
Dilakukan hari Senin 9 September 2019, setelah makan pagi pukul 07.00 WIB
•TIU
Setelah dilakukan edukasi gizi diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui apa
itu penyakit DM dan diet DM 1500 kalori
•TIK
Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu:
-Memahami pengertian DM
-Memahami tentang prinsip 3J
-Memahami tujuan diet yang diberikan
-Mengetahui makanan yang dihidari/dibatasi serta makanan yang dianjurkan
-Mengetahui contoh menu 1 hari sesuai diet DM 1500 kalori
-Mengetahui 5 kunci sehat ala Diabetes
•Sasaran
Diberikan kepada pasien dan keluarga pasien yang menunggu
•Materi
-Menyampaikan pengertian DM.
-Menjelaskan tentang prinsip 3J
-Menyampaikan tujuan diet yang diberikan
-Menyampaikan makanan yang dihidari/dibatasi serta makanan yang dianjurkan
-Memberikan contoh menu 1 hari sesuai diet DM 1500 kalori
-Menyampaikan 5 kunci sehat ala Diabetes
•Metode
Ceramah dan tanya jawab
•Alat Peraga
Media Leaflet diet Diabetes Melitus Tipe II
•Evaluasi
Evaluasi struktur
Pasien berada ditempat pada saat proses edukasi gizi
Penyelenggaraan edukasi dilakukan di ruang Bougenville Kelas III kamar 4 di RSUD Dr. Doris Silvanus Palangk
a Raya
Evaluasi Proses
Pasien antusias mendengarkan edukasi
Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
Evaluasi Hasil
Pasien memahami tentang materi edukasi yang telah disampaikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1. Daftar Pertanyaan
(Untuk keluarga Pasien)
- Konselor : Apa yang ibu ketahui tentang diabetes militus?
Pasien : Penyakit gula
- Konselor : Apa ada yang tidak dipahami untuk pembagian menu?
Pasien : Tidak ada

(Untuk konselor)
Pasien : Apa nanas boleh dikonsumsi?
Konselor : Nanas boleh dikonsumsi, namun porsinya jangan berlebihan, kalau bisa hanya
1 biji atau setengah potong aja
Pasien : Gula yang dikonsumsi sebaiknya gula apa?
Konselor : Lebih ke gula khusus, seperti gula jagung jangan gula biasa (gula pasir)
Pasien : Cek gula darah berapa kali seminggu?
Konselor : Kalau di puskesmas mengecek gula darah minimal 1 bulan sekali, namun jika
masih dalam proses kontrol sebaiknya ikuti anjuran dokter saja
Konseling gizi merupakan proses pemberian dukungan pada penderita yang ditandai hu
bungan kerjasama antara konselor dengan penderia dalam menentukan prioritas, tujuan,
merancang kegiatan dan membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisiny
PEMBAHASAN a (Putri et al, 2017).
Nanas
Penderita diabetes sebaiknya tidak terlalu sering mengkonsumsi pisang yang rasanya ma
nis seperti kedua pisang di atas, karena kandungan fruktosanya cukup tinggi dan juga b
uah-buahan berkalori tinggi seperti pisang, pepaya, mangga, sawo, apel, rambutan, duk
u, durian, jeruk, dan nanas juga perlu dibatasi (Rahmawati et al, 2011).
Gula
Adapun jenis makanan yang dibatasi oleh adalah makanan yang manis dan nasi yang be
rlebih, serta mengganti gula dengan gula jagung atau tropicana, kepatuhan diet DM jug
a dapat dilihat dari jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah porsi makanan, frekuensi
makan serta makanan yang dibatasi.
Kontrol Gula Darah
Kontrol kadar gula darah sangat diperlukan karena kadar glukosa yang meningkat dapat
menyebabkan resiko terjadinya ulkus pada kaki dan sukar untuk disembuhkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai